TINJAUAN LITERATUR 1 Manajemen Pariwisata

14 A.2.2 Sikap Sikap adalah evaluasi dalam waktu lama tentang yang disukai atau tidak disukai seseorang, perasaan emosional dan kecenderungan tindakan terhadap beberapa objek atau ide Kotler dan Keller 2009:186. Sikap memiliki tiga komponen utama, yaitu : a. Komponen Kognitif, pengetahuan dan persepsi yang diperoleh berdasarkan kombinasi pengalaman langsung dengan objek sikap dan informasi yang berkaitan dari berbagai sumber. Pengetahuan ini dan persepsi yang ditimbulkan biasanya mengambil bentuk kepercayaan yaitu, kepercayaan konsumen bahwa objek sikap mempunyai berbagai sifat dan bahwa perilaku tertentu akan menimbulkan hasil-hasil tertentu. b. Komponen Afektif, emosi atau perasaan konsumen mengenai produk atau merek tertentu merupakan komponen efektif dari sikap tertentu. Emosi dan perasaan ini sering dianggap oleh peneliti konsumen sangat evaluatif sifatnya, yaitu mencakup penelitian seseorang secara langsung dan menyeluruh. c. Komponen Konatif, komponen yang berhubungan dengan kemungkinan atau kecenderungan bahwa individu akan melakukan tindakan khusus atau berperilaku dengan cara tertentu terhadap objek sikap tertentu 15 A.3 Motivasi A.3.1 Pengertian Motivasi Motivasi merupakan sebuah dorongan yang muncul dari dalam diri atau dari luar lingkungan yang menjadi faktor penggerak ke arah tujuan yang ingin dicapai. Menurut Schiffman dan Kanuk 2007, motivasi adalah keadaan tertekan karena dorongan kebutuhan yang “membantu” individu melakukan perilaku yang menurut anggapannya akan memuaskan kebutuhan dan mengurangi ketegangan. Motivasi dapat digambarkan sebagai tenaga pendorong dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak. Tenaga pendorong tersebut dihasilkan oleh keadaan tertekan, yang timbul sebagai akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi. A.3.2 Teori Motivasi Teori Hirarki Kebutuhan Maslow Maslow, 2002yang menjadi titik acuan untuk menahami motivasi dibagi atas tiga asumsi pokok, yaitu : 1. Teori didasarkan atas : a. Manusia adalah makhluk yang selalu berkeinginan dan keinginan mereka tidak pernah terpenuhi secara sempurna. Setelah satu keinginan terpenuhi muncul keinginan lain. Proses ini tidak pernah berakhir dari lahir hingga mati. 16 b. Kebutuhan atau keinginan yang sudah terpenuhi tidak lagi menjadi pendorong bagi perilaku manusia. 2. Kebutuhan manusia tersusun menurut hirarki tingkat kepentingan kebutuhan : a. Teori memberikan informasi bahwa kebutuhan manusia itu jamak yang terdiri kebutuhan material dan non material dan bobotnya bertingkat-tingkat. b. Mengetahui bahwa seorang berperilaku dan bekerja adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan material dan non material yang akan memberikan kepuasan baginya. c. Kebutuhan itu berjenjang sesuai dengan kebutuhan atau sosial ekonominya. d. Mudah memberikan alat motivasi untuk merangsang semangat. 3. Adapun kelemahan Teori Maslow adalah : Menurut teori kebutuhan manusia itu bertingkat-tingkat, tetapi pada kenyatannya manusia menginginkan tercapai sekaligus dan kebutuhan manusia itu seperti siklus berulang- ulang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 Berdasarkan teori diatas, penliti menyimpulkan bahwa motivasi seseorang terbentuk karena adanya kebutuhan. Setiap orang memiliki tingkat kebutuhan yang berbeda-beda. Berdasarkan tingkat kebutuhan masing-masing maka dorongan motivasi yang muncul pun berbeda. Gambar 2.2 Hirarki Kebutuhan Maslow Sumber : Setiadi dalam Sangadji dan Sopiah, 2013:165 Dari gambar tersebut, maka dapat dilihat bahwa hirarki kebutuhan menurut Maslow adalah : 1. Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan dasar manusia, yaitu kebutuhan tubuh manusia untuk mempertahankan hidup. 2. Kebutuhan akan kemanan merupakan kebutuhan perlindungan bagi fisik manusia. 