Gambaran Umum Tentang PT. Bank Aceh Cabang Lhokseumawe

BAB III PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN SEBAGAI SALAH SATU

KEWAJIBAN BANK DI PT. BANK ACEH CABANG LHOKSEUMAWE

A. Gambaran Umum Tentang PT. Bank Aceh Cabang Lhokseumawe

PT. Bank Aceh Cabang Lhokseumawe sebagai salah satu kantor cabang dari PT. Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh disingkat PT. Bank BPD Aceh. Riwayat dan perubahan nama serta badan hukum PT. Bank BPD Aceh pada tanggal 19 Nopember 1958 didirikan berbentuk Naamloze Vennootschap NV yang lebih dikenal dengan sebutan NV Bank Kesejahteraan Aceh BKA .101 Kemudian pada tanggal 6 Agustus 1973 berubah namanya menjadi Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh BPD IA, selanjutnya pada tanggal 5 Februari 1993 menjadi Perusahaan Daerah Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh PD. BPD IA hingga pada tanggal 7 Mei 1999 diubah namanya menjadi PT. Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh PT. Bank BPD Aceh. Fokus dalam penelitian lapangan berada pada PT. Bank Aceh Cabang Lhokseumawe. Gambaran tentang PT. Bank Aceh Cabang Lhokseumawe mendeskripsikan sejarah dan profil bank serta kontribusinya dalam pembangunan daerah di Provinsi Nangro Aceh Darussalam. Ide Pembentukannya berawal pada saat pembentukan 101 M. Yahya Harahap, Hukum Perseroan Terbatas, Jakarta: Sinar Grafika, 2009, hal. 21-22. Perseroan Terbatas PT pada masa lalu disebut dengan nama Naamloze Vennootschap NV atau company limited by shares. Dasar hukum NV dapat dilihat dalam Buku Pertama Titel Ketiga KUHD yang berjudul tentang Perseroan Terbatas terdiri dari Pasal 36-56, hanya ada 26 pasal saja yang mengatur tentang NV sehingga benar-benar sangat singkat sekali pengaturannya. Bahkan pengaturan prinsip kehatian-hatian tidak dituangkan dalam KUHD tersebut. Universitas Sumatera Utara Propinsi Daerah Istimewa Aceh di tahun 1956 yang pada masa itu Pemerintah Daerah belum memiliki bank tersendiri sebagai alat kelengkapan Pemerintah Daerah. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut, meningkatkan taraf hidup rakyat Aceh serta menambah Pendapatan Asli Daerah PAD, maka Pemerintah Daerah Pemda memandang perlu adanya lembaga keuangan milik daerah yang berperan sebagai bank pembangunan di samping bank-bank pemerintah yang telah ada sebelumnya. Ide pembentukan bank daerah tersebut, mendapatkan dukungan sepenuhnya dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD Propinsi Aceh di Kutaradja. Hal ini ditandai dengan terbitnya Surat Keputusan Nomor 7DPRD5 tanggal 7 September 1957 selanjutnya Pemda Propinsi Aceh melalui Akte Notaris, Mula Pangihutan Tamboenan di Kutaradja Nomor 1 tanggal 1 April 1958, mendirikan Perseroan Terbatas Naamloze Vennootschap dengan nama Bank Kesejahteraan Aceh NV. Untuk adanya legalitas operasionalnya, yang telah dimulai sejak tanggal 19 November 1958, bank ini telah pula mendapat izin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 12096BUM11 tertanggal 2 Februari 1960 serta pengesahan sebagai Badan Hukum dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor J.A.S229 tanggal 18 Maret 1960. Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan UU No.13 Tahun 1962 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah. Bank Kesejahteraan Aceh NV tersebut kemudian menyesuaikan diri dengan undang-undang dimaksud. Untuk itu Pemda menetapkan Peraturan Daerah Perda Nomor 12 tahun 1963 tertanggal 20 Universitas Sumatera Utara Desember 1963 tentang Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh. Atas dasar kekuatan Perda tersebut, Gubernur Aceh melalui Surat Keputusan Nomor 541973 tertanggal 17 April 1973 menetapkan pelaksanaan pengalihan Bank Kesejahteraan Aceh NV menjadi Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh BPD IA. Secara resmi pengalihan dilaksanakan pada tanggal 6 Agustus 1973 yang kemudian diperingati sebagai hari jadi BPD IA. Sejalan dengan perkembangan di sektor moneter di tanah air dan untuk memberi ruang gerak yang optimal, BPD IA harus melakukan beberapa perubahan atas isi Perda, khususnya di sektor permodalan, yaitu Perda Nomor 10 Tahun 1974, Perda Nomor 6 Tahun 1978, Perda Nomor 5 Tahun 1982, dan Perda Nomor 8 Tahun 1988. Sejalan dengan tuntutan perkembangan ekonomi makro dan