Masalah Lingkungan AC Mobil . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

9 9 Proses pendinginan atau refrigerasi pada hakekatnya merupakan proses pemindahan energi panas yang terkandung di dalam ruangan tersebut. Sesuai dengan hukum kekekalan energi maka kita tidak dapat menghilangkan energi tetapi hanya dapat memindahkannya dari satu substansi ke substansi lainnya. Untuk keperluan pemindahan energi panas ruang, dibutuhkan suatu fluida penukar kalor yang selanjutnya disebut Refrigeran. Untuk keperluan mesin refrigerasi maka refrigeran harus memenuhi persyaratan tertentu agar diperoleh performa mesin refrigerasi yang efisien. Disamping itu refrigeran juga tidak beracun dan tidak mudah terbakar. Oleh karena itu, pada masa lalu pemilihan refrigeran hanya didasarkan atas sifat fisik, sifat kimiawi dan sifat thermodinamik. Sifat- sifat tersebut dapat memenuhi persyaratan refrigerant, yaitu : - Titik penguapan yang rendah - kestabilan tekanan - Panas laten yang tinggi - Mudah mengembun pada suhu ruang - Mudah bercampur dengan oli pelumas dan tidak korosif - Tidak mudah terbakar - Tidak beracun

5.1 Masalah Lingkungan

Diantara berbagai jenis refrijeran yang ada, jenis yang paling terkenal adalah refrigeran yang dikenal dengan nama CFC klorofluorokarbon yang ditemukan oleh seorang peneliti berkebangsaan Amerika yang bernama “ Thomas Midgely” dari General Motor pada tahun 1928. Pada awalnya CFC tersebut digunakan sebagai bahan pendingin generator sebagai pengganti amonia. Tetapi pada tahap berikutnya digunakan sebagai refrigeran. Sebagai refrijeran CFC merupakan bahan kimia yang unik dan ajaib. Karena disamping mempunyai sifat thermodinamik yang bagus juga tidak beracun dan tidak mudah terbakar. Oleh karena itu pemakaian CFC lebih menguntungkan dibandingkan dengan jenis lainnya. Tetapi setelah mengabdi pada kehidupan manusia selama lebih setengah abad, CFC harus menerima kenyataan dihapuskan dari peredarannya karena terbukti tidak ramah lingkungan yakni merusak lapisan ozon di stratosfir dan mempunyai kontribusi tinggi terhadap efek pemanasan global. Di unduh dari : Bukupaket.com 1 0 0 Karena perusakan lapisan ozon dirasa semakin membesar, maka pada tahun 1989 diadakan kesepakatan untuk mempercepat penghapusan pemakaian CFC melalui kesepakatan internasional yang diratifikasi oleh 36 negara di acara besar yang dikenal dengan : “ Protokol Montreal” . Selanjutnya pada tahun 1990 pada pertemuan di London, disepakati untuk menghapus CFC hingga tahun 2005. I ndonesia termasuk salah satu dari 137 negara yang ikut meratifikasi Protokol Monteral pada tahun 1992 dengan bersedia menghapus komsumsi CFC mulai tahun 1997. Sejak itu dimulailah era perburuan refrigeran alternatif yang dapat menggantikan CFC. Dengan bantuan dana dari MMF yaitu dana multilateral dari Protokol Montreal, mulai 1992 dicanangkan program penghapusan CFC. Pada tahap pertama tahun 1992 1993, MMF telah dapat merekomendasikan dua jenis refrigeran yaitu : HCFC-22 dan HFC-134a. Pada tahap berikutnya periode 1993 94 penggunaan isobutan atau yang dikenal dengan HC-600a sebagai blowing agent diusulkan sebagai refrigeran alternatif dan akhirnya usulan ini mendapat rekomendasi oleh MMF.

5.2 Klasifikasi Refrigeran