- Gerbang dan Korset

Bab 4 - Gerbang dan Korset

“ …sebuah solusi yang rasional bagi konflik Palest ina- I srael haruslah m elalui j alan dialog dan t aw ar- m enaw ar, bukan m elalui pengebom an...”

( Az iz , t ok oh Pa le st in a y a n g t e r bu n uh pa da m a sa Ya sse r Ar a fa t )

“ SEBERAPA SULI T m elakukan perj alanan ke Terit or i?” t anyaku pada Paul, seorangst af organisasi yang m ensponsori perj alananku ke I srael. Tent u saj a, yang akum aksudkan adalah Terit ori Yang Diduduki, yait u Tepi Barat dan Jalur Gaza.

“ Ooh,” bisiknya. “ Sulit .” Dua t em pat it u adalah kawasan yang paling pelik dalam konflik I srael- Palest ina. Proses

perdam aian bet ul- bet ul berj alan alot dan kelom pok I nt ifadah baru saj a m engam uk. Bom bunuh diri yang dilakukan oleh orang- orang Palest ina m eningkat j um lahnya, dan I srael m em balasnya dengan pendudukan kem bali—perm ukim an ilegal Yahudi, serangan helikopt er, pos- pos pem eriksaan, j am m alam , dan penghancuran kam p Yasser Arafat di Ram allah. I srael t idak ingin m endapat kan beban t am bahan unt uk m enj aga orang asing. Nam un, ia t idak ingin dianggap sebagai negara yang m enghalangi para j urnalis unt uk m eliput sisi lain dari perist iwa yang t erj adi di negaranya.

Tanpa kum int a, Paul m erencanakan akan m em pert em ukan aku dengan beberapa senim an dan int elekt ual Arab dalam kunj unganku ke sana. Mereka sem ua t idak t akut m engkrit ik kebij akan- kebij akan I srael. Aku t et ap harus pergi ke Terit ori t ersebut . Keem pat j urnalis yang m enj adi t em an perj alananku m erasakan hal yang sam a.

“ Mari kit a lihat , apa yang bisa kit a lakukan di sana,” kat a Paul. Pada saat t iba di bandara Toront o unt uk penerbangan ke Tel Aviv, kam i belum m enerim a

kat a ya at aupun t idak unt uk m engunj ungi Terit ori. Pet ugas El- Al, m askapai penerbangan I srael, m enanyai set iap orang. Aku m aj u selangkah

unt uk m em berinya salam . “ Lahir di m ana?” dia m em ulai. “ Uganda,” j awabku sem bari m em perlihat kan kart u t anda penduduk dengan fot oku. Aku

m erasa sepert i dewi pengungsi yang t ak m ungkin dit olak oleh siapa pun. “ Uganda? Aku dari I ndia, loh...”

“ Seorang Yahudi Asia Selat an?” responsku coba- coba. “ Bagaim ana bisa?” Lalu, dia m encerit akan sej arah keluarganya sebelum pem bicaraan berubah m enj adi serius kem bali. Aku pernah sekolah ke m ana saj a? Apakah aku lulus dari sem ua sekolah it u? Pernahkah aku m elakukan “ rencana- rencana” bagi para kerabat , sepert i m engir im kan paket at au m engant arkan pam an yang lum puh dari sat u negara ke negara lain? Seusai pem eriksaan, dia m enj adi bersem angat : “ Aku m engenalim u di TV. Pert unj ukan hebat ! ” Maksudnya QueerTelevision. Aku pun m enunj uk ke pasanganku, Michelle, yang berdiri beberapa m et er dariku, yang t am pak cem as m engam at i int ensit as percakapan kam i. Pet ugas it u t ersenyum kepada Michelle dan m engucapkan selam at j alan kepadaku.

Michelle kem udian m em ot ret ku di depan sebuah papan bert uliskan King David Lounge ( sebuah nam a yang m enurut ku sangat t idak berm akna) . Kam i m engucapkan selam at t inggal. Senyum dan kegugupan cam pur aduk j adi sat u. Senyum an berbisik, “ I ni m est inya begini! ” Kegugupan berbisik, “ Mungkinkah ini m est inya…begini?” Michelle t idak m engalam i gangguan saraf ket ika ia t erheran- heran: Tidak sam pai dua puluh em pat j am kem udian, seorang im igran Mesir m enyerbu kios t iket El- Al di Los Angeles dan m enem bak j at uh dua orang. Penerbangan dari Toront o m enuj u Tel Aviv dim ulai dari L.A. Seandainya aku t erbang m enunggu beberapa hari lagi, aku t idak m ungkin sam pai ke I srael lebih cepat —Michelle t idak akan m em biarkan diriku pergi, dan aku t idak akan m enyalahkannya.

Sem bari m erenungkan nuansa pert em uan seorang m uslim Afrika Tim ur dengan seorang Yahudi Asia Selat an, aku m em peroleh pet unj uk lain t ent ang kom pleksit as perm asalahan

I srael. Video keselam at an penerbangan, m eskipun dinarasikan dalam bahasa Yahudi, t ernyat a m em iliki t eks t erj em ahan dalam bahasa Arab. Bahasa Arab adalah bahasa resm i di I srael. Siapa yang t ahu fakt a ini?

Aku m endarat t anpa insiden apa- apa. Perj alanan selam a enam hari dibagi dalam dua t ahap: Beberapa hari pert am a akan dihabiskan di pusat kom ersial I srael, Tel Aviv, t ahap kedua di ibu kot a spirit ual, Yerusalem . Kam i j uga akan m engunj ungi kot a- kot a kecil yang penduduk ut am anya adalah orang Arab- I srael. Dan, sepanj ang perj alanan aku t erus berharap bisa m enginj akkan kaki di w ilayah- wilayah Palest ina. I ni adalah akt ivit as yang cukup liar, aku t ahu it u. Tet api, selam a sat u hari penuh pada hari pert am a di Tel Aviv, aku j adi paham bahwa orang I srael m enghadapi kebalauan set iap hari.

Kebalauan it u m engam bil bent uk budaya yang cair. Set elah m akan siang, seorang j urnalis

I srael m em berit ahuku sebuah produksi baru dari My Fair Lady berbahasa Yahudi dengan akt or ut am a seorang perem puan Arab. “ Pada t ahun 1980- an, ada usaha m endirikan Teat er Nasional Palest ina,” t am bahnya. “ Sem ua pert unj ukan dihelat dalam bahasa Arab dan para I srael m em berit ahuku sebuah produksi baru dari My Fair Lady berbahasa Yahudi dengan akt or ut am a seorang perem puan Arab. “ Pada t ahun 1980- an, ada usaha m endirikan Teat er Nasional Palest ina,” t am bahnya. “ Sem ua pert unj ukan dihelat dalam bahasa Arab dan para

Akan aku uraikan sedikit sebuah lat ar belakang. Museum ini berdiri pada t ahun 1930- an, j auh sebelum negara I srael berdiri. Pada saat it u, unt a m asih banyak t erlihat di j alan- j alan besar. Terangsang oleh ide bahwa kot a kecil it u akan m enj adi kot a besar, dan bahw a set iap kot a besar yang hebat harus beraliansi dengan para senim an, m aka w ali kot a Tel Aviv m enulis surat kepada para kolekt or di seluruh dunia unt uk m em peroleh pinj am an. Kaum Yahudi Jerm an, yang m enghadapi ket idakpast ian m asa depan, m engirim kan hart a kekayaan m ereka kepada wali kot a t ersebut . Dengan begit u, pahat an- pahat an dan lukisan- lukisan yang m encengangkan lolos dari penyit aan at au pem usnahan Nazi.

Cerit a berkem bang sem akin m enarik. Seni yang sem ula hanya dinikm at i oleh kalangan Yahudi kem udian bisa dirasakan bersam a oleh kaum Yahudi dan kaum Arab. Selam a t ahun 1990- an, direkt ur sebuah galeri di Yerusalem Tim ur m em am erkan benda- benda dari koleksi seni Tel Aviv dan, sebaliknya, m em inj am kan barang- barang m useum hasil kreasi kom unit as Arab. Pada puncak proses perdam aian, seorang senim an Mesir m em am erkan karyanya di Tel Aviv. Museum Tel Aviv m engat ur beberapa karya paj angannya agar dapat dikirim ke w ilayah- w ilayah Palest ina.

