17
1.4. MANFAAT PENELITIAN
1.4.1. Manfaat Teoritis Untuk mencari khasanah ilmiah dalam kaitan kesejahteraan sosial dan
kesehatan serta untuk melihat relevansi teori-teori yang telah dipelajari dengan kenyataan yang ada di lapangan.
1.4.2. Manfaat Praktis 1. Sebagai masukan bagi penulis dalam usaha mengetahui produk kegiatan ilmu
kesejahteraan sosial, khususnya kesejahteraan dalam bidang kesehatan. 2. Sebagai masukan baru dan sumbangan untuk pemerintah pusat dan daerah,
Lembaga Swadaya Masyarakat LSM, pemangku kepentingan lainnya yang berkaitan secara langsung ataupun tidak dengan pengembangan studi tentang
kesejahteraan sosial dan kesehatan di Indonesia. 1.4.3. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaatkhususnya bagi mereka yang tertarik dengan kajian kesejahteraan sosialdan kesehatan dalam konteks
pengimplementasian kebijakan kesehatan. Dan juga penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi tentang kesejahteraan sosial dan kesehatan
bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara khususnya Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial.
1.5. RUANG LINGKUP PENELITIAN
1.5.1. Lingkup Materi
Universitas Sumatera Utara
18
Penelitian ini dibatasi hanya pada kajian tentang implementasi program ataupun pelaksanaan tugas-tugas pokok H2O dalam penanggulangan
HIVAIDS. 1.5.2. Lingkup Lokasi
Penelitian ini dilakukan di wilayah Kotamadya Medan Provinsi Sumatera Utara
1.5.3. Lingkup Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan April 2014.
1.6. SISTEMATIKA PENELITIAN
BAB I PENDAHULUAN Pada pendahuluan peneliti menyajikan Latar Belakang yang berisikan
alasan penulis dalam pemilihan judul penelitian; Perumusan Masalah yang
berisikan kalimat yang merupakan titik tolak bagi peneliti untuk menjawab dari
pertanyaan penelitian, dirumuskan dalam bentuk pertanyaan; Tujuan Penelitian,
dalam bagian tujuan penelitian disebutkan secara tegas apa saja yang hendak dijawab
atau diperoleh dari penelitian ini; Manfaat Penelitian, dalam manfaat penelitian
diuraikan tentang kegunaan skripsi dan operasionalisasi hasilnya bagi pemerintah pusat dan daerah, Lembaga Swadaya Masyarakat LSM, Institusi lainnya yang
berkaitan secara langsung ataupun tidak dengan pengembangan studi tentang
kesejahteraan sosial di bidang kesehatan, khususnya di Kota Medan; Ruang Lingkup
, mendefenisikan secara tegas konsep yang digunakan dalam penelitian agar
tidak terjadi interpretasi ganda;
Universitas Sumatera Utara
19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka
merupakan penjabaran dari pemikiran peneliti dengan melihat dari sudut mana peneliti menggambarkan permasalahan dalam penelitian.
Artinya peneliti perpedoman pada kerangka teori yang dipakai, sehingga dapat digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN Metodologi Penelitian
, berisi tentang jenis penelitian yang digunakan
peneliti yakni analisis pendekatan deskriptif kualitatif; Lokasi Penelitian, di
lembaga swadaya masyarakat LSM Human Health Organization H2O yang bertempat di jalan Kertas No. 64 A Kelurahan Sei Putih Barat, Kecamatan Medan
Petisah, Kota Medan Sumatera Utara. Teknik Pengumpulan Data, merupakan
merupakan langkah-langkah yang diperlukan untuk menemukan data dan informasi
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Analisa Data, dimaksud
adalah untuk mengatur, mengurutkan, mengelompokkan dan memberi kode serta mengkategorikannya. Data-data yang sudah masuk dan terkumpul akan
diterjemahkan secara deskriptif. Pengorganisasian data-data ini bertujuan untuk menemukan dan menghubungkan setiap gejala fenomena yang ada dengan cara
pemaparan dan penginterpretasian gejala-gejala yang bersangkutan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Hasil dan Pembahasan
penelitian berisi tentang Gambaran Umum H2O sebagai deskripsi lokasi penelitian, selain itu ditambah pula deskripsi tentang
implementasi tugas–tugas pokok H2O dilanjutkan pada analisis dan pembahasan.
Terakhir pada kesimpulan dan saran diulas pada BAB V PENUTUP.
Universitas Sumatera Utara
20
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Menyusun sebuah tulisan ilmiah, maka kerangka dasar pemikiran yang bertitik tolak dari teori merupakan bagian yang sangat penting. Sebab, dalam
kerangka teori membantu ketajaman analisis akan masalah yang akan diteliti dan memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah
penelitian akan disoroti NawawiHadari,1995:39 Kerangka teori kemudian akan digunakan sebagai landasan berfikir dalam
penelitian. Teori dalam penelitian merupakan seperangkat preposisi yang terintegrasi secara sintaksis yaitu yang mengikuti aturan-aturan-aturan tertentu yang akan
dihubungkan secara logis dengan data yang lain untuk diamati dan berfungsi sebagai wahana untuk meramalkan dan menjelaskan fenomena yang diamatiBoleong,L,
2002:34-35
.
