- Terima Kasih kepada Peradaban Barat
Bab 9 - Terima Kasih kepada Peradaban Barat
“ Di Am erika Ut ara, sikap sopan t erhadap kaum m uslim begit u t erasa. Segera set elah t erj adi perist iwa 11 Sept em ber, pendet a Krist en dan Yahudi bergandengan t angan dengan pem im pin- pem im pin m uslim . Bersam a- sam a m ereka m erancang layanan- layanan lint as “ Di Am erika Ut ara, sikap sopan t erhadap kaum m uslim begit u t erasa. Segera set elah t erj adi perist iwa 11 Sept em ber, pendet a Krist en dan Yahudi bergandengan t angan dengan pem im pin- pem im pin m uslim . Bersam a- sam a m ereka m erancang layanan- layanan lint as
( I rshad Manj i) JUMAT SI ANG di Universit y of Toront o. Para m uslim m uda m enj ubali ruang debat di Hart
House, pusat kegiat an m ahasiswa di kam pus yang bergaya Got hik. Mereka t engah m elakukan shalat Jum at di area ut am a, t em pat yang biasa digunakan oleh para perdana m ent eri dan presiden unt uk m enceram ahkan gagasan- gagasannya dan m elont arkan lelucon- lelucon. Gam bar- gam bar yang berpigura dari para t am u t erkenal di dunia m em perindah dinding- dinding ruangan.
Tet api, ham pir bisa dipast ikan Anda t idak akan bisa m elihat fot o- fot o it u pada hari Jum at siang karena fot o- fot o it u dit ut upi dengan bidang- persegi yang t erbuat dari kain goni raj ut an. Hart House m em asang cant olan- cant olan dinding yang kokoh di kedua sisi set iap fot o, sehingga kanvas bisa digant ungkan di at as waj ah—sebuah sikap horm at t erhadap orang- orang yang hendak berdoa pada Tuhan, bukan pada m akhluk- Nya. Seseorang bert anya- t anya, dalam kondisi apa pun, apakah Taliban akan berpikiran unt uk m enyelim ut i pat ung- pat ung Buddha bersej arah, alih- alih m em usnahkannya. Seseorang j uga bert anya- t anya apakah para m ahasiswa m uslim t ahu bet apa nyam annya m ereka berada di sini.
Dengan kat a “ di sini” , aku t idak hanya m enunj uk pada kot a Toront o yang penuh t ekst ur. Am billah cont oh kot a Halifax. Kalau berkunj ung ke sana, aku m ungkin hanya akan m elihat dua t ipe pakaian: t art an ( pakaian dari w ol) yang dikenalkan oleh st af pria di hot el- hot el t uris dan pakaian kerj a dari kain khaki yang dikenakan oleh para t ent ara yang berj aga di sekit ar m arkas m ereka. Suat u ket ika di Halifax pada sebuah Jum at yang gerim is, aku m elihat seorang lelaki yang m engenakan kost um Arab padang pasir: j ubah put ih, surban, sandal, bahkan sebuah t ongkat j alan bengkok. Terlam bat shalat Jum at , dia m elam baikan t angan pada t aksi sem bari berbicara m enggunakan t elepon genggam nya. Aku m engint erupsinya unt uk bert anya t ent ang sesuat u. I brahim ( ya, it u nam anya) m em berit ahuku bahwa dia m em akai pakaian Arabnya set iap hari Jum at . Dan ia t elah m enj alani hal it u selam a sepuluh t ahun. “ Adakah cem ooh dari orang sini kepada Anda?” t anyaku, m enyelidik. Tidak sekali pun. Di Dalhousie Universit y, t em pat I brahim m enj ual hot dog, m ereka dengan penuh horm at m em anggilnya dengan sebut an The Daw gfat her.