Sekarang, hal it u t idak lagi bisa t erj adi. “ Kam i senang sekali m elanj ut kan kerj a sam a dengan dia,” kat a seorang kurat or dari Museum Tel Aviv t ent ang t em an sej aw at nya di Yerusalem Tim ur. Sej ak I nt ifadah berdir i, dirinya t elah m encoba berkom unikasi, t api hasilnya nihil. “ Tem an Palest inaku it u m ungkin t erlalu ket akut an ( t erhadap Penguasa Palest ina) unt uk berhubungan dengan kam i sekarang.” Mungkin? Kenapa ia beranggapan begit u? Aku sedikit m endesak, t api t idak berhasil. Gaya bicaranya yang begit u halus akan m em buat usahaku unt uk m endorongnya berbicara lebih j auh past i t erkesan kasar. Tet api aku akan segera kem bali ke pernyat aannya.

Saat aku m eninggalkan m useum it u, sebuah pem andangan yang kont ras m enyapaku. Bangunan bat u Museum Tel Aviv yang m em bent ang rendah it u t erlet ak t epat di seberang Lem baga- lem baga Pert ahanan I srael yang m enj ulang. Posisi berhadap- hadapan ant ara kreat ivit as dan hierarki- kekuasaan ini m ungkin hanya kebet ulan belaka, t api hal sem acam it u bisa dit em ukan di m ana- m ana di I srael—t em pat part ai- part ai polit ik Hasidik dan sat u- sat unya t em pat parade t ahunan kebanggaan kaum gay di Tim ur Tengah. Hal it u t erlihat Saat aku m eninggalkan m useum it u, sebuah pem andangan yang kont ras m enyapaku. Bangunan bat u Museum Tel Aviv yang m em bent ang rendah it u t erlet ak t epat di seberang Lem baga- lem baga Pert ahanan I srael yang m enj ulang. Posisi berhadap- hadapan ant ara kreat ivit as dan hierarki- kekuasaan ini m ungkin hanya kebet ulan belaka, t api hal sem acam it u bisa dit em ukan di m ana- m ana di I srael—t em pat part ai- part ai polit ik Hasidik dan sat u- sat unya t em pat parade t ahunan kebanggaan kaum gay di Tim ur Tengah. Hal it u t erlihat

Selam a kunj unganku, dalam fakt anya, m edia I srael penuh gairah m em perdebat kan pert anyaan- pert anyaan sem acam it u. Aku t idak m enduga bahwa orang bisa m enyerang agam a di negara Yahudi. Ternyat a aku salah. Aku m em baca berit a t ent ang seorang anggot a Knesset , badan perancang undang- undang I srael, yang berkat a bahwa negara t idak m em but uhkan lagi im igran Yahudi religius dari Am erika Ut ara. Sebuah surat kabar m engem buskan kom ent ar it u m enj adi sat u kehebohan kecil. Anggot a Knesset t ersebut kem udian m engklaim bahwa m aksudnya adalah im igran Yahudi “ ult ra- religius” . Apa pun it u. Hukum I srael m enj am in kebebasan berekspresi, dan it u m enandakan sesuat u.

Aku sangat m enikm at i ket ika m em baca sebuah t aj uk sebuah surat kabar di I srael, yang pilihan subj eknya m engindikasikan kebebasan pers yang garang. Misalnya Ha’aret z, New York Tim es- nya I srael. Surat kabar ini m enghabisi rencana undang- undang pem erint ah unt uk m engalokasikan t anah- t anah negara secara eksklusif bagi kot a- kot a Yahudi. Tahukah Anda bagaim ana Ha’aret z m enggam barkan draf undang- undang t esebut ? “ Rasis.” Di sana, t epat di headline- nya, “ Draf undang- undang yang rasis.” Tanpa basa- basi, t anpa perm ainan kat a, t anpa perm int aan m aaf. Draf t ersebut t ak berkut ik di baw ah krit isism e

I srael yang sangat kuat . Aku harus m em beri t ahu Anda sat u kont roversi lain yang sedang diberit akan di surat kabar

selam a perj alananku ke sana. Kont roversi t ersebut seput ar kej uj uran j aringan berit a asing dalam m eliput konflik Palest ina- I srael. Ment eri Kom unikasi I srael m engancam akan m enolak CNN dan m enggant inya dengan FOX. Ha’aret z m erespons: Kalau Anda m elakukan ancam an ini, Anda t idak lebih baik ket im bang Arafat , yang pernah m em bant ing t elepon saat berbicara dengan Christ iane Am anpour dari CNN. Dalam m em bela prinsip ket im bang propaganda, surat kabar paling berpengaruh di I srael it u m enegaskan: “ Adalah hak rakyat

I srael unt uk t ahu bahwa CNN dan BBC bukanlah cerm inan dari sudut pandang resm i

I srael…”

Secara sekilas, aku m em bolak- balik halam an surat kabar—hanya unt uk m enem ukan lebih banyak lagi krit ik t erhadap diri sendiri. “ Sudah cukupkah sej arah Yahudi m em perhat ikan capaian- capaian para pem im pin perem puannya?” t anya penulis. “ Mungkin belum ….” I a m eneruskan dengan cerit a seorang bankir Yahudi bernam a Dona Gracia Nasi, yang m enyelam at kan ribuan orang dari I nkuisisi Spanyol dengan cara m em pert aruhkan keahlian finansialnya dalam kekuasaan polit ik yang keras. Beberapa hari set elah art ikel t ersebut m uncul, I srael m em berikan penghargaan kepada seorang t okoh panut an perem puan yang lain. Unt uk pert am a kalinya, m ilit er m enj adikan seorang perem puan sebagai kepala j uru bicaranya. Aku ingat diriku t elah m erenungkan bahw a dengan segala penggalian et isnya ( dan m ungkin karena hal it u) , I srael adalah sebuah m asyarakat yang t engah m elangkah ke depan, bahkan saat negara ini bergulat dengan fundam ent alism e agam a di kalangan m asyarakat nya.

Mem asuki Yerusalem pada paruh kedua perj alananku, aku m em perhat ikan sebuah pem andangan m elalui j endela m obil. Berseragam lengkap, seorang perem puan berbaris di depan selusin t ent ara laki- laki. Ke m ana dia m em im pin pasukannya? Aku m enoleh ke pem anduku. Dia bilang, m ereka m enuj u ke Kot a Tua—w ilayah religius Yerusalem —“ t em pat m ereka akan bert ugas selam a t iga hari at au lebih unt uk dididik t ent ang beragam keyakinan yang eksis di sini.”

“ Maksudm u, penget ahuan t ent ang agam a- agam a adalah bagian dari t ugas m ilit er?” “ Ya, benar. Angkat an Darat m em berikan kesem pat an set iap beberapa bulan kepada

t ent ara yang dit em pat kan di Yerusalem unt uk m em pelaj ar i t radisi- t radisi di luar pengalam an m ereka sehari- hari.” Aku m em pelaj ar i nilai program ini secara pribadi pada sore berikut nya.

Aku dij adw alkan m engunj ungi Kubah Bat u ( Dom e of t he Rock) . Tem pat t ersuci ket iga

I slam ini bisa dikenali seket ika dari at ap keem asannya, yang cahaya gem erlapnya m enawan hat i, m erangsang m at ahari unt uk t erbit dan t erbenam set iap hari. Tradisi- t radisi

I slam m engat akan bahw a m asj id ini m enyim pan sebuah bat u ist im ew a—t em pat Nabi Muham m ad m enj ej akkan kaki dalam “ Perj alanan I srak Mikraj ” . Di bat u it u, Muham m ad m endapat kan t angga spiral yang m em bawanya ke surga, t em pat dia bert em u dan shalat bersam a nabi- nabi sebelum nya, sert a m engam bil hikm ah dari m ereka. Cerit a inilah yang m em buat ku j at uh cint a pada I slam , m endefinisikan pot ensi agam aku dalam soal pluralism e. Tet api, j ika hanya it u saj a yang m enyangkut sej arah sit us ini, aku bisa berj alan t anpa harus cem as dan m ungkin j uga t anpa kerudung. Sayang, kenyat aannya t idak sesederhana it u.

