RENSTRA PENELITIAN UII 2016-2020
49
Sub Tema Permasalahan Umum
Permasalahan Khusus 2016-2020
Topik-Topik Riset 2016-2020
OutputProduk
korupsi di Indonesia bagi pelaku masih lebih besar
daripada resiko dan kerugiannnya.
Politisi dan pejabat di Indonesia sering terlihat
hidup dengan bermewh - mewahan melebihi
kemampuan finansialnya. net-
benefit” tindak korupsi di Indonesia
2. Konsumerisme sebagai faktor motivasi tindak
korupsi di Indonesia 3. Membangun pola pikir
hidup sederhana sebagai bagian upaya pencegahan
tindak korupsi di Indonesia Terorisme
Kejahatan terorisme merupakan salah satu jenis kejatan
kemanusiaan yang tergolong extra ordinary crime, sehingga
membutuhkan penanganan yang serius dan ekstra akan tetapi
tetap mengacu pada koridor penghargaan nilai Kemanusiaan
dan Keadilan Tahun 2014:
Mengidentifikasi Akar Persoalan Terorisme
Tahun 2016: 1.
Latar Sosial Ekonomi, Psikologis, Teks Agama,
dan Politik di Balik Terorisme
MODEL KEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN
PENANGGUALANGAN KEJAHATAN
TERORISME BERBASIS KEADILAN DI
INDONESIA Tahun 2015:
Mengidentifikasi Pola Penanganan Terorisme oleh
Negara Tahun 2017:
1. Kebijakan Penanganan
Terorisme oleh Negara 2.
Kelebihan dan kekurangan Pola Penanganan
Terorisme oleh Negara Tahun 2016:
Mengidentifikasi Isu Cross Border, Baik dalam Hal
Tindak Pidana Terorisme dan Pola Penanganan oleh Negara
Tahun 2018: 1.
Pola Terorisme Lintas Negara terkait ideologi
dan kerjasama Internasional
2. Skema Kontra Terorisme
Internasional Tahun 2017:
Merumuskan Model Penanganan Terorisme yang
Adil dan Manusiawi Tahun 2019:
1. Model Pendekatan yang
Dapat Digunakan Untuk Mereduksi Nalar
Terorisme
RENSTRA PENELITIAN UII 2016-2020
50
Sub Tema Permasalahan Umum
Permasalahan Khusus 2016-2020
Topik-Topik Riset 2016-2020
OutputProduk
2. Model Penanganan
Terorisme yang Dapat Digunakan Oleh Negara
Narkoba Rasionalisasi tentang
manajemen Narkoba yang tidak jelas baik di bidang kesehatan
dan hukum sehingga sering membingungkan serta menjadi
perdebatan di kalangan masyarakat luas.
Tahun 2014: Penyalahgunaan Narkoba
makin meningkat Tahun 2016:
1. Faktor-faktor penyebab pemakaian narkoba di
masyarakat dan jenis-jenis narkoba yang digunakan
2. Masa depan drug users MODEL KEBIJAKAN
TENTANG PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN NARKOBA YANG
JELAS DI BIDANG KESEHATAN DAN
HUKUM BERBASIS PADA KEADILAN
Tahun 2015: Merebaknya pemakaian
narkoba di kalangan artis, birokrat, pejabat, penegak
hukum, tenaga kesehatan, dan di kalangan remaja
maupun masyarakat luas Tahun 2017:
1. Faktor-faktor penyebab meningkatnya pemakaian
dan beredarnya narkoba di kalangan masyarakat luas
Tahun 2016: Tindak pencegahan yang
telah dilakukan belum membuahkan hasil yang
memuaskan Tahun 2018:
1. Efektifitas UU narkoba UU wajib lapor, BNN,
rehabilitasi, PTRM, UU psikotropika, UU
kesehatan, Farmasi dan penegak hukum
2. Dampak medis penyalahgunaan narkoba
Tahun 2017: Upaya preventive lebih baik
dari pada tindakan curativerehabilitative
Tahun 2019: 1. Peran para ahli, media masa
dan keluarga dalam upaya pencegahan
penyalahgunaan narkoba
Human 1. Semakin meningkat
Tahun 2014: Tahun 2016:
RENSTRA PENELITIAN UII 2016-2020
51
Sub Tema Permasalahan Umum
Permasalahan Khusus 2016-2020
Topik-Topik Riset 2016-2020
OutputProduk
Trafficking perdagangan manusia
merupakan kejahatan kemanusiaan human
trafficking dan kejahatan Lintas Negara
Transnational Organized Crime.