3. Kebutuhan sosial merupakan kebutuhan rasa cinta, rasa dimiliki dan memiliki, serta diterima oleh orang-orang dilingkungan sekitarnya 18 4. Kebutuhan akan penghargaan adalah kebutuhan untuk berprestasi sehingga mencapai derajat yang lebih tinggi dari pada yang lainnya. 5. Aktualisasi diri adalah keinginan dari individu untuk menjadikan dirinya sebagai orang yang terbaik sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimiliknya. Mc Clelland dalam Sumarwan 2011:29 mengembangkan suatu teori motivasi yang disebut McClelland’s Theory of Learned Needs yang menyatakan bahwa ada tiga kebutuhan dasar yang memotivasi seorang individu untuk berperilaku yaitu : 1. Kebutuhan untuk sukses needs for achievement Kebutuhan sukses adalah keinginan manusia untuk mencapai prestasi, reputasi dan karir yang baik. Seseorang yang memiliki kebutuhan sukses akan bekerja keras, tekun dan tabah untuk mencapai cita-cita yang diinginkan. Ia akan memiliki kepercayaan yang tinggi, mampu menghadapi segala tantangan dan masalah dengan mewujudkan cita-citanya. 2. Kebutuhan Afiliasi needs for affiliation Kebutuhan afiliasi adalah keinginan manusia untuk membina hubungan dengan orang-orang sesamanya, mencari teman yang bisa menerimanya, ingin dimiliki oleh orang-orang 19 sekelilingnya dan ingin memiliki orang-orang yang bisa menerimanya. Seseorang memiliki kebutuhan afiliasi akan terlibat aktif dalam berbagai kegiatan sosial maupun kegiatan yang meilbatkan orang banyak. Ia akan memilih produk dan jasa yang disenangi atau disetujui oleh teman dan kerabat dekatnya. 3. Kebutuhan kekuasaan needs for power Kebutuhan kekuasaan adalah keinginan seseorang untuk bisa mengontrol lingkungannya, termasuk mempengaruhi orang- orang sekelilingnya. Tujuannya agar ia bisa mempengaruhi, mengarahkan dan mengatur orang lain. A.3.3 Motivasi Perjalanan Motivasi yang berasal dari sifat internal, merupakan motif yang berasal dari dalam diri yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan dengan mengharapkan tercapainya suatu tujuan, dan tingkah laku ini datang dengan sendirinya atau kesadaran sendiri. Diantaranya adalah hobi yang ada dalam diri wisatawan itu sendiri dan dengan adanya dorongan dari finansial yang mencukupi oleh wisatawan itu. Sedangkan motivasi yang berasal dari luar eksternal yaitu, wisatawan melakukan kegiatan tersebut dikarenakan ada yang mempengaruhi atau dirangsang dari luar diri yang berguna untuk mencapai suatu tujuan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 A.3.4 Motivasi Wistawan McIntosh dalam Yoeti 2008: 113 mengemukakan 4 hal mengapa orang melakukan perjalanan wisata, yaitu: 1. Motivasi Fisik Orang-orang melakukan perjalanan wisata dengan tujuan untuk mengembalikan keadaan fisik yang sudah lelah karena bekerja, perlu beristirahat dan bersantai, melakukan kegiatan olahraga, agar kembali semangat ketika masuk kerja. 2. Motivasi Kurtural Orang-orang tergerak hatinya untuk melakukakn perjalanan wisata disebabkan ingin melihat dan menyaksikan tingkat kemajuan budaya suatu bangsa, baik kebudayaan dimasa lalu maupun apa yang sudah dicapai sekarang, adat istiadat, kebiasaan hidup the way of life 3. Motivasi personal Orang-orang ingin melakukan perjalanan wisata karena ada keinginan untuk mengunjungi sanak keluarga atau teman yang sudah lama tidak bertemu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 4. Motivasi Status dan Prestise Adanya orang-orang tertentu yang beranggapan dengan melakukan perjalanan wisata dapat meningkatkan status dan prestise keluarga, menunjukan mereka memiliki kemampuan dibandingkan dengan orang lain. A.4. Segmentasi A.4.1 Pengertian Segmentasi Menurut Schiffman dan Kanuk 2007:37, segmentasi pasar dapat didefinisikan sebagai proses membagi pasar menjadi irisan- irisan konsumen yang khas yang mempunyai kebutuhan atau sifat yang sama dan kemudian memilih satu atau lebih segmen yang akan dijadikan sasaran bauran pemasaran yang berbeda. Segmentasi pasar yaitu mengidentifikasi dan memilih-milih kelompok pembeli yang