Jaminan Kredit Perbankan TINJAUAN TENTANG KREDIT BANK DI INDONESIA DALAM SISTEM

Dengan memperhatikan dasar-dasar pemberian kredit yang telah diuraikan, diharapkan analisis kredit yang dilakukan oleh bank dalam pemberian kredit dapat mengurangi resiko kredit.

E. Jaminan Kredit Perbankan

Kredit yang diberikan oleh bank mengandung resiko sehingga bank dituntut kemampuan dan efektivitasnya dalam mengelola resiko kredit dan meminimalkan potensi kerugian sehingga bank wajib memerhatikan asas-asas perkreditan yang sehat, di antaranya: 37 1. Bank tidak diperkenankan memberikan kredit tanpa surat perjanjian tertulis; 2. Bank tidak diperkenankan memberikan kredit pada usaha yang sejak semula telah diperhitungkan kurang sehat dan akan membawa kerugian; 3. Bank tidak diperkenankan memberikan kredit untuk pembelian saham dan modal kerja dalam rangka kegiatan jual beli saham; atau 4. Memberikan kredit melampaui batas maksimum pemberian kredit legal lending limit Dalam memberikan kreditnya bank wajib melakukan analisis terhadap kemampuan debitur untuk membayar kembali kewajibannya. Bank perlu melakukan pemantauan terhadap penggunaan kredit serta kemampuan dan kepatuhan debitur dalam memenuhi kewajibannya. Bank juga dituntut untuk melakukan peninjauan, penilaian, dan pengikatan terhadap agunan yang disodorkan oleh debitur sehingga agunan yang diterima dapat memenuhi persyaratan ketentuan yang berlaku. 38 37 Muhammad Djumhana, Op.Cit., hlm. 447. 38 Ibid., hlm. 448. Universitas Sumatera Utara Pasal 8 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang selengkapnya berbunyi sebagai berikut: 1. Dalam memberikan kredit atau pebiayaan berdasarkan prinsip syariah, bank umum wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas itikad dan kemampuan serta kesanggupan nasabah debitur untuk melunasi utangnya atau mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang diperjanjikan. 2. Bank umum wajib memiliki dan menerapkan pedoman perkreditan dan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Ketentuan tersebut menyatakan secara implisit bahwa bank dalam menyalurkan dana untuk kredit harus didasarkan pada adanya suatu jaminan. Segala kebendaan si berutang, baik yang bergerak maupun tidak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada di kemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatannya perseorangan. 39 Adapun yang dimaksud jaminan dalam pemberian kredit yaitu keyakinan bank atas kesanggupan debitur untuk melunasi kredit sesuai dengan yang diperjanjikan. 40 Sedangkan guna memperoleh keyakinan tersebut maka bank sebelum memberikan kreditnya harus melakukan penilaian yang seksama terhadap watak, kemampuan, modal, agunan, dan prospek usaha dari debitur. 39 Pasal 1131 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata. 40 Pasal 2 ayat 1 Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 2369KepDir Tahun 1991 tanggal 28 Februari 1991 tentang Jaminan Pemberian Kredit. Universitas Sumatera Utara Pada dasarnya fungsi pokok jaminan kredit bagi bank ialah: 41 1. Untuk menjaga harta bank dalam bentuk kredit, karena dengan diserahkannya jaminan ke bank maka bank berhak memperoleh pelunasan atas hasil penjualan jaminan apabila nasabah cidera janji. 2. Menjamin agar pembiayaan usaha tersebut berjalan lancar dengan diserahkannya harta pemilik sebagai jaminan bank yang secara moril debitur akan bertanggung jawab terhada proyek usahanya tersebut. 3. Mendorong debitur untuk membayar kembali hutang- hutangnya agar tidak kehilangan harta yang telah dijaminkan tersebut. Jaminan memunculkan komitmen untuk pengembalian hutang pokok dan bunganya sehingga jaminan harus jelas dan diikat secara yuridis dengan akta bawah tangan maupun akta otentik. Akta bawah tangan merupakan akta yang dibuat atau dipersiapkan oleh para pihak yang bersangkutan secara pribadi dan bukan di hadapan notaris atau pejabat resmi lainnya. Akta otentik merupakan akta yang harus dibuat berdasarkan peraturan perundang - undangan serta ditanda- tangani oleh notaris atau pejabat yang berwenang. Kedua akta tersebut dapat dipergunakan sebagai alat bukti tetapi kekuatan pembuktian dari akta tersebut berbeda. Akta otentik mempunyai kekuatan yang mengikat serta membuktikan antara para pihak dan pihak ketiga bahwa pada tanggal yang telah tertera dalam akta yang bersangkutan telah datang menghadap kepada pegawai umum dan menerangkan apa yang ditulis dalam akta tersebut. Akta bawah tangan kekuatan pembuktiannya hanya bergantung pada kebenaran atas pengakuan atau penyangkalan para pihak atas isi dari akta yang ditandatangani. Jaminan merupakan suatu perikatan antara kreditur dengan debitur. Debitur memperjanjikan sejumlah hartanya untuk pelunasan utang menurut 41 Ruddy Tri Santoso, Op.Cit., hlm. 51. Universitas Sumatera Utara ketentuan perundang-undangan yang berlaku dalam hal terjadi kemacetan dalam pembayaran utang. Perjanjian jaminan selalu mengikuti perjanjian yang mendahuluinya yaitu perjanjian utang- piutang yang disebut perjanjian pokok. Tidak mungkin ada perjanjian jaminan tanpa ada perjanjian pokoknya. Perjanjian jaminan tidak dapat berdiri sendiri. Apabila perjanjian pokok telah selesai maka perjanjian jaminannya juga selesai. Tidak mungkin ada orang yang bersedia menjamin suatu utang kalau utang itu sendiri tidak ada. Sifat perjanjian yang demikian disebut accessoir. Perjanjian jaminan, dalam perjanjian pokoknya harus diatur dengan jelas tentang adanya janji- janji tentang jaminan. Janji- janji ini sebagai sumber terbitnya perjanjian jaminan yang dikehendaki oleh kreditur dan debitur. 42 Jaminan yang diserahkan kepada bank terdiri dari banyak jenis, diantaranya: 43 1. Jaminan yang bersifat material material collateral Jaminan yang berbentuk material meliputi beberapa hal, yaitu: a. Jaminan kebendaan, meliputi: 1. Jaminan benda yang tidak bergerak, meliputi: a Tanah dan Bangunan b Surat- surat berharga, seperti sertifikat depositodan tagihan dagang 2. Jaminan benda bergerak, meliputi: a Mobil dan kendaraan bermotor b Kapal laut, dan c Stock barang b. Jaminan surat berharga, seperti: 1. Gadai atas saham perusahaan 2. Obligasi 2. Jaminan yang bersifat non-material. Jaminan non- material yang diberikan kepada bank meliputi beberapa hal, diantaranya: 42 Gatot Supramono, Op.Cit., hlm. 57. 43 Ruddy Tri Santoso, Op.Cit., hlm.51. Universitas Sumatera Utara a. Jaminan pribadi personal guarantee , yaitu kemampuan seseorang dalam memberikan jaminan kredit dengan kapasitasnya untuk menutupi kredit tersebut tunduk pada pasal 1831 BW sedang penjamin lainnya ditagih setelah hutang tersebutterbayar sebagian oleh penjamin pertama pasal 1837 BW. b. Jaminan perusahaan corporate guarantee yaitu jaminan dari perusahaan yang dianggap bonafide dalam kapasitasnya untuk mengembalikan pinjaman yang diterima dari bank. c. Aval dengan segala bentuk jaminan, meliputi nama, bonafiditas, reputasi, trademark, dan goodwill. Jaminan- jaminan yang berbentuk non- matrial merupakan suatu kepercayaan bank terhadap nasabahnya. Untuk itu watak dan karakter nasabah sangat mempengaruhi dalam pemberian persetujuan kredit tersebut. Sesuai dengan peraturan intern masing- masing bank, umumnya nilai jaminan yang diserahkan debitur kepada bank lebih besar bila dibandingkan dengan nilai kredit yang diberikan bank kepada debitur. Dapat disimpulkan secara umum fungsi jaminan kredit ialah menjamin pelunasan utang debitur bila debitur wanprestasi atau pailit. Jaminan kredit akan memberikan jaminan kepastian hukum kepada pihak perbankan bahwa kreditnya akan tetap kembali walaupun dengan cara mengeksekusi jaminan kredit perbankan.

