4. Pasar Keempat Pasar keempat adalah sarana transaksi jual-beli antara investor jual dan
investor beli tanpa melalui perantara efek.transaksi ini dilakukan secara tatap muka dan dilaksansakan oleh para investor besar karena dapat menghemat
biaya transaksi daripada dilakukan di pasar sekunder. Ciri-ciri pasar keempat :
a. Investor beli dan investor jual bertransaksi langsung lewat ECN. b. Harga terbentuk dalam tawar menawar langsung antara investor beli dan
investor jual. c. Investor menjadi anggota ECN,
central custodian, dan central clearing. d. ECN,
central custodian, dan central clearing terjalin dalam satu sistem jaringan perdagangan.
e. ECN terdaftar sebagai Bursa Efek.
2.1.4 Initial Public Offering IPO
Dimulai dari keinginan untuk meningkatkan return perusahaan maka
diperlukanlah investasi yang lebih banyak pula sebagai tambahan modal perusahaan. Menjual sebagian sahamnya kepada masyarakat dalam hal ini
investor adalah solusi atas tambahan modal tersebut. Perusahaan dikatakan go
public ketika perusahaan itu menjual penerbitan pertama sahamnya dalam penawaran umum kepada investor. Penjualan saham pertama ini dikenal
sebagai penawaran publik awal, atau IPO atau initial public offering Brealey
2007:414.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Ross 2004:543 initial public offering IPO is the first
public equity issue that is made by a company or unseasoned new issue . artinya yaitu penjualan saham perdana yang dilakukan oleh perusahaan dan
siftanya tidak berkala. Pendapat lainnya tentang IPO yakni terjadi pada saat saham terlebih dahulu dijual di pasar perdana
primary market Sri, 2005 dalam Hayati, 2007. IPO disebut dengan penawaran primer ketika saham
baru dijual untuk menggalang kas tambahan untuk perusahaan. IPO bisa pula disebut sebagai penawaran sekunder ketika pendiri perusahaan dan pemodal
ventura menguangkan sebagian keuntungannya dengan menjual saham. Jadi penawaran sekunder oleh sebab itu tidak lebih dari penjualan saham dari
investor awal peusahaan kepada investor baru, dan kas yang digalang dalam penawaran kedua tidak mengalir ke perusahaan. Tentu, IPO bisa dan
umumnya bersifat sekaligus primer maupun sekunder. Begitu perusahaan memutuskan
go public, tugas pertama mereka adalah memilih para penjamin. Penjamin
underwriter adalah perusahaan perbankan investasi yang bertindak sebagai bidan keuangan bagi emisi
penerbitan saham baru Brealey 2007: 415. Biasanya mereka memainkan tiga peran, yakni memberi perusahaan saran prosedural dan finansial, lalu
membeli sahamnya, dan akhirnya menjualnya kembali kepada publik. IPO yang kecil hanya memiliki satu penjamin, tapi emisi yang besar biasanya
memerlukan sindikasi penjamin yang membeli penerbitan saham dan menjualnya kembali.
Universitas Sumatera Utara
Pengaturan penjaminan pada umumnya disebut firm commitment ,
para penjamin membeli sekuritas dan menjualnyakembali kepada publik. Para penjamin akan menerima bayaran dalam bentuk
spread selisih penjaminan. Artinya mereka diizinkan menjual saham pada harga yang sedikit lebih tinggi
daripada yang mereka bayar untuk saham itu. Hal ini berarti menunjukkan bahwa penjamin berisiko tidak mampu menjual saham pada harga penawaran
yang telah ditetapkannya. Risiko ini dapat diatasi dengan menggunakan strategi menjual saham sebanyak mungkin bukan dengan memperbesar nilai
spread-nya terlebih dahulu karena nilai saham akan berfluktuasi sesuai dengan tingkat permintaannya kelak.
Kegiatan mendaftarkan emiten pada bursa efek melalui pihak ketiga dalam hal ini adalah
underwriter, dan menjual saham pada investor adalah kegiatan yang disebut IPO atau melemparkan saham pada publik. Penetapan
harga IPO sangat penting, mengingat penetapan harganya sebagai penentu sukses tidaknya IPO tersebut. IPO bisa sukses apabila sahamnya diminati
investor. Saham perusahaan pada awalnya ditawarkan di pasar pertama, yaitu
kepada penjamin emisi underwriter sebagai pihak ketiga yang melakukan
negosiasi kesepakatan harga saham dengan perusahaan. Bagi perusahaan harga saham di pasar perdana ditawarkan dengan harga yang setinggi-
tingginya. Sebaliknya bagi penjamin emisi harga akan disepakati pada harga terendah, karena akan mengurangi risiko pada pasar sekunder atau bursa efek.