Fenom ena lainnya, di bandara Halifax, seorang perem puan m uslim duduk di seberangku di sebuah lounge. Dia m em akai pakaian serbahit am , hingga sarung t angan kulit nya. Tak peduli ram ainya lounge t ersebut , akt ivit as di sana berj alan sant ai dan t erlihat baik- baik Fenom ena lainnya, di bandara Halifax, seorang perem puan m uslim duduk di seberangku di sebuah lounge. Dia m em akai pakaian serbahit am , hingga sarung t angan kulit nya. Tak peduli ram ainya lounge t ersebut , akt ivit as di sana berj alan sant ai dan t erlihat baik- baik
Cerit a- cerit a sem acam ini t erasa aneh j ika dikait kan dengan cerit a yang m enyat akan adanya reaksi yang berlebihan dari non- m uslim yang dit uj ukan kepada kaum m uslim . Aku t idak m enolak fakt a bahwa sej ak perist iw a 11 Sept em ber, kem arahan spont an m eledak kepada orang- orang yang “ berpenam pilan Arab” ( di ant ara m ereka j uga t erm asuk Yahudi
I srael) . Dan orang- orang yang t elah t erbiasa berceram ah pun angkat bicara. Aku t elah m enghubungi m edia sepanj ang Perang Teluk 1991, ket ika sepasukan keam anan m enyuruhku keluar dari sebuah gedung pem erint ahan t anpa alasan yang j elas. Tet api, yang j arang diapresiasi dan diberit akan adalah t indakan non- m uslim yang berlawanan dengan “ I slam ofobia” —perilaku sopan t erhadap keberadaan kaum m uslim .
Di Am erika Ut ara, sikap sopan t erhadap kaum m uslim begit u t erasa. Segera set elah t erj adi perist iwa 11 Sept em ber, pendet a Krist en dan Yahudi bergandengan t angan dengan pem im pin- pem im pin m uslim . Bersam a- sam a m ereka m er ancang layanan- layanan lint as im an, konferensi pers, dan penggalangan dana agar kaum m uslim m em punyai dana unt uk m em pert ahankan diri dari serangan- serangan dari pihak yang m em benci m ereka. Pada m alam serangan t eroris pada gedung WTC, ket ika perasaan t erkej ut m em buat ham pir sem ua orang t erbungkam dalam kesunyian, aku m enerim a t elepon dari salah sat u pendet a yang paling t erkenal di Toront o. Dia ingin t ahu apakah keadaanku am an. Dia j uga bert anya t ent ang apa yang bisa dilakukannya unt uk m em bant uku j ika ada serangan kebencian yang m ungkin aku hadapi pasca- 11 Sept em ber.
Tiga hari kem udian, ungkapan kepedulian dan keprihat inan berdat angan dari t em an- t em an Yahudi, m elebihi dari pihak m ana pun. Percakapan- percakapan pribadiku dengan para m uslim m uda m engungkapkan banyak hal yang sam a: Para guru, t et angga, rekan pekerj a, dan t em an- t em an di dunia cyber m engungkapkan keprihat inannya dan berkeinginan unt uk m enet ralisasi kebencian yang m ungkin saj a m uncul dari pikiran- pikiran yang sem pit dalam m em andang I slam .
Aku m encoba m elaporkan sikap sopan kaum non- m uslim kepada kaum m uslim ini kepada polisi, kepada organisasi ant i- rasism e, kepada para pet ugas pencat at st at ist ik, dan kepada seorang penyiar radio nasional. Tiga yang pert am a t idak t ahu- m enahu dengan apa yang harus dilak ukan dengan cerit a- cerit aku. Laporan- laporan yang kusam paikan sepert inya t idak berhubungan dengan bidang kerj a m erek a. Bagaim ana dengan penyiar radio? Tem anku yang ada di sana—seorang lelaki Kaukasus—m enj awab bahwa sikap sopan ( decency) bisa dipandang sebagai penolakan berbau rasial yang diderit a oleh banyak orang
I slam . Dia bert anya, “ Apa yang bisa kit a kat akan dengan hal it u?” Cobalah renungkan hal ini: Jika perbedaan- perbedaan yang lem but ( nuances) dari I slam pat ut unt uk dihargai, m aka dem ikian pula dengan perbedaan yang lem but dari Barat .
Sikap eksklusif m uslim dan Barat t idaklah sam a. Bahkan Am erika m enegaskan kem bali pada kit a t ent ang fakt a it u. Georget ow n, sebuah universit as Jesuit t erkem uka di Washingt on, m em punyai seorang im am at au syekh. Bahkan Angkat an Bersenj at a AS m em punyai banyak im am . Pada bulan Okt ober 2002, kant or pos AS m engeluarkan sebuah prangko eksklusif unt uk m erayakan I dul Fit ri, hari raya t erbesar kaum m uslim . “ I ni adalah m om en m em banggakan bagi layanan pos, kom unit as m uslim , dan bangsa Am erika secara um um ,” t he Arab New s m engut ip Azeezaly Jaffer saat berbicara sepert i it u. Jaffer adalah w akil presiden unt uk urusan- urusan publik dan kom unikasi di layanan pos. Prangko I dul Fit ri bisa j adi m erupakan sim bolism e basa- basi. Tet api, adalah m engherankan j ika layanan pos AS m em ilik i seorang eksekut if m uslim di dalam nya. Dan it u bukan basa- basi.
