BAB VI NASIKH DAN MANSUKH DALAM AL-QURAN
A. Pendahuluan
Al-Quran adalah firman Allah SWT. yang menjadi mukjizat, ketentuan- ketentuan yang berlaku universal, tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, berlaku
dalam segala zaman. Sebab keautentikannya dan keasliannya senantiasa dijamin oleh Sang Pencipta dan Dzat yang menurunkan Al-Quran itu sendiri. Namun
secara faktual seringkali muncul pendapat yang mengatakan bahwa Al-Quran terjadi perubahan-perubahan yang seringkali disebut dengan nasikh dan mansukh
yang mengganti disebut nasikh sedangkan yang diganti disebut mansukh. Oleh karena itu penulis mencoba menelusuri mulai pengertian, jenis-jenis
nasikh dan mansukh. Serta pendapat para ulama baik yang menerima maupun yang menolak adanya nasikh dan mansukh dalam Al-Quran.
B. Pengertian
Nasikh secara bahasa berasal dari kata nasakha – yansikhu – naskhan yang mempunyai arti membatalkan, menghilangkan, merendahkan dan
memalingkan. Sedangkan secara terminologi dalam ulama Ushul Fiqh adalah:
لا خ
م س ؤ نل
ر ع
م فؤم م
م ك ؤ حملاؤ
ِي ن ع
م رؤش ل لا
ل ن يؤلمد
م بم ِي
و ع م رؤش
م
“Nasikh ialah menghilangkan atau menghapus hukum syara dengan dasar syar’i yang terakhir”. Abd. Hamid Hakim, As-Sulam, hal. 32.
Sehubungan nasikh dan mansukh secara umum bisa dibenarkan oleh akal dan tidak ada perbedaan di kalangan ulama Ushul Fiqh, kecuali perbedaan itu
terjadi pada nasikh dan mansukh dalam Al-Quran. Sebab hukum itu diadakan untuk kebaikan manusia sedangkan manusia itu terus berubah, sesuai dengan
zaman. Dengan demikian nasikh dan mansukh itu tidak terjadi sesuatu yang
41
bersifat universal, seperti masalah akidah tidak akan terjadi nasikh dan mansukh, karena akidah itu ajaran Allah SWT. kepada manusia yang bersifat abadi.
Sebagaimana firman Allah SWT.:
ع م رمش
م م
ؤ ك م لم
ن م مم
ن م يدنلا
َامم َىص
ل وم ه
م بم َاح
ن ُونم ِيذمللاوم
َاططنميؤح م وؤأ
م ك
م يؤلمإم َامموم
َانميؤططص ل وم
ه م ططبم
م م ططيه
م ارمبؤإم َىططس
م ُومموم ...َىططس
م يع م وم
:ًىرُوشلا 13
Artinya: “Dia telah mensyari`atkan kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan
kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa…”. QS. Asy-Syura: 13. Lihat M. Abu Zahra, Ushul Fiqh, hal.
187.
C. Macam-macam Nasikh dan Mansukh