BERIMAN TANPA RASA TAKUT Oleh By IRSHAD

Ole h / By : I RSH AD M AN JI TERJEM AH AN BAH ASA I N D ON ESI A ( Ba h a sa I ndone sia Tr a nsla t ion )

Dit erj em ahkan dari Bahasa I nggris oleh: Herlina Perm at a Sari Translat ed from t he English Language by Herlina Perm at a Sari

Kata Pengantar oleh Profesor Khaleel Mohammed KATA PEN GAN TAR

Ole h Pr ofe sor Kh a le e l M oha m m e d

I m a m da n Pr ofe sor Sa n D ie go St a t e Un iv e r sit y

SEBUAH FAKTA yang sederhana: Saya sepat ut nya m em benci I rshad Manj i. Jika kaum m uslim m endengar kat a- kat anya, m ereka akan berhent i m endengar orang- orang sepert i saya, seorang im am yang m elew at kan w akt u bert ahun- t ahun di universit as I slam . Dia m engancam ot orit as lelak i saya dan berkat a banyak hal t ent ang I slam yang saya harap t idak benar. Dia berm ulut besar dan m enj alin fakt a di at as fakt a unt uk m em benarkan analisisnya. Dia t idak t akut m at i; dia hanya t akut j ika pikiran seseorang m at i. Dia seorang lesbian, dan pendidikan m adrasah saya t elah m erasuk ke dalam diri saya, ham pir t ert anam ke dalam DNA saya, di m ana Allah m em benci kaum gay dan lesbian. Saya seharusnya m em benci perem puan ini.

Tet api kem udian saya m elihat ke dalam hat i saya dan m enggunakan nalar saya, dan saya sam pai pada sebuah kesim pulan yang t idak m engenakkan: I rshad berkat a benar. Dan Tuhan saya m em erint ah saya unt uk m enegakkan kebenaran—yang berart i bahwa saya harus berdam pingan dengannya.

Bagaim anapun, ini bukanlah alasan kenapa saya m enulis pengant ar ini. Saya m enulis kat a pengant ar ini karena saya perlu bert obat unt uk t idak lagi berlaku sepert i seorang m unafik.

Saya sering m enghargai keberanian saya dalam m enent ang para ekst rem is I slam dan t erorism e. Saya t idak m am pu m engecilkan art i penghargaan- penghargaan t ersebut karena hal it u m enunt ut keberanian yang t inggi. Dan, sebab t idaklah m em erlukan pengorbanan t est ost eron besar- besaran unt uk m em bela I rshad j ika ia m em but uhkan pem belaan.

Akan t et api baru- baru ini, saya m endapat kan kesem pat an it u, dan saya gagal m elakukannya. Saya baru saj a pulang dari sebuah konferensi di m ana saya m enim bulkan kehebohan dengan m endorong kaum m uslim unt uk m elam paui sent im en ant i- Sem it ism e. Beberapa m uslim m em ut uskan unt uk m elakukan hal yang t epat : Mereka m enem ui saya unt uk m enget ahui secara t epat apa yang t elah saya kat akan. Di t engah- t engah diskusi, seseorang dari m ereka m engat akan nam a I rshad. Mereka m encem ooh dia sebagai lesbian kecil t ukang bikin onar. Dan di sanalah saya duduk, sepert i seekor ayam yang lum puh, bungkam dan diam , t idak ingin berlanj ut pada m asalah lainnya. Saya, seorang lelaki,

“ penegak dan pelindung” kaum perem puan, dianggap dem ikian oleh am anat ilahi dalam naskah abad ke- 7 di m ana para guru m adrasah m encekokiku sepanj ang w akt u. Aku pun t ak kuasa berkat a sepat ah kat a pun.

I t ulah sebuah m om en ket ika saya m enyadari bahw a sem ua om ong kosong ini harus diakhiri. Apakah saya seorang m uslim at au t idak? Apakah saya peduli pada kebenaran at au t idak? I t ulah sebabnya sekarang saya m enyat akan, t idak hanya unt uk orang I slam yang m enem ui saya, t et api unt uk sem ua m uslim : Saya m endukung perj uangan I rshad Manj i. Dia ingin kit a m elakukan apa yang diperint ahkan oleh Kit ab Suci pada kit a: Akhirilah sikap- sikap kesukuan, bukalah m at a Anda, dan law anlah penindasan, bahkan j ika penindasan it u dirasionalisasi oleh im am - im am t erhorm at kit a, syekh- syekh kit a, m ullah- m ullah kit a, profesor- profesor kit a, dan oleh dogm a apa saj a yang dikem as dengan rapi oleh orang

I slam .

Sangat j arang seorang m uslim m enyat akan secara t erbuka apa yang banyak kit a ket ahui t api t idak berani m engonfirm asinya. I rshad sedikit bersem angat saat m em aparkan serangan orang Yahudi, sebagaim ana saat berbicara t ent ang dorongan unt uk m elem parkan t anggung j awab at as sem ua penyakit I slam pada kolonisasi Barat ; ia m engabaikan sej arah

I slam sendiri t ent ang im perialism e dan pelanggaran hak asasi m anusia yang t erus berlanj ut at as nam a Allah. Sepanj ang bukunya, I rshad t et ap pat uh pada Perint ah I lahi: “ Wahai orang- orang yang berim an, j adilah kam u orang yang benar- benar m enegakkan keadilan, m enj adi saksi karena Allah biarpun t erhadap dirim u sendiri at aupun ibu- bapak dan kerabat m u.” ( An- Nisa: 135) .

Dengan hanya pat uh kepada Allah, I rshad m enyerang para m ullah dengan segala perm ainan m ereka. Salah sat u prasyarat berat dari ij t ihad, t radisi I slam dalam berpikir independen, adalah seseorang harus akrab dengan sem ua ulam a salaf I slam . Pada poin ini,

I rshad berbeda dengan banyak ulam a I slam . Dalam fakt anya, bukunya ini dapat m enj adi pengant ar at as pandangan- pandangan int elekt ual m uslim m odern. Di m ana lagi kit a dapat m enem ukan analisis yang t aj am t ent ang Saad Eddin I brahim , Mahm oud Taha, Khaled Abou El Fadl, Nasr Ham ed Abu- Zeid, dan beberapa yang lainnya?

I rshad m em buka diri pada krit ik dengan m em ilih bent uk ekspresi dem okrat is yang bersifat m enant ang—ia m enulis buku ini dalam bent uk surat t erbuka. Pendekat annya ini akan m enant ang ego para elit e, karena dia m enolak unt uk m enulis secara ket at buat kit a dan konst it uen kit a yang eksklusif. Karya I rshad t idak j at uh ke dalam t ipologi t eori- t eori akadem is yang dit ulis nyaris dalam j argon m enara- gading yang sukar dipaham i. Karyanya I rshad m em buka diri pada krit ik dengan m em ilih bent uk ekspresi dem okrat is yang bersifat m enant ang—ia m enulis buku ini dalam bent uk surat t erbuka. Pendekat annya ini akan m enant ang ego para elit e, karena dia m enolak unt uk m enulis secara ket at buat kit a dan konst it uen kit a yang eksklusif. Karya I rshad t idak j at uh ke dalam t ipologi t eori- t eori akadem is yang dit ulis nyaris dalam j argon m enara- gading yang sukar dipaham i. Karyanya

Anda para pem baca m ungkin t idak sepakat dengan sem ua kesim pulan I rshad. Saya pun dem ikian. Tet api j ust ru it ulah t uj uan dia. I a m engharapkan seseorang yang m em pert anyakan pem ikirannya, unt uk diaj ak berdialog dan bert anya t ent ang I slam .