The I slam ic Societ y of Nort h Am erica ( I SNA) m em iliki banyak bukt i adanya m obilit as yang dinikm at i oleh kaum m uslim di kaw asan t ersebut . “ Muslim Am erika sebagai w arga negara m em punyai banyak akses pada kesem pat an- kesem pat an pendidikan dan pekerj aan,” kom ent ar I SNA. “ Kesem pat an- kesem pat an t ersebut bisa berupa posisi- posisi polit is di lem baga kepresidenan Am erika Serikat hingga pekerj aan- pekerj aan publik dan j abat an m edis dan anggot a serikat kerj a di Gedung Put ih dan Depart em en Negara.” Naj eeb Halaby, ayah Rat u Noor dari Yordania, m engepalai Federal Aviat ion Adm inist rat ion di bawah Presiden Kennedy. Dalam m em oarnya, Rat u Noor m enyat akan bahwa presiden secara pribadi m enarik Halaby unt uk m enem pat i posisi t ersebut . Sungguh berbeda dengan cara Saudi Arabia dalam m em perlakukan “ orang yang berada di luar” et nisnya.
Bagaim ana kisah para pem ikir bebas dari negara- negara Arab ket ika m ereka dibuang dari negeri m ereka? Banyak dari m ereka m engaj ar dan m enulis dengan bebas di kam pus- kam pus Am erika. “ Sulit kah m enj adi m uslim Am erika saat ini?” aku bert anya pada bibiku. Dia t inggal di asram a George W. Bush di negara bagian Texas.
“ Tidak,” dia m engangkat bahunya. “ Tidak j ika kau m em punyai kepercayaan diri. Di sini orang t ak perlu bersem bunyi.” Pada saat t erj adi serangan 11 Sept em ber, dia t engah m engaj ar di sekolah I slam di Houst on. Aku m encoba m enyelidik i reaksi dari kom unit as sekit ar yang dihadapi sekolahnya. Dia berbicara t ent ang surat - surat yang penuh kasih, t elepon- t elepon, kart u- kart u, dan bunga yang dikirim oleh warga Texas awam . I ngat an- ingat an dia senada dengan apa yang didengar oleh Los Angeles t im es dari I slam ic Cent er di Sout h California. “ Kam i bahagia berada di sini,” kat a direkt ur agam anya. Set elah efek 11 Sept em ber m ereda, seorang t em an wart awan berkunj ung ke kot a- kot a pert anian di Am erika dan m enem ukan sim pat i serupa t erhadap kaum m uslim . “ Suat u hari,” dia kem udian m enulis padaku, “ aku berharap seseorang akan m encat at gelom bang besar ket erbukaan, kebaikan, dan int eligensi yang m uncul di Am erika selam a sekit ar dua bulan pasca- serangan 11 Sept em ber.” Tem an ini punya pandangan agak kekir i- kirian. Nam un dem ikian, dia, sepert i j uga aku, t idak m em aham i kenapa di at as bum i Tuhan yang hij au ini, m uncul orang- orang rasis yang t idak t ahu bert erim a kasih.
Sesuat u yang paling kuhargai adalah hasrat unt uk m enget ahui sesuat u. “ Aku adalah pribadi yang skept is,” kat a seorang pelobi m uslim Sarah Elt ant aw i pada Los Angeles Tim es. “ Tet api hat iku m enj adi t erbuka ket ika m elihat keinginan dan ket ulusan dari orang non- m uslim unt uk m em pelaj ari I slam .” Pasca- 11 Sept em ber, t iga edisi Al- Quran m enj adi best seller di am azon.com . The Universit y of Nort h Carolina ( UNC) m ew aj ibkan m ahasisw a barunya m em baca sebuah buku t ent ang Al- Quran. Meskipun pewaj iban t ersebut diperkarakan secara hukum , dan gagal, sebuah kom ent ar yang sam a- sam a berpengaruh keluar dari m ulut ket ua badan eksekut if m ahasisw a UNC berusia dua puluh sat u t ahun, Jennifer Daum . I a berkat a, “ Pendapat ku adalah, j ika Anda t idak siap unt uk m em baca ide- ide yang t idak Anda sukai dan set uj ui, Anda t idak akan bisa m endapat kan hikm ah yang lebih t inggi.”
