P er kebu n an -p er kebu n an kolon ial, sebu ah ben tu k

P er kebu n an -p er kebu n an kolon ial, sebu ah ben tu k

khusus dari sistem agraria kapitalis, berhasil lolos dari likuidasi oleh gelombang revolusi, 1945-1965. Tidak

d im asu kkan n ya per kebu n an sebagai tar get pr ogr am la n d r efor m 19 6 0 -19 6 5 t ela h m en yeb a b ka n sist em agraria perkebun an kolon ial tetap berlan jut hidup di zam an paska-kolonial.

UUPA 19 6 0 m en et a p ka n keb er la n ju t a n h id u p perkebunan-perkebunan kolonial dengan m engkoversi

h a k-h a k er p a ch t m en ja d i “h a k gu n a u sa h a .” 20 Du a keku a t a n ya n g m em b u a t p er keb u n a n -p er keb u n a n kolonial 21 berada di luar program land reform adalah: (a) “Konferensi Meja Bundar” sebuah negosiasi politik antara Belanda dan pem erintah Republik Indonesia di Den Hag, Belanda. Dalam perundingan tersebut Belanda m en et a p ka n sya r a t -sya r a t m en gen a i p en gem b a lia n

20 Ma kn a d a r i er f p a ch t a d a la h h a k er f p a ch t ya n g d ip u n ya i perusah aan -perusah aan perkebun an selam a 75 tah un . seban gun

d en gan yan g sekar an g d iken al d en gan H ak Gu n a Usah a. 21 Area total tan ah perkebun an di tahun 1940 m en capai sekitar

395.18 0 h ektar di J awa dan 150 .517 h ektar di pulau-pulau luar. J um lah in i berdasar pada In disch Verslag 1941, II, hal. 270 -273 sebagaim an a d iku t ip oleh Sh u t t er (19 59 :126 7).

26 Land Reform Dari Masa Ke Masa harta ben da m ilik Belanda sebagai persyaratan untuk

p en ga ku a n Kem er d eka a n I n d on esia ; (b ) kela s p en gu sa h a d a r i t en t a r a ya n g m u n cu l d a r i h u ku m

d a r u r a t p er a n g (19 57) ya n g d ila n ju t ka n keb ija ka n pem erin tah m en asion alisasi perkebun an -perkebun an milik Belanda.

Belanda tidak m engakui kem erdekaan Indonesia, proklamasi tanggal 17 Agustus 1945, dan tetap menolak m em b er ika n kem er d eka a n I n d on esia sa m p a i kepentingan-kepentingan ekonom i Belanda dilindungi m elalu i n egosiasi d i Kon fer en si Meja Bu n d ar yan g berakhir pada Desember 1949 di Den Hag. Selama masa peralihan empat tahun tersebut, Belanda menggunakan aksi-aksi militer, negosiasi politik, dan tekanan di arena in t er n a sion a l seb a ga i u p a ya u n t u k r ekolon isa si

kepulauan Indonesia. 22 Melalui Konferensi Meja Bundar, Belanda menyetujui untuk mengakui kedaulatan politik

I n d on esia p a d a Desem b er 19 4 9 d en ga n p en d ir ia n Republik In don esia Serikat (RIS). RIS in i m erupakan sebu ah sistem feder asi yan g ter dir i dar i en am belas n ega r a b a gia n m er d eka t a n p a m em a su kka n Pa p u a

Bar at. 23 Pad a saat yan g sam a, Belan d a m en etap kan persyaratan-persyaratan dalam perjanjian tersebut yang dirancang diantaranya untuk memelihara kepentingan- kep en t in ga n ekon om in ya d i kep u la u a n n u sa n t a r a , termasuk pengembalian semua aset-aset milik Belanda, term asuk perkebunan-perkebunan.

Ber iku t in i a d a la h b a gia n ya n g r eleva n d a r i kesep a ka t a n ya n g d ica p a i d a la m Kon fer en si Meja

Bun dar:

22 Un tu k pen jelasan klasik m en gen ai per ju an gan r evolu sion er u n t u k m en cap ai kem er d ekaan p olit ik, lih at Kah in (19 52).

23 Papua Barat m asih dian ggap sebagai kolon i Belan da di luar wilayah kepulauan In don esia sam pai tah un 1969 ketika wilayah

tersebut m en jadi propin si In don esia yan g ke-26.

Bagaimana Perkebunan Kolonial Tidak Menjadi Target Program Land Reform 1960-1965?

