Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi, Fakultas Farmasi,
Universitas Sanata Dharma.
e. Aquades sebagai pelarut dan kontrol negatif diperoleh dari Laboratorium
Farmakologi dan Toksikologi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata
Dharma.
E. Alat atau Instrumen Penelitian
1. Alat infusa panci infusa
2. Neraca analitik merk Mettler-Toledo
3. Kotak kaca tempat pengamatan geliat
4. Stopwatch merk Casio
5. Syringe dan spuit injeksi dan oral
6. Alat-alat gelas berupa labu ukur, beaker glass, pengaduk, Erlemeyer, gelas
ukur, pipet tetes
7. Kamera handphone merk Sony Ericsson Xperia Arc S
8. Termometer merk Pirex
F. Tata Cara Penelitian
1. Determinasi tanaman
Determinasi tanaman Coleus Atropurpureus L. Benth menggunakan daun secara benar sesuai dengan buku acuan “Flora untuk Sekolah di
Indonesia”. Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Farmakognosi
Fitokimia, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma.
2. Pengumpulan bahan
Daun iler diperoleh dari kebun obat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang dipanen pada bulan Maret 2013. Daun yang
diambil adalah daun segar berwarna merah dan tidak berlubang.
3. Penetapan dosis daun iler
Dosis diambil berdasarkan penggunaan yang dipakai oleh masyarakat pada umumnya, yaitu 5 g, dengan konsentrasi 5,038 g100 ml. Kemudian
dikonversi ke mencit dengan berat 20 g. Sehingga didapatkan: D = 0,0026 x 5038 mg untuk manusia 70 kg
D = 13,1 mg20 g D = 0,655 mg
D = 655 mgkgBB sebagai dosis peringkat II Dosis peringkat II 327,5mgkgBB didapatkan dengan menurunkan ½
dari dosis peringkat III 655 mgkgBB. Untuk peringkat dosis I 163,75 mgkgBB didapatkan dengan menurunkan ½ dari dosis peringkat II 327,5
mgkgBB, sedangkan dosis IV 1310 mgkgBB didapatkan dengan menaikkan ½ dari dosis peringakat III 655dan untuk peringkat dosis V
2620 didapatkan dengan menaikkan ½ dari dosis peringakat IV 1310 mgkgBB.
4. Pembuatan infusa daun iler
Menimbang dauniler segar sebanyak 5 g, kemudian tambahkan 100 ml aquades dan masukkan ke bejana infus. Panaskan diatas penangas air
selama 15 menit dengan suhu 90
O
C. Waktu 15 menit dihitung ketika suhu
pada campuran mencapai suhu 90
o
C. Selanjutnya, campuran diserkai selagi panas.
5. Pembuatan sediaan a. Larutan asam asetat 1 sebanyak 25,0 ml
Larutan asam asetat dibuat dengan cara pengenceran dari larutan asam asetat glasial 100 vv dengan volume pengambilan dihitung
dengan menggunakan rumus: Volume1 x konsentrasi1 = volume2 x konsentrasi2
Sebanyak 0,25 ml asam asetat glasial kemudian ditambah aquades hingga 25,0 mlmenggunakan labuukur 25 ml.
b. Larutan CMC Na 1 Larutan CMC Na 1 dibuat dengan cara melarutkan serbuk CMC
Na sebanyak 1,0 g kemudian ditaburkan di atas permukaan air panas sedikit demi sedikit sambil diaduk sehingga mengembang. Larutan yang
terbentuk diaduk kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml dan tambahkan aquades hingga tanda batas 100 ml kemudian digojog.
c. Suspensi asetosal 1 25 ml dalam CMC Na 25 ml
Suspensi asetosal 1 dibuat dengan mensuspensikan 250,0 mg asetosal dengan CMC Na 1 dalam labu ukur 25 ml.
6. Penentuan dosis asam asetat