Spirit eksplorasi ini m enj adi oksigen di Am er ika Ut ara, sehingga aku begit u bahagia bisa hidup di sana. Di banyak negara I slam , j ika Anda m enj adi pribadi yang m elebihi st andar perilaku yang sudah dit ent ukan, Anda akan dianggap aneh. Dalam banyak kasus di Am erika Ut ara, kaum m uslim m em punyai kebebasan unt uk m enj adi pribadi m ult idim ensional. Sem ua ras dan et nis bisa m engekspresikan dirinya di sana. Salah sat u korban serangan 11 Sept em ber adalah Mychal Judge, seorang past ur Kat olik yang ram ah. Para pem adam kebakaran berdukacit a at as kepergiannya, sebab selam a bert ahun- t ahun dia m elayani m ereka. Pluralism e warga, pluralism e ide: Tariklah hubungan dari kedua hal it u. Aku t elah m elakukannya, dan hubungan it u t elah sebegit u j auh m enyelam at kan im anku dalam I slam .
Jika aku besar di negeri I slam , m ungkin di dalam hat i aku akan m enj adi seorang at eis. Karena aku hidup di uj ung dunia ini—t em pat di m ana aku bisa berpikir, berdebat , dan m enyelidik secara m endalam ke dalam t opik apa pun—aku pun m enget ahui alasan kenapa aku t idak keluar dari im an I slam .
Set elah banyak bereksplorasi, int erpret asi pribadiku t erhadap Al- Quran m em bawaku pada t iga pesan yang baru saj a kudapat kan. Pert am a, hanya Tuhan yang sepenuhnya t ahu kebenaran dari segala hal. Kedua, hanya Tuhan yang bisa m enghukum orang yang t ak berim an, dan it u berart i bahw a hanya Tuhan yang t ahu apa it u keim anan sej at i. ( Dan, m encerm at i t ingkat an- t ingkat an em osi [ range of m oods] dari Al- Quran yang luar biasa besar, sungguh hanya Yang Mahakuasa yang m enget ahui bagaim ana sem uanya it u berkait an.) Manusia harus m em berikan peringat an dan m elawan prakt ik- prakt ik kej ahat an dan kekerasan, it ulah yang bisa kit a lakukan unt uk m eningkat kan ket akw aan kit a. Ket iga, kesadaran kit a m em bebaskan diri kit a unt uk m erenungkan kehendak Tuhan—t anpa kew aj iban apa pun unt uk t unduk pada t ekanan dari prinsip at au faham t ert ent u. “ Tidak ada paksaan dalam agam a,” kat a surah Al- Baqarah. “ Bagim u agam am u, bagiku agam aku,” kat a surah Al- Kafirun. Di ant ara dua surah t ersebut , ada pernyat aan sepert i ini: Dan j ika Tuhanm u m enghendaki, t ent u Dia j adikan m anusia um at yang sat u…” Begit ulah.
I nt erpret asiku begit u t erang t ent ang kenapa aku, sebagai seorang m uslim , t idak dapat t et ap diam t erhadap para pem bela suprem asi I slam , baik apakah m ereka kelom pok ekst rem sepert i Osam a bin Laden at aupun m uslim arus- ut am a sepert i guru m adrasahku, Mr. Khaki. Set elah m encapai kesim pulan- kesim pulan m ereka sendiri yait u “ t anpa paksaan” , m ereka berbalik arah dan m em aksa orang lain. Pada poin it u, kew aj iban yang diperint ahkan oleh Al- Quran unt uk “ m em berikan peringat an” t erhadap prakt ik- prakt ik yang m enghakim i keyakinan berubah m enj adi kebolehan unt uk m engint im idasi, yang dit ent ang oleh Al- Quran. Melalui pem bacaanku, t idak seharusnya kit a hanya m enikm at i kebebasan unt uk bereksplorasi. Kit a j uga harus m em ast ikan bahwa kebebasan ini eksis bagi set iap orang. Jika t idak, it u akan m em perlem ah ot orit as Tuhan sebagai hakim dan j uri yang t ert inggi. Penalaran individual dan independen sem acam it u adalah logis, bij ak secara pot ensial, dan sangat sesuai dengan cit a- cit a yang kupegang t eguh sebagai orang Barat .
