47
kontak seks peranal. Selain itu riwayatinfeksi menular seksual dan riwayat menerima transfusi darahberulang tanpa tes penapisan, riwayat perlukaan kulit, tato, tindikatau
sirkumsisi dengan alat yang tidak steril juga merupakan faktor risiko terkena infeksi
HIV Nasronudin, 2007.
Pencegahan penularan HIVolehAdhi 2006, menjelaskan pencegahan
penularan HIV dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Menghindari kontak seksual dengan orang yang diketahui menderita AIDS dan menggunakan obat bius secara intravena
b. Hubungan seksual dengan multipartner memberikankemungkinan lebih besar mendapat AIDS
c. Melakukan hubungan seksual yang dapat merusak selaput lendir rectal d. Tidak menggunakan jarum suntik intravena secara bersama
e. Tidak melakukan donor darah bagi orang berisiko tinggi AIDS Pencegahan HIV dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktorfaktor yang
mempengaruhi pencegahan penularan HIV antara lain pengetahuan, sikap, dan lingkungan keluarga Hasanudin, 2008
2.5. Kerangka Pemikiran
Fenomena mewabahnya penyakit HIVAIDS merupakan suatu bentuk realitas sosial atas adanya perubahan sosial budaya dan norma-norma di masyarakat. Hal
tersebut dilandaskan bahwa walaupun tidak keseluruhan, akan tetapi mayoritasnya penyakit tersebut menyebar dengan proses yang pada dasarnya bertentangan dengan
norma-norma yang berlaku di masyarakat terdahulu, termasuk diantaranya dari
Universitas Sumatera Utara
48
proses portitusi yang kian marak, dan tidak terkecuali di Kota Medan. Namun hal tersebut tidak lantas harus menutup mata para pemerintah dan lapisan masyarakat
lainnya dalam hal penanggulangan masalah HIVAIDS. Untuk mengatasi HIVAIDS, hingga saat ini belum ditemukan obat yang
efektif, sehingga upaya pencegahan terhadap resiko penularan merupakan hal yang sangat penting. Strategi pencegahan melalui kegiatan pendidikan kesehatan dan
peningkatan pengetahuan yang benar mengenai HIV dan cara penularannya menjadi sangat penting untuk diketahui oleh setiap orang. Terutama mengenai fakta
penyebaran penyakit pada kelompok resiko rendah dan perilaku yang dapat membantu mencegah penyebaran virus penyebab AIDS.
Disebabkan bahwa tidak harus selalu berpangku tangan terhadap pemerintah sebagai ujuk tombak dari penangan masalah sosial di masyarakat, maka sudah jadi
masyarakat harus ikut andil dalam proses penanggulangan HIVAIDS dengan bentuk yang juga terorganisir, termasuk juga diantaranya adalah LSM. Terdapat begitu
banyak LSM yang memiliki fokus dalam hal pencegahan penyebaran HIVAIDS yang termasuk juga diantaranya Lemabaga H2O yang juga bergerak dalam
pencegahan penyebaran HIVAIDS yang memiliki fokus terhadap penjangkauan dan pendampingan kelompok pekerja Seks di Kota Medan. Maka oleh karena itu dalam
hal ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana implementasi program penjangkauan dan pendampingan kelompok pekerja seksoleh lembaga H2O
dalam pencegahan HIV AIDS di Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
49
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1. METODE DAN JENIS PENELITIAN