berbeda-beda yang mungkin meminta produk atau bauran pemasaran tersendiri. A.4.3 Dasar Segmentasi PasarBerdasarkan Karakteristik Konsumen Kotler dan Keller 2008:234, merumuskan dasar-dasar untuk membuat segmentasi pasar berdasarkan karakteristik konsumen sebagai berikut : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 1. Segmentasi Demografis. Segmentasi demografis membagi pasar menjadi kelompok berdasarkan variabel seperti usia, jenis kelamin, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi, dan kebangsaan. Fakor-faktor demografis tersebut adalah dasar paling umum yang digunakan untuk menetapkan segmentasi kelompok pelanggan. Salah satu alasannya adalah bahwa tingkat variasi kebutuhan, keinginan, dan penggunaan konsumen sering berhubungan erat dengan variabel demografis. Variabel demografis merupakan variabel yang paling mudah diukur di bandingkan dengan variabel lainnya. 2. Segmentasi Geografis. Segmentasi geografis membutuhkan pembagian pasar menjadi unit geografis yang berbeda seperti negara, wilayah, negara bagian, daerah, kota,atau bahkan lingkungan sekitar. Suatu perusahaan mungkin memutuskan untuk beroperasi disatu atau beberapa wilayah geografis, atau beroperasi di seluruh wilayah tetapi memberi perhatian pada perbedaan geografis dalam kebutuhan dan keinginan. 3. Segmentasi Psikografis. Segmentasi psikografis membagi pembeli menjadi kelompok berbeda berdasarkan kelas sosial, gaya hidup, atau 23 karakteristik kepribadian. Orang-orang dalam kelompok demografis yang sama bisa memiliki komposisi psikografis yang sangat berbeda. 4. Segmentasi Perilaku. Segmenasi perilaku membagi pembeli menjadi kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan, atau respons terhadap sebuah produk. Banyak pemasar percaya bahwa variabel perilaku adalah titik awal terbaik untuk membangun segmen pasar. A.4.4 Segmentasi Berdasarkan Respons Konsumen Segmentasi ini mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan, atau reaksi mereka terhadap produk Rupiyoadi, 2013:60 : 1. Segmentasi Manfaat. Segmentasi manfaat membagi pasar menjadi kelompok menurut beraneka manfaat yang dicari konsumen dari produk. 2. Segmentasi Penggunaan. Segmentasi penggunaan membagi konsumen dalam pengguna berat, pengguna menengah, dan pengguna ringan. Pengguna berat biasanya hanya memiliki presentase kecil dari seluruh pasar, tetapi memiliki presentase yang tinggi dari total pembelian. 24 3. Segmentasi Respons Promosi. Segmentasi respons promosi mengelompokkan konsumen berdasarkan bagaimana konsumen merspons bentuk-bentuk promosi. 4. Segmentasi Loyalitas. Pasar dapat disegmentasikan berdasarkan loyalitas konsumen. Beberapa konsumen benar-benar setia atau loyal terhadap satu macam produk. 5. Segmentasi Jasa. Segmentasi berdasarkan jaas berfokus pada apakah penawaran jasa dapat dibedakan? Apakah sebuah produk membutuhkan level jasa yang sama? Dan, bisakah pengelompokkan konsumen diidentifikasikan dengan permintaan jasa yang sama. A.4.5 Manfaat Segmentasi Berikut adalah manfaat dari segmentasi : 1. Mendesain jasa yang lebih responsif terhadap kebutuhan pasar. Ketika membuat sebuah produk, produk kita nantinya menjadi tepat sasaran dengan apa yang dibutuhkan oleh konsumen atau produk kita sesuai dengan keinginan konsumen yang sudah kita tetapkan di awal. 2. Menganalisis pasar. Kita dapat menganalisis pasar sasaran, melihat dan menganalisis SWOT dari perusahaan kita. 3. Menemukan peluang. Dalam bisnis kita selalu memiliki pesaing, dengan kita melakukan segmentasi terlebih dahulu, maka kita akan menemukan peluang bisnis apa yang kita kuasai, dengan 25 demikian kita akan menjadi berbeda walau termasuk dalam bisnis yang sama. 4. Menguasai posisi yang superior unggul dan kompetitif. Keuntungan segmentasi lainnya yaitu dapat menjadikan kita sebagai superior. 