Hipotesis II Pengujian Hipotesis Statistik
Teknik Numbered Heads Together adalah salah satu teknik pembelajaran kooperatif yangbertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
sharing ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang tepat serta dapat meningkatkan kerja sama. Peserta didik dituntut agar dapat memahami teks dengan cara berdiskusi
dengan teman satu kelompoknya dan menjawab pertanyaan. Teknik Numbered Heads Together ini juga menuntut agar setiap anggota kelompok mengerti hasil diskusi
karena salah satu orang dari setiap kelompok harus mengungkapkan hasil jawaban kelompoknya tanpa diberi tahu sebelumnya. Dengan adanya pembelajaran seperti ini,
peserta didik harus selalu siap dan tidak hanya peserta didik yang pintar dan aktif yang akan terus menjawab. Dalam pelaksanaannya, peserta didik dikumpulkan dalam
kelompok-kelompok heterogen. Tujuan dari pembentukan kelompok tersebut adalah agar peserta didik mampu bekerja sama dan menerima perbedaan pendapat yang ada
dalam kelompok. Pembentukan kelompok ini juga berdasarkan atas kemampuan atau prestasi peserta didik, agar dalam satu kelompok terdapat individu yang bervariasi
baik dari segi kemampuan akademik maupun dalam sosial. Dengan adanya pembentukan kelompok tersebut akan memudahkan peserta didik dalam memahami
materi pembelajaran di kelas, sehingga dapat membantu peserta didik yang lemah dalam belajar dan dapat saling berdiskusi satu sama lain.
Pada saat proses belajar mengajar menggunakan teknik Numbered Heads Together, peserta didik terlihat lebih aktif. Kegiatan pembelajaran berpusat pada
peserta didik, sehingga pendidik hanya bertindak sebagai fasilitator di dalam kelas.
Pembelajaran di dalam kelas lebih menarik dan menyenangkan, sebab peserta didik diberi kesempatan untuk berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil, saling
membantu satu sama lain dalam memahami materi yang diberikan oleh pendidik, sehingga peserta didik tidak akan mengantuk dan bosan, bahkan hal ini menjadi
menarik dan tidak monoton. Berbeda halnya dengan kelas kontrol yang menggunakan teknik
konvensional. Teknik konvensional merupakan teknik yang sering digunakan oleh pendidik. Pada umumnya teknik ini berbentuk ceramah, dimana pendidik menjadi
pusat pembelajaran, sehingga peserta didik tidak begitu aktif dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran keterampilan membaca, biasanya pendidik
meminta peserta didik untuk secara bergantian membaca teks yang telah dibagikan, sedangkan peserta didik yang lain menyimak atau mencatat. Setelah itu, pendidik
memperbaiki kesalahan pelafalan dan menanyakan kepada peserta didik, apakah ada kosa kata yang belum mereka pahami. Kemudian pendidik menjelaskan kosa kata
yang ditanyakan oleh peserta didik. Pendidik juga memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya apabila masih ada yang belum dimengerti, setelah itu
pendidik memberikan pertanyaan kepada peserta didik dan meminta mereka menjawab pertanyaan tersebut. Proses pembelajaran sebenarnya telah melibatkan
peserta didik, akan tetapi sebagian besar peserta didik jarang terlibat, karena hanya beberapa peserta didik yang aktif. Keadaan yang berlangsung secara demikian
menyebabkan peserta didiksemakin tidak termotivasi untuk aktif dalam proses