parsial hanya variabel reputasi underwriter yang berpengaruh
signifikan terhadap underpricing.
9. Sri Retno Handayani 2008 Handayani 2008 memiliki penelitian dengan judul : ” Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Pada Penawaran
Umum Perdana Studi Kasus Pada Perusahaan Keuangan yang Go
Publik di Bursa Efek Jakarta Tahun 2000-2006”. Variabel yang diuji adalah
Debt to Equity Ratio, ROA, Earning per Share, Umur Perusahaan
, Ukuran Perusahaan, dan Presentasi penawaran Saham. Model analisa yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan
hasil
terdapat pengaruh yang signifikan antara Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Earning Per Share , Umur Perusahaan , Ukuran
Perusahaan dan Persentase Penawaran Saham secara bersama-sama terhadap
Underpricing, hal ini dibuktikan sig F 0,31 0,05.
2.3 Kerangka Konseptual
Underpricing adalah keadaan dimana harga saham saat IPO lebih rendah dibanding ketika diperdagangkan di pasar sekunder. Pada dasarnya penentuan
harga saham pada saat penawaran perdana ke publik dilakukan berdasarkan kesepakatan antara perusahaan emiten dengan
underwriter , sedangkan harga saham yang terjadi di pasar sekunder merupakan hasil mekanisme pasar yaitu
berdasarkan pada permintaan dan penawaran yang terjadi.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Ross 2004 : 548 “ underpricing tend to be attributable to firms
with little or no sales in the prior year. These firms tend to be young firms and uncertain prospect”. Hal ini berarti bahwa tingkat profitabilitas perusahaan dan
umur perusahaan dapat menjadi faktor indikasi terjadinya underpricing pada suatu
perusahaan. Selain profitabilitas perusahaan, variabel rasio keuangan lain yang digunakan adalah
Financial Leverage dan Ukuran Perusahaan Firm Size sedangkan untuk variabel non keuangan digunakan
Umur Perusahaan. Terjadinya
underpricing dapat juga terjadi karena adanya asimetri informasi yang berkaitan dengan pasar modal. Informasi keuangan dan non keuangan yang
terkandung dalam prospektus merupakan ketentuan yang harus dimiliki perusahaan
go public. Dengan adanya informasi dalam prospektus tesebut diharapkan akan dapat mempengaruhi keputusan investor dalam menanamkan
modalnya pada perusahaan yang akan go public, sehingga perusahaan sebagai
emiten di bursa akan mendaptkan return yang maksimal untuk meningkatkan
kinerja perusahaan. Informasi keuangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Return On Assets dan Financial Leverage. Sedangkan informasi non keuangan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan dan umur perusahaan.
ROA menjadi salah satu rasio profitabilitas untuk menegetahui tingkat pengembalian saham atas aset yang dimiliki oleh perusahaan. ROA digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan investasi yang telah ditanamkan untuk mendapatkan laba . Investor melihat seberapa besar kemampuan perusahaan
dalam mendapatkan laba dari investasi yang ditanamnya apabila
Universitas Sumatera Utara
menginvestasikan sahamnya pada perusahaan tersebut. Rasio profitabilitas karena profitabilitas yang tinggi mengurangi ketidakpastian bagi investor sehingga
menurunkan tingkat underpricing.
Financial leverage merupakan tingkat sampai sejauh mana sekuritas dengan laba tetap hutang dan saham preferen digunakan dalam struktur modal
perusahaan Brigham Houston 2006:17. Rasio ini pada umumnya disebut juga
rasio utang debt ratio, untuk mengukur persentase dana yang disediakan oleh
kreditur. Tingkat pengembalian investasi cenderung rendah karena besarnya utang yang harus ditanggung perusahaan. Pengaruh investor dalam informasi ini
menyebabkan harga saham yang ditawarkan mengalami underpricing.
Ukuran perusahaan firm size merupakan faktor yang juga mempengaruhi
investor dalam mengambil keputusan pada saham yang IPO. Karena semakin besar perusahaan dan semakin dikenal oleh masyarakat, maka semakin banyak
informasi yang bisa diperoleh investor dan semakin kecil pula ketidakpastian yang dimiliki oleh investor.
Perbedaan yang didasari berapa lama perusahaan berdiri, mencerminkan bahwa perusahaan memiliki pengalaman yang tidak sedikit dalam menjalankan
usahanya. Umur juga menunjukkan bahwa panjangnya sejarah yang menjadikan perusahaan tersebut lebih matang. Semakin lama perusahaan berdiri, maka
semakin banyak pula informasi yang dapat diperoleh publik mengenai kegiatan perusahaan. Sehingga akan mengurangi ketidakpastian informasi di masa yang
akan datang. Perusahaan yang sudah lama berdiri menunjukan bahwa perusahaan
Universitas Sumatera Utara
tersebut mampu bersaing dengan perusahaan lain dibidangnya. Hal ini juga akan mempengaruhi kepercayaan investor terhadap perusahaan.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, kerangka konseptual yang menjadi dasar penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Sumber : Ross 2004 dan Hayati 2007, dimodifikasi
Return on Assets
Financial Leverage
Underpricing Y
Firm Size
Umur Perusahaan
Universitas Sumatera Utara
2.4 Hipotesis