27 Bagian A

Pasal 1 Terhadap pengakuan dan pemulihan hak, konsesi dan izin , yan g diberikan den gan syah m en urut hukum

H in dia-Belan da (In don esia) dan yan g pada waktu p en yer a h a n ked a u la t a n m a sih b er la ku , m a ka Republik Indonesia Serikat berpangkal pada pendirian bahwa hak, kon sesi dan izin itu diakui dan bahwa yang berhak – sekedar ini belum terlangsung—akan dipu lih kan ke dalam pelaksan aan h akn ya den gan per bu atan , segala-galan ya d en gan m en gin d ah kan yang tersebut pada ayat-ayat ini yang berikut.

Pasal 2 Hak, konsesi dan izin term asuk pada pasal 1 ayat 1 hanya akan dapat dikurangi untuk keperluan umum, t er m a su k kep en t in ga n r a kya t , d en ga n ja la n perdam aian den gan yan g berh ak, dan sean dain ya perdam aian tidak tercapai, dengan pencabutan hak untuk kepentingan umum, menurut yang ditetapkan pada pasal 3. Hak, konsesi, dan lisensi yang dirujuk dalam Pasal 1, paragraf 1, bisa diabaikan hanya untuk kepentingan um um , term asuk kesejahteraan rakyat, dan m elalui ganti rugi yang layak dengan pihak yang berhak, dan jika pihak yan g berhak tersebut tidak bisa dicapai, dengan pengam bil alihan dem i kepentingan um um , sebagaim a diatur dalam peraturan -peraturan dari Pasal 3.

Pasal 3 Tin d a ka n m en ca b u t h a k, m en a sion a lisir , m en gh a p u ska n , m en yu r u h m elep a ska n a t a u m em indahkan secara paksa benda atau hak, hanya

28 Land Reform Dari Masa Ke Masa akan dijalankan untuk keperluan umum menurut acara

yang ditetapkan dengan peraturan undang-undang dan jika tidak dapat persetujuan antara pihak-pihak yang ber kepen tin gan den gan pen ggan ti ker ugian yan g diter im akan atau dijam in lebih dah ulu dan yan g ditetapkan hakim menurut harga sebenarnya benda atau hak yang diambil itu, segala-galanya itu menurut aturan- aturan yang ditetapkan dengan undang-undang. Syarat bahwa pengganti kerugian itu harus diterimakan atau dijamin lebih dahulu tidak berlaku jika benda atau hak itu perlu diambil dengan sesegeranya karena keadaan perang, bahaya perang, pem berontakan, kebakaran, banjir, gem pa bum i, gunung m eletus atau lain-lain kejadian yang mendesak. (Tauchid1952b:255-256; ).

Sebagai konsekuensi dari Konferensi Meja Bundar sejak

17 Desember 1949, Republik Indonesia Serikat mengadopsi konsepsi kolonial mengenai “pendudukan tanah ilegal” yang sebelumnya ditetapkan oleh Belanda dalam Staatsblad No.

111/ 1948. 24 Kom itm en untuk m engem balikan aset-aset Belanda menyebabkan kesulitan bagi Republik Indonesia Serikat untuk mengikuti aspirasi-aspirasi dan tuntutan- tun tuan revolusion er un tuk m en ghapus perkebun an - perkebunan kolonial, term asuk yang dilancarkan oleh sebagian kekuatan-kekuatan revolusioner termasuk Barisan Tani Indonesia (BTI) dan Serikat Buruh Perkebunan Indo- nesia (Sarbupri) yang kemudian menjadi dua organisasi massa pedesaan terbesar di bawah Partai Komunis Indone- sia (PKI). 25

24 Un tu k kebijakan -kebijakan m en gen ai “p en d u d u kan ilegal,” lih at Gou wgioksion g 1960 :25-29; Tau ch id 1952:10 -39; Gautam a

dan Harsono (1972:12-15). Teks lengkap dari peraturan tersebut ada di dalam Gouwgioksiong (1960 :10 1-10 6).

25 U n t u k p e n je la s a n le n gk a p m e n ge n a i p e r a n a n in i, lih a t Ap r ia n t o ( 2 0 0 5 ) .

Bagaimana Perkebunan Kolonial Tidak Menjadi Target Program Land Reform 1960-1965?

Repu blik In d on esia Ser ikat pad a ken yataan n ya tidak bisa berfun gsi karen a sebagian besar dari para pem im pin politik dari n egara-n egara bagian m en olak bentuk negara federal. Di tahun 1950 para pem im pin m ulai m elun cur kan m an uver -m an uver politik un tuk m en a n gga lka n fed er a lism e. P er la wa n a n t er b esa r terhadap kecenderungan unitaris dari para pem im pin politik in i berasal dari Sum atera Tim ur dan n egara- negara bagian Indonesia Timur. Sebagaimana dijelaskan oleh Ricklefs (20 0 1:285), pertarungan politik mengenai p er m a sa la h a n t er seb u t b er a kh ir p a d a p er in ga t a n proklam asi kem erdekaan yan g kelim a, pada Agustus 1950 . Republik In don esia Serikat, dan n egara-n egara dari Sum atera Tim ur dan Indonesia Tim ur digantikan oleh sebuah Republik In don esia baru den gan sebuah konstitusi baru, yakni Undang-undang Dasar Sementara

