Kronologis Upacara Pahila Parkas Dihara

4.4 Kronologis Upacara Pahila Parkas Dihara

Sebelum upacara dimulai pada pukul 10.00 WIB, semua jemaat Sikh sudah tiba dan berkumpul di Gurdwara. Dan bagi jemaat yang ingin bernyanyi diberi kesempatan untuk menyanyikan lagu-lagu rohani dan memainkan alat musik. Setelah itu Bhai Dalip Singh langsung memimpin upacara pembukaan yang di awali dengan doa meminta restu dan kekuatan dari Tuhan. Doanya berisi tentang permohonan supaya upacara Pahila Parkas Dihara yang akan berlangsung berjalan lancar dan dijauhkan dari segala halangan.

Sesudah berdoa, Bhai melanjutkan dengan menyanyikan puji-pujian yang diambil langsung dari Kitab Sri Guru Granth Sahib Ji yang berisi tentang pujian dan sekaligus maknanya untuk membuka suatu upacara yang diambil dari halaman 701 sampai 702 yaitu Jetshri Mahala Panjwa. Bagi jemaat yang hapal dengan ayat ini juga ikut melantukannya bersama dengan Bhai. Isi teks pujian

Jetshri Mahala Panjwa berikut berdasarkan apa yang dapat didengar oleh penulis, yaitu:

jetshri mahala panjwa pahne pahne Sri Guru Arjun Dev Sahib Ji oh. pohi jane haseo dire jore jane baham baham sapratena dite khan at ho re, rahao. pohi jane haseo dire jore jane baham baham sapratena dite khan at ho re, rahao. manthan he pare ka tekia ho hasence senasen jore ya ka senahe mate neho teke erva te maha dikya te tore. ai ho syane kupenjene cekoho tumari yo re apperva sedane sindren soakhi ho rabe Nanak bantene core. ai ho syane kupenjene cekoho tumari yo re apperva sedane sindren soakhi ho rabe Nanak bantene core.

Kemudian Kitab Sri Guru Granth Sahib Ji dibuka dari awal untuk dibacakan sampai halaman terakhir yang dibawakan secara musikal (mengandung unsur nada, ritem dan dinamika). Selama Bhai membacakan Kitab tersebut jemaat yang ingin keluar atau masuk diperbolehkan, tetapi tidak boleh mengganggu selama Bhai membacakannya. Pembacaan Kitab secara musikal ini dinamakan Kirtan . Kirtan Sri Guru Granth Sahib Ji ini dilakukan bersambung atau tidak boleh putus-putus. Kitab ini dibacakan selama tiga hari dua malam sebanyak 1430 halaman. Karena tidak mungkin satu orang saja yang membawakannya, untuk itu Bhai dibantu oleh empat orang yang secara bergantian membacakannya. Masing- masing orang sudah dibuat jadwalnya sehingga yang lain dapat beristirahat dan makan dan minum. Masing-masing orang membacakannya selama dua jam dan begitu seterusnya sampai orang yang terakhir. Dan orang-orang yang membantu Bhai membacakan Kitab tersebut adalah orang-orang yang bisa membaca dalam alphabet Gurmukhi atau tulisan asli yang berasal dari kesepuluh Guru. Menurut

Bhai Dalip Singh, isi dari keseluruhan Kitab Sri Guru Granth Sahib Ji merupakan pedoman bagi umat Sikh di seluruh dunia untuk beribadah kepada Tuhan.

Bhai Dalip Singh mendapat giliran terakhir yaitu pada hari ketiga yang sekaligus menjadi pemimpin yang menutup upacara secara keseluruhan. Sebelum keseluruhan upacara ditutup di dalam Gurdwara dengan doa, jemaat yang isi mengisi acara diperbolehkan untuk menyanyikan pujian menggunakan musik. Selama sekelompok jemaat bernyanyi, disediakan sebuak wadah bagi jemaat lain yang ingin menyumbangkan uang.

Gambar 4.10 Sekelompok Jemaat yang Menaikkan Pujian

Bersamaan dengan sekelompok jemaat yang bernyanyi, jemaat lain bergiliran menaburkan bunga ke atas Kitab Sri Guru Granth Sahib Ji.

Gambar 4.11 Jemaat Secara Bergantian Menaburkan Bunga di atas Sri Guru Granth Sahib Ji

Bersamaan dengan lagu yang terakhir, Bhai Dalip Singh dengan dibantu beberapa orang memasang rumalla (kain penutup Kitab Sri Guru Granth Sahib Ji ). Rumalla-rumalla yang dipasang pada Kitab tersebut berasal dari jemaat yang dengan sukarela memberikan kepada Gurdwara.

Gambar 4.12 Bhai Dalip Singh Memasang Rumalla

Setelah selesai memasang rumalla-rumalla tersebut, Bhai Dalip Singh memimpin doa penutupan dengan cara menghadap ke arah Kitab tersebut yang dilakukan di dalam Gurdwara dan seluruh jemaat berdiri. Bhai juga mendoakan jemaat-jemaat yang mau didoakan.

Gambar 4.13 Bhai Dalip Singh Memimpin Doa Penutupan dengan Menghadap ke Arah Kitab

Kemudian Bhai Dalip Singh kembali membuka Kitab Sri Guru Granth Sahib Ji 13 dan membacakan “ayat yang terbuka” yang bertujuan untuk

memanjatkan pujian penutup yang berasal dari Kitab kepada Tuhan. Setelah itu semua jemaat berkumpul di halaman Gurdwara untuk mengikuti upacara selanjutnya yaitu menaikkan bendera sebagai lambang cara hidup jemaat Sikh. Bendera yang lama diturunkan dan digantikan dengan bendera yang baru. Bendera baru yang akan dinaikkan ini juga berasal dari jemaat yang secara sukarela memberikan kepada Gurdwara. Penaikkan bendera ini diiringi oleh nyanyian puji-pujian yang dibawakan para pemuda dan pemudi Sikh.

13 Ayat yang terbuka yang dimaksud adalah ayat yang secara acak dibuka (tidak dipilih=pilih) oleh Bhai .

Gambar 4.14 Bendera Dinaikkan dengan Diiringi Nyanyian yang Dibawakan Pemuda Pemudi

Setelah bendera dinaikkan, selanjutnya yang dilakukan adalah membersihkan tiang bendera dengan air dan susu yang dilakukan oleh kaum bapak. Susu dipakai karena melambangkan kesucian. Sesudah dibersihkan, kembali Bhai Dalip Singh memimpin doa dan penutupan keseluruhan acara. Setelah selesai berdoa, jemaat mendatangi tiang bendera yang sudah dibersihkan tadi untuk disentuh. Dan setelah itu bunga ditaburkan di atasnya.

Gambar 4.15 Kaum Bapak Membersihkan Tiang Bendera Memakai Susu

Gambar 4.16 Bhai Dalip Singh Memimpin Doa Penutup di Halaman Gurdwara

Gambar 4.17 Jemaat Menyentuh Tiang Bendera yang Sudah Dibersihkan

Upacara Pahila Parkas Dihara secara keseluruhan selesai, bagi jemaat yang masih ingin kembali ke dalam Gurdwara atau masuk ke dalam Langar untuk makan atau yang mau pulang diperbolehkan.