5. Menentukan strategi komunikasi yang efektif dan efisien. Segmentasi erat kaitannya dengan pemasaran, sehingga dengan adanya segmentasi juga dapat menentukan strategi komunikasi yang baik untuk promosi terhadap konsumen. A.5 Loyalitas A.5.1 Pengertian Loyalitas Menurut Griffin 2005:31, loyalitas adalah perilaku membeli seseorang yang menjadi terbiasa untuk membeli. Kebiasan tersebut melalui pembelian dan interaksi yang sering selama periode waktu tertentu. A.5.2 Karateristik Loyalitas Loyalitas konsumen terjadi dalam beberapa fase. Berikut karateristik tersebut menurut Oliver 2010 : 1. Loyalitas Kognitif cognitive loyalty merupakan loyalitas yang didasarkan pada keyakinan merek 26 2. Loyalitas Afektif affective loyalty merupakan sikap terhadapa merek yang didasarkan pada kesempataan menggunakan kepuasan secara kumulatif 3. Loyalitas Konatif conative loyalty yang menunjukkan sebuah kondisi loyalitas yang berisi apakah pada kemunculan pertama memperlihatkan komitmen mendalam untuk membeli 4. Loyalitas Tindakan action loyalty merupakan niat dikonversi ke dalam sebuah sebuah tindakan. A.5.3 Jenis-jenis Loyalitas Konsumen Menurut Griffin 2005, ada empat jenis loyalitas konsumen yaitu : 1. Tanpa Loyalitas no loyalty Untuk berbagai alasan, beberapa konsumen yang tidak mengembangkan loyalitas terhadap produk atau jasa tertentu. Artinya, konsumen tdak akan pernah menjadi konsumen yang loyal, mereka hanya berkontribusi sedikit terhadap suatu perusahan. Secara umum perusahan harus menghindari suatu kelompok yang masuk kategori tanpa loyalitas untuk menjadikan target pasar karena mereka tidak akan pernah menjadi konsumen yang loyal. 27 2. Loyalitas yang Lemah inertia loyalty Keterkaitan yang lemah digabung dengan pembelian ulang yang tinggi akan menghasilkan loyalitas yang lemah. Konsumen yang memiliki sikap ini biasanya membeli berdasarkan kebiasaan. Dasar yang digunakan untuk membeli produk biasanya karena sudah terbiasa atau karena selalu menggunakan produk tersebut. kesetiaan semacam ini biasanya banyak terjadi pada produk yang sering dipakai, tetapi tidak menutup kemungkinan konsumen yang memiliki loyalitas yang lemah berubah dengan cara mendekatkan diri pada konsumen tersebut melalui produk yang lebih dibandingkan pesaing, misalnya dengan meningkatkan kualitas produk tersebut dan dengan penambahan fasilitas lainnya. 3. Loyalitas Tersembunyi latent loyalty Tingkat preferensi yang relatif tinggi yang digabung dengan tingkat pembelian berulang yang rendah menunjukkan loyalitas yang tersembunyi. Pengaruh situasi dan sikap yang menentukan pembelian ulang. Perusahan dapat mengatasi loyalitas tersembunyi ini dengan cara memahami faktor situasi yang berkontribusi pada loyalitas tersembunyi itu. 4. Loyalitas Premium premium loyalty Loyalitas premium merupakan jenis loyalitas yang terjadi bilamana suatu tingkat keterkaitan yang tinggi berjalan selaras PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 dengan aktifitas pembelian kembali. Loyalitas seperti inilah yang sangat diharapkan oleh perusahaan. Pada tingkat preferensi yang tinggi, maka konsumen akan bangga menemukan dan menggunakan produk tersebut dan dengan senang hati membagi pengetahuan dari pengalaman mereka kepada teman, keluarga atau konsumen lainya. A.5.4 Tahapan Loyalitas Proses seorang calon pelanggan menjadi pelanggan yang loyal terhadap perusahaan terbentuk melalui beberapa tahapan. Loyalitas pelanggan tumbuh melalui beberapa tahap Griffin, 2005, yaitu : 1. Suspect Merupakan orang yang mungkin membeli produk atau jasa. Disebut demikian karena kita percaya atau menyangka mereka akan membeli, tetapi kita masih belum yakin. 2. Prospects Adalah orang-orang yang kebutuhan akan produk atau jasa dan memiliki kemampuan membeli. Meskipun prospek belum membeli mungkin ia telah mendengar, membaca dan mengetahui produk atau jasa tersebut. 