Aku m eruj uk pada pluralism e, bukan konsum erism e. Jika Anda berpikir ideal- ideal Barat hanya bisa m engubah kit a m enj adi konsum en m ode- m ode m ut akhir yang m alas, kat akan padaku kenapa aku t idak shopping at ribut - at ribut agam a yang m em buat orang m enderit a ( kecuali, dalam sat u kasus, m em beli Al- Quran berbahasa I nggris) . Kepuasan inst an t idak akan m em uaskanku sepanj ang m om en penam pilanku di t elev isi ket ik a bosku bert anya padaku bagaim ana aku m erekonsiliasi im an I slam ku dengan hukum an cam buk yang Aku m eruj uk pada pluralism e, bukan konsum erism e. Jika Anda berpikir ideal- ideal Barat hanya bisa m engubah kit a m enj adi konsum en m ode- m ode m ut akhir yang m alas, kat akan padaku kenapa aku t idak shopping at ribut - at ribut agam a yang m em buat orang m enderit a ( kecuali, dalam sat u kasus, m em beli Al- Quran berbahasa I nggris) . Kepuasan inst an t idak akan m em uaskanku sepanj ang m om en penam pilanku di t elev isi ket ik a bosku bert anya padaku bagaim ana aku m erekonsiliasi im an I slam ku dengan hukum an cam buk yang
Berkait an dengan sebuah pert anyaan unt uk para hum anis sekuler di ant ara Anda, aku m enghorm at i pilihan Anda unt uk m engam bil langkah ke dalam im an diri Anda sendiri— yang t idak t erkait dengan ket uhanan—t et api apa yang akan kuperoleh j ika aku m encam pakkan keim ananku secara dini? Agam a m em berik u nilai- nilai ( sepert i nilai kedisiplinan) yang m em buat ku m am pu m endapat kan pegangan dalam m at erialism e kehidupan di Am erika Ut ara. Dalam kom pet isi inilah aku m enem ukan insent if unt uk t et ap berpikir. Tegangan ant ara agam a dan m at erialism e m em baw aku m enggali kebenaran- kebenaran alt ernat if, dan m enghindari bent uk fundam ent alism e yang t ercipt a dari diriku sendiri—baik it u fundam ent alism e fem inis, fundam ent alism e nasionalis, at au fundam ent alism e m ult ik ult uralis.
Agam a t elah m endorongku unt uk t idak t unduk kepada sesuat u pun selain kepada Tuhan yang bersem ayam di dalam kesadaranku. Agam a m engaj ariku unt uk t idak m enyam akan ot orit arianism e dengan ot orit as. Anda m ungkin ingin m endengar lebih j auh t ent ang hal ini, karena m ereka yang m enuduh sem ua keyakinan sebagai hal yang “ irasional” kadang kala m elupakan bahw a rasionalit as bisa m enj adi sebuah fanat ism e dalam dir inya sendiri.
Taslim a Nasrin, seorang dokt er dan fem inis, m engat akan padaku bahwa “ t idak ada kehidupan akhir. Jika kam u m at i, kam u pun m at i. Selesai. Berakhir.”
“ Dari perspekt if yang m urni saint ifik, m em ang sepert i it u,” aku m enanggapinya. “ Tet api, siapa yang bilang perspekt if saint ifik lebih superior daripada perspekt if lainnya?”
“ Karena m em ang sepert i it u.” “ Tidakkah sikapm u it u j uga bent uk kefanat ikan?” “ Aku berperang dem i kebenaran. Perem puan- perem puan yang lem ah m encari perlindungan
dalam agam a, dan agam a ada unt uk it u. Agam a diperunt ukkan bagi kaum lem ah, orang- dalam agam a, dan agam a ada unt uk it u. Agam a diperunt ukkan bagi kaum lem ah, orang-
“ Kau t ahu, Taslim a, para pengkrit ikm u bisa saj a berkat a bahwa kau t erj at uh ke j urang yang sam a. Ya, j urang yang kau kira orang- orang beragam a j at uh ke dalam nya. Kau t erlalu m endewakan sains.”
Dia t ert awa. “ Aku t idak m endewakan sains. Aku t unduk pada kebenaran. Bukan Kebenaran dengan K- besar, yang m enj adi prerogat if Tuhan, t et api kebenaran dengan k- kecil.”
“ Tapi kam u t ak percaya pada Tuhan.” Set elah beberapa lam a berdebat , K- besar Kebenarannya m encuat ke luar. “ Aku ingin
m enghapus agam a hanya karena agam a it u berlawanan dengan kem anusiaan. Jika agam a t idak berlawanan dengan kem anusiaan, aku t idak akan m em perm asalahkannya.” Well, it u cukup m asuk akal.