2. Indonesia tergolong negara paling banyak dalam hal
perdagangan manusia yaitu sebesar 4,332 juta diantara
negara Cambodia, Myanmar, Colombia,
Uzbakistan, Ukrania, dan Maldova. International
Organization for Migration IOM 2005-2012
3. Korban pada umumnya perempuan 3,768 juta dan
laki2 564 ribu Jenis Perdagangan Manusia, “TKI
sebagai Perbudakan Moderen Gabe Nurcahyo
2012”, TKIW Domestic Workers 2,305 53,21,
Pelayan TokoHotel waitress, 561 ratus ribu,
dijadikan Pelacur Forced Prostitution, 694 ratus
ribu, 16,02, dan Pekerja Sek sex workers 50,000
puluh ribu, dan perdagangan bayi, sekitar
Bagaimana keberadaan Instrumen Hukum dan HAM
Internasional dan Nasional terkait dengan pengaturannya
Legal Subtantive. Penyediaan tenaga kerja ke
luar negeri TKIW dan timbulnya praktek
perbudakan moderen dan perdagangan manusia?
Kajian normatif, dokumen, dan bahan-bahan non hukum
lainnya di perpustakaan 1. Meninjau dan
mengevaluasi Instrumen Hukum dan HAM
Internasional yang diratifikasi di Indonesia
dan negara sahabat.
2. Produk hukum nasional pengaturannya Legal
Subtantiveterkait dengan pencegahan dan
penindakan penyediaan tenaga kerja ke luar negeri
TKIW dan timbulnya praktek perdagangan
manusia.
3. Kepastian hukum, tugas, fungsi, kewenangan dan
tanggung jawab aparat pemerintah dan penegak
hukum. MODEL DAN
PEDOMAN KEBIJAKAN KONSEP STRATEGIS
DAN METODE PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN “PERBUDAKAN
MODEREN” DAN PERDAGANGAN
MANUSIA BERBASIS HUKUM
BERKEADILAN DI INDONESIA
Tahun 2015: Bagaimana pemerintah pusat
dan daerah konsisten dalam mengimplementasikan
meratifikasi konvensi atau perjanjian internasional dan
HAM, sebagai bagian hukum nasional dan
peraturan kebijakan lainnya untuk merealisasikannya
penuh kepastian hukum dan kemanfaatan? Kajian
Pustaka dan Lapangan Field Tahun 2017:
1. Konsistensi pemerintah pusat Kementerian
Perburuhan dan Transmigrasi, Kementerian
Luar Negeri LPJ TKI, BNPTKI dan Pemerintah
Daerah, serta penegak hukum Legal Structure
dalam merealisasikan peraturan hukum
Internasional dan nasional serta
RENSTRA PENELITIAN UII 2016-2020
52
Sub Tema Permasalahan Umum
Permasalahan Khusus 2016-2020
Topik-Topik Riset 2016-2020
OutputProduk
baby sellers 5000, 0,12. 4. Kelemahan Instrumen
hukum internasional dan hukum serta kebijakan
nasional dalam menanggulangi kejahatan
perdagangan manusia dan belum efektifnya peran
aparat pemerintah dan penegak hukum RI dalam
mencegah dan menanggulangi kejahatan
perdagangan manusia Work
2. Mengidentifikasi faktor faktor penghambat dan
pendukung, dihadapi oleh pemerintah dan mitra-
mitranya, baik internal maupun eksternal dalam
perekrutan dan pengiriman serta
3. Menentukan model pencegahan dan standar
pengawasan terkait perekrutan, pengiriman,
dan perlindungan TKI serta penyimpangannya
Tahun 2016: Mengapa dan bagaimana
praktek perdagangan manusia tumbuh dan berkemband id
daerah-daerah tertentu Jawa Barat, Pekan Baru, dan
wilayah perbatasan Penelitian Lapangan
Tahun 2018: 1. Mengidentifikasi jenis-
jenis perdagangan manusia serta praktik perbudakan
moderen dan perdagangan manusia.
