RENSTRA PENELITIAN UII 2016-2020
43
Tabel 4.1 Tahapan Pelaksanaan Road Map Pengembangan Model Peningkatan Kualitas Hidup Islami
Program Studi Topik Riset
Tahapan Indikator Tahun 2015
Topik Riset Indikator
Akhir 2020 2010-2015
2016 2017
2018 2019
2020
Psikologi, Pendidikan
Agama Islam, Kedokteran,
Hukum Islam, Ilmu Hukum.
Fiqh keluarga, Islam dalam
Bingkai Ke- Bhinekaan, Quality
of Worklife, Strategi
Penguatan Keluarga,
Rehabilitasi Pasca Bencana Gempa
2006 dan Bencana Merapi tahun
2010, Pengembangan
Konstruk Kepemimpinan
Profetik. Formulasi
Paradigmatik Sudah ada kajian
mengenai paradigma ilmu profetik.
Kontekstualisa si
Maqaashid al Syari’ah
Kajian interpretatif
terkait kualitas hidup dari sudut
pandang agama Islam
Terwujudnya berbagai jenis
kebijakan yang memberikan
jaminan kualitas hidup
Kajian Empiris
Instrumentasi Sudah dikembangkan
berbagai penelitian dan perangkat pengukuran
terkait dengan kualitas hidup
Kajian kualitas hidup dalam
berbagai domain
Kajian potensi konflik
horisontal Pengembangan
instrumen prakktis terkait
kualitas hidup dalam berbagai
kegunaan Konseptualisasi
dan Konstruksi berbagai konsep
dalam agama Islam yang
terkait kualitas hidup
Intervensi Mulai dikembangkan
treatmen-treatmen terkait dengan pengembangan
pola kepemimpinan profetik dalam organisasi
khususnya untuk tujuan pencegahan perilaku
korupsi dan treatmen rehabilitatif pasca bencana
khususnya terkait dengan bencana gempa bumi di
DIY dan Jateng tahun 2006 dan Bencana
Letusan Gunung Merapi tahun 2010
Pengembangan Intervensi
individu, keluarga, dan
organisasi Model
pendidikan pra nikah
Model pengembangan
pendidik pada pendidika formal
Pengembangan model
pemberdayaan komunitas
rentan bencana Model
pengembangan toleransi antar
kelompok Model
pengembangan sistem serta
kebijakan organiaasi yang
menyeimbangka n dimensi
kehidupan kerja dan personal
Formalisasi Integrasi
kebijakan terkait domain-
dimain kualitas hidup
RENSTRA PENELITIAN UII 2016-2020
44
4.2.2 Sistem Penyelenggaraan Negara Anti Kejahatan Kemanusiaan Berbasis Keadilan
Permasalahan besar yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah kejahatan kemanusiaan yang tergolong extra ordinary crime yang meliputi kejahatan korupsi, terorisme,
narkoba dan human trafficking perdagangan manusia. Displai kasus-kasus korupsi dan perilaku tercela dari para penyelenggara negara selalu menjadi konsumsi sehari-hari media
cetak dan elektronik seperti kasus korupsi petinggi partai potitik, anggota DPR pusat dan daerah, menteri, gubernur, bupati, hakim, jaksa, polisi, suap-menyuap dalam proses
penegakan hukum, dan sebagainya. Ini merupakan cerminan dari krisis kepemimpinan yang sedang melanda aktor penyelenggara negara Indonesia. Berbagai permasalahan korupsi yang
terjadi disinyalir disebabkan karena 1 masih kuatnya budaya organisasi yang toleran terhadap korupsi di Indonesia; 2 masih cukup tingginya peluang melakukan korupsi di
Indonesia; 3 masih kurang beratnya sanksi terhadap pelaku korupsi di Indonesia; 4 masih tingginya perceived net-benefit dari korupsi di Indonesia; 5 gaya hidup berlebih-lebihan
dari para pejabat di Indonesia. Serangkaian peristiwa kekerasan dan teror juga marak terjadi akhir-akhir ini, mulai
dari peledakkan bom di Bali dua kali berturut-turut, yang merenggut ratusan jiwa, peristiwa teror di Poso, yang merenggut nyawa ribuan orang, dan aksi teror di Ambon yang juga
merenggung nyawa ribuan, aksi peledakkan bom di kedutaan Australia, Hotel Rizt Carlton, JW Marriot. Aksi teror disertai pembunuhan dan perampokan, bahkan pembunuhan aparat
keamanan, terjadi di Sumatra Utara dan Solo, Jawa Tengah. Nampaknya Indonesia belum merupakan negara yang aman dari kegiatan terorisme, dan terorisme masih merupakan
momok yang menakutkan. Kejahatan terorisme merupakan salah satu jenis kejatan kemanusiaan yang tergolong extra ordinary crime, sehingga membutuhkan penanganan yang
serius dan ekstra akan tetapi tetap mengacu pada koridor penghargaan nilai kemanusiaan dan keadilan.
Masalah penyalahgunaan narkotika di Indonesia, sekarang ini sudah sangat memprihatinkan. Hal ini disebabkan beberapa hal antara lain karena Indonesia yang terletak
pada posisi di antara tiga benua dan mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka pengaruh globalisasi, arus transportasi yang sangat maju dan penggeseran
nilai matrialistis dengan dinamika sasaran opini peredaran gelap. Masyarakat Indonesia bahkan masyarakat dunia pada umumnya saat ini sedang dihadapkan pada keadaan yang
sangat mengkhawatirkan akibat maraknya pemakaian secara illegal bermacam – macam jenis
narkotika. Kekhawatiran ini semakin di pertajam akibat maraknya peredaran gelap narkotika