untuk menyesuaikan dengan ketentuan-ketentuan perbankan di dunia internasional, Pemerintah mengeluarkan UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah melalui UU No.10 Tahun 1998. Menindaklanjuti pelaksanaan UU No.7 Tahun 1992 jo UU No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan tersebut, Menteri Dalam Negeri mengeluarkan Peraturan Menteri Nomor 8 Tahun 1992 tentang Penyesuaian Peraturan Pendirian Bank Pembangunan Daerah dengan UU No.7 Tahun 1992 jo UU No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan antara lain memberi kebebasan kepada BPD IA untuk memilih salah satu dari empat bentuk badan hukum, yakni, Perusahaan Perseroan, Perusahaan Daerah, Koperasi, Universitas Sumatera Utara dan Perseroan Terbatas. 102 Sehingga dengan melihat kepada misi dan tujuan pendirian BPD IA untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah di segala bidang, BPD IA memilih bentuk hukum sebagai Perusahaan Daerah yang ditetapkan di dalam Perda Nomor 3 Tahun 1993 tertanggal 5 Februari 1993 sehingga namanya berubah menjadi Perusahaan Daerah Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh PD BPD IA. Perubahan bentuk badan hukum Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh kembali dilakukan. Diawali dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1998 tertanggal 4 Februari 1998 tentang Bentuk Badan Hukum Bank Pembangunan Daerah yang menetapkan bahwa bentuk hukum Bank Pembangunan Daerah dapat berupa Perusahaan Daerah atau Perseroan Terbatas. Bentuk badan hukum sebagai Perusahaan Daerah dinilai tidak sesuai lagi dengan kondisi perbankan saat ini, maka untuk mendukung gerak dan kinerja bank, serta untuk menyesuaikan dengan ketentuan-ketentuan Perbankan di tanah air, PD BPD IA diganti menjadi badan hukum sebagai Perseroan Terbatas PT, sehingga dengan demikian nama bank berubah menjadi PT. Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh PT. Bank BPD Aceh. Pertimbangan lain, memilih bentuk hukum menjadi Perseroan Terbatas sehubungan dengan keikutsertaan PT. Bank BPD Aceh dalam Program Rekapitalisasi berupa peningkatan permodalan bank yang ditetapkan melalui keputusan bersama oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dan Gubernur Bank Indonesia Nomor 102 Lihat Pasal 21 UU No.7 Tahun 1992 jo UU No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Universitas Sumatera Utara 53KMK.0171999 dan Nomor 3112KEPGBI tertanggal 8 Februari 1999 tentang Pelaksanaan Program Rekapitalisasi Bank Umum yang kemudian ditindaklanjuti dengan penandatanganan Perjanjian Rekapitalisasi antara Pemerintah Republik Indonesia, Gubernur Bank Indonesia, dan PT. Bank BPD Aceh di Jakarta pada tanggal 7 Mei 1999. Atas pertimbangan demikian, sebagai salah satu persyaratan keikutsertaan dalam Program Rekapitalisasi, maka seluruh bank daerah termasuk di Aceh diwajibkan merubah bentuk badan hukum dari Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas PT. Berdasarkan Pasal 7 ayat 1 UU No.5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah, modal Perusahaan Daerah terdiri untuk seluruhnya atau untuk sebagian dari kekayaan Daerah yang dipisahkan. Artinya sebahagian atau seluruhnya harus dimiliki oleh Pemda setempat. Sebahagian dalam arti harus memiliki modal lebih dari 50 persen dari modal keseluruhan. Dapat diketahui bahwa modal yang disetorkan pemilik di dalam PT. Bank BPD Aceh terdiri dari: modal Pemerintah Provinsi NAD 21,63, modal Pemerintah KabupatenKota 33,26, dan selebihnya modal Pemerintah Pusat 45,11 sehingga total modal 100. 103 Sebagai bank daerah di Aceh, PT. Bank BPD Aceh khususnya Cabang Lhokseumawe telah banyak memberikan kontribusi bagi pembangunan daerah. PT. Bank BPD Aceh khususnya Cabang Lhokseumawe merupakan salah satu alat kelengkapan ekonomi daerah di bidang keuanganperbankan. Dalam menjalankan 103 H. Aminullah Usman, “Pengenalan Bank BPD Aceh”, Modul PT. Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh yang ditulis oleh Direktur Utama PT. Bank BPD Aceh, H. Aminullah Usman, hal. 1. Universitas Sumatera Utara usahanya sebagai bank umum sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, mempunyai peranan baik secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap pembangunan khususnya di daerah Aceh. Peranan PT. Bank BPD Aceh khususnya Cabang Lhokseumawe secara langsung dalam pembangunan daerah di Aceh di antaranya: 104 1. Memberikan kontribusi sumbangan pendapatan daerah kepada Pemda tingkat I dan tingkat II berupa dana pembangunan dan deviden yang ditetapkan dari bagian laba bank; 2. Bertindak sebagai pemegang kasdana daerah sebagaimana ditetapkan oleh UU No.5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah melalui UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 3. Menampung tenaga kerja di daerah dengan memberikan kontribusi yang layak; 4. Bertindak sebagai pembina dan pengawas teknis lembaga pedesaan dan Bank Perkreditan Rakyat milik Pemda; 5. Membina pengusaha golongan ekonomi lemah dengan jalan memberikan bantuan pembiayaan peningkatan segala usaha, penyaluran dan bimbingan untuk meningkatkan kemauan koperasi dan pemasaran sehingga berkembang 104 Wawancara dengan Bapak Effendi Baharuddin, Pimpinan PT. Bank Aceh Cabang Lhokseumawe, tanggal 09 Mei 2012. Universitas Sumatera Utara usaha padat karya untuk membantu meningkatkan pendapatan masyarakat; dan 6. Bertindak sebagai penyalur gaji dan pensiun kepada Pegawai Negeri Sipil. Selain peranan PT. Bank BPD Aceh khususnya Cabang Lhokseumawe dapat memberikan kontribusi kepada pembangunan daerah Aceh, juga secara langsung berkontribusi terhadap Pemerintah Pusat. Partisipasi PT. Bank BPD Aceh terhadap Pemerintah Pusat sebagai salah satu Bank Umum Milik Daerah BUMD dapat menyalurkan pajak perseroan dan pajak penghasilan di NAD dan Pemerintah Pusat. Sedangkan perannya secara tidak langsung dalam pembangunan dapat meningkatkan sektor dunia usaha dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang direncanakan melalui penyaluran kredit ke berbagai sektor ekonomi. Peranan PT. Bank BPD Aceh khususnya Cabang Lhokseumawe dapat pula meningkatkan pemanfaatan potensi dan sumber-sumber kekayaan daerah dalam rangka pelaksanaan ekonomi yang nyata, dinamis, dan bertanggung jawab. Sebagai alat kelengkapan ekonomi daerah, PT. Bank BPD Aceh khususnya Cabang Lhokseumawe memiliki tugas antara lain: sebagai salah satu sumber pendapatan daerah, sebagai pemegang kas daerah dan atau melaksanakan penyimpanan uang daerah, dan sebagai penggerak serta pendorong laju pertumbuhan ekonomi daerah di Aceh- Lhokseumawe. Dalam menjalankan usahanya, PT. Bank BPD Aceh khususnya Cabang Lhokseumawe berperan sebagai bank umum sebagaimana yang ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk melaksanakan maksud Universitas Sumatera Utara dan tujuannya, PT. Bank BPD Aceh khususnya Cabang Lhokseumawe melaksanakan usaha-usaha antara lain: 105 1. Memberikan kredit; 2. Menerbitkan surat jaminan bank bank garansi; 3. Membeli, menjual, atau meminjam atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya; 4. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito, tabungan, dan bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu; 5. Memindahkan uang untuk kepentingan sendiri maupun demi kepentingan nasabahnya; 6. Mendapatkan dana, meminjam dana atau meminjamkan dana kepada bank lain; 7. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat-surat berharga dan melakukan perhitungan dengan pihak ketiga; 8. Menerbitkan surat pengakuan hutang; 9. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh lembaga perbankan sepanjang tidak bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku. PT. Bank BPD Aceh saat ini memiliki 1 satu kantor pusat, 1 satu kantor pusat operasional Banda Aceh, 10 sepuluh kantor cabang, 1 satu kantor cabang syariah, 7 tujuh kantor cabang pembantu, dan 18 delapan belas kantor kas. Kantor cabang tersebut terdiri dari: cabang Sinabang, Lhokseumawe, Langsa, Takengon Meulaboh, Kutacane, Sigli Blang Pidie, Bireuen, Sabang, Tapak Tuan, dan Cabang Syariah Banda Aceh. Sementara total asset yang dimiliki PT. Bank BPD Aceh secara keseluruhan mencapai Rp.4,188 Triliyun empat koma seratus delapan puluh delapan triliyun, total karyawankaryawati 623 enam ratus dua puluh tiga orang, dan persentase tingkat kesehatan bank 94,94 sembilan puluh empat koma sembilan puluh empat persen. 106 105 H. Aminullah Usman, Op. cit, hal. 3-4. 106 Ibid, hal. 4. Universitas Sumatera Utara

B. Prinsip Kehati-Hatian Menurut Standar Operasional Prosedur di PT. Bank Aceh Cabang Lhokseumawe