19 50 . Rep u blik In d on esia d it egakkan kem bali, d an sebuah sistem demokrasi parlementer liberal/ multi partai didirikan. 26

Organ isasi-organ isasi pergerakan pedesaan yan g besar seperti BTI dan Sarpubri berjuan g di berbagai wilayah perkebun an di J awa m en doron g pem erin tah pusat untuk m engurus m asalah pendudukan tanah. Di tahun 1954 pem erintah Indonesia m engam bil langkah yang lebih jauh yang dim ulai dengan Undang-undang Da r u r a t No. 8 / 19 54 m en gen a i p en yelesa ia n d a r i p en d u d u kan tan ah -tan ah p er kebu n an oleh r akyat. 27 Secara resmi undang-undang darurat tersebut bertujuan

26 Kesepakatan Meja Bundar secara resmi dan sepihak dibatalkan dengan UU No. 13/ 1956.

27 Sebagian besar perjuangan di beberapa wilayah perkebunan di Sum atra Tim ur juga m endorong pem erintah untuk m enyelesaikan

persoalan pendudukan tanah. Lihat Pelzer (1978) untuk pergeseran h ubun gan an tar a per kebun an kolon ial dan petan i di Sum ater a Tim ur. Untuk kasus J awa Tim ur lihat Aprianto (20 0 5).

30 Land Reform Dari Masa Ke Masa untuk m encapai penyelesaian dam ai atas ketegangan-

ketegangan yang berdasarkan pada penyelesaian dengan cara perundingan antara pihak-pihak yang berkonflik. Pem erintah berupaya: (a) m enyediakan sebuah status

h u ku m ya n g p a st i m en gen a i t a n a h -t a n a h b eka s p er keb u n a n ya n g d id u d u ki sela m a p ih a k ya n g m en duduki m em atuh i per syar atan -per syar atan yan g su d a h d it et a p ka n ; d a n (b ) m em b u ka p elu a n g b a gi perkebunan-perkebunan tersebut yang secara strategis penting bagi negara dan masyarakat untuk melanjutkan usahanya. Peraturan tersebut m encatat sekitar 80 .0 0 0 hektar, dari sekitar 20 0 .0 0 0 hektar tanah perkebunan

d i J a wa , d id u d u ki r a kya t , d a n p a r a p et a n i ya n g m en d u d u ki t er seb u t m en gu b a h t a n a h p er keb u n a n tersebut m enjadi lahan pertanian setelah pendudukan J epang (1942-1945). 28

Sebelum pem erin tah In don esia bisa m en gam bil la n gka h -la n gka h h u ku m u n t u k m elega lisa si pendudukan tanah ini, tentara Indonesia mengambil alih ken dali atas sem ua perkebun an m ilik Belan da ketika Sukarno m endeklarasikan hukum darurat perang yang t er u t a m a d iseb a b ka n oleh p em b er on t a ka n - p em b er on t a ka n d a er a h . Di b a wa h h u ku m d a r u r a t , t en t a r a m em p er oleh keku a sa a n ya n g b esa r d a la m wewen an g p olitik, p em er in tah an , d an ad m in istr asi. Lebih dari lima ratus perkebunan Belanda, sekitar tiga- perempat dari semua perkebunan di Indonesia (juga pada seju m la h b esa r p er u sa h a a n -p er u sa h a a n Bela n d a ) dim asukkan dalam pen gawasan m iliter bekerja sam a dengan Menteri Urusan Pertanian. Pihak kem enterian

28 Un tuk teks yan g asli, lih at Gautam a (1962:272-28 4). Pelzer (19 8 2 ) m em b u a t seb u a h p en jela sa n h ist or is b er n ila i t in ggi

m en gen a i p er ju a n ga n a gr a r ia d i Su m a t er a Tim u r , t er m a su k per soalan oku pasi tan ah “ilegal” in i.

Bagaimana Perkebunan Kolonial Tidak Menjadi Target Program Land Reform 1960-1965?

31 m en in ja u kem b a li d a n m er en ca n a ka n u n t u k

menghentikan semua hak-hak erpacht kolonial, dimana setiap perkebunan mendapat konsesi selama tujuh puluh lima tahun berdasarkan UU Agraria 1870 (Gautama dan Harsono 1972:12-15).

