BAB III TINJAUAN TENTANG KREDIT MACET YANG DISEBABKAN OLEH
MENINGGALNYA DEBITUR
A. Penggolongan Kredit dalam Kegiatan Perbankan
Pada dasarnya kredit yang baik mempunyai tujuan komersial yaitu untuk memperbesar volume usaha dan bukan dipergunakan untuk tujuan spekulatif
maupun konsumtif. Secara umum, tujuan kredit di bank meliputi hal- hal sebagai berikut:
47
1. Memenuhi kebutuhan nasabah dalam penyediaan uang tunai saat ini.
2. Mempertahankan standar perkreditan yang layak dan memperhitungkan
resiko usaha dari ekspansi kredit tersebut. 3.
Mengevaluasi berbagai kesempatan usaha yang baru. 4.
Mendatangkan keuntungan bagi bank dan pada saat yang sama menyediakan likuiditas yang memadai
Kondisi dan karakteristik dari aset perbankan nasional, baik pada saat ini maupun di waktu yang akan datang masih tetap dipengaruhi oleh resiko kredit
apabila tidak dikelola secara efektif.
48
Setelah kredit disalurkan oleh bank, tidak berarti bank tidak turut serta memantau pencairan dan penggunaan kredit tersebut.
Dalam rangka penyelamatan keuangan negara, bank harus secara moral ikut memantau secara aktif penggunaan kredit. Misalnya pemantauan secara aktif
penarikan kredit sesuai dengan tahapan yang diperkenankan, pemantauan terhadap pencairan kredit sesuai dengan batasan izin yang diperbolehkan, pemantauan
terhadap kredit yang harus digunakan sesuai rencana usulan permohonan kredit, dsb.
47
Ruddy Tri Santoso, Op.Cit., hlm. 33.
48
Djoni S. Gazali, Op.Cit., hlm. 301.
Universitas Sumatera Utara
Secara umum prosedur pemberian kredit dan penilaian kredit dalam dunia perbankan antar bank yang satu dengan bank yang lain tidak jauh berbeda.
Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum membagi kualitas kredit menjadi 5 lima kolektibilitas, yaitu: Lancar, Dalam Perhatian Khusus, Kurang Lancar, Diragukan,
dan Macet. Mengenai masing- masing kualitas kredit tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
49
1. Kredit Lancar
Apabila memenuhi kriteria: a.
Pembayaran angsuran pokok dan atau bunga tepat; b.
Memiliki mutasi rekening yang aktif; atau c.
Bagian dari kredit yang dijamin dengan agunan tunai. 2.
Kredit dalam Perhatian Khusus Apabila memenuhi kriteria:
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok danatau bunga yang belum
melampaui 90 hari; atau b.
Kadang- kadang terjadi cerukan; atau c.
Mutasi rekening relatif rendah; atau d.
Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan; atau e.
Didukung oleh pinjaman baru. 3.
Kredit Kurang Lancar Apabila memenuhi kriteria:
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok danatau bunga yang telah
melampaui 90 sembilan puluh hari; atau b.
Sering terjadi cerukan; atau c.
Frekuensi mutasi rekening relatif rendah; atau d.
Terjadi pelanggaran kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90 sembilan puluh hari; atau
e. Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur; atau
f. Dokumentasi pinjaman yang lemah.
4. Kredit yang Diragukan
Apabila memenuhi kriteria: a.
Terdapat tunggakan angsuran pokok danatau bunga yang telah melampaui 180 seratus delapan puluh hari; atau
b. Sering terjadi cerukan yang bersifat permanen; atau
c. Terjadi wanprestasi lebih dari 180 seratus delapan puluh hari; atau
d. Terjadi kapitalisasi bunga; atau
49
Pasal 12 ayat 3 Peraturan Bank Indonesia No 72PBI2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum.
Universitas Sumatera Utara
e. Dokumentasi hukum yang lemah baik untuk perjanjian kredit maupun
peningkatan jaminan. 5.
Kredit Macet Apabila memenuhi kriteria:
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok danatau bunga yang telah
melampaui 270 dua ratus tujuh puluh hari; atau b.
Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru; atau c.
Dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai wajar.
Dalam menetapkan kualitas kredit, bank juga wajib memperhatikan faktor- faktor yang turut mempengaruhi penilaian kualitas kredit yaitu:
50
1. Prospek usaha
Meliputi penilaian terhadap komponen- komponen: a.
Potensi pertumbuhan usaha; b.
Kondisi pasar an posisi debitur dalam persaingan; c.
Kualitas manajemen dan permasalahan tenaga kerja; d.
Dukungan dari grup atau afiliasi; dan e.
Upaya yang dilakukan debitur dalam rangka memelihara lingkungan hidup.
2. Kinerja performance debitur
Meliputi penilaian terhadap komponen- komponen: a.
Perolehan laba; b.
Struktur permodalan; c.
Arus kas; dan d.
Sensitivitas terhadap resiko pasar. 3.
Kemampuan membayar debitur Meliputi penilaian terhadap komponen- komponen:
a. Ketepatan pembayaran pokok dan bunga;
b. Ketersediaan dan keakuratan informasi keuangan debitur;
c. Kelengkapan dokumentasi kredit;
d. Kepatuhan terhadap perjanjian kredit;
e. Kesesuaian penggunaan dana; dan
f. Kewajaran sumber pembayaran kewajiban.
Penetapan kualitas kredit dilakukan dengan melakukan analisa terhadap faktor- faktor penilaian meliputi signifikansi, materialitas, serta relevansi dari
faktor penilaian yang ada dengan komponen terhadap debitur yang bersangkutan.
50
Djoni S. Gazali, Rachmadi Usman, Op.Cit., hlm. 305.
Universitas Sumatera Utara
B. Faktor- Faktor Penyebab Terjadinya Kredit Macet