Fungsi Asuransi Jiwa Dalam Kredit Terhadap Kematian

Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat secara jelas bahwa kredit macet disebabkan oleh faktor internal-kuantitatif, eksternal-kuantitatif, internal- kualitatif, dan eksternal-kualitatif. Dimana faktor internal menunjuk kepada hal- hal yang dapat dikendalikan oleh kreditur atau debitur, misalnya gaya manajemen yang dilakukan oleh pihak bank, praktek KKN. Faktor eksternal menunjuk kepada hal yang tidak dapat dikendalikan baik oleh pihak kreditur maupun pihak debitur seperti terjadinya inflasi. Adapun yang dimaksud dengan data kualitatif ialah data yang tidak dapat dikalkulasi secara matematis yakni gaya manajemen, permintaan pasar, dsb. Data kuantitatif adalah data yang dapat dihitung secara matematis, seperti data keuangan, kenaikan harga utilitas,dsb. 55

C. Fungsi Asuransi Jiwa Dalam Kredit Terhadap Kematian

Pemberian kredit bank selalu berawal dari analisis kredit. Analisis kredit mencakup latar belakang debitur atau perusahaan, prospek perusahaan, jaminan yang diberikan serta faktor- faktor lainnya. 56 Pemberian kredit tanpa analisis terlebih dahulu sangat membahayakan bank. Debitur dapat dengan mudah memberikan data- data fiktif sehingga kredit tersebut sebenarnya tidak layak untuk diberikan. Akibatnya apabila salah menganalisis kredit maka kredit yang disalurkan akan sulit untuk ditagih alias macet. Faktor analisis ini bukanlah penyebab utama terjadinya kredit macet. Penyebab lainnya mungkin dikarenakan oleh bencana yang tidak dapat dihindari oleh debitur, misalnya terjadi bencana 55 Jopie Jusuf, Op.Cit., hlm. 217. 56 Dr. Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2013, hlm. 86. Universitas Sumatera Utara alam atau debitur meninggal dunia sehingga dalam perkembangannya bank memasukkan klausula yang menyatakan dibukanya asuransi jiwa kredit Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak tertentu. 57 Definisi asuransi ini dibandingkan dengan ketentuan Undang- Undang Perasuransian dirasa kurang lengkap. Menurut ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang- Undang Nomor 2 Tahun 1992 dijelaskan bahwa: “ Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.” Ketentuan pasal 1 angka 1 Undang- Undang Nomor 2 Tahun 1992 dapat menyimpulkan bahwa terdapat 2 jenis asuransi, yaitu: 58 1. Asuransi kerugian Merupakan usaha yang memberikan jasa- jasa dalam penanggulangan resiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti. Dapat diketahui dari rumusan “untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung” 2. Asuransi jiwa 57 Pasal 246 KUHD. 58 Abdulkadir Muhammad, Hukum Asuransi Indonesia, Bandung, PT Citra Aditya Bakti, 1999, hlm. 167. Universitas Sumatera Utara Merupakan suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan asuransi dalam penanggulangan resiko yang dikaitkan dengan jiwa atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan. 59 Dapat diketahui dari rumusan “untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan”. Asuransi jiwa ini dapat meliputi asuransi kecelakaan diri, asuransi jiwa biasa, annuitas, asuransi industri, dsb. Asuransi jiwa harus diadakan secara tertulis dengan bentuk akta yang disebut polis sesai dengan ketentuan Pasal 255 KUHD. Berdasarkan ketentuan Pasal 304 KUHD, polis asuransi memuat: 60 1. Hari diadakan asuransi Dalam polis harus dicantumkan hari dan tanggal diadakan asuransi. Hal ini penting untuk mengetahui kapan asuransi itu mulai berjalan. Dengan demikian, dapat diketahui pula sejak hari dan tanggal itu resiko menjadi beban penanggung. 2. Nama tertanggung Dalam polis harus dicantumkan nama tertanggung sebagai pihak yang wajib membayar premi dan berhak menerima polis. Apabila terjadi evenemen atau apabila jangka waktu berlakunya asuransi berakhir, maka tertanggung berhak menerima sejumlah uang santunan atau pengembalian dari penanggung. Selain tertanggung, dalam praktik asuransi jiwa dikenal pula penikmat beneficiary yaitu orang yang berhak menerima sejumlah uang tertentu dari penanggung karena ditunjuk oleh tertanggung atau karena ahli warisnya dan tercantum dalam polis. Penikmat berkedudukan sebagai pihak ketiga yang berkepentingan. 