DR. KHALEEL MOHAMMED m engaj ar agam a di San Diego St at e Universit y dan m erupakan anggot a Pusat St udi I slam dan Arab di universit as t ersebut . Dia j uga seorang im am yang m em pelaj ari ilm u Syariah di Muham m ad bin Saud Universit y di Riyadh ( Sunni) dan Zeinabiyya di Dam askus ( Syiah) . Mendapat gelar Ph.D dalam hukum I slam dari McGill Universit y. I nform asi lebih j auh t ent ang Dr. Moham m ed bisa didapat kan di w ww .forpeoplewhot hink.org.

Sekapur Sirih

SETI AP AGAMA yang hadir di m uka bum i selalu m em bawa harapan hidup yang lebih baik bagi set iap pem eluknya. Merosot dan j ayanya suat u agam a sangat bergant ung pada seberapa besar um at nya m eyakini dan m engakui kebesaran harapan hidup yang lebih baik t ersebut . Harapan yang t erpenuhi akan sem akin m em perkuat keyakinannya pada agam a yang dipeluknya. Sebaliknya, harapan yang “ t ak t erpenuhi” akan m erunt uhkan panj i- panj i keyakinannya.

I slam dengan m isi rahm at an lil ‘alam in m em berikan rahm at bagi seluruh alam dengan t idak m endiskrim inasik an um at nya karena perbedaan kelam in, suku, w arna kulit , bent uk t ubuh, usia, pandangan polit ik, et nis, ras, agam a, orient asi seksual, dan perbedaan- perbedaan lainnya. Para m ufassir ( ahli t afsir) t idak ada yang m em iliki pem aham an yang berbeda t ent ang m isi I slam , t et api problem m uncul ket ika para m ufassir m em aham i ayat - ayat lain dalam Al- Quran dan hadis- hadis yang disabdakan oleh Rasulullah Saw. Sebut saj a yang berkait an dengan orient asi seksual t erhadap sesam a j enis dan segala aspek kehidupannya. Dalam persoalan inilah “ I slam m enj adi bencana bagi kaum hom oseksual” . Karena para m ufassir m ayorit as m em aham i ayat - ayat t ent ang hom oseksualit as dengan perspekt if bias het eronorm at ivit as, sehingga kaum hom oseksual ( lesbian dan gay) berada I slam dengan m isi rahm at an lil ‘alam in m em berikan rahm at bagi seluruh alam dengan t idak m endiskrim inasik an um at nya karena perbedaan kelam in, suku, w arna kulit , bent uk t ubuh, usia, pandangan polit ik, et nis, ras, agam a, orient asi seksual, dan perbedaan- perbedaan lainnya. Para m ufassir ( ahli t afsir) t idak ada yang m em iliki pem aham an yang berbeda t ent ang m isi I slam , t et api problem m uncul ket ika para m ufassir m em aham i ayat - ayat lain dalam Al- Quran dan hadis- hadis yang disabdakan oleh Rasulullah Saw. Sebut saj a yang berkait an dengan orient asi seksual t erhadap sesam a j enis dan segala aspek kehidupannya. Dalam persoalan inilah “ I slam m enj adi bencana bagi kaum hom oseksual” . Karena para m ufassir m ayorit as m em aham i ayat - ayat t ent ang hom oseksualit as dengan perspekt if bias het eronorm at ivit as, sehingga kaum hom oseksual ( lesbian dan gay) berada

Kaj ian- kaj ian m ut akhir t ent ang hom oseksualit as m ulai m enyent uh “ t afsir klasik” dan m engundang agam awan unt uk m enggunakan pisau analisis ilm u sosial, gender, hak asasi m anusia, dan ilm u keislam an m urni.

Di ant aranya adalah I rshad Manj i. Dia adalah fem inis m uslim ah yang m enulis buku yang berj udul Berim an Tanpa Rasa Takut yang sekarang ada di t angan Anda ini. Buku ini perlu dibaca dan dipaham i secara krit is, didialogkan secara sehat dan berkeadilan. Nasr Ham ed Abu- Zeid m enyat akan bahwa realit as sosial adalah dasar dan t idak m ungkin diabaikan. Dari realit as sosial lahirlah t eks. Dari bahasa dan kebudayaan t eks t erbangunlah sist em . Realit as adalah yang pert am a, kedua dan yang t erakhir. Mengabaikan realit as karena m em pert im bangkan t eks yang beku t anpa perubahan at as pem aknaannya akan m enj adikan t eks sebagai sebuah legenda ( Nasr Ham ed Abu- Zeid dalam bukunya Naqd Al- Khit ab Al- Diniy) .

Unt uk it u, kehadiran buku ini diharapkan dapat m enam bah khazanah keilm uan dan w acana keislam an, seksualit as dari perspekt if krit is, kont ekst ual, dan kem anusiaan.

Terim a kasih saya ucapan kepada sem ua pihak yang m em berikan sum bangsih dalam proses penerbit an buku ini. Terut am a kepada Sdri. I rshad Manj i yang t elah m em berikan izin unt uk m enerbit kan bukunya ke dalam edisi bahasa I ndonesia; Sdri. Herlina dari Lem bayung I nst it ut e yang t elah m enerj em ahkannya; Sdr. Ahm ad Suaedi yang bersedia m em baca ulang t erj em ahan Sdri. Herlina; Kiai Husein Muham m ad yang m em berikan cat at an pendam ping secara krit is at as pem ikiran Manj i; para endorser dengan kom ent ar- kom ent arnya at as buku ini. Yang t ak kalah pent ing, kepada Nun Publisher at as kerj a sam a baiknya dalam proses penerbit an buku ini; t em an- t em an Koalisi Perem puan I ndonesia yang m endukung pent ingnya penerbit an buku ini, t erut am a kepada Sdri. RR. Sri Agust ine dan Mike V. Tangka yang t urut m em proses dengan baik hingga buku ini bisa dinikm at i oleh pem baca di I ndonesia.

Jakart a, Januari 2008 Masruchah Sekj en Koalisi Perem puan I ndonesia

Ca t a t a n P e n g a r a n g

ASSALAAMU ‘ALAI KUM.

Kepada para pem baca sem ua, unt uk t erj em ahan Bahasa I ndonesia at as buku ini, aku m em ilih j udul: Berim an Tanpa Rasa Takut : Tant angan Um at I slam Saat I ni ( Fait h Wit hout Fear: A Challenge t o I slam Today) .

Judul ini sepenuhnya baru.

Dalam t erj em ahan- t erj em ahan sebelum nya at as buku ini—Arab, Urdu, dan Persia—j udul aslinya adalah The Trouble wit h I slam . Aku m em ilih sebuah j udul yang provokat if t ersebut karena pent ing bagiku unt uk m enyam paikan bahwa kit a um at I slam m em punyai sebuah m asalah besar di depan m at a. Aku harus m enyat akan bahwa kebungkam an bukanlah sebuah pilihan. Pesan sederhanaku adalah bahw a hanya kaum m uslim yang bisa m em ast ikan kekerasan dan pelanggaran hak asasi m anusia yang dilakukan dengan m engat asnam akan Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Tet api banyak um at I slam salah m em aham i m aksudku dan m enuduh diriku t elah m enyerang im an I slam . I t u t idak benar sam a sekali. Aku seorang m uslim yang berim an. Dalam versi- versi pert am a bukuku, aku m enekankan bahwa I slam m em ilik i pot ensi unt uk m enj adi bij aksana dan m anusiaw i. Adalah kit a um at I slam yang harus m em iliki keberanian unt uk berubah.