Universitas Sumatera Utara
Dalam IPO terdapat tiga pelaku yang berperan penting sebagai penentu harga saham, yaitu perusahaan emiten,
underwriter, dan para investor. Perusahaan dan
underwriter berperan dalam menentukan harga saham di pasar perdana, dan
underwriter memiliki informasi yang tidak dimiliki oleh perusahaan mengenai pasar saham. Sedangkan informasi yang
dimiliki oleh investor berbeda dengan informasi yang dimiliki oleh underwriter. Perbedaan informasi inilah yang akan menentukan harga saham
di pasar sekunder. Faktor harga IPO yang dianggap relevan tidak menjadi alasan yang
kuat bagi para investor yang pada akhirnya memutuskan untk membeli saham perusahaan. Faktor-faktor internal dan prospek perusahaan pada masa yang
akan datanglah yang menarik perhatian para investor karena setiap investor pasti berhati-hati dalam memutuskan untuk menanamkan modalnya di
perusahaan tertentu. Saat penjamin berhasil memberikan informasi yang meyakinkan di mata para investor, tentu akan terjadi peningkatan permintaan
atas saham tersebut. Permintaan yang semakin bertambah akan menambah nilai saham dan berujung kepada peningkatan pendapatan oleh penjamin itu
sendiri. Keadaan inilah yang dapat menjadikan harga saham perusahaan yang turut meningkat di pasar sekunder atau yang biasa disebut dengan
underpricing. 2.1.5
Underpricing
Pada dasarnya penentuan harga saham pada saat penawaran perdana ke publik dilakukan berdasarkan kesepakatan antara perusahaan emiten dengan
Universitas Sumatera Utara
underwriter , sedangkan harga saham yang terjadi di pasar sekunder merupakan hasil mekanisme pasar yaitu berdasarkan pada permintaan dan penawaran yang
terjadi. Terjadinya underpricing dapat juga terjadi karena adanya asimetri
informasi yang berkaitan dengan pasar modal. Saputra, 2008:39. Pada awalnya, perusahaan dan penjaminnya menetapkan harga penerbitan.
Untuk mengukur berapa tinggi nilai saham, mereka dapat melakukan perhitungan arus kas yang didiskontokan atau dengan melihat rasio harga-laba
price earning saham pesaing utama perusahaan emiten penerbit saham. Penjamin juga
melakukan kagiatan temu-wicara yang memberi penjamin dan manajemen perusahaan kesempatan berbicara dengan para investor potensial.para investor
bisa memperlihatkan reaksi mereka terhadap penerbitan ini, mengusulkan apa yang mereka anggap sebagai harga yang adil, dan menunjukkan berapa banyak
saham yang akan mereka beli. Ini memungkinkan penjamin membuat pembukuan kemungkinan pemesanan. Meskipun tidak terikat pada isyarat yang mereka
berikan tersebut, para investor sadar bahwa jika mereka ingin tetap memiliki reputasi yang baik di mata pihak penjamin, mereka tidak akan melanggar janji
tentang ekspresi minat mereka. Para manajer perusahaan ingin mengamankan harga setinggi mungkin untuk
saham mereka, tapi para penjamin cenderung berhati-hati karena mereka bisa menanggung saham tak terjual jika mereka salah mengestimasi permintaan
investor terlalu tinggi. Akibatnya para penjamin biasanya mencoba memperendah harga penawaran publik awal. Cara inilah yang dikenal dengan
underpricing, cara
Universitas Sumatera Utara
yang menurut mereka mampu untuk membujuk investor membeli saham dan mengurangi biaya pemasaran emisi kepada pelanggan.
Penting untuk diketahui bahwa underpricing tidak berarti bahwa tiap orang
bisa kaya dengan membeli saham pada saat IPO. Jika emisinya di- underpriced,
semua orang mau membelinya dan penjamin tidak akan mempunyai cukup saham untuk diputar. Karena itu investor cenderung hanya mendapatkan sedikit saham
dari emisi yang menggairahkan ini. Jika dihargai lebih tinggi dari seharusnya overpricing, investor lain tidak akan menginginkannya. Maka diperlukan kehati-
hatian dalam menentukan pilihan berinvestasi. Informasi yang cukup tentang perusahaan dan kemampuan penjamin meyakinkan investor menjadi pokok
penentunya. Menurut Brealey 2007:416,
underpricing merupakan kegiatan
menerbitkan sekuritas pada harga penawaran yang ditetapkan di bawah nilai sekuritas sebenarnya. Menurut J. Gitman 2009:515,
underpricing is a stock sold at a price below its’ current market price Po. Menurut Ross 2004:551 for
initial public offerings, the stock typically rises substantially after the issue date. This is a cost to the firm because the stock is sold for less than its efficient price in
the aftermarket. Dari ketiga definisi yang sudah dipaparkan maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
underpricing adalah keadaan dimana harga saham saat IPO lebih rendah dibanding ketika diperdagangkan di pasar sekunder.
Perusahaan yang mengalami underpricing pada saat IPO dapat dipastikan
memiliki harga saham yang tinggi di masa yang akan datang dalam jangka pendek. Untuk jangka panjang akan ditentukan oleh kinerja perusahaan setelah
Universitas Sumatera Utara
melakukan IPO tersebut. Variabel underpricing dihitung dengan menggunakan
initial return dengan menghitung selisih antara harga penawaran umum perdana dengan sekunder pada penutupan hari pertama. Menurut Febrina 2004:27
underpricing dihitung dengan menggunakan initial return yang dihitung dengan rumus:
Keterangan : Closing Price adalah harga penutupan saham pada hari pertama di bursa efek.
Offerring Price adalah harga yang ditawarkan oleh emiten pada saat penjualan perdana di pasar primer.
2.1.6 Return On Assets ROA