Formulasi Strategi Strategi dan Kebijakan

RENSTRA PENELITIAN UII 2016-2020 44

4.2.2 Sistem Penyelenggaraan Negara Anti Kejahatan Kemanusiaan Berbasis Keadilan

Permasalahan besar yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah kejahatan kemanusiaan yang tergolong extra ordinary crime yang meliputi kejahatan korupsi, terorisme, narkoba dan human trafficking perdagangan manusia. Displai kasus-kasus korupsi dan perilaku tercela dari para penyelenggara negara selalu menjadi konsumsi sehari-hari media cetak dan elektronik seperti kasus korupsi petinggi partai potitik, anggota DPR pusat dan daerah, menteri, gubernur, bupati, hakim, jaksa, polisi, suap-menyuap dalam proses penegakan hukum, dan sebagainya. Ini merupakan cerminan dari krisis kepemimpinan yang sedang melanda aktor penyelenggara negara Indonesia. Berbagai permasalahan korupsi yang terjadi disinyalir disebabkan karena 1 masih kuatnya budaya organisasi yang toleran terhadap korupsi di Indonesia; 2 masih cukup tingginya peluang melakukan korupsi di Indonesia; 3 masih kurang beratnya sanksi terhadap pelaku korupsi di Indonesia; 4 masih tingginya perceived net-benefit dari korupsi di Indonesia; 5 gaya hidup berlebih-lebihan dari para pejabat di Indonesia. Serangkaian peristiwa kekerasan dan teror juga marak terjadi akhir-akhir ini, mulai dari peledakkan bom di Bali dua kali berturut-turut, yang merenggut ratusan jiwa, peristiwa teror di Poso, yang merenggut nyawa ribuan orang, dan aksi teror di Ambon yang juga merenggung nyawa ribuan, aksi peledakkan bom di kedutaan Australia, Hotel Rizt Carlton, JW Marriot. Aksi teror disertai pembunuhan dan perampokan, bahkan pembunuhan aparat keamanan, terjadi di Sumatra Utara dan Solo, Jawa Tengah. Nampaknya Indonesia belum merupakan negara yang aman dari kegiatan terorisme, dan terorisme masih merupakan momok yang menakutkan. Kejahatan terorisme merupakan salah satu jenis kejatan kemanusiaan yang tergolong extra ordinary crime, sehingga membutuhkan penanganan yang serius dan ekstra akan tetapi tetap mengacu pada koridor penghargaan nilai kemanusiaan dan keadilan. Masalah penyalahgunaan narkotika di Indonesia, sekarang ini sudah sangat memprihatinkan. Hal ini disebabkan beberapa hal antara lain karena Indonesia yang terletak pada posisi di antara tiga benua dan mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka pengaruh globalisasi, arus transportasi yang sangat maju dan penggeseran nilai matrialistis dengan dinamika sasaran opini peredaran gelap. Masyarakat Indonesia bahkan masyarakat dunia pada umumnya saat ini sedang dihadapkan pada keadaan yang sangat mengkhawatirkan akibat maraknya pemakaian secara illegal bermacam – macam jenis narkotika. Kekhawatiran ini semakin di pertajam akibat maraknya peredaran gelap narkotika RENSTRA PENELITIAN UII 2016-2020 45 yang telah merebak di segala lapisan masyarakat, termasuk di kalangan generasi muda. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan bangsa dan negara pada masa mendatang. Narkotika berpengaruh terhadap fisik dan mental, apabila digunakan dengan dosis yang tepat dan dibawah pengawasan dokter anastesia atau dokter phsikiater dapat digunakan untuk kepentingan pengobatan atau penelitian sehingga berguna bagi kesehatan phisik dan kejiwaan manusia. Adapun yang termasuk golongan narkotika adalah candu dan komponen- komponennya yang aktif yaitu morphin, heroin, codein, ganja dan cocoain, juga hasish, shabu-shabu, koplo dan sejenisnya. Bahaya penyalahgunaannya tidak hanya terbatas pada diri pecandu, melainkan dapat membawa akibat lebih jauh lagi, yaitu gangguan terhadap tata kehidupan masyarakat yang bisa berdampak pada malapetaka runtuhnya suatu bangsa negara dan dunia. Negara yang tidak dapat menanggulangi penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika akan diklaim sebagai sarang kejahatan ini. Hal tersebut tentu saja menimbulkan dampak negatif bagi citra suatu negara. Untuk mengantisipasi masalah tersebut telah diadakan berbagai kegiatan yang bersifat internasional, termasuk konferensi yang telah diadakan baik di bawah naungan Liga Bangsa-Bangsa maupun di bawah naungan Peserikatan Bangsa – Bangsa. Saat ini di Indonesia, rasionalisasi tentang manajemen narkoba tidak jelas baik di bidang kesehatan dan hukum sehingga sering membingungkan serta menjadi perdebatan di kalangan masyarakat luas. Perdagangan orang atau Human Trafficking merupakan sebuah kejahatan yang sangat sulit diberantas dan disebut-sebut oleh masyarakat internasional sebagai bentuk perbudakan modern dan pelanggaran terhadap hak asasi manusia. Kejahatan ini terus menerus berkembang secara nasional maupun internasional. Perdagangan orang didefinisikan sebagai perekrutan, pengiriman, pemindahan, penampungan, atau penerimaan seseorang, dengan ancaman, atau penggunaan kekerasan, atau bentuk-bentuk seseorang, dengan ancaman, atau penggunaan kekerasan, atau bentuk-bentuk pemaksaan lain, penculikan, penipuan, kecurangan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, atau memberi atau menerima bayaran atau manfaat untuk memperoleh ijin dari orang yang mempunyai wewenang atas orang lain, untuk tujuan eksploitasi. Eksploitasi mencakup, paling tidak, eksploitasi pelacuran dari orang lain, atau bentuk lain dari eksploitasi seksual, kerja atau pelayanan paksa, perbudakan, atau praktek-praktek yang mirip dengan perbudakan, atau pengambilan organ tubuh. Perdagangan manusia merupakan kejahatan kemanusiaan human trafficking dan kejahatan Lintas Negara Transnational Organized Crime. Indonesia tergolong negara paling banyak dalam hal perdagangan manusia yaitu sebesar 4,332 juta diantara negara Cambodia,