Pendek kat a, I slam adalah cara kit a bersikap t erhadapnya. Oleh karena it u, t ant angan apa pun t erhadap I slam sudah past i j uga t ant angan bagi para pem eluknya.

Aku percaya bahw a t ant angan paling pent ing yang harus kit a lakukan adalah upaya unt uk m engakhiri rasa t akut dari int im idasi agam a. Pat ut kit a ingat , ulam a bukanlah Allah.

I t ulah sebabnya kenapa aku m erevisi j udul bukuku dengan Berim an Tanpa Rasa Takut : Tant angan Um at I slam Saat I ni. Dalam spir it kej uj uran dan kerendahhat ian, aku m em berikan j udul baru t ersebut unt uk edisi I ndonesia ini.

I rshad Manj i New York, 2008

Surat Terbuka

“ Wahai orang- orang yang berim an, j adilah kam u orang yang benar- benar m enegakkan keadilan, m enj adi saksi karena Allah, biarpun t erhadap dirim u sendiri at aupun ibu- bapak dan kerabat m u.”

( An - N isa : 1 3 5 )

AKU HARUS j uj ur pada kalian sem ua. Hubunganku dengan I slam kurang begit u m enyenangkan. Hidupku bergant ung pada fat wa yang dikeluarkan oleh orang- orang yang m engklaim diri sebagai w akil Allah.

Saat kurenungkan sem ua fat w a yang dilont arkan oleh para pem ikir agam a kit a, aku m erasa sangat m alu. Tidakkah Anda j uga m erasakannya? Aku m endengar dari seorang t em an Saudiku bahwa “ polisi agam a” di negerinya m enangkap perem puan yang m em akai warna m erah pada hari Valent ine. Lalu aku berpikir: Sej ak kapan Tuhan Yang Maha Pengasih m elarang ham ba- Nya berbahagia—at au bersenang- senang?* Aku m endengar berit a t ent ang korban perkosaan yang dihukum raj am karena t uduhan zina. Kem udian aku bert anya- t anya: Bagaim ana m ungkin m assa yang krit is di ant ara kaum m uslim kit a t et ap bungkam m enget ahui hal it u?

Ket ika kaum non- m uslim m em int a kit a bicara, aku m endengar Anda berkeluh kesah bahwa kit a t ak perlu m enj elaskan perilaku kaum m uslim lain. Nam un, ket ika kit a disalahpaham i, kit a gagal unt uk m elihat bahwa kesalahpaham an it u t erj adi karena kit a belum m em berikan penj elasan kepada m ereka, agar m ereka m em aham i kit a dengan cara yang berbeda. Terlepas dari it u sem ua, saat aku berbicara secara publik t ent ang kegagalan t ersebut , sebagian besar kaum m uslim yang sering berpikir secara st ereot ip, kem udian m encurigaiku sebagai pengkhianat . Pengkhianat t erhadap apa? Kem urnian m oral? Kesusilaan m asyarakat ? At au peradaban?

Ya, aku berbicara apa adanya. Anda hanya harus m em biasakan diri dengan ket erust erangan ini. Dalam surat ku ini, kuaj ukan pert anyaan- pert anyaan yang t ak lagi t erhindarkan buat kit a. Kenapa pikiran kit a sem ua t erpaku pada kej adian yang m enim pa orang- orang Palest ina dan I srael? Kenapa orang I slam begit u sulit unt uk m engubah pandangannya t ent ang ant i- Sem it ism e? Siapa penj aj ah kaum m uslim yang sesungguhnya—Am erika at au bangsa Arab? Kenapa kit a m enyia- nyiakan pot ensi kaum perem puan, yang m erupakan separuh dari j um lah m akhluk Tuhan? Bagaim ana kit a bisa begit u yakin bahw a kaum hom oseksual pat ut diasingkan—at au dibunuh—j ika Al- Quran Ya, aku berbicara apa adanya. Anda hanya harus m em biasakan diri dengan ket erust erangan ini. Dalam surat ku ini, kuaj ukan pert anyaan- pert anyaan yang t ak lagi t erhindarkan buat kit a. Kenapa pikiran kit a sem ua t erpaku pada kej adian yang m enim pa orang- orang Palest ina dan I srael? Kenapa orang I slam begit u sulit unt uk m engubah pandangannya t ent ang ant i- Sem it ism e? Siapa penj aj ah kaum m uslim yang sesungguhnya—Am erika at au bangsa Arab? Kenapa kit a m enyia- nyiakan pot ensi kaum perem puan, yang m erupakan separuh dari j um lah m akhluk Tuhan? Bagaim ana kit a bisa begit u yakin bahw a kaum hom oseksual pat ut diasingkan—at au dibunuh—j ika Al- Quran

Apakah Anda j ant ungan m em baca kom ent arku ini? Lanj ut kan saj a, t ak usah ragu- ragu. Karena j ika kit a t idak bersuara m elawan para im perialis dalam I slam , m ereka akan t erus berj alan dengan aksi dan pert unj ukan m ereka. Dan usaha m ereka akan m engakibat kan hal- hal yang m em at ikan: kerusakan, kekerasan, kem iskinan, dan ket erkungkungan. Keadilan sepert i inikah yang kit a cari dalam dunia yang diam anat kan Tuhan pada kit a? Kalau bukan, lalu kenapa t idak lebih banyak dari kit a yang m engaj ukan keberat an?

Yang kudengar dari Anda adalah, kaum m uslim m enj adi t arget serangan- reakt if. Di Prancis, kelom pok m uslim m engaj ukan seorang penulis ke pengadilan karena m enyebut I slam sebagai “ agam a paling bodoh” . Kelihat annya penulis it u m em propagandakan kebencian. Lant as kit a m enunt ut hak kit a—sesuat u yang j arang kit a dapat kan di negara- negara I slam . Tet api, apakah penulis Prancis it u salah ket ika m enulis bahw a I slam harus m enj adi lebih dewasa? Bagaim ana dengan seruan Al- Quran unt uk m em benci kaum Yahudi? Bukankah m uslim yang m engut ip Al- Quran unt uk m em benarkan ant i- Sem it ism e j uga pat ut diaj ukan ke pengadilan? Tidak bisakah t indakan it u dikat egorikan sebagai “ serangan- reakt if” ? Apa yang m em buat kit a bisa dibilang bij ak, sem ent ara yang lain rasis?

Melalui j er it an m engasihani- diri- sendiri dan kebungkam an yang t ak t ert anggungkan, kit a kaum m uslim t engah berkonspirasi m elaw an diri kit a sendiri. Kit a berada dalam krisis. Dan kit a m enyeret seluruh dunia t urut sert a di dalam nya. Kalaulah ada m om en bagi reform asi

I slam , m aka sekaranglah saat nya. Dem i kasih Tuhan, apa yang bisa kit a lakukan unt uk it u?

Anda m ungkin bert anya- t anya, aku ini siapa, kok berani bicara sepert i ini. Aku adalah Muslim Refusenik. I t u t idak berart i aku m enolak m enj adi seorang m uslim . I t u berart i aku m enolak unt uk bergabung dengan pasukan “ robot ” yang m udah dim obilisasi secara ot om at is unt uk m elakukan t indakan at as nam a Allah. Aku m engam bil ist ilah ini dari kelom pok refusenik perm ulaan: kaum Yahudi Soviet yang m em perj uangkan kebebasan beragam a dan kebebasan pribadi. Tuan- t uan m ereka yang kom unis t idak m em perbolehkan m ereka pindah ke I srael. Karena usaha- usaha m ereka unt uk m eninggalkan Uni Soviet , banyak kaum refusenik harus m em bayar dengan kerj a paksa dan kadang dengan nyaw a. Seir ing w akt u, penolakan m ereka yang t iada hent i unt uk pat uh pada m ekanism e kont rol- pikiran dan pem bunuhan- karakt er t urut m em bant u m engakhiri sist em t ot alit arian di negara it u.