2. Merumuskan hubungan sebab akibat sebagai faktor
pengaruh internal dan eksternal sehingga timbul
perdagangan manusia di Jawa Barat, Pekan Baru,
dan wilayah perbatasan.
3. Merumuskan model pencegahan dan
penindakan termasuk sanksi atas pelaku
perdagangan manusia
Tahun 2017: Tahun 2019:
RENSTRA PENELITIAN UII 2016-2020
53
Sub Tema Permasalahan Umum
Permasalahan Khusus 2016-2020
Topik-Topik Riset 2016-2020
OutputProduk
Apa urgensi adanya pedoman standar pencegahan dan
penanggulangan praktik pengiriman TKIW ke luar
negeri yang hak-hak dasarnya terlindungi secara baik dan
benar berbasis berkeadilan?
Semiloka, Workshop, dan Penyusunan Executive
Summary 1. Pedoman standar
pencegahan dan penanggulangan praktik
pengiriman TKIW ke luar negeri yang hak-hak
dasarnya terlindungi secara baik dan benar.
2. Menegaskan pentingnya kerjasama terpadu antar
aparat pemerintah terkait serta penegak hukum
dalam pencegahan dan penanggulangan TKI
menjadi korban perbudakan modern dan
perdagangan manusia, termasuk peningkatan
pembuatan MoU dengan negara-negara pihak.
3. Merekomendasikan model dan kebijakan melalui
amandemen UU Perburuhan dan yang
terkait serta model pencegahan penindakan
dan penghukuman oleh penegak hukum,
khususnya di wilayah perbatasan terhadap pelaku
kejahatan perdagangan manusia.
54
4.2.3 Pengembangan Industri Ekonomi Kreatif Berbasis Wirausaha dan Etika Berdaya Saing Global
Pengembangan ekonomi terus mengalami proses transformasi seiring dengan adanya perubahan ketersediaan sumber daya dan kebutuhan masyarakat. Keterbatasan ketersediaan
sumber daya alam mendorong munculnya paradigma baru dalam pembangunan ekonomi, yaitu bahwa pembangunan ekonomi tidak lagi menggantungkan kepada ketersediaan sumber
daya alam, namun lebih pada unsur kreatif itas dan inovasi yang bisa dilakukan oleh sumber daya manusianya. Sektor ekonomi yang bergerak dengan dorongan ini kemudian dikenal
dengan industri atau ekonomi kreatif. Berdasarkan INPRES no. 6 Tahun 2009, industri ekonomi kreatif didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi berdasarkan pada kreativitas,
ketrampilan, dan bakat individu untuk menciptakan daya kreasi dan daya cipta individu yang bernilai ekonomi.
