Wisata Layar sebagai Pemicu Pengembangan Destinasi

7.2.4 Wisata Layar sebagai Pemicu Pengembangan Destinasi

  Penelitian ini juga menemukan bahwa wisata layar yang terwujud melalui kegiatan Sail Indonesia memicu pengembangan destinasi singgah Maurole. Seperti diuraikan sebelumnya, pemerintah daerah Kabupaten Ende menyadari bahwa pesisir utara wilayah kabupaten Ende telah menjadi pintu masuk atau akses bagi kapal-kapal wisata asing. Kehadiran kapal-kapal itu mendorong pemerintah untuk mengembangkan berbagai atraksi wisata yang dapat diakses dari Maurole.

  Aktivitas kepariwisataan di darat yang dijalani para peserta Sail Indonesia yang singgah di Maurole sangat beragam dan bervariasi sesuai kondisi dan kekayaan wisata tiap desa yang dikunjungi. Dalam tujuh tahun penyelenggaraan Sail Indonesia di Kabupaten Ende, para peserta mengunjungi sejumlah atraksi wisata. Atraksi wisata utama yang dikunjungi adalah Danau Tiga Warna

  Kelimutu. Hal ini menggambarkan bahwa akses ke Kelimutu secara nyata bisa dicapai melalui Maurole di pantai utara, tidak hanya secara konvensional dicapai melalui Maumere ataupun melalui Kota Ende. Demikian pula ia membuka peluang bagi masyarakat, jasa tour operator atau biro perjalanan untuk mengembangkan paket-paket perjalanan wisata yang bervariasi.

  Pada Tahun 2007 (tahun pertama penyelenggaraan), peserta reli layar internasional yang singgah di Maurole mengunjungi empat tempat baru yaitu Otogedu, Nuabela-Watukamba, Dusun Detuara, dan mengunjungi Desa Tanali. Sebelum Sail Indonesia masuk Maurole, keempat tempat itu sama sekali tidak pernah terpikirkan bisa menjadi lokasi yang dikunjungi wisatawan asing. Apalagi oleh kelompok wisatawan asing yang masuk melalui laut di pantai utara. Dengan demikian pengembangan tempat-tempat baru dalam rangka Sail Indonesia menjadi salah satu alternatif model pengembangan destinasi wisata daerah.

  Pengelolaan lokasi kunjungan peserta Sail Indonesia di desa-desa melibatkan partisipasi masyarakat setempat. Mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan sampai pada evaluasinya. Sehingga konsep-konsep sapta pesona atau sadar wisata tidak hanya berhenti pada tataran penyuluhuan tetapi langsung diimplementasikan oleh masyarakat sendiri.

  Wisatawan asing yang tergabung dalam peserta reli layar internasional memiliki karakteristik tersendiri. Mereka sangat ingin melihat daerah yang dikunjungi sebagaimana realitas kesehariannya. Karena realitas apa adanya itu, bagi mereka, merupakan keunikan yang ingin dilihat, diamati, dipelajari dan Wisatawan asing yang tergabung dalam peserta reli layar internasional memiliki karakteristik tersendiri. Mereka sangat ingin melihat daerah yang dikunjungi sebagaimana realitas kesehariannya. Karena realitas apa adanya itu, bagi mereka, merupakan keunikan yang ingin dilihat, diamati, dipelajari dan

  “Yang perlu disiapkan dan yang paling penting adalah menjadi diri sendiri karena para pelayar dunia datang ke Maurole untuk melihat budaya, manusia dan kehidupannya, alam Maurole dan bukan lainnya” (Wawancara 19 Juni 2013).

  Karena itu, menurutnya, strategi penyelenggaraan wisata layar adalah membangun program yang implementatif terhadap kebijakan dan kondisi masyarakat setempat dengan tidak merubah kondisi apapun yang ada, bahkan semaksimal mungkin memakai atau mengakomodasi kebijakan lokal. Strategi ini diharapkan akan mendongkrak potensi yang ada di semua sektor seperti potensi alam, budaya, sumberdaya manusia, dan produk lokal.

  Fakta dari penelitian ini menunjukkan bahwa peran faktor internal dan faktor eksternal yang mendukung Maurole sebagai destinasi wisata layar sangat menentukan keberadaan dan pengembangan sebuah destinasi wisata layar. Seluruh elemen dari faktor yang mendukung – internal maupun eksternal – saling memengaruhi satu sama lainnya. Faktor internal memengaruhi faktor eksternal dan berlaku sebaliknya. Elemen dalam faktor internal pun saling memengaruhi, demikian pula dengan elemen dalam faktor eksternal.

  Dengan kalimat lain, seluruh elemen faktor yang mendukung Maurole sebagai destinasi wisata layar berada dalam kondisi yang saling memengaruhi. Keragaman atraksi wisata di Maurole memengaruhi pengelolaan perjalanan wisata. Hal ini dapat dilihat pada penyesuaian paket wisata dengan jenis atraksi di tempat yang dikunjungi. Sebaliknya, kunjungan wisatawan ke desa-desa memicu kreativitas masyarakat di desa itu.

  Demikian juga halnya dalam faktor eksternal. Kebijakan pemerintah berperan dalam menentukan keberadaan wisata layar sebagai pemicu pengembangan destinasi. Kemudahan masuknya kapal wisata ke wilayah Indonesia mendorong destinasi-destinasi yang disinggahi oleh kapal wisata berupaya untuk mengembangkan destinasinya. Sebaliknya, pengembangan wisata layar dapat merangsang lahirnya kebijakan tertentu dari pemerintah. Gambar 7.4 memperlihatkan hubungan yang saling memengaruhi di antara berbagai elemen faktor yang mendukung pengembangan destinasi wisata layar di Maurole.

  Wisata layar

  Kebijakan

  sebagai pemicu

  pemerintah