Dem ikian halnya, aku m engangkat t opi pada kaum refusenik yang lebih baru—para t ent ara

I srael yang m enent ang pendudukan m ilit er di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Dalam spirit yang sam a, kit a pun m est i m enent ang penj aj ahan ideologis t erhadap pikiran kaum m uslim .

Anda past i ingin m eyakinkanku bahw a apa yang kuj elaskan di surat t erbuka ini bukan

I slam yang “ sesungguhnya” . Kuharap Anda benar. I t ulah sebabnya aku m enulis surat t erbuka ini. Karena aku yakin kit a m am pu m enj adi lebih bij ak dan hum anis ket im bang sebagian besar pem im pin agam a kit a. Tapi, dem i diskusi yang j uj ur, aku harus m enant ang Anda unt uk bersikap j uj ur t erhadap I slam yang Anda pert ahankan secara refleksif. I slam dalam bent uknya yang riil at au yang ideal? Segala sesuat u t am pak luar biasa sebagai sebuah ideal. Kapit alism e t am pak hebat sebagai sebuah ideal. Sebagai sebuah ideal, Konst it usi Am erika Serikat m enggaransi kebebasan dan keadilan bagi segenap orang. Kaum m uslim t ahu bahw a kenyat aan sangat lah berbeda dengan sebuah ideal. Sebagai m asyarakat yang berhat i nurani, kit a j uga m est i m em perhat ikan realit as- realit as yang t erj adi dalam I slam .

Kupikir Nabi Muham m ad akan m enyat ukan perbedaan ant ara yang riil dan yang ideal. Ket ika beliau dit anya t ent ang definisi agam a, beliau m enj awab: Agam a adalah cara kit a bersikap t erhadap orang lain. Sederhana, t anpa harus m enyederhanakan! Dengan definisi it u, cara m uslim bersikap—bukan dalam t eor i t api dalam kenyat aan—it ulah sesungguhnya

I slam . Perasaan puas t erhadap diri sendiri ( qanaah— Peny.) adalah I slam . I t u j uga berart i bahw a kit a m est i m em perhat ikan hak asasi perem puan dan kelom pok m inorit as. Unt uk m elakukan it u, kit a harus m ent as dari sikap kit a yang t erus m enolak. Dengan m enekankan bahwa t idak ada m asalah dengan I slam saat ini, kit a m enyem bunyikan “ kenyat aan agam a” kit a di balik “ ideal agam a” kit a, yang berart i m em bebaskan diri kit a dari t anggung j awab t erhadap um at m anusia, t erm asuk saudara kit a sesam a m uslim . Dengan m enulis surat t erbuka ini, aku t idak berm aksud m enyat akan bahwa agam a lain bebas dari m asalah. Sungguh. Perbedaannya adalah, perpust akaan- perpust akaan berj ubal dengan buku- buku t ent ang perm asalahan dalam agam a Krist en. Dem ikian pula dengan agam a Yahudi. Kit a kaum m uslim bisa m elakukan it u.

Apa yang m est i dit akut i?

* ) Sem ua klaim diperk uat oleh cat at an- cat at an sum ber di w ebsit e- ku. Kunj ungi www.irshadm anj i.com / sources- and- not es .

Bab 1- Kenapa Aku Menjadi Muslim Refusenik?

“ Di kelas- kelas hari Sabt uku, aku didokt rin: Kalau kau orang yang berim an, kau j angan berpikir. Kalau kau berpikir, m aka kau bukan orang yang berim an.”

( I r sha d M a n j i)

SEPERTI JUTAAN kaum m uslim lainnya selam a 40 t ahun t erakhir, keluargaku berim igrasi ke Barat . Kam i t iba di Richm ond, daerah suburban kelas- m enengah kot a Vancouver, Brit ish Colum bia, Kanada, pada t ahun 1972. Saat it u um urku baru em pat t ahun. Ant ara t ahun 1971 dan 1973, ribuan m uslim Asia Selat an m elar ikan diri dari Uganda set elah sang dikt at or m ilit er, Jenderal I di Am in Dada, m enyat akan bahwa Afrika diperunt ukkan hanya bagi warga kulit hit am . Dia m em beri wakt u kam i yang berkulit cokelat beberapa m inggu saj a unt uk pergi at au m at i.

Kaum m uslim yang t elah m enghabiskan hidup m ereka di Afrika Tim ur bert erim a kasih kepada pem erint ah I nggris, yang t elah m em baw a kam i ke Asia Selat an unt uk m em bant u pem buat an j alan keret a api di koloni- koloni Afrika m ereka. Set elah beberapa generasi, banyak kaum m uslim yang m eningkat hidupnya dan m enj adi pedagang yang m akm ur. Ayah dan saudara- saudara lelakinya, yang m enj alankan bisnis dealer Mercedes- Benz di dekat Kam pala, m em peroleh keunt ungan dari m obilit as kelas sosial yang diwariskan oleh pem erint ah I nggris kepada kam i. Tet api m obilit as kelas sosial it u t idak kam i w ariskan kepada orang kulit hit am , penduduk asli yang kam i pekerj akan.

Pada um um nya, kaum m uslim di Afrika Tim ur m em perlakukan orang kulit hit am sepert i budak. Aku ingat ket ika Ayah m em ukuli Tom asi, pelayan kam i, dengan keras hingga m enyebabkan lebam - lebam m engkilap di bagian- bagian t ubuhnya yang legam . Meskipun aku, kedua saudara perem puanku, dan ibuku m enyayangi Tom asi, t et api kam i akan ikut dihaj ar j ika Ayah m em ergoki kam i m engobat i luka- lukanya. Aku t ahu, hal serupa j uga t erj adi di banyak rum ah t angga m uslim lainnya.

Dan perbudakan t et ap berlangsung set elah keluargaku pergi dari sana. I t ulah sebabnya, saat m enginj ak rem aj a, aku m enolak j ika diaj ak m enj enguk keluarga j auhku di Afrika Tim ur. “ Kalau aku pergi bersam a I bu,” aku m engingat kan ibuku, “ I bu t ahu, kan, aku past i bert anya pada bibi- bibi dan pam an- pam anm u yang gendut - gendut it u: Kenapa m ereka m em perlakukan pem bant u m ereka sepert i budak?” I bu berm aksud m enj adikan perj alanan it u sebagai ucapan selam at t inggal kepada hubungan keluarga yang m ulai m enua. Bukan sebagai kam panye hak asasi m anusia. Khaw at ir keikut sert aanku m em perm alukan I bu, m aka aku t et ap t inggal di rum ah.