Kubah Bat u berdiri di at as landasan Kuil Bukit , yang diklaim oleh t radisi Yahudi dan banyak arkeolog sebagai lokasi kuil ut am a keraj aan kuno Nabi Daud. Di sit u j uga t em pat m elet usnya kerusuhan pada bulan Sept em ber 2000, m em icu gerakan I nt ifadah yang t erakhir. Beberapa hari sebelum nya, Ariel Sharon yang sedang naik daun m elakukan napak t ilas ke Kuil Bukit . Set elah kegagalan proses perdam aian di m ana I srael m enaw arkan pem bagian Yerusalem , Sharon ingin m em berikan kesan ia hanya m encoba unt uk m enunj ukkan bahw a t em pat t erbuka di seput ar Kuil Bukit t et ap t erbuka bagi orang Yahudi. Siapa yang dia bodohi? Sebagai t em an kaum Yahudi konservat if, dia m erasa bahwa kunj ungan sem acam it u akan m endukung kam panye inform alnya unt uk m enj adi perdana m ent eri. Sebuah pant om im polit ik yang sinis.

Berbicara t ent ang polit ik sinis, kepala keam anan Arafat di Tepi Barat t elah m enyet uj ui t erlebih dulu kunj ungan Sharon. Seorang m ent eri kabinet Palest ina kem udian m engungkapkan bahw a Arafat t elah m erencanakan I nt ifadah selam a berbulan- bulan. Dia but uh provokasi, dan t epat begit ulah m akna wisat a Sharon ke Kuil Bukit di m at a orang Palest ina—sebuah provokasi. Gerakan I nt ifadah pun dim ulai, dan gerbang- gerbang besi yang m enuj u Kubah Bat u dan m asj id di dekat nya, Masj idil Aqsa, dit ut up rapat bagi sem ua orang kecuali kaum m uslim lokal. Sej ak saat it u, bagian dari w ilayah Yerusalem kuno ini— yang pernah m enj adi daya t arik bagi kaum Yahudi, Krist en, dan orang- orang dari keyakinan lain—t elah diham pakan dari energi ekum enisnya.

Aku m uncul di gerbang- gerbang it u dengan gaun buram yang m enut upi m at a kakiku, dengan kardigan lengan panj ang yang berkancing hingga ke at as. Aku segan m erat akan pot ongan ram but ku yang m enusuk ke at as. Nam un dem ikian, ram but ku it u t elah j inak oleh kerudung yang m em bungkus rapat kepalaku. Kem ent erian luar negeri I srael t elah m em berikan inform asi kepada para pengurus sit us ini—sebuah ot orit as agam a yang dikenal dengan nam a Waqf—bahwa aku akan dat ang. Pesannya: Jangan t erlalu m enyulit kan dia, Tuan- t uan... Dia salah sat u dari Anda.

Tidak j uga. Seorang pet ugas Waqf yang t inggi besar m em perhat ikanku dari at as sam pai ke baw ah. Dia

m enyangkal t elah m enerim a pesan apa pun dari kem ent erian. Pem anduku m eyakinkan dia bahw a pesan t elah dikirim . Pet ugas Waqf it u berbicara di w alkie- t alkienya dan, dalam beberapa m enit , seorang laki- laki berj enggot m elenggang sant ai. Saat it u aku t idak m enyadari apa- apa kecuali bahwa penundaan it u berkait an dengan ada t idaknya pem berit ahuan resm i. I rshad, nam aku, bisa dipakai unt uk lelaki m aupun perem puan, nam un j auh lebih um um digunakan bagi laki- laki ket im bang perem puan. Ket ika m enyangkal t elah m enerim a pesan apa pun dari kem ent erian. Pem anduku m eyakinkan dia bahw a pesan t elah dikirim . Pet ugas Waqf it u berbicara di w alkie- t alkienya dan, dalam beberapa m enit , seorang laki- laki berj enggot m elenggang sant ai. Saat it u aku t idak m enyadari apa- apa kecuali bahwa penundaan it u berkait an dengan ada t idaknya pem berit ahuan resm i. I rshad, nam aku, bisa dipakai unt uk lelaki m aupun perem puan, nam un j auh lebih um um digunakan bagi laki- laki ket im bang perem puan. Ket ika

Karena aku t idak m em iliki penj aga laki- laki m uslim , apa yang harus dilakukan sekarang? Tawar- m enawar berakhir ket ika seorang pet ugas dari kepolisian Yerusalem set uj u unt uk m enj agaku di dalam gerbang. Tet api, sebelum aku bisa m elangkah di t anah suci it u, sebuah perat uran lagi harus dilew at i. Seorang pet ugas Waqf dat ang berlarian dengan sebuah korset di t angan dan m enyuruhku m em akainya. Belum sem pat m erasa gusar, aku m ulai berget ar di dalam pakaian it u. “ Ck, ck, ck! ” Ke at as aku m elihat secara sekilas sebuah j ari pendek dan besar bergerak- gerak cepat . Dia ingin agar korset it u dikenakan di luar gaunku, bukan di dalam gaunku.

Sam pah! Pakt a Um ar m enyerang lagi! Mengenakan korset sebagai pakaian luar adalah sebuah persyarat an yang harus dipat uhi sem ua orang zhim m i. Aku, seorang m uslim Perem puan Barat , dianggap set ara dengan m inorit as religius dalam pandangan Waqf. Sialan. Aku m ungkin dianggap seorang Yahudi yang m enyam ar. Lebih m ungkin lagi, aku dianggap orang rendahan sem at a.

Aku m enggigit lidah, m enget at kan kerudungku unt uk perj alanan yang t ak m udah di depan, m enarik napas dalam - dalam , dan m enggerakkan t ubuhku ke kanan dan ke kiri agar korset ini bisa m enut upi pinggulku. Melalui penj agaku, aku bilang pada orang yang m em aksaku m em aki korset bahw a korset nya t idak bisa m enut upi pakaianku. Penj agaku it u cem berut . Aku ingin m em bent aknya balik, “ Terim alah kenyat aan ini! ”

Pet ugas Waqf set uj u j ika korset t ersebut aku pakai di baw ah gaunku. Anak- anak m uslim yang m asih bau kencur m enat apku t anpa rasa berdosa saat aku dengan hat i- hat i sekali bergoyang- goyang m engenakan korset it u. Terim a kasih Tuhan karena aku m em ut uskan unt uk m engenakan sesuat u yang lain di dalam baj uku pagi ini—celana pendek unt uk bersepeda.

Dengan m eninggalkan rasa m alu, aku dan penj agaku berj alan m elewat i gerbang. Sebent ar- sebent ar kam i berhent i, karena korset it u m engganggu langkahku. Di sam ping m enem aniku di seput ar landasan yang t erbuka, yait u Kuil Bukit , seorang pet ugas polisi j uga m em bum bui t ur inform al kam i dengan sedikit sej ar ah I slam . Dia adalah bekas t ent ara dan m engingat banyak hal yang dipelaj arinya dalam pendidikan w aj ib unt uk m elakukan serangan m endadak ke dalam Kot a Tua. Sedangkan unt uk pert anyaan- pert anyaan khusus, aku harus bert anya kepada Waqf. Apakah Anda t ahu bahasa Arabnya “ t idak apa- apa” ? Pet ugas Waqf it u bahkan t idak m au m em ot ret ku sebagai kenang- kenangan bagi t em anku Dengan m eninggalkan rasa m alu, aku dan penj agaku berj alan m elewat i gerbang. Sebent ar- sebent ar kam i berhent i, karena korset it u m engganggu langkahku. Di sam ping m enem aniku di seput ar landasan yang t erbuka, yait u Kuil Bukit , seorang pet ugas polisi j uga m em bum bui t ur inform al kam i dengan sedikit sej ar ah I slam . Dia adalah bekas t ent ara dan m engingat banyak hal yang dipelaj arinya dalam pendidikan w aj ib unt uk m elakukan serangan m endadak ke dalam Kot a Tua. Sedangkan unt uk pert anyaan- pert anyaan khusus, aku harus bert anya kepada Waqf. Apakah Anda t ahu bahasa Arabnya “ t idak apa- apa” ? Pet ugas Waqf it u bahkan t idak m au m em ot ret ku sebagai kenang- kenangan bagi t em anku

Polisi penj agaku m em baw aku ke pint u Masj idil Aqsa. Saat aku sedang m elepas sandalku, lalu m erapikan kerudungku sebagai persiapan m em asuki m asj id, seorang laki- laki t ua m enyorongkan t ubuhnya ke t em bok dan m enghalangi j alanku. Aku dan penj agaku m encoba m eyakinkan dia bahwa aku sudah dibolehkan m asuk. Tapi, ent ah kenapa dia t idak paham at au t idak m em percayai kam i. Kam i lalu m enelepon Waqf. Mungkin ini sisi Buddhisku, t api aku t idak m engharapkan apa- apa dari m ereka dan, hasilnya, aku t idak kecew a. Pet ugas Waqf t idak m em int a izin kepada laki- lak i t ua it u. I a sendiri yang m em bukakan gerbang bagiku. Tibalah sebuah j eda panj ang di m ana kam i sem ua berdiri m elingkar sehingga t erlihat m irip sepert i negara m uslim yang t erpecah- pecah.

