melakukan IPO tersebut. Variabel underpricing dihitung dengan menggunakan
initial return dengan menghitung selisih antara harga penawaran umum perdana dengan sekunder pada penutupan hari pertama. Menurut Febrina 2004:27
underpricing dihitung dengan menggunakan initial return yang dihitung dengan rumus:
Keterangan : Closing Price adalah harga penutupan saham pada hari pertama di bursa efek.
Offerring Price adalah harga yang ditawarkan oleh emiten pada saat penjualan perdana di pasar primer.
2.1.6 Return On Assets ROA
ROA menjadi salah satu rasio profitabilitas untuk mengetahui tingkat pengembalian saham atas aset yang dimiliki oleh perusahaan. ROA digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan investasi yang telah ditanamkan untuk mendapatkan laba. Investor melihat seberapa besar kemampuan perusahaan
dalam mendapatkan laba dari investasi yang ditanamnya pada perusahaan tersebut. Rasio profitabilitas karena profitabilitas yang tinggi mengurangi
ketidakpastian bagi investor sehingga menurunkan tingkat underpricing.
Menurut Brigham Houston 2006:109 , rumus yang digunakan untuk memperoleh ROA adalah :
Universitas Sumatera Utara
2.1.7 Financial Leverage
Financial leverage merupakan tingkat sampai sejauh mana sekuritas dengan laba tetap hutang dan saham preferen digunakan dalam struktur modal
perusahaan Brigham Houston 2006:17. Rasio ini pada umumnya disebut juga
rasio utang debt ratio, untuk mengukur persentase dana yang disediakan oleh
kreditur. Tingkat pengembalian investasi cenderung rendah karena besarnya utang yang harus ditanggung perusahaan. Pengaruh investor dalam informasi ini
menyebabkan harga saham yang ditawarkan mengalami underpricing. Financial
leverage dihitung dengan membuat perbandingan antara total hutang dengan total aktiva, yang menunjukkan berapa bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin
utang. Rasio
leverage yang tinggi mencerminkan bahwa perusahaan memiliki kewajiban yang besar. Sehingga apabila pemodal menginvestasikan sahamnya
akan memungkinkan investor tidak mendapatkan return dari saham yang
dimilikinya. Menurut Wati dalam Aiza Hayati , 2007:12, semakin tinggi tingkat leverage, semakin tinggi pula tingkat risiko perusahaan dan tentunya investor
akan mempertimbangkan hal ini untuk proses pengambilan keputusan.
2.1.8 Firm Size
Ukuran perusahaan firm size merupakan faktor yang juga mempengaruhi
investor dalam mengambil keputusan pada saham yang IPO. Karena semakin besar perusahaan dan semakin dikenal oleh masyarakat, maka semakin banyak
informasi yang bisa diperoleh investor dan semakin kecil pula ketidakpastian yang
Universitas Sumatera Utara
dimiliki oleh investor. Secara teoritis perusahaan yang lebih besar mempunyai kepastian
certainty yang lebih besar daripada perusahaan kecil sehingga akan mengurangi tingkat ketidakpastian mengenai prospek perusahaan ke depan.
Dapat dinyatakan sebagai kecilnya tingkat resiko investai perusahaan berskala besar dalam
jangka panjang. Sedangkan pada perusahaan berskala kecil tingkat ketidakpastian di masa yang akan datang besar, sehingga tingkat risiko investasinya lebih besar dalam
jangka panjang Nurhidayati dan Indriantoro 1998 dalam Handayani 2008:30.
Ketika akan go public, perusahaan akan menerbitkan prospektus yang berisi
tentang keterangan dan informasi yang dibutuhkan oleh publik untuk dapat menilai baik tidaknya perusahaan yang bersangkutan, wajar tidaknya harga yang
ditawarkan, bagaimana prospek perusahaan di hari mendatang dan lain sebagainya. Investor sebagai pemodal yang akan membeli saham perusahaan di
pasar sekunder membutuhkan informasi mengenai perusahaan yang akan digunakan untuk mengambil keputusan.
Apabila perusahaan tersebut lebih banyak dikenal oleh publik, maka semakin mudah informasi mengenai perusahaan akan didapat. Besar perusahaan
bagi investor merupakan indikasi bahwa perusahaan tersebut memiliki kemampuan lebih besar dalam mengembalikan investasinya. Besarnya ukuran
perusahaan ditentukan oleh jumlah aktiva yang tercatat dalam neraca. Apabila jumlah yang tercatat dalam neraca menggambarkan besarnya ukuran perusahaan,
maka jumlah sebenarnya perusahaan ditentukan oleh appraiser atau penilai
kekayaan perusahaan. Penilai appraiser mempunyai keahlian melakukan
penilaian kembali untuk menentukan nilai wajar kekayaan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.9 Umur Perusahaan