Saat I bu pergi, aku berpikir lebih dalam lagi t ent ang m akna “ rum ah” . Aku sam pai pada pem ikir an bahwa rum ah adalah t em pat t inggal m art abat ku, bukan sem at a- m at a t em pat nenek m oyangku berasal. Saat it u adalah awal ket ika aku m enyadari m engapa dem am poskolonial pan- Afrikanism e—“ Afrika unt uk orang kulit hit am ” —m enyapu benua t em pat ku dilahirkan. Banyak kaum m uslim kurang m enghargai m art abat orang yang kulit nya lebih gelap daripada kulit kam i. Tanpa perasaan, kam i m engeksploit asi penduduk Afrika asli. Dan, t olong j angan kat akan bahw a kam i m em pelaj ari kekej am an ini dari orang I nggris, sebab it u akan m em unculkan pert anyaan: Kenapa kam i t idak m em pelaj ari cara m em beri ruang gerak bagi orang kulit hit am yang berbakat wirausaha sebagaim ana halnya orang

I nggris t elah m em berikannya kepada kam i? Di sini aku t idak m int a m aaf karena t erserang oleh fakt a bahw a aku pernah m em ilik i

seorang Tom asi. Aku yakin, kebanyakan dari Anda pun m enent ang perbudakan. Nam un, bukan I slam yang m em bant u m engem bangkan keyakinanku bahw a set iap m anusia m em iliki m art abat . Lingkungan dem okrat is t em pat keluargaku berm igrasilah yang m em buat ku m eyakini hal it u. Richm ond adalah t em pat di m ana bahkan seorang gadis kecil m uslim pun dapat m erasa t erikat —bukan t erikat dalam art i pernikahan. Sim aklah penj elasanku berikut ini.

Beberapa t ahun set elah keluargaku sedikit m apan, Ayah m enem ukan layanan penj agaan bayi grat is di Gerej a Bapt is Rose of Sharon. ( Ucapkan “ grat is” pada seorang im igran, m aka ket erikat annya pada agam anya akan pudar oleh t aw aran m urah yang sangat dibut uhkan saat it u) . Saban m inggu, ket ika I bu m eninggalkan rum ah unt uk m enj aj akan produk- produk Avon dari rum ah ke rum ah, Ayah, yang kurang akrab dengan anak- anak, akan ” m eninggalkan” anak- anaknya di gerej a it u. Di sana, seorang perem puan Asia Selat an yang m engaw asi st udi I nj il m enunj ukkan padaku dan kakakku kesabaran yang sam a sepert i yang dia t unj ukkan kepada anak lelak inya sendiri. Dia m em bikinku percaya bahwa pert anyaan- pert anyaanku cukup berharga unt uk dikat akan. Jelas, pert anyaan- pert anyaan yang kuaj ukan sebagai anak berum ur t uj uh t ahun sederhana saj a: Dari m ana Yesus berasal? Kapan dia hidup? Apa pekerj aannya? Siapa yang dia nikahi? Rent et an pert anyaan ini t ent u t idak m eyusahkan siapa pun. Tapi, yang kum aksudkan di sini adalah, t indakan bert anya—dan bert anya lebih banyak lagi—selalu disam but dengan senyum an yang sangat hangat .

Mungkin it ulah yang m em ot ivasiku, di um ur delapan t ahun, unt uk m em enangkan penghargaan sebagai Orang Krist en Paling Menj anj ikan Tahun I ni. Aku dikasih hadiah edisi 101 Kisah I nj il yang berilust rasi warna- warna cem er lang. Aku m engenang kem bali saat it u dan bert erim a kasih kepada Allah karena aku berada dalam dunia di m ana Al- Quran t idak Mungkin it ulah yang m em ot ivasiku, di um ur delapan t ahun, unt uk m em enangkan penghargaan sebagai Orang Krist en Paling Menj anj ikan Tahun I ni. Aku dikasih hadiah edisi 101 Kisah I nj il yang berilust rasi warna- warna cem er lang. Aku m engenang kem bali saat it u dan bert erim a kasih kepada Allah karena aku berada dalam dunia di m ana Al- Quran t idak

Tak lam a set elah aku m eraih gelar sebagai Orang Krist en Paling Menj anj ikan Tahun I ni, Ayah m erenggut ku dari gerej a it u. Sebuah m adrasah ( sekolah I slam ) akan segera dibangun. Si kecil ini t ak sabar lagi m enant i. Jika pengalam an sekolah Minggu- ku m enj adi ukuran, m aka dengan lugu aku beranggapan bahwa m adrasah t ent unya j uga akan m enyenangkan, at au sam a m enyenangkannya sepert i gerej a.

Sem ent ara it u, dunia baruku ikut t um buh bersam aku. Sebuah m al yang begit u luas, yang akan m enj adi sangat pent ing dalam pendidikanku sebagai seorang m uslim , Landsowne Cent re, dibuka. Nam a pendiri Richm ond ( orang- orang berdarah Skot landia) yang m enghiasi papan- papan pet unj uk di luar m al—Brighouse, McNair, Burnet t , St evest on— segera berdesak- desakan m enarik perhat ian, bersaing dengan kat a- kat a dalam bahasa Hindi, Punj ab, Urdu, Mandarin, Kant on, Korea, dan Jepang. Bahasa- bahasa ini m enyelim ut i int erior Aberdeen Cent re, yang dibangun beberapa t ahun kem udian dan dij uluki sebagai “ plaza belanj a ala Asia t erbesar di Am erika Ut ara” .

Jauh sebelum it u, aku sudah m enyadari bahwa t em pat sepert i Richm ond dapat m engakom odasi siapa saj a yang m au m engekspresikan isi hat inya. Di kelas sepuluh, aku berkam panye unt uk m enj adi ket ua OSI S di J.N. Burnet t Junior Secondary School. Tahun sebelum nya, aku sudah kalah dalam pem ilihan di t ingkat kelas. Aku kalah gara- gara ada seorang anak m enj engkelkan yang t idak ingin seorang “ Paki” ( orang Pakist an— Peny.) m ewakili kelasnya. Set ahun kem udian, sebagian besar m urid di sekolah m em buat si Paki ini m enj adi ket ua t erpilih m ereka. Di Richm ond, rasism e t idak harus m enghalangi am bisi- am bisiku.

Beberapa bulan kem udian, set elah aku m enj adi ket ua OSI S, wakil kepala sekolah t engah berj alan m elewat i loker ku dan berhent i m em at ung ket ika dia m elihat selint as post er para pej uang revolusi I ran yang kut em pelkan di pint u loker. Dikirim kan oleh seorang pam anku di Prancis, post er it u m em uat gam bar perem puan- perem puan bercadar hit am yang m enghancurkan sayap pesawat t erbang. Sayap kiri pesawat bergam bar palu- arit ( gam bar Beberapa bulan kem udian, set elah aku m enj adi ket ua OSI S, wakil kepala sekolah t engah berj alan m elewat i loker ku dan berhent i m em at ung ket ika dia m elihat selint as post er para pej uang revolusi I ran yang kut em pelkan di pint u loker. Dikirim kan oleh seorang pam anku di Prancis, post er it u m em uat gam bar perem puan- perem puan bercadar hit am yang m enghancurkan sayap pesawat t erbang. Sayap kiri pesawat bergam bar palu- arit ( gam bar

“ I ni t idak pant as,” dia m em beriku peringat an. “ Turunkan post er it u.” Aku m enunj uk ke loker sebelah yang di pint unya t ergant ung bendera Am erika. Aku lalu

bert anya, “ Kalau dia bisa m engungkapkan opininya secara t erbuka, kenapa saya t idak?” “ Karena kam u kurang m enghargai nilai- nilai dem okrat is kit a. Sebagai ket ua OSI S,

harusnya kam u j auh lebih t ahu t ent ang hal it u.” Kuakui, aku t idak m enyadari bahwa rezim Ayat ollah Khom eini m elahir kan t ot alit arianism e.