Lalu si kakek t ua it u, dengan m em andang langsung ke arahku, m em bacakan ayat pert am a Al- Quran. “ Bism illaahir rahm aanir rahiim ! ” Ada sesuat u dalam perubahan nada suaranya. Apakah dia sedang m enget esku unt uk m elanj ut kan ayat berikut nya?

Aku m enyam bungnya dengan cepat . “ Alham dulillaahi rabbil ‘aalam iin! ” “ Arraahm aanir rahiim ,” lanj ut nya. Bert ahun- t ahun pendidikan di m adrasah t elah m em bawaku ke t ahap berikut ini, yait u

m engucapkan sebuah doa bersam a lelaki t ua kasar di Kuil Bukit Yerusalem . “ Maaliki yaum iddiin,” balasku lagi. Set elah beberapa ronde, j elaslah bahw a aku sudah cukup unt uk m em bukt ikan keyakinanku, sehingga kakek it u harus bert anggung j awab kepada Allah karena t elah m enghalangi hak seorang m uslim unt uk beribadah di t em pat ini.

Dengan enggan, orang t ua it u m enunt unku m asuk ke dalam —dengan sat u persyarat an t erakhir. Selam a berada di dalam m asj id, kat anya, aku harus m enyerahkan kam eraku karena m em ot ret m akhluk apa saj a yang m em ilik i j iw a, berart i m elakukan dosa syirik. Sebent ar, sebent ar... Bukankah kaum m uslim yang, di zam an keem asan I slam , m em elopori gam bar opt ik? Bukankah penem uan m ereka m em pengaruhi fot ografi abad ke- 19? Kusingkirkan pikiran it u. Akal sehat m endikt eku unt uk m enut up m ulut ku dan m enyerahkan kam era ke t angan penj agaku.

Suasana di dalam Masj idil Aqsa sangat j auh berbeda dari kosm os beku si kakek it u. Tem pat suci ini boleh dit em pat i dua j enis kelam in berbeda. Tidak ada t em bok fisik yang Suasana di dalam Masj idil Aqsa sangat j auh berbeda dari kosm os beku si kakek it u. Tem pat suci ini boleh dit em pat i dua j enis kelam in berbeda. Tidak ada t em bok fisik yang

Koreksi: Aku t idak m erasa diawasi oleh penguasa yang m enunj uk diri sendiri sebagai penguasa. Nam un, aku m erasa sedang diselidiki. Di sudut yang j auh, sekelom pok anak laki- laki t ert awa- t awa m enyaksikan aku m engelus t iang- t iang yang luar biasa bagusnya dan m enolehkan kepala ke berbagai arah saat m elihat ke at as dan ke sekelilingnya. Guru m ereka secara halus m enyuruh m ereka diam . Aku bergerak ke arah guru it u dengan hat i- hat i, t idak yakin apakah aku akan m enyebabkan m asalah. Dia t ersenyum dan m enyapaku dengan bahasa Arab, lalu berpindah ke bahasa I nggris ket ika m enyadari bahwa it ulah bahasa yang kupakai. “ Dari m ana Anda berasal?”

“ Toront o.” “ Oh, Andalah orangnya. Ya, kam i m enunggu kedat angan Anda.” ( Jadi bet ul, kem ent erian

I srael m em ang m em beri t ahu kepada Waqf! I t ulah pet unj uk rahasia adanya lebih banyak agenda polit ik yang sedang dim ainkan di dalam t akt ik penundaan yang kualam i di gerbang.)

“ Terim a kasih. Saya senang. Saya t idak m engaget kan siapa pun.” Aku m erasakan suasana hangat di ant ara kam i. “ Apakah saya boleh m em ot ret Anda dan m urid- m urid Anda, Tuan?

I t u sangat berharga buat ku.” “ Tidak m asalah,” j aw abnya. Aha! Tidak set iap orang set uj u dengan si kakek bahw a m em ot ret m akhluk adalah sam a

dengan m em uj anya. Jika seorang pengaj ar Al- Quran bisa m enahan diri dari m ereduksi t eks- t eks suci m enj adi sekadar kedangkalan yang m em at ikan rasa, m ungkin saj a ada aneka penafsiran di m edan panas Palest ina ini. Tant angannya adalah: Bisakah m engekspresikannya t anpa rasa t akut akan pem balasan dendam ?

Sekarang, aku m endapat kan kesem pat an unt uk m em ot ret . Masih m engenakan korset , aku berj alan sepert i bebek keluar dari m asj id, dengan diam - diam m enarik perhat ian penj agaku, m engam bil kam era, dan m elaksanakan pekerj aan kot or ( m em ot ret ) it u. Saat aku bert erim a kasih kepada pak guru it u dan m urid- m uridnya, sesuat u m enarik pandangan Sekarang, aku m endapat kan kesem pat an unt uk m em ot ret . Masih m engenakan korset , aku berj alan sepert i bebek keluar dari m asj id, dengan diam - diam m enarik perhat ian penj agaku, m engam bil kam era, dan m elaksanakan pekerj aan kot or ( m em ot ret ) it u. Saat aku bert erim a kasih kepada pak guru it u dan m urid- m uridnya, sesuat u m enarik pandangan

Perhent ian berikut nya adalah Kubah Bat u, di m ana aku lihat kebanyakan perem puan dan anak- anak t engah m enyelesaikan shalat m ereka. Aku j uga m enem ukan sebuah int erior m uram yang berbeda dengan warna cerah Masj idil Aqsa. Mungkin hal it u disebabkan lam pu- lam pu sorot yang m enyinari bat u di t engah- t engah m asj id. Akibat nya, t em pat lain j adi t erlihat gelap. Aku m endekat i daya t arik ut am anya. Karena t erpagari j eruj i kayu yang t inggi, perm ukaan bat u it u ham pir t ak t erlihat j ika t ubuh Anda pendek. Sialnya, t ubuhku pendek. Sehingga, aku m encari- cari hal lain yang m enarik, dan perhat ianku t ert um buk pada sikap ram ah seorang perem puan di m asj id ini.

Perem puan it u adalah seorang kepala sekolah yang t inggal di New Jersey, lahir di Yerusalem , dan sering pulang unt uk m engunj ungi saudara perem puannya. Selam a m engobrol, kepala sekolah ini t ahu bahw a aku bekerj a di t elev isi, dan m enginginkanku kem bali m enam pilkan sebuah serial. “ Tolong,” pint anya dengan penuh harap, “ pekerj akan orang- orang dari kam p- kam p pengungsi kam i unt uk m em bant u Anda. Jika m ereka t idak t ahu t ent ang kam era video at au m ikrofon, Anda bisa m engaj ari m er eka.”

Aku bergurau bahwa m em buat acara TV sam a sepert i polit ik I srael- Palest ina—sebuah proses yang sangat rum it sekadar unt uk m endapat kan hasil yang sederhana. Dia kurang m em aham i gurauan it u, karena t erkacaukan oleh krisis yang ada. “ Rakyat kam i put us asa. Tidak ada pekerj aan. Sudah lam a sekali t idak ada pekerj aan.

