Penentuan kriteria geliat Penentuan dosis asam asetat Penetapan selang waktu pemberian rangsang

33 . Hal-hal yang dilakukan dalam uji pendahuluan ini adalah penetapan kriteria geliat hewan uji, penetapan dosis asam asetat dan penetapan selang waktu pemberian rangsang. Kriteria hewan uji yang digunakan dalam uji pendahuluan sama dengan yang digunakan dalam pengambilan data penelitian yaitu mencit betina galur Swiss, umur 2-3 bulan dengan berat badan 20-30 g. Sebelum melakukan pengujian, mencit dipuasakan selama 24 jam.

1. Penentuan kriteria geliat

Penentuan kriteria geliat yang digunakan perlu dilakukan agar pada pengambilan data diperoleh geliat yang relatif sama sehingga pengamatan lebih mudah dan data yang didapatkan lebih spesifik. Pedoman gerakan mencit yang dapat dianggap sebagai geliat adalah apabila mencit menarik kedua kakinya ke belakang dengan mengempiskan perutnya sehingga permukaan perut menempel pada alas tempat berpijak mencit tersebut. Rangsang kimia yang digunakan sebagai penginduksi nyeri agar dapat menimbulkan respon geliat pada mencit yaitu pemberian asam asetat 1.

2. Penentuan dosis asam asetat

Dalam metode ini, senyawa penginduksi nyeri yang diinjeksikan adalah asam asetat secara intraperitoneal pada mencit putih betina. Dosis asam asetat yang digunakan berdasarkan dari hasil penelitian Sidebang 2011, yang dimana disimpulkan bahwa dosis asam asetat 50 mgkgBB adalah dosis optimal yang dapat menimbulkan nyeri. Menurut Handara 2006, menyebutkan bahwa kontrol dosis yang paling baik digunakan sebagai kontrol negatif yaitu yang memberikan jumlah 34 . geliat yang tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak karena dapat menyulitkan pengamatan.

3. Penetapan selang waktu pemberian rangsang

Selang waktu pemberian rangsang merupakanjarak waktu antara pemberian zat uji secara per oral dengan saat pemberian injeksi rangsang nyeri asam asetat secara intraperitonial. Penetapan selang waktu pemberian rangsang bertujuan untuk mengetahui waktu dimana zat uji asetosal sebagai kontrol positif dan dauniler sebagai senyawa uji terabsorbsi secara tepat sehingga dapat memberikan efek yang optimal. Dari hasil penelitian Andini 2010 dalam uji pendahuluannya selang waktu yang efektif setelah pemberian asetosal 91 mgkgBB adalah 15 menit sebelum pemberian asam asetat 1 50 mgkgBB. Dari hasil penelitian Sidebang 2011 mengenai penetapan selang waktu pemberian asam asetat dapat dilihat bahwa selang waktu yang optimum untuk memberi kesempatan zat uji yang diberikan secara peroral untuk terabsorbsi sebelum asam asetat disuntikkan secara intraperitoneal adalah 15 menit hal ini dilihat dari hasil rata-rata jumlah geliat yang timbulkan Sidebang, 2011 Dari hasil penelitian di atas dapat dikatakan bahwa pada selang waktu 15 menit merupakan selang waktu yang optimum. Selanjutnya, asam asetat diberikan pada menit ke-15 setelah pemberian zat uji asetosal sebagai kontrol positif, aquades sebagai kontrol negatif dan infusa daun iler sebagai senyawa uji. 35 .

C. Efek Analgesik pada infusa Daun Iler