3. Nama orang yang jiwanya diasuransikan Objek asuransi jiwa adalah jiwa dan badan manusia sebagai satu kesatuan. Jiwa tanpa badan tidak ada, sebaliknya badan tanpa jiwa tidak punya arti apa- apa bagi asuransi jiwa. Jiwa seseorang merupakan objek asuransi yang tidak berwujud, yang hanya dapat dikenal melalui wujud badannya. Orang yang punya badan itu mempunyai nama yang jiwanya diasuransikan. Orang tersebut biasanya adalah pihak ketiga yang berkepentingan. Namanya itu harus dicantumkan dalam polis. Dalam hal ini, tertanggung dan orang yang jiwanya diasuransikan itu berlainan. 4. Saat mulai dan berakhirnya evenemen Saat mulai dan berakhirnya evenemen merupakan jangka waktu berlaku asuransi, artinya dalam jangka waktu itu resiko menjadi beban penanggung, misalnya mulai tanggal 1 Januari 1990 sampai tanggal 1 59 Juli Irmayanto, Op.Cit., hlm. 219. 60 Abdulkadir Muhammad, Op.Cit., hlm.170. Universitas Sumatera Utara Januari 2000. Apabila dalam jangka waktu itu terjadi evenemen, maka penanggung berkewajiban membayar santunan kepada tertanggung atau orang yang ditunjuk sebagai penikmat beneficiary . 5. Jumlah asuransi Jumlah asuransi adalah sejumlah uang tertentu yang diperjanjikan pada saat diadakan asuransi sebagai jumlah santunan yang wajib dibayar oleh penanggung kepada penikmat dalam hal terjadi evenemen, atau pengembalian kepada tertanggung sendiri dalam hal berakhirnya jangka waktu asuransi tanpa terjadi evenemen. Menurut Pasal 305 KUHD, perkiraan jumlah dan syarat- syarat asuransi sama sekali ditentukan oleh perjanjian bebas antara tertanggung dan penanggung. Dengan adanya perjanjian bebas tersebut, asas kepentingan dan asas keseimbangan dalam asuransi jiwa dikesampingkan. 6. Premi asuransi Premi asuransi adalah sejumlah uang yang wajib dibayar oleh tertanggung kepada penanggung setiap jangka waktu tertentu, biasanya setiap bulan selama asuransi berlangsung. Besarnya jumlah premi asuransi tergantung pada jumlah asuransi yang disetujui oleh tertanggung pada saat diadakan asuransi. Asuransi jiwa kredit merupakan proteksi yang diberikan bank atau lembaga pembiayaan atas kegagalan debitur yang ditimbulkan karena adanya kematian dalam melunasi fasilitas kredit yang diberikan bank atau lembaga pembiayaan lainnya. Ada pun ciri- ciri asuransi jiwa kredit tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: 61 1. Asuransi jiwa kredit pada dasarnya adalah asuransi jiwa, obyek yang dipertanggungkan adalah jiwa pengambil kredit yang jumlah pertanggungannya dibatasi sesuai dengan perhitungan uang pertanggungan yang disepakati.. 2. Hak klaim timbul apabila debitur tertanggung meninggal dunia dalam kurun waktu pertanggungan. 3. Apabila klaim telah dibayar oleh pihak penanggung maka atas sisa pinjaman debitur tertanggung dinyatakan lunas sehingga surat-surat bukti pemilikan jaminannya dikembalikan kepada ahli waris debitur tertanggungpemilik jaminan. Dalam hal ini pihak penanggung tidak mempunyai hak subrogasi atas sisa pinjaman debitur tertanggung. 61 http:klikakupailit.wordpress.com20110526perjanjian-kredit-dan-asuransi-jiwa Universitas Sumatera Utara Dalam Pasal 246 KUHD disebutkan bahwa tujuan asuransi adalah untuk mencegah setidak-tidaknya mengurangi resiko kerugian yang mungkin timbul karena hilang, rusak, atau musnahnya barang- barang yang dipertanggungkan dari suatu kejadian yang tidak pasti. Dijelaskan pula bahwa asuransi merupakan suatu perjanjian dalam hal penanggung membebankan premi dan mengikatkan diri terhadap tertanggung untuk membebaskannya dari kerugian. Dengan demikian asuransi merupakan hubungan hukum antara dua pihak yang saling terikat dalam suatu perjanjian yang mengakibatkan hak dan kewajiban antara “tertanggung” insuredassured , yaitu pihak yang mempercayakan miliknya terhadap suatu resiko yang mungkin terjadi, dan “penanggung” insurerunder writer’s yaitu pihak yang menerima pertanggungan. Pihak ini lazim disebut “perusahaan asuransi”. 62 Adapun fungsi asuransi dalam kredit pada umumnya ialah melindungi dan menjamin Pemegang Polis selaku Pemberi Kredit Kreditur dalam hal Tertanggung selaku Penerima Kredit Debitur mengalami risiko misalnya kematian baik yang dikarenakan oleh kecelakaan ataupun kematian biasa, cacat tetap akibat kecelakaan, dsb. Nilai pertanggungan yang dijamin biasanya berbeda beda tergantung perjanjian asuransi yang disepakati oleh kreditur dan debitur, contohnya yang ditanggung hanya berupa sisa pinjaman tanpa tunggakan dan bunga, sisa pinjaman dengan tunggakan dan bunga maksimal 3 bulan, atau bahkan pertanggungannya sebesar pinjaman atau plafon awal. 62 Thomas Suyatno,dkk., Kelembagaan Perbankan, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 1991, hlm. 79. Universitas Sumatera Utara