“ Bagaim ana dengan sem ua bant uan asing dari Barat yang didapat oleh Ot orit as Palest ina?” aku balik bert anya. Aku t idak m enyebut kan dana- dana t am bahan dari lem baga PBB yang diperunt ukkan bagi para pengungsi Palest ina selam a t iga generasi. “ Kit a m em bicarakan bant uan j ut aan dollar yang dapat digunakan unt uk m em bangun laborat orium , rum ah sakit , sekolah, dan usaha- usaha wiraswast a. Kenapa m asih ada kam p- kam p pengungsian? Ke m ana sem ua bant uan it u?”

“ Aku t idak t ahu t ent ang sem ua it u, t api beberapa di ant aranya…” Dia m em buat gerakan seolah m em asukkan uang ke kant ong baj u.

“ Dikorupsi?”

“ Lihat ke sit u,” kat anya bersungut , dia m engarahkan t ubuhnya ke sebuah t iang m asj id yang ret ak. “ Kaum m uslim bahkan t idak punya uang unt uk m eraw at t em pat yang indah ini.”

“ Tunggu sebent ar,” j awabku, sedikit m asam . “ Apakah karena kit a t idak punya uang at au karena kit a t idak punya pem im pin yang bisa m enggunakan uang unt uk hal- hal yang t epat ?”

“ Hanya Tuhan yang t ahu.” Sebet ulnya, j awabannya ada pada t arikan napas selanj ut nya. “ Beberapa orang bilang, ‘Jangan khaw at ir selam a m asj id ini t erlihat kuat dan kokoh dari luar.’ Mereka hanya peduli pada sim bol- sim bol, bukan pada orang- orangnya.”

Sore t elah beringsut dan ada sat u lagi perhent ian sebelum aku m akan m alam . Dengan t erburu- buru aku m engam bil beberapa gam bar—perem puan, t iang, anak- anak, bat u—dan kem udian pergi, dengan dada sesak akibat ket idakadilan int ernal m aupun korset sial ini. Penj aga m engant arku ke gerbang sem ula. Kali ini, kuseret kakiku ke belakang sebuah bangunan kecil dan kum uh unt uk m em bebaskan diri dari pakaian yang m enyesakkan ini. Dengan gem bira kukem balikan benda it u ke Waqf. Apa yang t idak akan kuberikan kepada m ereka adalah kesem pat an kedua unt uk m elir ik ( saat aku sedang m elepas korset ini— Penerj .) .

Tidak ada yang m elecehkanku di Tem bok Barat . Aku t ahu bahwa para perem puan Yahudi berj uang sendiri agar dapat berdoa secara set ara dengan laki- laki. Ada w anit a yang diludahi, diserang secara fisik, bahkan dim asukkan ke dalam penj ara. Kasus- kasus pengadilan m asih diperj uangkan. Berbeda dengan pengalam an bersam a Waqf, aku sungguh bert erim a kasih bahwa t ak seorang pun m enat apku di Tem bok Barat . At au m em er int ahku m engenakan korset yang sam a m enyiksanya dengan bebat an lakban, at au m encecarku dengan uj ian hafalan ayat - ayat Al- Quran. Ket egangan sepert i it ulah yang m engint im idasiku.

Tem bok Barat adalah dinding bat u yang m em iliki celah yang sangat banyak. Di dalam celah- celah it u t erselip sobekan- sobekan kert as bert uliskan doa orang- orang Yahudi dari seluruh dunia. Mereka berkum pul m enghadap dinding it u karena, m enurut kepercayaan Yahudi, dinding it ulah sat u- sat unya sisa kuil yang pernah berdiri di t em pat di m ana Kubah Bat u sekarang berada, di Kuil Bukit . Sulaim an put ra Raj a Daud, m endirikan sebuah kuil sebagai pusat persem bahan kurban bangsa I srael kuno kepada Tuhannya. Bangsa Babilonia m enghancurkan Kuil Pert am a t ersebut , dan bangsa Yahudi m em bangun Kuil Kedua pada sekit ar 515 SM. Pada t ahun 70 M, bangsa Rom awi m enguasai Yerusalem , Tem bok Barat adalah dinding bat u yang m em iliki celah yang sangat banyak. Di dalam celah- celah it u t erselip sobekan- sobekan kert as bert uliskan doa orang- orang Yahudi dari seluruh dunia. Mereka berkum pul m enghadap dinding it u karena, m enurut kepercayaan Yahudi, dinding it ulah sat u- sat unya sisa kuil yang pernah berdiri di t em pat di m ana Kubah Bat u sekarang berada, di Kuil Bukit . Sulaim an put ra Raj a Daud, m endirikan sebuah kuil sebagai pusat persem bahan kurban bangsa I srael kuno kepada Tuhannya. Bangsa Babilonia m enghancurkan Kuil Pert am a t ersebut , dan bangsa Yahudi m em bangun Kuil Kedua pada sekit ar 515 SM. Pada t ahun 70 M, bangsa Rom awi m enguasai Yerusalem ,

Aku sam pai di sana lum ayan cepat karena dinding t ersebut m enyat u dengan kawasan m uslim di Yerusalem . Awalnya, aku kagum dengan adanya saling- kebergant ungan ant ara kaum m uslim dan Yahudi, bahkan hingga m enyangkut rancangan st rukt ur bangunan Kuil Bukit . Belakangan, aku m enem ukan sebuah art ikel surat kabar yang m encat at bet apa saling- kebergant ungan ini m enj adi percekcokan karena kaum Yahudi harus m em int a- m int a kepada Waqf unt uk m em perbaiki k ebocoran air di Tem bok Barat . Dem i perdam aian, Anda lihat , I srael t elah m em berikan kaum m uslim bagian kekuasaan yang cukup besar dalam m eraw at Kuil Bukit . Kit a t idak sedang m em bicarakan kedaulat an, t et api kont rol adm inist rat if. Kaum m uslim m enguasai seluruh j alan ke Tem bok Barat , dan m encakup apa saj a di belakangnya. Misalnya, t iang yang rusak di Kubah Bat u. Anda dapat m enyalahkan pendudukan I srael at as banyaknya kerusakan, t et api bukan yang sat u ini.

Aku m em inj am sebuah pensil dan m enulis sebuah doa kepada Tuhan, lalu m enyibak kerum unan orang unt uk m endekat i Tem bok. Saat aku m enghabiskan w akt u unt uk m encari celah kosong guna m enyelipkan kert as doaku, aku baru m enyadari bahw a t ubuhku m enghalangi orang Yahudi di belakangku. Tapi aku t oh t idak m erasa m enj adi seorang penyelundup. Aku m erasa di rum ah sendiri. Jauh di lubuk hat iku, aku t ahu siapa keluargaku sesungguhnya.

Anda boleh m enyebut ku orang yang sent im ent il, t et api paham ilah hal ini: Ket ika aku m engat akan “ keluarga” , bayangan di kepalaku bukanlah Nabi Muham m ad at au bahkan

I brahim , t api seorang bocah yang aku t abrak—sebet ulnya, dialah yang m enabrakku— sebelum nya di hari it u. Saat sedang m encari j alan m enuj u Kubah Bat u, pem anduku m em bawaku m elewat i perum ahan Yahudi di Kot a Tua. Kam i berj alan ke t em pat pert em uan lem bap yang t erpahat dari bat u dan penuh gem a suara t eriakan anak- anak. Mereka m em anj at dan m eloncat dari puing- puing rerunt uhan. Pem anduku bilang, dahulu ini adalah I brahim , t api seorang bocah yang aku t abrak—sebet ulnya, dialah yang m enabrakku— sebelum nya di hari it u. Saat sedang m encari j alan m enuj u Kubah Bat u, pem anduku m em bawaku m elewat i perum ahan Yahudi di Kot a Tua. Kam i berj alan ke t em pat pert em uan lem bap yang t erpahat dari bat u dan penuh gem a suara t eriakan anak- anak. Mereka m em anj at dan m eloncat dari puing- puing rerunt uhan. Pem anduku bilang, dahulu ini adalah

Ket ika aku m engungkapkan hal ini kepada seorang t em an perem puan I srael, dia pun m encerit akan pengalam an pribadinya. Besar di I nggris, t ercerabut dari akar Yahudinya, sebagai seorang rem aj a I sabel Kirshner m em buka dirinya t erhadap sem ua pengalam an saat t iba di I srael. I t ulah kisah bagaim ana dia “ dipungut ” ke Tem bok Barat oleh seorang Yahudi Ort odoks yang m enaw arkan st udi grat is di sebuah yeshiva. Kedengaran m enyeram kan bagi orang yang sangat berhat i- hat i. Tet api, kepribadian I sabel bagaikan sepucuk pist ol. Dia pun berangkat dan, “ Suasananya m enyenangkan,” kat anya padaku di sebuah rest oran I t alia di Yerusalem . “ Mereka baik hat i dan t ulus. Mereka m endorongku unt uk bert anya. ‘Teruslah bert anya,’ m ereka akan bilang begit u padaku. Akhirnya, m ereka t idak dapat lagi m enj aw ab pert anyaan- pert anyaanku, lalu m ereka m engirim ku ke seorang rabbi. Set elah beberapa m inggu, aku m eyakini bahw a aku t elah m em aham i t uj uan yeshiva, dan pergi unt uk sesuat u yang lain. I t u adalah pengalam an yang indah. Sam a sekali bukan hal yang m enyeram kan.”