Dengan semakin pentingnya peran industri ekonomi kreatif ini akhirnya mendorong Pemerintah Indonesia untuk serius dalam mengembangkannya. Industri ini tersebar pada
empat belas sektor. Hingga tahun 2012, industri ekonomi kreatif telah mampu menyerap 8 delapan persen tenaga kerja Indonesia atau sekitar 8,6 juta pekerja. Kontribusi industri ini
terhadap produk domestic bruto tahun 2010 mencapai 7,3 dan menyumbang 9,3 dari total volume ekspor Viva News, 22 November 2012. Ekonomi kreatif punyai 14 subsektor
industri yakni periklanan, arsitektur, pasar seni dan barang antik, kerajinan, desain, fesyen, videofilmanimasifotografi, game, musik, seni pertunjukan showbiz, penerbitan
percetakan, perangkat lunak, televisiradio broadcasting serta riset dan pengembangan. Sumbangan industri ini semakin meningkat, namun perhatian pemerintah maupun masyarakat
terhadap potensi industri ini belum tergarap secara optimal. Sebagian besar industri ekonomi kreatif paling menyentuh ke masyarakat kebanyakan
adalah UKM dan menurutnya saat ini pengelolaannya belum profesional. Pasalnya industri ekonomi kreatif merupakan basis dari karakter dan identitas bangsa. Dengan memperkuat
struktur industri berbasis tradisi dan budaya, kekayaan intelektual dan warisan budaya bangsa dapat dilestarikan sebagai sumber inspirasi untuk menghasilkan produk-produk inovatif baru
bernilai tambah dan berdaya saing tinggi. Di sinilah tampak bahwa aspek kewirausahaan dalam industri ekonomi kreatif ini belum tergarap secara professional.
Wirausaha sering disalah artikan sebatas dimaknai sebagai suatu usaha seseorang untuk menjalankan suatu bisnis atau perusahaan dengan risiko untung ataupun rugi. Secara
akademik, kewirausahaan Entrepreneurship atau wirausaha adalah proses mengidentifikasi,
55
mengembangkan, dan membawa visi ke ke dalam realitas kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari
proses wirausaha adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
Proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan,
sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan. Faktor- faktor tersebut membentuk ‘’locus
of control’’, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausahawan yang besar. Secara internal, keinovasian dipengaruhi
oleh faktor yang bersal dari individu, seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang memengaruhi
diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi kewirausahaan melalui proses yang dipengaruhi lingkungan, organisasi, dan
keluarga. Yogyakarta sebagai provinsi istimewa memiliki berbagai keistimewaan, termasuk
dalam aspek ekonomi. Tiga sektor utama yang menjadi pilar ekonomi DIY, yaitu sektor pendidikan, sektor pariwisata dan sektor seni serta jasa. Ketiga-tiganya berkembang dengan
berbasis knowledge.Dari ketiga sector inilah kemudian berkembang 14 industri yang termasuk dalam industri kreatif , yang sebagian besar didorong oleh tingginya semangat
wirausaha. Yogyakarta yang sarat dengan jenis industri dengan skala kecil dan menengah UMKM merupakan sebuah provinsi relatif kecil dan miskin di Indonesia. Keterbatasan
sumber daya alam di DIY mengharuskan penduduk DIY kreatif dan inovatif dalam mengembangkan usahanya.
Sebagai sebuah perguruan tinggi berideologi Islam, UII memiliki tanggung jawab untuk turut melakukan pendidikan terhadap para calon wirausahawan dan wirausahawan
untuk meningkatkatkan kualitas kinerjanya sesuai dengan nilai-nilai Islam dan peradaban Indonesia. Nilai-nilai islam dan peradaban inilah yang kemudian diharapkan bukan sekedar
sebagai sebuah kode etik, namun sebagai suatu spirit dan prinsip di dalam bisnis.Pengembangan industri ekonomi kreatif meski diarahkan setidaknya dalam tiga
orientasi: wirausaha, etika dan daya saing global. Tiga nilai inilah yang akan didorong oleh UII dalam tema penelitian ini.
Diharapkan UII mampu berperan dalam pengembangan industri ekonomi kreatif dengan mengedepankan sisi kewirausahaanya sehingga memiliki saya saing global. Tentunya
56
hal ini diperlukan pentahapan, mulai mengangkat industri ekonomi kreatif kelas local menjadi berkelas nasional, dan kemudian mendorong industri berkelas nasional menjadi berdaya saing
global. Meskipun demikian sangat dimungkinkan dengan adanya percepatan peningkatan kewirausahaan mendorong industri ekonomi kreatif melakukan sebuah lompatan menuju
berdaya saing global. Berdaya saing global bukan hanya diartikan sebagai kemampuan industri ekonomi kreatif untuk menangkap peluang ekspor, namun dalam arti industri ini
memiliki daya saing yang tinggi sehingga mampu bersaing dengan industri asing maupun industri domestik di dalam menggarap pasar lokal, domestik maupun pasar ekspor.
