Macam-Macam Zina dan Jenis Hukumannya Zina terbagi menjadi 2 :

32 Fikih -Ushul Fikih Kurikulum 2013 3 Adanya bukti atau tanda perzinaan Tanda-tanda seseorang dikatakan berbuat zina adalah kehamilan wanita yang tidak bersuami. bukan syubhat, bukan perkosaan, dalam hal ini para ulama berbeda pendapat: Sebagian ulama ada yang berpendapat bahwa kehamilan perempuan tanpa suami dapat dijadikan dasar penetapan perbuatan zina. Akan tetapi Jumhur Ulama berpendapat sebaliknya. Kehamilan saja tanpa pengakuan atau kesaksian empat orang yang adil tidak dapat dijadikan dasar penetapan zina.

c. Macam-Macam Zina dan Jenis Hukumannya Zina terbagi menjadi 2 :

1. Zina mu an ٌݚ قْܻ ُم قܛنقز Yaitu zina yang dilakukan oleh orang yang pernah terikat tali ikatan perkawinan yang sah, artinya zina yang dilakukanoleh orang yang berstatus sebagaisuami atau isteri, duda ataupun janda. Hukuman add bagi pelaku zina jenis ini adalah dirajam yaitu dilempari batu sampai mati. Sebagaimana sabda Nabi Saw : ق ݗقجقرقغ قܟقݜْيقݟُج ْݚقم ًح ق تقْܱ ا قݗقجقرقغ اَܲقعقܛم قݗقجقر قݗَݖقسقغ قݝْيقݖقع ٰܒا َ޺ قص ق ٰܒا قظْݠُسقر َنت يܰم߁ اغ ݗݖس ݝجܱخت قلْز ق لْا قݚقم فܱق قع ْݚقم ح ق تقْܱ اقغ ق ْيَيقلْݠُݟقي “Sesungguhnya Rasulullah Saw. merajam seseorang yang bernama Ma’iz dan merajam seorang perempuan dari kabilah Juhainah serta merajam pula dua orang Yahudidan seorang perempuan dari kabilah Amir dari suku Azd H.R. Muslim dan at-Tirmidzi 2. Zina ghairu mu an ٌݚ قْܻ ُم ُ ْيق ܛقنقز Yaitu zina yang dilakukan oleh orang yang belum pernah menikah. Hukuman bagi pelaku zina jenis ini adalah di jilid atau dicambuk sebanyak 100 kali dan diasingkan ke daerah lain selama 1 tahun. Hal ini berdasarkan firman Allah SWT: ٌ ܟقف ْ تقر ܛقݙقݟقب ْݗُ ُْܰخْܕقتقݫقغ فحقْلقج قܟقئܛقم ܛقݙُݟْݜقم فܯقحاقغ َ ُك اْغُقلْجܛقف قناَܲاقغ ُܟقيقناَܲا ق ݚقم ٌܟقݍقئܛ قط ܛُݙُݟقبا قܰقع ْܯقݟْܸقيْلقغ قܱقخقݫا قعْݠقْلاقغ ق ٰܒܛقب قنْݠُݜقمْܖُت ْݗُܢْݜُك ْنقث ق ٰܒا قݚْيقل قف 33 Buku Siswa Kelas XI MA Keagamaan : رݠلا ق ْيقݜقمْܖُݙ ْ ا ”Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka deralah tiap- tiap seorang dari keduanya seratus kali dera Q.S. An-Nur 24 : 2 Sedangkan mengenai hukuman pengasingan sebagamana sabda Rasulullah Saw : ُ ُܱ ْ ܕقي قݗَݖقسقغ قݝْيقݖقع ُ ٰܒا َ޺ قص َ قبَلا ُܠْ݇قݙقس قظܛقق ُݝْݜق ُ ٰܒا ق قިقر فقلܛقخ قݚْب قܯْيقز ْݚق ىرܛܮلا عاغر فا قع قܜْيقْܱ݇ق قغ فܟقئܛقم ق ْ لقج ْݚ قْܻ ُي ْݗق قغ قنقز ْݚقݙْيق “Zaid bin Kholid ra. Berkata : “Saya telah mendengar Rasulullah Saw. memerintahkan supaya orang yang zina ghoiru mu an didera seratus kali dan dibuang satu tahun “ H.R. Al-Bukh ri Jika pelaku zina adalah oleh seorang hamba atau budak. Maka add- nya adalah separuh orang merdeka yaitu didera 50 kali dan diasingkan selama setengah tahun. Tetapi jika budaknya muhsan maka hukumannya sama dengan orang yang merdeka yaitu dirajam. Mengenai hukuman pengasingan para ulama berbeda pendapat: Menurut ulama Hanafiyah, bahwa pengasingan bukanlah hukuman wajib tetapi hukuman ta’z r sehingga jenis hukumannya diserahkan kepada hakim, jika hakim memandang bahwa hukuman pengasingan tepat terhadap pelaku maka pelaku harus di asingkan. Menurut ulama Sy fi’i dan anbali, bahwa pengasingan adalah add sehingga setiap pelaku zina harus diasingkan di samping hukuman dera. Baik laki-laki atau perempuan, merdeka maupun hamba. Sedangkan menurut ulama M liki, pengasingan hanya diberlakukan kepada pezina laki-laki dan bukan untuk pezina perempuan. Imam M lik juga berpendapat tidak ada pengasingan bagi hamba.

d. Hikmah Dilarangnya Zina