Sekarang, sebagai seorang koresponden senior unt uk m aj alah The Jerusalem Report ,

I sabel m endapat kan pengakuan publik sebagai seorang j urnalis yang kariernya sedang m enanj ak.

Aku m enyadari bahwa t idak set iap yeshiva sam a sepert i yeshiva yang didat angi I sabel. Jim Lederm an, seorang koresponden luar negeri t erlam a bagi I srael, m enam bahkan sebuah perspekt if pent ing. Dia m enulis bahwa “ para rabbi ult ra- ort odoks m elarang para pengikut nya m enggunakan int ernet karena apa yang m ereka pelaj ari m ungkin bisa m erusak. Akhir- akhir ini, m ereka set uj u m endirikan lem baga yang m ereka sebut universit as. Tet api…m ereka secara khusus t elah m elarang st udi sej arah, sast ra, ilm u- ilm u yang m em bahas t eori evolusi sepert i biologi, ast rofisika, dan j uga filsafat .” Aku akan m em bahas lebih j auh perspekt ifnya.

Tekanan unt uk m elakukan kom prom i akan selalu m uncul di m ana pun. Menurut ku, hal ini m erupakan bagian dari kondisi m anusia. Apa yang dicoba lakukan oleh I srael secara berbeda, sebagai sebuah bangsa, aku m enghargainya. I srael m em ber i warganya izin unt uk m enyelidiki dan m engakum ulasi pengalam an. Di sini, seorang fem inis bisa m enunt ut akses set ara m enuj u Tem bok Barat kepada pem erint ah. Di sini, seorang gadis rem aj a bisa m em bayangkan m eninggalkan yeshivanya t anpa t akut t erkena st igm a. Di sini pula, seorang bocah laki- laki Hasidik bisa berkeliling dengan m engenakan sim bol- sim bol anak m uda yang t rendi. Kem udian, di sini sekelom pok orang akan m enyaksikan bagaim ana pot ensi diri m ereka berubah m enj adi banyak hal dalam seket ika, m encerm inkan Tuhan sendiri yang perw uj udan- Nya t ak t erhingga banyaknya.

Perj alanan ke wilayah Palest ina dilanj ut kan! Ya, sebuah w ilayah—Tepi Barat . Saat sarapan, kam i diberi ket erangan singkat oleh seorang diplom at yang bekerj a langsung dengan orang Palest ina. Dia m em percayai m erek a. “ I ni adalah m asyarakat yang—j ika diberi kesem pat an—m am pu m engat ur diri sendiri.” Tapi, “ diserahkan kepada m ereka” berart i lebih dari sekadar m engakhiri pendudukan I srael. Dia m engisyarat kan bahwa hal it u j uga berart i m enggant i kekuasaan angkuh Arafat dengan sebuah pem erint ahan yang peduli t erhadap keinginan rakyat nya, bet apapun akibat dari keinginan it u t idak m engenakkan bagi para nasionalis. “ Orang Palest ina t elah belaj ar banyak dari orang I srael. Dalam banyak hal, m ereka ingin m enyam ai orang I srael,” kat a si diplom at , ket ika kam i berdesakan di dalam kendaraan ant i- pelurunya. “ Sopirku pernah bercerit a kepadaku, ‘Yang kit a but uhkan di sini adalah suprem asi hukum , sepert i yang dim iliki di I srael.’”

Diplom at ini t am paknya m erasa sudah bicara t erlalu banyak. Gugup karena t em peram ennya, lihai karena lat ihannya, dia t erdiam selam a set engah j am perj alanan m enuj u Ram allah. I t u bukan berart i t idak ada lagi hal yang perlu didiskusikan. Set elah m elew at i pos pem eriksaan pert am a, kam i berhent i di lam pu lalu lint as. Di bahu j alan berdir i sebuah billboard raksasa bergam barkan seorang bayi. Sebaris t ulisan Arab m em am pang sem acam slogan. Aku m em int a si diplom at , yang m enyet ir sendiri pagi it u, m enerj em ahkan kalim at Arab it u. Dia pura- pura t idak m endengar, lalu pura- pura t idak m elihat , dan akhirnya m enggerakkan lehernya unt uk “ m elihat lebih dekat ” . Pada saat it u lam pu lalu lint as bergant i dan kam i m elaj u cepat . I ni bukanlah sat u- sat unya gerakan- cepat yang kam i alam i pada hari it u.

Kam i dat ang ke Ram allah pada hari ket ika t ent ara I srael t elah m encabut j am m alam , sehingga m urid- m urid sekolah bisa m engikut i uj ian m ereka. Jalan- j alan dij ej ali orang berbelanj a, berlom ba dengan wakt u unt uk m em beli barang persediaan unt uk j at ah sem inggu. Sebuah keret a kuda diparkir di ant ara Jaguar t ua dan Audi baru. “ Didanai oleh

Kom isi Eropa” , bunyi pengum um an- pengum um an di berbagai lokasi pem bangunan gedung yang m enyerupai gubuk- gubuk. Bangunan- bangunan it u bobrok dan beberapa bahkan dit am bal dengan papan- papan. Kam i berhent i di sisi j alan yang becek, di sat u uj ung yang m enj adi t uj uan kam i, sebuah m isi diplom at ik. Dari luar, t em pat ini sebet ulnya anonim , sem ent ara di dalam , suasananya t erasa kurang bergairah.

Nam un, aku m erasa diriku harus t erus m engant isipasi keadaan. Di ant ara para akt ivis Palest ina yang akan kam i t em ui di sana adalah Raj a Shehadeh, seorang penulis, pengacara, dan pendiri organisasi kem anusiaan non- part isan Al- Haq ( “ Kebenaran” ) . Aku ingin m enem uinya karena, set idaknya m enurut publikasi, dia lebih daripada sekadar boneka yang digerakkan oleh kekuat an t ert ent u unt uk m enyalahkan “ orang lain” . Di halam an surat kabar, Shehadeh m em ancarkan sesuat u yang berbeda. Aku ingin ngobrol dengannya t ent ang buku t erakhir yang ia t ulis, St rangers in t he House: Com ing of Age in Occupied Palest ine.

Buku t ersebut m em uat fot o ayahnya, Aziz, t okoh Palest ina berpengaruh pert am a yang m enerim a keberadaan I srael dan m engem ukakan sebuah solusi t ent ang dua negara. Menurut Shehadeh, ant ek- ant ek Arafat m erespons Aziz dengan m engecapnya sebagai “ pengkhianat laknat ” di radio Arab. “ Kau akan bayar pengkhianat anm u ini,” t egas suara parau Arafat . “ Kam i akan m elenyapkanm u. Mem bungkam m u selam a- lam anya. Menj adikan dirim u cont oh bagi yang lain.” Serikat Pengacara Palest ina m em bat alkan keanggot aan Aziz. Beberapa t ahun kem udian, dia t erbunuh secara m ist erius. Menurut ku, m encant um kan nam anya di sebuah buku yang begit u berani m enandakan keinginan Shehadeh unt uk berbicara lebih banyak t ent ang ham bat an- ham bat an lokal yang m erint angi perdam aian.

