29 pertimbangan untuk mengambil keputusan tentang bentuk program-program CSR
yang akan direalisasikan. Pokok pertimbangan ini juga dapat digunakan sebagai indikator tepat atau tidaknya suatu program dilihat dari kacamata praksis CSR yang
mumpunisubstansial. http:www.csrindonesia.comdataarticles20080208100131-a.pdf, diakses 03
Agustus 2012, pukul 14.30 WIB.
2.6. Paradigma Pembangunan Partisipatif dan Bottom Up
Paradigma pembangunan partisipatif merupakan pembangunan yang dilaksanakan dengan melibatkan masyarakat secara langsung dalam proses
pembangunan mulai dari tahap perencanaan hingga evaluasi. Sedangkan paradigma pembangunan bottom up pada hakikatnya adalah perencanaan pembangunan yang
dibuat oleh pemerintah ditingkat yang paling bawahmikro sebagai kebalikan dari paradigma pembangunan top down.
Namun dalam realisasinya di Indonesia paradigma pembangunan bottom up cenderung diserangkaikan atau disamakan dengan paradigma pembangunan
partisipatif. Tulisan ini juga akan merangkaikan kedua paradigma tersebut sebagai pembangunan yang mengutamakan masyarakat dari seluruh rangkaian prosesnya.
Masyarakat memiliki peran sentral dari seluruh program-program pembangunan paradigma ini.
Menurut Fardiah 2005, apabila masyarakat dilibatkan dalam keseluruhan proses pelaksanaan program pembangunan, yaitu dari mulai kajian
masalahkebutuhan, perencanaan, pelaksanaan sampai dengan monitoring dan
Universitas Sumatera Utara
30 evaluasi program yang dikembangkan, akan menjadi lebih sesuai dengan kebutuhan
masyarakat, rasa memiliki warga masyarakat terhadap program pembangunan lebih tinggi, keterampilan dan analisis-analisis program pembangunan dipindahkan ke
masyarakat. Dengan demikian, di masa yang akan datang ketergantungan masyarakat terhadap pihak “luar” dalam perumusan program pembangunan secara bertahap akan
bisa berkurang, sehingga diharapkan program yang dikembangkan akan berkelanjutan.
Untuk memungkinkan terlaksananya pendekatan dari bawah dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menanggulangi permasalahan, perlu
dilakukan pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat diperlukan untuk mengubah masyarakat agar lebih mampu mengkaji masalahkebutuhannya sendiri,
mencari jalan keluar untuk memperbaiki keadaannya serta mengambangkan potensi dan keterampilan mereka untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya Fardiah,
2005:96.
2.7. Analisis Soiologis Terhadap Model Pembangunan di Indonesia