Aku belum m engerj akan “ PR” - ku. Sebagian t ergoda oleh propaganda dan sebagian lagi oleh kebanggaan hidup di m asyarakat bebas, aku ingin m em bela per bedaan opini agar ” Bendera Am erika” t idak m em bunuh pandangan- pandangan lain. Aku pun berani m endebat w akil kepala sekolah it u.

“ Saya kurang m enghargai dem okrasi? Bagaim ana m ungkin Anda m enyat akan diri Anda m endukung dem okrasi, sem ent ara Anda m elarang saya m engekspresikan diri saya, t et api,” seraya m enuding bendera Am erika di pint u loker lain, “ orang lain bisa?”

Kam i saling m enat ap. “ Kau m em beri cont oh buruk,” kat anya. Dia m enegakkan punggungnya dan berj alan m enj auh.

Anda harus m em beriny a horm at karena dia t elah m em biarkan perbedaan opini t et ap hidup di Burnet t Junior High. Yang bahkan lebih m engagum kan lagi adalah: Dia penganut Krist en Evangelis. Dia t idak m enut up- nut upi keyakinan pribadinya, t api dia j uga t idak m enghasut para siswa—bahkan ket ika ket ua OSI S m em perlihat kan dukungan t erhadap t eokrasinya

I m am Khom eini. Dia pun t idak m em perlihat kan dukungan ket ika para siswa m elobinya agar celana pendek seragam sekolah m enam pakkan kaki lebih banyak daripada yang m enurut nya t erlihat waj ar. Set elah debat panas dengan kam i dan m elakukan beberapa penundaan, dia m enyet uj ui perm int aan para siswa t erkait celana pendek t ersebut . Dia sebenarnya bersikukuh dengan pendiriannya, t api m asih m enghorm at i kehendak orang banyak.

Berapa banyak j uru dakw ah m uslim yang Anda kenal, yang m enoleransi sudut pandang lain, yang m em buat diri m ereka m erasa t erganggu? Tent u saj a, w akil kepala sekolahku harus m enahan sedikit ucapannya dalam sebuah sist em sekolah um um , t api sist em sepert i it u hanya bisa m uncul dari sebuah konsensus bahwa orang dari keyakinan, lat ar belakang, Berapa banyak j uru dakw ah m uslim yang Anda kenal, yang m enoleransi sudut pandang lain, yang m em buat diri m ereka m erasa t erganggu? Tent u saj a, w akil kepala sekolahku harus m enahan sedikit ucapannya dalam sebuah sist em sekolah um um , t api sist em sepert i it u hanya bisa m uncul dari sebuah konsensus bahwa orang dari keyakinan, lat ar belakang,

Tuhan, aku m encint ai negeri ini. Aku m encint ai kenyat aan bahwa negeri ini sepert inya t idak akan pernah selesai m em bent uk dirinya, j awaban- j awaban finalnya belum diket ahui— j ika m em ang ada. Aku m encint ai kenyat aan bahwa dalam renovasi t erus- m enerus ini, kont ribusi para individu sangat lah pent ing.

Akan t et api, di rum ahku sendiri, kepalan t inj u Ayah m enguasai seluruh anggot a keluarga. Jangan t ert awa saat m akan m alam . Kalau aku m encuri uang t abunganm u, diam lah. Kalau aku m enendang bokongm u, ingat lah bahwa besok akan lebih keras lagi. Saat aku m enghaj ar ibum u, j angan panggil polisi. Kalau m ereka dat ang, aku akan m em buj uk supaya m ereka pergi, dan kau t ahu bahwa m ereka past i akan pergi. Saat m ereka sudah enyah, aku akan m engiris t elingam u. Kalau kam u m engancam akan m elapor ke pet ugas sosial, aku akan m engiris t elingam u yang sat unya lagi.

Suat u saat , Ayah m engej arku ke seluruh bagian rum ah dengan pisau t erhunus. Aku berhasil m enyelinap dari j endela kam ar t idurku dan t idur di at ap rum ah sem alam an. I bu t idak t ahu keadaanku, karena dia m endapat kan shift yang t idak m engenakkan di suat u perusahaan penerbangan. Aku pun t idak yakin kalau aku m au dibuj uk unt uk t urun, sekalipun dengan j anj i- j anj i I bu bahwa aku t idak akan digebuki. Rasanya, aku m enyukai at ap rum ahku sebagaim ana aku m enyukai sekolahku, Gerej a Bapt is Rose of Sharon dan, beberapa t ahun kem udian, Aberdeen Cent re. Dari ket inggian di m asing- m asing t em pat ini, aku dapat m engawasi sebuah dunia yang penuh kem ungkinan t iada bat as.

Dalam kom unit as m uslim Afrika Tim ur, m ungkinkah aku dibolehkan berm im pi m em peroleh pendidikan form al? Mendapat beasiswa? Berpart isipasi dalam kam panye polit ik, apalagi punya kant or sendiri? Jika m engam at i fot o- fot o hit am put ih dan kabur yang dit unj ukkan padaku, saat aku berusia t iga t ahun sedang berm ain m enj adi pengant in perem puan dengan kepala t ert ut up, t angan t erlipat , m at a m em andang ke bawah, dan kaki m enj unt ai dari sofa, aku hanya bisa m enebak bahwa hanya hierarki kaku yang akan m endekap garis nasibku, kalau saj a kam i t et ap t inggal di dalam bat asan- bat asan m uslim Uganda.

Pert anyaan yang lebih besar adalah, kenapa m adrasah di Richm ond, yang didirikan oleh kaum im igran di negeri yang m engakui hak dan kebebasan ini, m em ilih ot okrasi? Dari um ur sem bilan sam pai em pat belas t ahun, kuhabiskan set iap hari Sabt u di sana. Kelas- kelas dilaksanakan di lant ai at as m asj id yang baru dibangun, yang lebih m irip rum ah di pinggiran kot a yang sangat besar ket im bang arsit ekt ur Tim ur Tengah. Nam un, di Pert anyaan yang lebih besar adalah, kenapa m adrasah di Richm ond, yang didirikan oleh kaum im igran di negeri yang m engakui hak dan kebebasan ini, m em ilih ot okrasi? Dari um ur sem bilan sam pai em pat belas t ahun, kuhabiskan set iap hari Sabt u di sana. Kelas- kelas dilaksanakan di lant ai at as m asj id yang baru dibangun, yang lebih m irip rum ah di pinggiran kot a yang sangat besar ket im bang arsit ekt ur Tim ur Tengah. Nam un, di

Bangunan it u m engkarant ina kedua j enis kelam in selam a beribadah. Di dinding ini, t erdapat sebuah pint u penghubung bagian laki- laki dan bagian perem puan. Pint u ini sangat m enolong set elah pengaj ian, ket ika kaum laki- laki m em int a t am bahan m akanan dari dapur um um dengan m enyodorkan m angkok lew at pint u, sem bari m enggebrak dinding, dan m enunggu beberapa det ik saj a sam pai ada t angan perem puan m enyodorkan kem bali m angkok yang t erisi penuh lagi. Di m asj id, laki- laki t idak pernah bert em u dengan perem puan, dan perem puan t idak pernah t erlihat . Seandainya kenyat aan ini bukan sebagai m akna dari pengkot ak- kot akan kam i pada dunia- dunia yang sem pit , m aka aku past i m elewat kan sesuat u yang besar darinya.