Dia t idak ada di dalam gedung ket ika kam i t iba. Tet api, dua akt ivis yang lain sudah m enunggu. Yang pert am a, Dr. Ali Jirbaw i, seorang ilm uwan polit ik. Set elah m enyam paikan kuliah sej arah yang panj ang, dia m erangsang kam i dengan argum en yang m enyent uh hat i. “ Mari j angan bohongi diri sendiri. Tak pernah ada pendudukan yang ram ah. Pendudukan berart i kau kehilangan kont rol at as nasibm u sendiri. Kau m enyaksikan di pos pem eriksaan yang kau lewat i bahwa kam i t idak dapat bergerak ke m ana- m ana.” Pos pem eriksaan ini sam a art inya dengan pengekangan t erhadap orang- orang Palest ina.

( Dari perspekt if Dr. Jirbawi, rint angan pengam an yang baru dibangun hanyalah bent uk pem bat asan yang lain. Lint asan pengam an it u m em belah kam pung- kam pung Arab, m em aksa pedagang m enggunakan anak- anak kurus kering yang cekat an sebagai kurir barang dan pesanan. Anak- anak adalah sat u- sat unya yang dapat m enyelinap di ant ara ( Dari perspekt if Dr. Jirbawi, rint angan pengam an yang baru dibangun hanyalah bent uk pem bat asan yang lain. Lint asan pengam an it u m em belah kam pung- kam pung Arab, m em aksa pedagang m enggunakan anak- anak kurus kering yang cekat an sebagai kurir barang dan pesanan. Anak- anak adalah sat u- sat unya yang dapat m enyelinap di ant ara

Hent ikan bom bunuh diri, kat a seorang j urnalis di ruangan it u, dan set iap pihak akan m enahan diri m asing- m asing. Dr. Jirbaw i m em bant ah bahw a orang Palest ina m em ilik i kebebasan bergerak yang lebih besar dibandingkan sebelum m unculnya rent et an ledakan. Dia m engeluarkan kart u- t anda- m elint as berwarna hij au dari kant ong di dadanya, “ Aku m em bawa ini ke m ana pun aku pergi. Di kot a lain, m ereka m em bawa kart u m acam ini dengan warna lain. Plat lisensi kam i diwarnai berbeda. I ni sam a dengan apart heid.” Lalu kenapa, sam bung yang lain, Arafat keluar dari pert em uan m usim panas 2000, m eninggalkan kesem pat an paling bagus yang pernah ada unt uk m enj adi negara m erdeka— sebuah rencana yang dim ediasi oleh Presiden AS Bill Clint on unt uk m em berikan kepada Palest ina sebagian besar t unt ut an m ereka?

Dr. Jirbawi m enganggap t awaran it u sebagai t ipu daya, yang dim aksudkan unt uk m encipt akan kaum Bant ust an, at au koloni- koloni sem i- independen, yang banyak t erdapat di Afrika Selat an pada era apart heid. Kalaupun it u benar, kam i bert anya, kenapa Arafat t idak m engaj ukan t awaran t andingan? Kenapa dia m enolak begit u saj a proses t ersebut dan m enarik orang- orangnya dari kem ungkinan negosiasi lebih lanj ut ?

Di t engah- t engah percakapan penuh ket egangan, Raj a Shehadeh berj alan berj ingkat - j ingkat m em asuki ruangan. Dia m enj aga t am pang rendah hat inya yang cem berut . Abdul- Malik Al- Jaber, seorang akt ivis yang selalu berada di sam ping Dr. Jirbaw i, berbicara keras- keras agar t em a apart heid t idak lenyap dalam berondongan pert anyaan kam i berikut nya. “ I st riku m em ilik i kart u t anda pengenal Yerusalem , dan ket ika dia m elahirkan anak perem puan kam i di wilayah I srael…” Dia m em erinci m asalah birokrat is pendaft aran asuransi anaknya yang baru lahir. I nt i cerit anya adalah, kondisi- kondisi apart heid m em binasakan orang Arab di seluruh I srael, bukan hanya di Tepi Barat dan Jalur Gaza. “ Kam i penduduk Yerusalem dan kam i m em bayar sem ua paj ak kam i,” kat anya, “ t api t erdapat cara- cara yang m engingkari hak- hak kam i, yang didasarkan pada et nis.”

Dia benar. Dem okrasi t idak m enghent ikan negara m ana pun unt uk m enem pat kan kelom pok m inorit asnya pada posisi yang t idak berunt ung. Lihat lah, m isalnya, bet apa banyak anggot a t ent ara baru yang berasal dari perguruan- perguruan t inggi AS yang m em iliki banyak m urid Hispanik. I srael j uga t idak lepas dari t indakan rasism e, sebagaim ana yang dipublikasikan oleh Ha’aret z, surat kabar t ernam a di I srael. Nam un dem ikian, set elah m elewat i prosedur yang rum it selam a t iga bulan, Al- Jaber dan ist rinya berhasil m endaft arkan anak m ereka unt uk m em peroleh asuransi kesehat an. Jadi, apakah Dia benar. Dem okrasi t idak m enghent ikan negara m ana pun unt uk m enem pat kan kelom pok m inorit asnya pada posisi yang t idak berunt ung. Lihat lah, m isalnya, bet apa banyak anggot a t ent ara baru yang berasal dari perguruan- perguruan t inggi AS yang m em iliki banyak m urid Hispanik. I srael j uga t idak lepas dari t indakan rasism e, sebagaim ana yang dipublikasikan oleh Ha’aret z, surat kabar t ernam a di I srael. Nam un dem ikian, set elah m elewat i prosedur yang rum it selam a t iga bulan, Al- Jaber dan ist rinya berhasil m endaft arkan anak m ereka unt uk m em peroleh asuransi kesehat an. Jadi, apakah

Tapi aku m em iliki pert anyaan- pert anyaan yang lebih urgen. Dua dari t iga orang Palest ina ini t elah m enyam paikan pem ikiran m ereka. Akankah orang yang ket iga m elakukan hal yang sam a? At au akankah kam i m endengar sesuat u—apa saj a—t ent ang bagaim ana dikot om i “ kit a vs m ereka” , “ Yahudi vs Arab” , m em parodikan dua buah kaum ? Sem ua m at a m em andang Shehadeh. Dengan m alu- m alu dia m engeluarkan bukunya. “ Luar biasa! ” aku berseru girang di dalam hat i.

“ Halam an sat u t uj uh t iga,” kat a Shehadeh. I a m ulai m em baca, “ I deologi dan buldoser adalah kut ukan negeri ini. Yang pert am a m em berikan inspirasi, yang kedua m em buat m ungkin dalam sehari apa yang biasa diselesaikan sej um lah orang dalam wakt u sebulan. Shehadeh m enggunakan beberapa m enit berikut nya unt uk m enyam paikan sat u bagian t ent ang t eknologi—dan agenda—yang dim iliki oleh I srael unt uk m em buang orang- orang Palest ina. Set elah m em baca bukunya dua kali dan prakt is m engingat paragraf- paragraf ut am a, dalam sit uasi ini aku m elihat Shehadeh berhent i t epat sebelum dia m encapai bagian yang pent ing, yakni bagian saat ayahnya m engat akan bahwa sebuah solusi yang rasional bagi konflik Palest ina- I srael haruslah m elalui j alan dialog dan t aw ar- m enaw ar, bukan m elalui pengebom an. Lebih t epat nya, “ hanya inisiat if polit ik” yang akan berhasil. “ Dan dalam w akt u dekat . Sebelum t idak ada lagi t anah yang t ersisa unt uk diperbincangkan.” I nisiat if polit ik dan kesegeraan: it ulah kesem pat an yang dim ilik i Arafat , nam un t idak dia gunakan.

Aku t erkaget ket ika Shehadeh m enut up pem bicaraannya. Tapi aku cukup t ahu t ent ang bagaim ana akhir bagian it u, unt uk m em aham i m engapa int elekt ual yang t egar ini m em bat asi kat a- kat anya sendiri di depan dua t em annya. Di Palest ina, t ulisnya di berbagai bagian bukunya, “ m asyarakat berkonspirasi unt uk m enghancurkan, m em at ahkan sem angat , dan m erendahkan m ereka yang m enang m elalui kecem buruan yang t ak t erkira.