D. Jenis- Jenis Kematian Yang Ditanggung Pihak Asuransi

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Penyelesaian Kredit Macet Pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Pembantu Krakatau Medan

2 72 103

Tinjauan Yuridis Kredit Macet pada Perjanjian Kredit Modal Kerja (Studi Kasus pada Bank BNI Cabang Pemuda Medan)

1 129 94

Tinjauan Yuridis Terhadap Penyelesaian Kredit Macet Atas Kejadian Meninggalnya Debitur (Studi pada PT. Bank Panin,Tbk Cabang Pembantu Tebing Tinggi

1 100 90

Pelaksanaan Penyelesaian Kredit Macet (Studi Pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Graha Helvetia, Medan)

0 48 86

Tinjauan Yuridis Penyelesaian Kredit Macet Pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Pembantu Krakatau Medan

1 51 103

Tinjauan Yuridis Penyelesaian Kredit Macet Pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Pembantu Krakatau Medan

0 0 10

BAB II TINJAUAN TENTANG KREDIT BANK DI INDONESIA DALAM SISTEM HUKUM PERDATA A. Pengertian Kredit Bank - Tinjauan Yuridis Terhadap Penyelesaian Kredit Macet Atas Kejadian Meninggalnya Debitur (Studi pada PT. Bank Panin,Tbk Cabang Pembantu Tebing Tinggi

0 0 26

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Terhadap Penyelesaian Kredit Macet Atas Kejadian Meninggalnya Debitur (Studi pada PT. Bank Panin,Tbk Cabang Pembantu Tebing Tinggi

0 0 13

Tinjauan Yuridis Terhadap Penyelesaian Kredit Macet Atas Kejadian Meninggalnya Debitur (Studi pada PT. Bank Panin,Tbk Cabang Pembantu Tebing Tinggi

0 0 10

Tinjauan Yuridis Penyelesaian Kredit Macet Pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Pembantu Krakatau Medan

0 2 10