Dengan gambaran di atas, maka tema besar yang ingin dijawab adalah “Bagaimana
Mengembangkan Industri Ekonomi Kreatif Berbasis Wirausaha dan Etika Berdaya Saing Global?
”. Dari tema besar tersebut, diturunkan ke dalam pertanyaan-pertanyaan khusus sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi kewirausahaan pada industri ekonomi kreatif di DIY dan di Indonesia?
2. Jenis wirausaha apakah yang dibutuhkan oleh industri ekonomi kreatif di Indonesia? misalnya aspek keuangan, teknologi, sistem manajemen dan sebagainya
3. Apakah kekuatan, kelemahan, potensi dan tantangan pengembangan kewirausahaan dan etika pada industri ekonomi kreatif di Indonesia?
4. Strategi apakah yang diperlukan dalam pengembangan industri ekonomi kreatif berbasis wirausaha dan etika sehingga membawa kepada industri berda ya saing global?
5. Bagaimana menyusun model-model industri ekonomi kreatif berbasis wirausaha dan etika?
6. Bagaimana mengembangkan dan mengimplementasikan pembangunan industri ekonomi kreatif berbasis wirausaha dan etika berdaya saing global?
Secara umum, topik-topik dalam penelitian ini berorientasi untuk mengetahui bagaimana kondisi kewirausahaan dan etika pada industri ekonomi kreatif saat ini dan strategi
percepatannya penguatannya untuk mencapai industri berdaya saing global?. Melalui road map ini dapat diungkap hal-hal sebagai berikut :
1. Bagaimanakah karakteristik industri berbasis kewirausahaan dan etika? 2. Mengetahui jenis wirausaha apakah yang dibutuhkan oleh industri ekonomi kreatif ?
3. Strategi apakah yang diperlukan dalam pengembangan industri ekonomi kreatif berbasis wirausaha dan etika sehingga berdaya saing global?
57
4. Bagaimana mewujudkan model industri ekonomi kreatif berbasis wirausaha dan etika yang berdaya saing global?
5. Bagiamana implementasi model dalam rangka penguatan industri ekonomi kreatif berbasis wirausaha dan etika yang berdaya saing global?
Ada empat sasaran pokok yang akan digali yaitu: 1 Wirausaha dan aspek-aspek pembentuk maupun pendukungnya
2 Etika bisnis dan kearifan lokal dalam bisnis 3 Industri ekonomi kreatif, terutama di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya
4 Daya saing global Dari keempat sasaran tersebut didekati melalui tiga pendekatan atau intervensi utama, yaitu:
1 Mengidentifikasi kebutuhan terhadap wirausaha dan etika pada industri ekonomi kreatif 2 Penyusunan dan pengembangan model industri ekonomi kreatif berbasis wirausaha dan
etika 3 Pengembangan industri ekonomi kreatif berbasis wirausaha dan etika yang berdaya
saing global. Dalam rangka menjalankan road map penelitian, maka akan dilakukan berbagai
penelitian untuk menjawab pertanyaan khusus penelitian. Kerangka pelaksanaan penelitian- penelitian tersebut diproyeksikan dalam sebuah rencana 5 tahun 2014-2018. Secara garis
besar sasaran, kerangka acuan, dan outcome yang diharapkan selama 5 tahun ke depan dapat digambarkan dalam Gambar 4.3 berikut:
58
Gambar 4.3 Road Map Pengembangan Industri Ekonomi Kreatif Berbasis Wirausaha dan Etika Berdaya Saing Global
59
Tabel 4.3.a Tahapan Pelaksanaan Road Map Pengembangan Industri Ekonomi Kreatif Berbasis Wirausaha dan Etika Berdaya Saing Global