I t ulah m asyarakat yang m endorong Anda m erasa t akut . Sebagian besar energi Anda habis unt uk m em aham i persepsi publik at as t indakan- t indakan Anda, karena kelangsungan hidup Anda bergant ung pada kem auan Anda berkom prom i dengan kem auan m asyarakat Anda.”

Aku t eringat pada apa yang dikat akan oleh si kurat or dari Tel Aviv kepadaku: Mungkin at as alasan m em pert ahankan dirilah, t em an Palest inanya t idak m au m enerim a t elepon darinya. Set iap penolakan unt uk berkom prom i dengan para korban harus dibayar dengan harga m ahal. Dan ayah Shehadeh m em bayarnya dengan nyaw a. “ Dia adalah orang yang bersem angat dan berj iwa publik, yang t ak pernah diperbolehkan unt uk sukses. Dia t elah Aku t eringat pada apa yang dikat akan oleh si kurat or dari Tel Aviv kepadaku: Mungkin at as alasan m em pert ahankan dirilah, t em an Palest inanya t idak m au m enerim a t elepon darinya. Set iap penolakan unt uk berkom prom i dengan para korban harus dibayar dengan harga m ahal. Dan ayah Shehadeh m em bayarnya dengan nyaw a. “ Dia adalah orang yang bersem angat dan berj iwa publik, yang t ak pernah diperbolehkan unt uk sukses. Dia t elah

Pert em uan kam i selesai t iba- t iba, karena orang- orang Palest ina ini ingat bahw a m ereka hanya punya sedikit wakt u unt uk berbelanj a barang- barang sebelum j am m alam kem bali diber lakukan. Kam i m engosongkan ruangan, lapar dan agak sedikit bingung, karena panit ia m enyiapkan m akan siang berupa rot i berisi daging babi dan kej u. Daging babi dan kej u! Unt uk para j urnalis yang t erdiri dar i seorang m uslim dan beberapa orang Yahudi. Dihidangkan di ruang diplom asi. Ah…

Sepanj ang m asa j eda t anpa rencana m engenai apa yang harus dilakukan unt uk m akan siang, langsung saj a aku m encari bahan- bahan di sebuah rak m aj alah. Rak it u berisikan st udi, laporan, dan j urnal- j urnal akadem is dari pert engahan t ahun 1990- an. Aku m em asukkan dua publikasi ke dalam t asku, karena aku dapat m em pelaj ari kont eks dari publikasi- publikasi t ersebut . Dan, oh ya, aku selalu ingin t ahu. Keingint ahuanku m enj adi alasan kenapa aku selalu suka m engaduk- aduk t oko- t oko buku di bandara. Sem ua it u m enj adi indeks m engenai ide- ide apa saj a yang diperbolehkan oleh sebuah m asyarakat kepada w arganya unt uk diikut i.

Malam it u, sebelum pulang ke Toront o, aku m em asuki bandara Ben- Gurion dengan ingat an yang m asih m em bekas pada kot a Ram allah—dan aku berniat m encari buku- buku t ent ang sengket a Palest ina- I srael. Aku m elihat hanya dua buku: yang sat u net ral, yang sat unya lagi sangat condong kepada kepent ingan Arab. I srael m em perbolehkan legit im asinya dipert anyakan oleh sej arah. Bayangkanlah. Dan t et ap saj a, aku t idak m am pu m enepis t uduhan apart heid yang dilont arkan oleh para akt ivis Palest ina. Siang dan m alam , m ereka m enyaksikan apa yang hanya aku lihat sekilas: perem puan dan laki- laki m uda I srael dengan senj at a t erselem pang di dada. Berm il- m il m er eka m elalui j alan berdebu di ant ara pos- pos pem eriksaan. Para t ent ara kasar yang t ak m au m engucapkan sepat ah kat a Arab pun, m eskipun m ereka t ahu. Kart u t anda pengenal, kaw at berduri, t ank- t ank lapis baj a, pendudukan- pendudukan I srael yang t am pak sepert i kawasan sub- urban dan m em but uhkan w akt u bert ahun- t ahun unt uk m em bongkarnya, m enunda keadilan bagi w arga Palest ina lebih lam a lagi. Apa yang kusaksikan m engguncang kesadaran et isku. Tet api aku akan segera t ercerahkan!

Dalam penerbangan pulang, aku m em buka salah sat u publikasi yang aku am bil dari Ram allah, sebuah edisi Journal of Palest ine St udies. Tert anggal 1997, t ahun ket ika proses Dalam penerbangan pulang, aku m em buka salah sat u publikasi yang aku am bil dari Ram allah, sebuah edisi Journal of Palest ine St udies. Tert anggal 1997, t ahun ket ika proses

Pada publikasi it u, aku j uga m em baca sebuah “ pengakuan” dari seorang lelaki yang kem bali ke Gaza set elah pergi selam a bert ahun- t ahun. Pada t ahun 1997, t am paknya sebuah negara Palest ina m erdeka akan t erwuj ud, dan dia pulang unt uk m erencanakan hidupnya set elah kem erdekaan yang t erbayang di kepalanya. Nam un, apa yang dia t em ukan adalah sebuah m asyarakat yang t anpa kej uj uran, sebuah m asyarakat yang m em anfaat kan set iap kesem pat an yang ada unt uk m engeluarkan keluhan- keluhan yang t erpendam lam a. “ Di sana ada dinding- dinding put ih yang baru dicat …dinding- dinding yang hanya beberapa hari kem udian, set elah seorang Palest ina t erbunuh oleh peluru nyasar

I srael, dipenuhi t em pelan- t em pelan ucapan dukacit a dari sem ua organisasi yang diket ahui dan t idak diket ahui, yang m enganggapnya sebagai pahlawan dan syahid, dan m engancam balas dendam kepada pem bunuhnya. Kebenaran dan dinding- dinding put ih t elah dikorbankan, karena dapat dipast ikan bahwa si korban bukanlah anggot a organisasi- organisasi t ersebut . Rasa haus akan adanya para pej uang m art ir m er upakan gelora yang m enghancurkan, yang m endom inasi pikiran publik.

Jadi, bahkan pada saat adanya opt im isim e relat if, keinginan unt uk m at i t elah m encengkeram kaum m uslim Palest ina. Kenapa begit u? Orang yang m em beri pengakuan di at as m enyat akan pada kit a bahw a “ ini bukan hanya disebabkan oleh kerasnya pendudukan” , t api j uga karena penolakan t ot al t erhadap int rospeksi diri. Fakt a ini m em icu “ runt uhnya” nilai- nilai kont rak sosial. Menj auh dari krit ik t idaklah ident ik dengan kepercayaan- diri. I t u adalah pert anda m enut up diri dari dunia luar. Dan sikap it u harus dibayar dengan sangat m ahal.”

Aku t et apkan hat iku unt uk m em pelaj ari lebih banyak lagi t ent ang bagaim ana kaum m uslim t elah m elanggar peringat an di dalam Al- Quran bahw a “ Tuhan t idak akan m engubah nasib suat u kaum sam pai m ereka m engubah nasib m ereka sendiri.” Pers I srael t elah m eyakinkanku bahw a kit a t idak perlu m alu unt uk m em beberkan kelem ahan m oral yang t erj adi dalam kom unit as kit a. Waqf m enunj ukkan kepadaku bahwa aib akan banyak t erj adi j ika kit a t erus bungkam dan t ercekik—baik oleh korset at aupun oleh hal lainnya. Peduli set an dengan para pencekik. Apa lagi yang belum kit a ungkapkan kepada diri kit a sendiri, Aku t et apkan hat iku unt uk m em pelaj ari lebih banyak lagi t ent ang bagaim ana kaum m uslim t elah m elanggar peringat an di dalam Al- Quran bahw a “ Tuhan t idak akan m engubah nasib suat u kaum sam pai m ereka m engubah nasib m ereka sendiri.” Pers I srael t elah m eyakinkanku bahw a kit a t idak perlu m alu unt uk m em beberkan kelem ahan m oral yang t erj adi dalam kom unit as kit a. Waqf m enunj ukkan kepadaku bahwa aib akan banyak t erj adi j ika kit a t erus bungkam dan t ercekik—baik oleh korset at aupun oleh hal lainnya. Peduli set an dengan para pencekik. Apa lagi yang belum kit a ungkapkan kepada diri kit a sendiri,