Yang kurang m asuk akal adalah anggapan bahwa agam a past i “ berlawanan dengan kem anusiaan” selam anya. Michael Moore, pendukung people power Am erika yang paling keras, m em pelaj ari keadilan dari Kat olosism e, kat a t em an dekat nya, Jeff Gibbs. Menurut Jim m y Cart er, Menacim Begin dan Anwar Sadat saling berj abat t angan dan sam a- sam a m enyat akan penghorm at annya pada nilai- nilai Yahudi dan I slam . Seorang Hindu m ilit an m engakhiri hidup Mahat m a Gandhi, nam un Gandhi m encipt akan konsep perlaw anan t anpa- kekerasan, at au sat yagraha, dari Hinduism e dan Jainism e. Renungkanlah hal ini: Aku belum pernah m endengar seorang hum anis sekuler m engkrit ik Dalai Lam a at as pengabdiannya pada agam a—dan begit ulah kehidupan Dalai Lam a seluruhnya.
Dalai Lam a, Mart in Lut her King Jr., Desm ond Tut u, Malcolm X—m ereka bisa dim aafkan “ m em punyai agam a” , karena apa yang m ereka lakukan dengan agam a t idak bert ent angan dengan kem anusiaan. Mereka sem ua m em bebaskan diri m ereka dan um at nya dari pola- pola kekerasan. Unt uk dunia I slam , kit a di Barat bisa m enj adi pert anda reform asi ini. Kit a bisa m elakukan hal it u t idak sem at a- m at a dengan cara m enyalahkan para fasis I slam , t et api dengan cara m enolak unt uk m enj adi pem uj a I slam yang t erlalu fat alis, yait u orang- orang yang m elepaskan diri dari inferiorit y com plex dengan cara m enyerahkan t ugas unt uk m elakukan perubahan kepada orang lain. Kit a perlu m enghent ikan m ent alit as korban ( vict im m ent alit y) kit a sendiri.
I t u t idaklah m udah. Aku akan m em berikan ilust rasi m elalui kelom pok “ korban” yang hidup cukup nyam an: orang- orang Am erika- Afrika kelas m enengah. Pada m usim panas 2001,
Michelle dan aku m engunj ungi At lant a, Georgia. Pada hari Sabt u kam i berkunj ung ke Jim m y Cart er President ial Cent er, sebuah lem baga yang dinam ai dengan seorang pem im pin yang m em buat hak- hak m asyarakat sipil sebagai hal ut am a dari agenda dom est iknya. Kecuali aku dan sepasang pekerj a, set iap orang di Cart er Cent er berkulit put ih. Tidak ada pengunj ung berkulit hit am sepanj ang t iga j am kunj ungan kam i. Kem udian, kam i pergi ke m akam Mart in Lut her King Jr., sebuah landm ark yang dipenuhi orang Am erika- Afrika dan hanya sedikit orang kulit put ih t erlihat di sana. Aku bert anya, berapa banyak orang yang akan ke Cart er Cent er? Aku m enyelidiki.
Tak seorang pun yang t am pak ingin t ahu t ent ang Cart er Cent er. Sepasang pria dan wanit a m enyergah, “ Kenapa harus m enghabiskan w akt u di t em pat orang kulit put ih?” Hm m , karena dengan m em berikan penghorm at an pada Mart in Lut her, Anda j uga m enghorm at i kebij akan penghapusan perbedaan. Bukan warna kulit nya yang m em buat dia t erhorm at , t et api karakt ernya.
Aku m em aham i rasa frust rasi warga Am erika- Afrika berkenaan dengan kem erdekaan. Sepanj ang kunj unganku ke At lant a, koran kot a m elaporkan bahwa beberapa daerah di Georgia m em bayar serangkaian biaya unt uk “ m engont rak para pengacara” . Para pengacara ini ada bukan unt uk m em bela klien- klien m ereka yang berkulit hit am dan m iskin, t et api unt uk m em percepat penghukum an- penghukum an m ereka, sehingga dengan begit u sekum pulan t ert uduh berikut nya bisa diperlakukan dengan penghinaan yang sam a. Tet api sebagian besar orang yang ada di m akam Mart in Lut her hari it u secara m at erial t idaklah m iskin. Mereka m em am erkan sepat u Nike, kam era yang m ahal, dan m obil SUV yang m ewah. Orang- orang yang aku aj ak berbicara t am pak t erlupa dengan pencapaian st at us kelas- m enengah m ereka—dan kepada presiden m ereka yang m em buat m ereka m akm ur sepert i it u. Percakapan lebih j auh m engungkap bahwa m ereka m em ilih unt uk t et ap m engasihani dir i sendiri, sepert i beberapa orang I slam di Barat .
