92
2. Percakapan Executive Coaching dengan
Tipe Kepemimpinan Transformasional Coach:
Bagaimana perkembangan seminggu ini?
Coachee: Kabarnya luar biasa coach, penuh
berkat dari Tuhan. Salam semangat.. Coach:
Apa yang menjadi kegiatan tim kamu dalamm emanfaatkan
waktu dengan optimal, sehingga menunjang aktivitasmu?
Coachee: Kegiatan tim saya dari tanggal 12
sampai 20 bulan ini adalah 1. Pameran food centrum
2. Pameran citragarden 3. Moving malam pademangan
4. Datsun on the street di pasar malam
Mediros hari minggu dan malam kamis
5. Datsun on the street di pasar malam Kemayoran
6. Moving pagi ke Cempaka Putih 7. Moving pagi ke Sunter
8. Moving malam di perumahan Kayumanis
9. Moving ke masjid Sunda Kelapa setiap hari Jumat
10. Training product knowledge Datsun dan semua produk
Nissan setiap briefing pagi 11. Cerita movitasi setiap akhir
briefing pagi.
Coach: Apa yang kamu dapatkan?
Coachee: Untuk hasil yang didapatkan sampai
tanggal 21 sekarang adalah : 1. Perolehan SPK sampai tanggal
12 hanya 2 spk 2. SPK per tanggal 12 sampai
tanggal 20 nambah 3 SPK Datsun 2 unit Xtrail 1 unit
3. Laporan CH sampai tanggal sekarang ada 17 CH
Apakah perlu saya lampirkan fotonya?
Coach: Terima kasih atas kerja smart mu.
Berdasarkan respon dari coachee, maka proses executive coaching berhasil. Sangat menarik bahwa coachee merespon sesuai dengan kalimat
yang diberikan oleh coach. Ada perbedaan yang signifikan yaitu, executive coaching dengan kepemimpinan transformasional, para coachee menjawab
dengan penjelasan yang baik yaitu berupa proses dan rencana tindakan. Mereka menjelaskan dengan antusias, bahkan menunjukkan action plannya.
Ketika coachee menjelaskan action plan, maka dapat dikatakan bahwa sudah terjadi trust antara coach dan coachee, yang memiliki dampak pada
93 komunikasi yang terbuka. Trust yang sudah ada membawa coachee pada
pemahaman bahwa coach bukanlah atasan mereka, coach adalah seorang yang memberi stimulus dalam memprovokasi pikiran untuk proses
pemberdayaan dan mencapai tujuan. Cara berpikir seperti itu menghilangkan gap sehingga proses optimalisasi coachee dapat tercapai. Melalui percakapan
tersebut, tampak bahwa coachee sangat membutuhkan proses secara berkesinambungan karena mereka rasakan sebagai bagian bahwa dirinya
diakui, diperhatikan dan didukung untuk pekerjaannya. Evaluasi yang dipaparkan semua mengatakan bahwa model coaching
yang dilakukan sangat berguna dalam rangka untuk mengeksplorasi pikiran, memberdayakan kemampuan mereka untuk menemukan ide-ide baru,
sekaligus eksekusinya. Proses menemukan ide sampai pada perencanaan menjadi terbuka, sehingga menentukan time frame tidak hanya sekedar
berdasarkan waktu, lebih mempertimbangkan momentum sehingga tujuan lebih cepat tercapai. Gundersen, Hellesoy, dan Raeder 2012 dalam risetnya
menemukan bahwa tipe kepemimpinan transformasional di lingkungan kerja yang dinamis memberikan dampak kinerja yang efektif bagi karyawan dan
efektifitas bagi organisasi. Hasil uji komparatif yang dilakukan pada berbagai tipe kepemimpinan
transformasional sebelum diberi perlakuan executive coaching dengan yang sesudah diberi perlakuan menunjukkan bahwa executive coaching tidak
terbukti meningkatkan inspirational appeal artinya, baik yang diberikan coaching maupun tidak diberikan coaching tidak ada perbedaan dalam
inspirasional appeal. Namun, tidak demikian hasilnya pada dimensi taktik pengaruh proaktif yang lain. Executive coaching terbukti efektif
meningkatkan tipe kepemimpinan transformasional dengan taktik pengaruh proaktif khususnya dimensi rational persuasion, collaboration, dan
consultation. Hal tersebut terlihat pada tabel 4.24 berikut.
94 Tabel 4.24 Taktik Pengaruh Proaktif Kepemimpinan Transformasional
sebelum dan sesudah Perlakuan Executive Coaching
Taktik Proaktif Sebelum
Executive Coaching
Sesudah Executive
Coaching
Rational 59,58
78,08
Collaboration 81,25
86,63
Consultation
78,33 84,13
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2016
Perlakuan executive
coaching terhadap
tipe kepemimpinan
transformasional memiliki dampak yang tepat terhadap taktik pengaruh proaktif. Hal ini dikarenakan pada rational persuasion digunakan argumen
logis dan bukti faktual yang menunjukkan bahwa permintaan layak dan relevan untuk kepentingan dalam mencapai tujuan. Consultation, yaitu
meminta orang untuk memberi saran perbaikan atau membantu merencanakan kegiatan atau perubahan yang diajukan untuk mendukung
tujuan yang diinginkan. Collaboration, menawarkan sumber daya yang relevan atau bantuan jika orang tersebut akan melakukan perubahan. Dengan
demikian, kinerja kepala penjualan dinyatakan meningkat dikarenakan adanya pendekatan pembelajaran melalui executive coaching dan dipengaruhi
oleh tipe kepemimpinan transformasional sebagai coach dalam proses pembelajaran. Hal tersebut terlihat pada tabel 4.25 berikut.
Tabel 4.25 Hasil Uji Efektivitas Executive Coaching Berbagai Taktik Pengaruh Proaktif pada Tipe Kepemimpinan Transformasional
Taktik Proaktif Uji Statistik
Signifikansi Keterangan
Rational Uji Wilcoxon
0,000 Diterima
Inspirational Uji Paired t-Test
0,815 Ditolak
Collaboration Uji Paired t-Test
0,026 Diterima
Consultation Uji Paired t-Test
0,024 Diterima
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2016
95
4.6.3 Hasil Hipotesis 3