Kem u d ian p ad a bu lan Desem ber 19 57, set elah kegagalan p er u n d in gan d i PBB u n tu k m en d ap atkan P a p u a d a r i Bela n d a , Su ka r n o m em b u a t seb u a h keputusan politik m enasionalisasi sem ua perusahaan- perusahaan Belanda. Sebagaim ana dirum uskan dalam UU No. 8 6 / 19 58 , keb ija ka n in i b er t u ju a n u n t u k m em p er ku a t d a sa r p ot en si ekon om i n a sion a l, d a n

m eliku id asi keku asaan ekon om i kolon ial. 29 Sebu ah perusah aan m ilik n egara yan g din am ai P.P.N Baru 30 telah menjadi sebuah perusahaan milik negara terbesar, sebuah arena baru dimana elit-elit manajerial baru dari t en t a r a m en egu h ka n p osisi d a n p er a n a n n ya d a n m em en uhi kepen tin gan -kepen tin gan m ereka m elalui ken d a li a t a s sekt or d a n p er u sa h a a n -p er u sa h a a n perkebunan (Mackie 1961:340 ).

Posisi, p er an an d an kep en tin gan str ategis d ar i t en t a r a d a la m m en gu a sa i sem u a p er keb u n a n - p er keb u n a n ya n g t ela h d in a sion a lisa sika n it u menyebabkan perkebunan-perkebunan kolonial selamat. Leb ih d a r i it u , “n a sion a lisa si kep em ilika n Bela n d a m en cip takan sebu ah kelas sosial bar u , p ar a ten tar a pen gusaha” (Caldwell dan Utrecht 1979:124). Ten tara m en gh alan gi aspir asi m asyar akat u n tu k m en gh apu s

29 Un t u k t eks a slin ya , lih a t I sm et (19 70 ), d a n Soed a r go (1962:58 2-58 5). Lih at ju ga p er atu r an p em er in tah lain n ya yan g

m en ja la n ka n n a sion a lisa si p er u sa h a a n -p er u sa h a a n Bela n d a d a la m Soed a r go (19 6 2 :58 6 -6 4 7).

30 Pu sa t Perk ebu n a n N eg a ra -Ba ru . P.P.N. yan g “lam a”, yan g kem udian digabun g den gan P.P.N. Baru, m erupakan kan tor dari

Men t er i Per t an ian yan g m en gelola 35 p er kebu n an .

32 Land Reform Dari Masa Ke Masa sistem agraria perkebun an kolon ial. Para petan i yan g

menduduki perkebunan dimasukkan ke dalam kategori “pen dudukan ilegal”, yan g harus berurusan lan gsun g den gan ten tar a yan g ser in gkali m en gam bil tin dakan respresif atas nama “ketertiban umum.”

Kem udian , hal yan g m en jam in keberlan gsun gan sistem agraria perkebunan kolonial adalah pengaturan konversi dari hak erfpacht kolonial menjadi Hak Guna Usaha (H GU) paska-kolon ial sebagaim an a tercan tum dalam UUPA 1960 , pasal III (Aturan-aturan m engenai

konversi tanah). 31 H ak erfpacht dan H ak Guna Usaha ter sebu t m er u pakan h ak u n tu k m en ggu n akan tan ah ya n g d ib er ika n p em er in t a h u n t u k p er u sa h a a n - perusahaan perkebun an . Perbedaan utam a keduan ya

ad alah jan gka wakt u n ya d im an a h ak m en ggu n akan tan ah itu ber laku , d an statu s kewar gan egar aan d ar i perusahaan yang memegang hak tersebut. Hak erfpacht

d iber ikan pad a per u sah aan -per u sah aan asin g u n tu k jangka waktu selama tujuh puluh lima tahun. Hak Guna Usaha diberikan untuk perusahaan dalam negeri dengan ja n gka wa kt u d u a p u lu h lim a t a h u n , a t a u jika perkebunan tersebut membutuhkan jangka waktu yang lebih lam a seperti perkebun an kelapa sawit, Men teri Ur usan Agr ar ia bisa m em ber ikan h ak m en ggun akan tan ah itu selam a tiga puluh lim a tahun . UUPA tidak m en gijin ka n p er u sa h a a n -p er u sa h a a n a sin g u n t u k m em iliki Hak Guna Usaha.

31 Berikut in i adalah bagian yan g relevan dari UUPA, pasal III Keten tuan -keten tuan Kon versi: “H ak erfpacht un tuk perusahaan

kebu n besar yan g ad a p ad a m u lai ber laku n ya Un d an g-u n d an g in i, sejak saat ter sebut m en jadi h ak gun a usah a ter sebut dalam p asal 28 ayat 1 yan g akan ber lan gsu n g selam a sisa wakt u h ak er p ach t ter sebu t, tetap i selam a-lam an ya 20 tah u n ”

- VI -