Kaum m uslim harus ekst ra hat i- hat i dengan sikap pasif. Karena fat alism e kit a pada Tuhan, kit a t erlalu sering m engabaikan kem am puan kit a sendiri. “ I nsya Allah,” kit a secara inst ingt if berkat a sepert i it u. “ Jika Allah m enghendaki.” Tidak. Kit a harus berkehendak. Kit a harus bisa m enj adi m it ra Tuhan dalam m em perj uangkan keadilan di dunia. “ Tet api siapakah kit a?” Anda m ungkin bert anya sepert i it u. Pada akhirnya, t elah t ert anam dalam diri kit a bahw a Allah Mahabesar! — “ Allaahu Akbar! ” Hanya ket ika aku m endidik diriku aku m em pelaj ar i m akna akt ualnya—Allah adalah lebih besar. Lebih besar daripada m akhluk- Nya. Benar, t et api it u bukanlah pernyat aan dari ket idakkonsekuenan kit a. Yang paling m endasar, t eriakan “ Allaahu Akbar! ” adalah sebuah pengingat unt uk m enyeim bangkan usaha kit a dengan kepasrahan. Aku t idak bisa m enj adi seorang narsis yang spirit ual.
Bisakah hal yang sam a dikat akan t erhadap orang- orang yang m engeluarkan fat wa m elawan rasio? Dan t erhadap orang- orang dari kit a yang m enert awakan para t ukang fat w a?
Sepanj ang m asa hidupku, para t eroris t elah berkem bang dari j um lah segelint ir—t ak lebih dari rat usan orang—m enj adi ribuan bahkan rat usan ribu orang. Dalam periode yang sam a, Vat ikan secara resm i t elah m enghapus ant i- Sem it ism e dan kem art iran ( m art yrdom ) , dan lebih gencar berkam panye unt uk m elaw an kekerasan seksual t erhadap anak- anak dan perem puan. Aku m enulis surat t erbuka ini dengan m em beberkan fakt a dan kenyat aan dari pihak m ana pun. Reform asi liberal I slam bisa t erj adi—m eskipun kaum m uslim t idak m em punyai seorang paus pun unt uk bisa m em persuasi m ereka. Dan kebungkam an bukanlah sebuah awalan.
Yossi Klein Halev i, seorang wart awan I srael, t em an yang baik dan berim an kepada Tuhan, berpikir bahw a aku t elah bersikap kasar t erhadap Anda. “ I slam adalah salah sat u agam a besar dunia,” dia m engingat kanku. Yossi m enulis At t he Ent rance t o t he Garden of Eden, sebuah buku t ent ang usahanya unt uk beribadah dengan kaum m uslim dan Krist en di Tanah Suci. Dari sem ua m uslim yang dia dekat i, hanya kaum Sufi yang m em persilakan dia duduk seir ing bersam a. Banyak orang yang t idak t ahu bahw a kaum Sufi, sesuai dengan deskripsi Yossi, adalah kaum yang “ t erpinggirkan” di dalam I slam .
Dia m em ohon kepadaku unt uk m encari sebuah perspekt if yang berbeda. “ Agam a- agam a berkem bang m elalui m asa- m asa yang sulit . Pikirkanlah dua keyakinan m onot eist ik lain 1400 t ahun set elah penem uan m ereka: Krist ianit as di zam an inkuisisi dan pem bant aian besar- besaran ( m assacre) , dan Yudaism e pada zam an Perj anj ian Lam a.” Tet api I slam yang relat if lebih m uda sebagai sebuah keyakinan sulit m em bebaskan diri dari perilaku buruk para penganut nya—khususnya penj iplakan t erhadap perilaku buruk kaum I slam fanat ik di m asa lalu. Yossi sendiri m encerit akan sebuah kisah t ent ang pert em uannya dengan seorang Palest ina yang dengan bahagia akan hidup berdam pingan dengan orang Yahudi sepanj ang m ereka t unduk kepada at uran I slam —sebab at uran t ersebut sudah m erupakan hukum alam , dem ikian yang diyakini orang Arab didikan Bost on it u. I t ulah prasangka ( prej udice) yang kuyakini m enguasai j iw a um at I slam arus- ut am a saat ini.