Kerangka teori yang menjadi landasan berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
2.1. MENELAAH KONSEP ORGANISASI 2.1.1. Ruang Lingkup Organisasi
Kita sadari atau tidak apa yang terjadi pada diri kita adalah sama dengan yang dikatakan oleh Etzioni 1975: dari lahir sampai mati kita “dikuasai” oleh organisasi
Gudono, 2009:1. Saat kita lahir kita dilahirkan dalam organisasi yang disebut rumah sakit. Kita
sekolah, bekerja, dan bahkan mati pun juga akan diurusi oleh organisasi RT, RW,
Universitas Sumatera Utara
21
atau yayasan penguburan. Perhatikan bahwa organisasi telah menjadi elemen yang dominan dalam kehidupan masyarakat. Sehingga ini merupakan salah satu alasan
mengapa kita perlu mengetahui lebih dekat “sesuatu” yang mendominasi kehidupan kita tersebut apalagi pada konteks penelitian ini: aturan main di dalamnya,
perilakunya, dan dampak yang ditimbulkannya. Hubungan antar individu yang terorganisasi merupakan sebuah sistem yang
kompleks dimana kegiatan-kegiatan diarahkan untuk mencapai sesuatu. Terlihat dalam pemikiran tersebut bahwa organisasi tidak lain merupakan penerapan dari
instrumental rationalityGudono, 2009:5. Parson 1960 mendefenisikan “organisasi” sebagai unit sosial yang dibentuk
semata-mata untuk mencapai tujuan yang spesifik. Agar pencapaian tujuan bisa dilakukan secara efisien, koordinasi kegiatan membutuhkan struktur yang rasional
dimana ada pihak yang diberi otoritas sebagai penguasa command dan ada yang menjadi yang dikuasai menjalankan perintah. Dalam hal ini staff administrasi
berfungsi menjalankan kepentingan dan menjadi penghubung antara the ruler dan the ruled. Jelas di sini ada hubungan kekuasaan, ada aspek dominasi dan secara implisit
ada pengakuan terhadap hak dan kewajiban. Suatu organsasi memiliki ciri-ciri Etzioni,1969
a. Adanya pembagian tugas, kekuasaan dan tanggung jawabberkomunikasi, pembagian yang direncanakan untuk mempertinggirealisasi tujuan khusus.
b. Adanya satu atau lebih pusat kekuasaan yang mengawasipenyelenggaraan usaha-usaha bersama dalam organisasi danpengawasan usaha tersebut untuk
mencapai tujuan organisasi.
Universitas Sumatera Utara
22
c. Pengaturan personil sesuai dengan bidangnya. Kelangsungan hidup organisasi dan kinerjanya sangat tergantungpada
keselarasan antara organisasi dan lingkungan. Ada 2 dua halpenting yang harus dipertahankan oleh suatu organisasi agar dapatbertahan hidup dan memiliki kinerja
yang baik dalam lingkungannya, yaituadanya struktur organisasi dan strategi yang dijalankan oleh organisasi.
Struktur organisasi berkualitas bila memiliki 5 aspek pokok, yaitu; 1 Aspek Spesialisasi, yakni adanya divisi tenaga kerja dalam organisasidan distribusi tugas-
tugas antar sejumlah posisi. 2 Aspek Standardisasi, yakni adanya prosedur untuk suatu kejadian yangsecara reguler muncul dan dilegimitasi oleh organisasi. 3 Aspek
Formalisasi, yakni tersedianya dokumen yang berisi peran, prosedur, instruksi, dan komunikasi tertulis. 4 Aspek Sentralisasi, yakni adanya lokus otoritas untuk
membuat keputusan yang mempengaruhi aktivitas organisasi. 5 Aspek Konfigurasi, yakni adanya bentuk struktur peran yang berupa data komprehensif dan rinci
mengenai setiap peran dalam organisasiA.B. Susanto, dkk, 2006.
2.1.2. Tim Kerja Dalam Organisasi
Menurut Askar Yunianto 2004, suatu organisasi agar berjalan lancar dan produktif perlu melakukan terobosan dengan pembentukan ”Tim Kerja”. Perubahan
suatu organisasi yang ditunjukkan dengan penggunaan tim kerja sering disebut transformasi. Tim kerja yang dibentuk dalam organisasi didefinisikan sebagai
kelompok kecil dari orang-orang yang melakukan pekerjaan yang sama, bertemu secara sukarela berdasarkan aturan untuk mengidentifikasi dan menganalisa
penyebab masalah, merekomendasi penyelesaian kepada manajemen dan jika memungkinkan mengimplementasikan solusinya. Partisipasi tim kerja merupakan ide
Universitas Sumatera Utara
23
kolekif dari kemampuan yang dihasilkan dari pengambilalihan tanggung jawab kualitas dan produktivitas, mengelola pekerjaan sendiri, mengembangkan
pengetahuan dan, keahlian mengenai organisasi dan mereka sendiri A.B. Susanto, dkk, 2006.