Sat u lant ai di at as adalah t em pat m adrasah, dengan dekorasinya yang m em bikin orang depresi. Ruangannya berisi karpet - karpet cokelat t ua, lam pu- lam pu neon, dan part isi- part isi yang dapat dipindah- pindah, yang m em isahkan anak perem puan dari anak laki- laki. Di m ana saj a kelas diadakan, di sisi lebar sebuah ruangan, part isi- part isi it u akan selalu hadir. Yang lebih buruk lagi adalah: part isi ot ak dan j iw a. Di kelas- kelas hari Sabt uku, aku didokt rin: Kalau kau orang yang berim an, kau j angan berpikir. Kalau kau berpikir, m aka kau bukan orang yang berim an. Cara berpikir sederhana ini m enghapus rasa ingin t ahuku yang m eluap- luap, yang selalu dim anj akan di Richm ond. Anda boleh m enyebut perist iw a ini sebuah bent uran peradaban bagiku, barangkali.

Solusinya bukan hanya dengan m enerim a bahwa ada dunia sekuler dan non- sekuler, yang m em iliki caranya sendiri- sendiri. Dengan logika sepert i it u, Gerej a Bapt is Rose of Sharon, yang dianggap non- sekuler, seharusnya t idak m enj awab pert anyaan- pert anyaan m asa kecilku. Sebaliknya, rasa ingin t ahuku j ust ru m em buat ku m endapat kan penghargaan. Burnet t Junior High adalah sat u sekolah sekuler, di m ana pert anyaan- pert anyaanku t elah m em belalak kan m at a kepala sekolahku hingga ia m engeluh kepada Tuhan Yesus- nya. Tet api t idak seorang pun m enyuruhku t ut up m ulut . Di kedua t em pat it u, m art abat seorang individu sangat dij unj ung t inggi. Tidak dem ikian halnya dengan di m adrasah. Aku m em asuki t em pat it u dengan m engenakan j ilbab poliest er put ih dan m eninggalkan t em pat it u beberapa j am kem udian dengan ram but yang kucel dan sem angat yang let ih, seolah- olah kondom di kepalaku t elah dengan baik m em vaksin diriku sehingga aku “ am an” dari akt ivit as int elekt ual.

Sebelum m enelanj angi hal- hal lainnya, izinkan aku bercerit a apa adanya t ent ang seorang guru m adrasahku, yang akan kit a panggil Mr. Khaki. Dia adalah seorang m uslim yang keras. Lelaki kurus dengan j enggot yang t ercukur rapi ( m enandakan kebersihan) dan m obil Honda Mini Com pact ( m enunj ukkan kesederhanaan) ini secara suka rela di akhir pekan ( m em bukt ikan am al baik) m em berikan pendidikan agam a kepada anak- anak m uslim im igran agar m ereka t idak larut dalam nilai- nilai rendah di negara m ult ikult ural ini. Bukan t ugas yang m udah m em ang, karena m adrasah m enarik m urid- m urid dari berbagai t ingkat an usia: ABG narsis yang sedang berj uang m elawan problem j erawat ; anak- anak yang suka cekikikan sem bari ngum pet di kam ar m andi—it u baru cont oh anak- anak gadisnya saj a.

Kebanyakan dari kam i m em andang m adrasah bukan sebagai t em pat belaj ar, t et api sebagai kolam t em pat kam i m em ancing calon j odoh di m asa m endat ang. Karena anak- anak perem puan yang t erlalu banyak om ong sulit m em peroleh suam i, t em an- t em an perem puanku j arang sekali berdebat dengan Mr. Khaki. Lalu apa m asalahnya? Tidakkah aku ingin m enj adi ist ri suat u saat nant i? Tapi aku t ak ingin m em bahas m asalah ini. Masalahku adalah: Aku t erpikat oleh dunia di luar m adrasah. Aku bersikukuh unt uk lebih m em ilih m enj adi orang t erdidik daripada m enj adi orang yang t erindokt rinasi.

Masalahku berm ula dari sebuah buku berj udul Paham i I slam Anda, yang waj ib aku bawa di dalam t asku set iap m inggu. Set elah m em bacanya, aku but uh m enget ahui lebih banyak lagi t ent ang I slam - “ ku” . Kenapa anak perem puan harus m enj alankan hal- hal yang waj ib, sepert i shalat lim a w akt u, pada usia yang j auh lebih m uda ket im bang anak laki- laki? Mr. Khaki m em berit ahuku: Karena anak perem puan lebih cepat dewasa. Mereka m encapai “ usia waj ib” beribadah pada usia sem bilan t ahun. Sem ent ara anak laki- laki t iga belas t ahun!

“ Kalau begit u, kenapa t idak m em berikan penghargaan kepada anak perem puan at as kedewasaannya dengan m em biarkan kam i m enj adi im am shalat ?” aku bert anya.

“ Anak perem puan t idak bisa m enj adi im am .” “ Apa m aksud Anda?” “ Anak perem puan t idak diperbolehkan m enj adi im am .” “ Kenapa t idak diperbolehkan?” “ Allah bilang begit u.”

“ Apa alasan- Nya?” “ Bacalah Al- Quran.” Aku m encoba m em baca Al- Quran, m eskipun t erasa art ifisial karena aku t idak m em aham i

bahasa Arab. Apakah aku m elihat Anda t engah m engangguk- anggukkan kepala? Kebanyakan kaum m uslim sam a sekali t idak t ahu apa yang kit a ucapkan ket ika m em baca Al- Quran yang berbahasa Arab. Bukan karena kit a bodoh. Lebih karena bahasa Arab adalah salah sat u bahasa dunia yang paling rit m is, dan pelaj aran- pelaj aran di m adrasah t idak akan m em buat kit a m am pu m em aham i kom pleksit asnya. Kat a haram , m isalnya, bisa m engacu pada sesuat u yang dilarang at au sesuat u yang sakral, bergant ung pada huruf “ a” m ana yang Anda beri penekanan. Penguasaan t erhadap bahasa Arab sulit diwuj udkan j ika m engingat kenyat aan- kenyat aan hidup yang dialam i oleh banyak orang. Pada kasusku: aku m em punyai seorang ayah penuh kekerasan yang kebanyakan prakt ik agam anya hanya unt uk pam er belaka, dan seorang ibu yang berusaha m elakukan yang t erbaik unt uk t et ap m enj adi wanit a salehah sem bari bekerj a keras dem i m encukupi kebut uhan rum ah t angganya. Anda t ent unya dapat m em aham i j ika pelaj ar an bahasa Arab t idak dapat m enj adi priorit as keluarga kam i. Sej uj urnya, j awaban inst an Mr. Khaki at as pert anyaan- pert anyaanku—“ Bacalah Al- Quran” —m enj adi ham bar dan t anpa m akna sebagaim ana kucelnya ram but ku yang t ert ut up oleh j ilbab.

Seir ing wakt u, j awaban “ Bacalah Al- Quran” m em icu lebih banyak pert anyaan: Kenapa aku harus belaj ar dan m em baca aksara Arab j ika kegiat an it u t idak m em beri m akna prakt is dan t idak m enyent uh get ar em osi sam a sekali? Kenapa kit a harus m encurigai set iap t erj em ahan Al- Quran dalam bahasa I nggris sebagai sesuat u yang m ereduksi m akna t eks aslinya? Maksudku, j ika Al- Quran m em ang bersifat “ t erus- t erang” sepert i yang dikat akan kaum purit an kepada kit a, m aka t idakkah pengaj arannya harus dengan m udah dapat dit erj em ahk an ke dalam ribuan bahasa? Yang t erakhir, kenapa st igm a harus dit uj ukan kepada kit a yang belum m enguasai bahasa Arab j ika kenyat aannya hanya t iga belas persen saj a kaum m uslim yang beret nis Arab? Berart i, delapan puluh t uj uh persen dari um at I slam bukan orang Arab, bukan? “ Paham i I slam Anda,” kat a m ereka dengan gem bira.