Yossi m engakhiri dengan nasihat dari seorang saudara yang lebih t ua dan m at ang: “ Apa yang kau kat akan m em but uhkan banyak cint a. Bukan unt uk para m ullah, t et api unt uk j ut aan orang selam a berabad- abad yang t ak berdaya di at as saj adah sem bahyangnya dan m enaw arkan kehidupan kecil m ereka yang penuh derit a kepada kebesaran Tuhan.”
Tet api, kenapa begit u banyak j iwa t erus- m enerus m enj adi “ kecil” dan “ m enderit a” , khususnya di baw ah kebesaran Tuhan? Dan t olong j angan kat akan padaku hal- hal ini t erj adi ket ik a agam a- agam a berada dalam t ekanan, karena bahkan ket ika I slam m em asuki m asa keem asan, kehidupan t am pak sangat t ak berart i dan kedust aan begit u besar.
I ngat lah bahwa Khalifah Al- Makm un m engum andangkan kehendak bebas, nam un ia m enyiksa rakyat nya yang t idak sepakat dengan int erpret asinya at as I slam . Tidak banyak yang berubah, bukan?
Maka, aku kem bali geleng- geleng kepala kepada I slam unt uk yang t erakhir ini. Apakah aku akan pergi begit u saj a dari I slam it u t erserah padaku. Dalam t ingkat an yang lain, it u t erserah pada kit a. Apa yang perlu aku lihat adalah gairah unt uk m elakukan reform asi— sebuah gairah yang m enggerakkan kit a unt uk bert indak.
v Akankah kit a m eninggalkan rit ual- rit ual kit a dan m enghidupkan im aj inasi kit a agar bisa m em bebaskan kaum m uslim di seluruh dunia dari rasa t akut , kelaparan, dan kebodohan?
v Akankah kit a m encam pakkan t akhayul bahwa kit a t idak dapat m em pert anyakan Al- Quran? Dengan bert anya secara t erbuka dari m ana ayat - ayat Al- Quran it u berasal, bagaim ana ayat - ayat t ersebut bisa dit afsirkan secara berbeda, dan m engapa ayat - ayat t ersebut saling berlawanan ( sebagaim ana ayat - ayat dalam set iap Kit ab Suci) , kit a t idaklah m elakukan kekerasan t erhadap apa pun. Tot alit arianism e t ribal lebih berbahaya ket im bang it u.
v Jika t ernyat a analisisku salah, bisakah Anda m enj elaskan kenapa t idak ada agam a lainnya yang m em produksi sedem ikian banyak parodi t eroris dan pelanggaran hak asasi m anusia at as nam a Tuhan? Dan bisakah Anda m enj elaskan hal ini t anpa m enudingkan j ari Anda kepada orang lain selain kepada kaum m uslim ?
Jawablah pert anyaan- pert anyaanku di at as dan kirim kan ke w ww .irshadm anj i.com . Aku m enunggu j aw aban Anda unt uk sebuah diskusi yang j uj ur.
Salam horm at ,
I rshad Cat at an Akhir: I nilah lelucon t ent ang seorang pendet a, seorang rabbi, dan seorang m ullah.
Mereka bert em u dalam sebuah konferensi agam a, dan set elah it u m ereka duduk m elingkar Mereka bert em u dalam sebuah konferensi agam a, dan set elah it u m ereka duduk m elingkar
Sang pendet a berkat a kepada sang rabbi dan sang m ullah, “ Anda sem ua t idak bisa m em berikan penj elasan padaku kenapa Anda t idak pernah m akan daging babi.”
“ Tak pernah,” sergah sang rabbi. “ Tent u saj a t idak akan pernah! ” t andas sang m ullah. Tet api sang pendet a m asih belum percaya. “ Ayolah, t idak pernah m akan sekali pun?
Mungkin saj a Anda m em akannya saat m asih m uda dan suka beront ak?” “ Baiklah,” aku sang rabbi. “ Saat m asih m uda, saya pernah m encicipi sedikit dendeng babi.” “ Saya j uga,” kat a sang m ullah sem bari t ert awa. “ Saat m asih m uda dan arogan, saya
pernah m encicipi ir isan daging babi...” Lalu percakapan beralih pada penyelidikan t erhadap keagam aan sang pendet a. “ Anda t idak bisa m enj elaskan pada saya kenapa t ak pernah berhubungan seksual,” kat a