Greenberg and Baron mendefinisikan tim sebagai kolompok dimana anggotanya mempunyai berbagai keahlian yang saling melengkapi dan mempunyai
komitmen untuk tujuan bersama atau mempunyai kesamaan dalam tujuan kinerja yang mereka hadapi, sebagai suatu tanggung jawab A.B. Susanto, dkk, 2006
Untuk membangun tim kerja dengan kinerja tinggi harus memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Kepemimpinan Partisipatif. Untuk menumbuhkan partisipatif karyawan dalam tim maka peran
manajemen harus dapat membangun kesuksesan implementasi keterlibatan karyawan, manajer harus memahami ”work force”, mengetahui kebutuhan
anggota tim, dan mulai bertindak sebagai ”role model”. Manajemen harus menunjukkan bahwa pemberdayaan karyawan akan mengantarkan kepada
perasaan yang lebih besar atas pembagian tanggung jawab dan juga produktivitas yang tinggi.
2. Pembagian Tanggung Jawab Upaya mengembangkan perasaan bahwa karyawan harusmemiliki
tanggung jawab yang sama sebagaimana manajer. Hal inidiupayakan dengan melibatkan persatuan, pegawai, dan semuatingkat manajemen seawal
Universitas Sumatera Utara
24
mungkin dalam implementasi program.Setiap aspek dari program harus merupakan usah tim.
3. Definisi Tujuan Anggota tim butuh memahami mengapa mereka harusmembentuk
tim. Anggota tim harus mengerti bahwa tujuan dari timtidak hanya untuk menyelesaikan masalah, akan tetapi juga membuatmasing-masing individu
sebagai tim yang bertanggung jawab terhadapapa yang mereka lakukan. 4. Komunikasi Yang Tinggi
Arena kunci lain dalam pengembangan tim team buildingadalah komunikasi. Komunikasi ini seharusnya dari atas ke bawah topdown dari
bawah ke atas bottom up dan mendatar horizontal. 5. Fokus Masa Depan
Agar suatu tim menjadi sukses, maka harus dapat melihatperubahan- perubahan yang mereka inginkan sebagai sebuah peluanguntuk pertumbuhan.
Suatu tim harus tahu dimana mereka pada saatini dan dimana mereka menuju di masa depan. Aspek penting dalamdari pengembangan tim adalah bahwa
tim harus melihat suatu masadepan dalam pekerjaan mereka. 6. Fokus Tugas-Tugas
Idealnya tim-tim yang melibatkan pekerja dibentuk dari 5lima sampai 15 lima belas anggota yang mewakili suatu lintas seksicross
section di dalam organisasi yang akan menjadi tugasnya.Untuk memaksimalkan interest dan produktivitas, hasil dari aktivitasaktivitastim
Universitas Sumatera Utara
25
seharusnya secara langsung berhubungan ke pekerjapekerjaanggota tim. Tiap-tiap anggota tim harus punya suatu patokandalam hasil atau keluaran
yang dihasilkan dari upaya-upaya tim.Organisasi memfokuskan pada interaksi-interaksi yang berorientasitujuan pencapaian tugas.
7. Sikap Kreatif Pembuktian sikap kreatif yang dimiliki oleh tim merupakantuntutan
organisasi dalam rangka menumbuhkan inovasi baru.Organisasi yang penuh kreatif akan dapat menanggapi perubahanlingkungan, sebaliknya tanpa
adanya kreativitas dari para anggota timorganisasi akhirnya mati. 8. Tanggapan Yang Cepat
Dengan adanya tim, peluang-peluang dapat ditindaklanjutilebih cepat daripada jika tim tersebut harus berjalan melalui channelbirokratik yang
normal. Dengan hanya anggota tim dan penasehattim untuk konsultasi , maka tindakan dapat cepat diambil
Organisasi bukanlah sistem yang tertutup, melainkanorganisasi tersebut akan selalu dipaksa untuk memberi tanggapanatas rangsangan yang berasal dari
lingkungan sekitarnya. Organisasidalam menjalankan kegiatan-kegiatan program atau kebijakan yangtelah ditetapkan sangat dipengaruhi pula oleh faktor
lingkunganekternal, yaitu faktor-faktor luar organisasi yang terdiri dari : a. Faktor politik, yaitu hal-hal yang berhubungan dengankeseimbangan
kekuasaan negara yang berpengaruh padakeamanan dan ketertiban yang akan mempengaruhi kelancarandalam menjalankan program.
Universitas Sumatera Utara
26
b. Faktor ekonomi, yaitu tingginya perkembangan ekonomi yangberpengaruh pada tingkat pendapatan masyarakat.
c. Faktor sosial, yaitu orientasi nilai yang berkembang di tengahmasyarakat yang mempengaruhi pandangan mereka terhadap kerja program
organisasiAtmosaputro, 2005
2.2. LEMBAGA SOSIAL DALAM DIMENSI ORGANISASI