F. Batasan- Batasan Dalam Pemberian Kredit

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Penyelesaian Kredit Macet Pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Pembantu Krakatau Medan

2 72 103

Tinjauan Yuridis Kredit Macet pada Perjanjian Kredit Modal Kerja (Studi Kasus pada Bank BNI Cabang Pemuda Medan)

1 129 94

Tinjauan Yuridis Terhadap Penyelesaian Kredit Macet Atas Kejadian Meninggalnya Debitur (Studi pada PT. Bank Panin,Tbk Cabang Pembantu Tebing Tinggi

1 100 90

Pelaksanaan Penyelesaian Kredit Macet (Studi Pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Graha Helvetia, Medan)

0 48 86

Tinjauan Yuridis Penyelesaian Kredit Macet Pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Pembantu Krakatau Medan

1 51 103

Tinjauan Yuridis Penyelesaian Kredit Macet Pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Pembantu Krakatau Medan

0 0 10

BAB II TINJAUAN TENTANG KREDIT BANK DI INDONESIA DALAM SISTEM HUKUM PERDATA A. Pengertian Kredit Bank - Tinjauan Yuridis Terhadap Penyelesaian Kredit Macet Atas Kejadian Meninggalnya Debitur (Studi pada PT. Bank Panin,Tbk Cabang Pembantu Tebing Tinggi

0 0 26

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Terhadap Penyelesaian Kredit Macet Atas Kejadian Meninggalnya Debitur (Studi pada PT. Bank Panin,Tbk Cabang Pembantu Tebing Tinggi

0 0 13

Tinjauan Yuridis Terhadap Penyelesaian Kredit Macet Atas Kejadian Meninggalnya Debitur (Studi pada PT. Bank Panin,Tbk Cabang Pembantu Tebing Tinggi

0 0 10

Tinjauan Yuridis Penyelesaian Kredit Macet Pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Pembantu Krakatau Medan

0 2 10