Kondisi Kerja Hubungan Kerja

Konsisten dengan penelitian Arymurti 2006 yang menemukan bahwa pelaksanaan pemberian insentif mempunyai hubungan yang kuat dengan kinerja sumber daya manusia. Untuk dapat mengikuti segala perkembangan yang ada dan tercapainya tujuan suatu organisasi rumah sakit maka perlu adanya suatu motivasi agar pegawai mampu bekerja dengan baik, dan salah satu motivasi itu adalah dengan memenuhi keinginan-keinginan pegawai antara lain: gaji atau upah yang baik, pekerjaan yang aman, suasana kerja yang kondusif, penghargaan terhadap pekerjaan yang dilakukan, pimpinan yang adil dan bijaksana, pengarahan dan perintah yang wajar, organisasi atau tempat kerja yang dihargai masyarakat atau dengan mengupayakan insentif yang besarannya proporsional dan juga bersifat progresif yang artinya sesuai dengan jenjang karir, karena insentif sangat diperlukan untuk memacu kinerja para pegawai agar selalu berada pada tingkat tertinggi optimal sesuai kemampuan masing-masing. Sesuai penelitian Lupiah dkk 2009 bahwa insentif merupakan salah satu penghargaan yang dikaitkan dengan prestasi kerja. Semakin tinggi prestasi kerjanya, semakin besar pula insentif yang diberikan. Jika insentif yang diterima tidak dikaitkan dengan prestasi kerja, tetapi bersifat pribadi, maka mereka akan merasakan adanya ketidakadilan, dan ketidakadilan ini dapat mengakibatkan ketidakpuasan yang pada akhirnya dapat memengaruhi perilaku.

g. Kondisi Kerja

Kondisi kerja sebagai indikator motivasi ekstrinsik yang dominan mendorong perawat pelaksana dalam melakukan asuhan keperawatan adalah asuhan keperawatan Universitas Sumatera Utara didukung ruang kerja yang sesuai dengan alur kerja yang dinyatakan selalu oleh 56,63 responden. Sesuai penelitian Lupiah dkk 2009 bahwa kondisi kerja yang baik sangat mendukung kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Kesadaran akan pentingnya lingkungan kerja yang kondusif bagi perawat yang akan sangat berpengaruh terhadap pelayanan keperawatan, terus ditingkatkan oleh para perawat baik secara individual maupun oleh pihak rumah sakit. Kondisi kerja adalah suatu kondisi psikologis yang dialami karyawan dalam melaksanakan tugas di tempat kerjanya. Perawat akan termotivasi dalam bekerja jika ada faktor-faktor yang mendorong timbulnya semangat kerja yang menyentuh kebutuhan hidupnya contohnya kondisi kerja yang baik. Perawat yang memiliki kinerja baik dan menyatakan bahwa kondisi kerja dimana mereka bekerja cukup baik bahkan kondisi kerja yang kurang baik, hal ini dapat disebabkan oleh faktor kejenuhan di tempat mereka bekerja karena pihak rumah sakit jarang melakukan mutasi ruangan terhadap perawat yang bekerja di ruangan yang pada akhirnya akan sangat berpengaruh terhadap kualitas pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien.

h. Hubungan Kerja

Hubungan kerja sebagai indikator motivasi ekstrinsik ditemukan dari 5 pertanyaan yang diajukan bahwa yang dominan mendorong perawat pelaksana dalam melakukan asuhan keperawatan adalah jika kepala keperawatan menjalin hubungan kerja dengan perawat pelaksana dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang dinyatakan selalu oleh 55,13 responden. Universitas Sumatera Utara Sesuai penelitian Lupiah dkk 2009 bahwa dengan adanya hubungan interpersonal yang baik diharapkan terjadi peningkatan kinerja perawat yang nanti akan menunjang kinerja secara umum dari rumah sakit karena adanya dukungan dari teman sekerja maupun dari pimpinan rumah sakit dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Hal tersebut konsisten dengan pendapat Gibson 1996 bahwa hubungan interpersonal merupakan keadaan rekan kerja yang menunjukkan sikap bersahabat serta memberikan motivasi untuk melaksanakan tugas-tugas dalam suatu organisasi. Perlunya hubungan interpersonal karena merupakan hal yang paling penting pertama yang dialami oleh seseorang karyawan karena apabila teman sekerjanya tidak tercipta sehingga tugas tidak dapat dilaksanakan dengan sebaik- baiknya. Perlunya hubungan dengan rekan sekerja adalah bagian yang selama ini dipertahankan oleh setiap instansi yang menerima tenaga kerja. Dalam melaksanakan tugas dengan baik perlu dilakukan hubungan interpersonal, baik itu sesama teman dalam satu kantor maupun atasan dan bawahan tanpa adanya hubungan itu akan menjadi pemicu yang dahsyat terhadap penurunan kinerja yang dapat dijadikan alasan yang tepat dan akurat untuk meningkatkan kinerja atau produktivitas kerja petugas dalam hal ini perawat. Begitupun sebaliknya apabila tidak ada hubungan interpersonal yang baik akan menimbulkan berbagai permasalahan penurunan kinerja petugas dalam hal ini perawat. Universitas Sumatera Utara

g. Prosedur Kerja