I slam versi siapa? Baiklah, kit a ist irahat sej enak. Mari kit a m em bicarakan pert anyaanku yang pert am a kepada Mr. Khaki: Mengapa

perem puan t idak bisa m enj adi im am shalat ? Dengan m engandaikan bahwa j awaban Al- Quran akan diulang di beberapa buku, aku berusaha unt uk m engakses perpust akaan perem puan t idak bisa m enj adi im am shalat ? Dengan m engandaikan bahwa j awaban Al- Quran akan diulang di beberapa buku, aku berusaha unt uk m engakses perpust akaan

Mengira aku sudah m em peroleh lam pu hij au, sem ua laki- laki harus m engosongkan t em pat it u sebelum aku bisa naik t angga dan m em ilih- m ilih di ant ara koleksi brosur- brosur sederhana yang ada di rak. Tent u saj a w akt uku sangat t erbat as karena para laki- laki t ersebut m enunggu unt uk kem bali ke t em pat m ereka. Aku berusaha m em inj am beberapa buku, yang isinya am at sulit unt uk diikut i. Aku t idak t ahu di m ana para penulisnya belaj ar. Dua t ahun usahaku bolak- balik ke perpust akaan di dalam m asj id it u t erbukt i sia- sia. Pada usia t iga belas t ahun, aku m enyadari bahwa aku harus m engelak dari Mr. Khaki dan m adrasah agar pert anyaanku dapat t erj awab.

Aku m enj adi “ t ikus m al” . Misiku? Unt uk m elacak Al- Quran berbahasa I nggris. Lansdowne Cent re t ernyat a m em ilikinya, sem oga Tuhan m em berkahi kot a Richm ond yang m enam pung banyak agam a dan kepercayaan di dalam nya. Kebebasan inform asi barangkali m em buat Mr. Khaki t akut , t et api j ust ru kebebasan sem acam inilah yang m em ungkinkan sat u dari sekian banyak m uridnya m enem ukan m akna agam anya lebih dalam —sebuah m akna yang t idak akan diberikan oleh m adrasah.

Apa yang kupelaj ar i t ent ang alasan perem puan t idak dapat m enj adi im am ? Aku t idak bisa m em beri t ahu Anda saat ini. Karena, bahkan j ika para m ullah dan guru- guru m adrasah bisa m em berikan j awaban- j awaban yang t epat , Al- Quran j ust ru t idak. Apa yang dapat kuberit ahukan kepada Anda hanyalah: Di ant ara akt ivit as- akt ivit as sem acam pem ilihan senat , lat ihan dram a, kerj a paruh w akt u, lat ihan voli—baik di dalam m aupun di luar kam pus—aku m em pelaj ari Kit ab Suci dengan kepala yang penuh dengan “ pert anyaan- pert anyaan t ent ang perem puan” . Aku m asih t et ap m em bacanya hingga kini. Pada t ahap ini, m em ber it ahukan kesim pulan- kesim pulanku akan m enj adi sepert i m elom pat ke dalam kehidupan dewasaku. Pert am a, aku harus m enghadapi m asalah lain dulu.

Kaum Yahudi. I t ulah pert anyaan lain yang m enggangguku selam a bert ahun- t ahun bersekolah di m adrasah, karena kaum Yahudi sering m enj adi cem oohan yang t ak habis- habis. Mr. Khaki m engaj arkan kepada kam i—dengan w aj ah yang serius—bahw a kaum Yahudi m enyem bah pem im pinnya, bukan Allah. Pem uj aan m ereka t erhadap berhala akan Kaum Yahudi. I t ulah pert anyaan lain yang m enggangguku selam a bert ahun- t ahun bersekolah di m adrasah, karena kaum Yahudi sering m enj adi cem oohan yang t ak habis- habis. Mr. Khaki m engaj arkan kepada kam i—dengan w aj ah yang serius—bahw a kaum Yahudi m enyem bah pem im pinnya, bukan Allah. Pem uj aan m ereka t erhadap berhala akan

Sekali lagi, aku m engganggu pelaj aran- pelaj aran sej arah yang disam paikan Mr. Khaki dengan pert anyaan- pert anyaan t ent ang Yahudi. Aku ingat , aku pernah bert anya: Mengapa Nabi Muham m ad m em erint ah t ent aranya unt uk m em bunuh seluruh kaum Yahudi j ika Al- Quran m em ang diwahyukan kepadanya sebagai pesan perdam aian. Mr. Khaki t idak bisa m enerim a pert anyaan it u. Dia m enat apku penuh hinaan dan m elam baikan t angan pert anda t erganggu oleh pert anyaanku. Lalu dia m enghent ikan pelaj aran sej arah it u, dan m enyam bungnya dengan pelaj aran Al- Quran.

Set ahun set elah aku m em beli Al- Quran berbahasa I nggris, Mr. Khaki dan aku m enghadapi j alan bunt u. Tidak ada sat u hal pun yang t elah kubaca sam pai sej auh ini, yang m eyakinkanku t ent ang adanya konspirasi kaum Yahudi. Kuakui, w akt u sat u t ahun sam a sekali t idak cukup unt uk m encerna Al- Quran, apalagi di usia em pat belas t ahun. Masih banyak proses pendewasaan m ent al yang harus kulalui. Aku t idak dapat m elupakan begit u saj a ceram ah ant i- Sem it yang agresif dari Mr. Khaki. Mem angnya aku ini siapa sehingga bisa m em ut uskan apakah dia penuh om ong kosong at au t idak, sebelum aku m em ilik i sem ua bukt inya? Karena it u, aku m enant ang dia unt uk m em berikan bukt i- bukt i adanya persekongkolan kaum Yahudi. Jawabannya adalah sebuah ult im at um : Kam u percaya at au keluar dari sini! Dan kalau kam u keluar dari sini, keluarlah unt uk selam a- lam anya.

Benarkah? Cukup begit u saj a? Mem ang sepert i it u. Dengan kepala berdenyut - denyut dan leher berkeringat di bawah j ilbab poliest er yang

gat al, aku berdir i. Selagi m elint asi part isi yang m em isahkan anak perem puan dan anak laki- laki, aku bisa saj a m em buka j ilbabku supaya anak laki- laki m elihat ram but ku, t api aku t idak m au m engam bil risiko diperm alukan karena dikej ar keluar oleh Mr. Khaki. Sat u- sat unya bersit an pikiran yang bisa kulakukan adalah m em buka lebar pint u logam m adrasah yang kokoh dan bert eriak “ Yesus Krist us! ” Kuharap it u bisa m enj adi cara keluar yang t ak akan t erlupakan. Baru kem udian aku m enyadari bahwa it u m em ang cara keluar yang t ak t erlupakan. Sebab Yesus adalah orang Yahudi!

Set elah perist iwa pengusiranku dari m adrasah, apakah Anda bert anya- t anya m engapa aku t idak m engut uk seluruh agam a dan berlanj ut m erayakan ident it as Am erika Ut ara- ku yang “ t erem ansipasikan” ? Dalam beberapa hal, kebut uhan akan ident it as diri m engham pir iku. Anda past i t ahu yang aku m aksudkan. Sebagian besar dari kit a m enj adi m uslim bukan karena kit a berpikir unt uk m enj adi m uslim , t et api lebih karena kit a dilahirkan sebagai m uslim . Muslim adalah “ siapa kit a” . Apa pun.