29 3. Prospel yang diskualifikasi disqualified prospect Merupakan prospek yang telah cukup dipelajari untuk mengetahui bahwa mereka tidak membutuhkan, atau tidak memiliki kemampuan membeli suatu produk atau jasa. 4. Pelanggan pertama kali first time customer Adalah orang yang telah membeli produk satu kali. Orang tersebut bisa jadi merupakan konsumen perusahan sekaligus konsumen pesaing perusahaan. 5. Konsumen yang melakukan pembelian berulang repect customer Orang yang telah membeli produk atau jasa dua kali atau lebih. Mereka mungkin telah membeli produk yang sama dua kali atau membeli dua produk atau jasa yang berbeda pada dua kesempatan sama atau lebih. 6. Mitra client Orang yang membeli secara teratur, memiliki hubungan yang kuat dan berlanjut yang menjadikan kebal terhadap pesaing 7. Penganjur advocates Meliputi orang yang membeli secara teratur, mendorong orang lain untuk membeli, dan membicarakan hal-hal yang positif kepada orang lain. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 A.5.6 Minat Berkunjung Ulang Menurut Jahja 2011:63, minat ialah suatu dorongan yang mengakibatkan terikatnya perhatian individu pada objek tertentu seperti pekerjaan, pelajaran, benda dan orang. Minat berhubungan dengan aspek kognitif, afektif dan motorik yang merupakan sumber motivasi untuk melakukan apa yang diinginkan. Sonmez dan Graeffe 1998 menyebutkan bahwa penelitian di bidang pariwisata menunjukkan bahwa pengalaman perjalanan masa lalu ke tujuan tertentu meningkatkan niat untuk melakukan perjalanan ke sana lagi. Menurut Umar, 2003 dalam Purbawisesa, 2014, minat berkunjung kembali merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek yang meunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan kunjungan ulang. Proses keputusan berkunjung kembali terbentuk sesudah tahapan purna kunjungan. Dalam siklus pembelian menunjukan ada dua hal yang mempengaruhi seseorang wisatawam melakukan kunjungan kembali, yaitu evaluasi pasca kunjungan dan keputusan melakukan kunjungan kembali. Wisatawan secara sadar dan tidak sadar dalam tahap purna kunjungan, akan mengevaluasi transaksi yang telah dilakukan. Tingkat kepuasan atau ketidakpuasan wisatawan yang akan mempengaruhi perilakunya. Jika wisatawan merasa puas karena mutu pelayanan yang baik, ia akan memperlihatkan peluang yang 31 besar untuk melakukan kunjungan kembali. Serta wisatawan yang merasa puas juga akan cenderung menyatakan hal-hal baik tentang organisasi pemberi layanan tersebut.

B. Perumusan Hipotesis

1. Perbedaan sikap terhadap daya tarik wisata Candi Borobudur dilihat dari jenis motivasi wisatawan. Sikap adalah evaluasi dalam waktu lama tentang yang disukai atau tidak disukai seseorang, perasaan emosional dan kecenderungan tindakan terhadap beberapa objek atau ide Kotler dan Keller 2009:186. Motivasi merupakan sebuah dorongan yang muncul dari dalam diri atau dari luar lingkungan yang menjadi faktor penggerak ke arah tujuan yang ingin dicapai. Menurut Schiffman dan Kanuk 2007, motivasi merupakan keadaan tertekan karena dorongan kebutuhan yang “membantu” individu melakukan perilaku yang menurut anggapanya akan memuaskan kebutuhan dan mengurangi ketegangan. Motivasi dapat digambarkan sebagai tenaga pendorong dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak. Tenaga pendorong tersebut dihasilkan oleh keadaan tertekan, yang timbul sebagai akibat kebutuhan yang tida terpenuhi. Hal ini menunjukkan bahwa setip wisatawan mempunyai sikap emosionalyang berbeda-beda, akan menimbulkan motivasi dalam diri wisatawan. Dengan demikian semakin positif sikap wisatawan maka akan semakin tinggi pengaruh motivasi. 32 Berdasarkan argumen di atas, maka peneliti mengajukan H1 sebagai berikut : H1 : Ada perbedaan sikap terhadap daya tarik wisata Candi Borobudur dilihat dari jenis motivasi wisatawan 2. Relasi sikap terhadap daya tarik Candi Borobudur berpengaruh pada minat berkunjung ulang. Menurut Allpor dalam Wijoyo, 2005, sikap adalah mempelajari kecenderungan memberikan tanggapan pada suatu objek baik disenangi maupun tidak disenangi secara konsisten. Minat ialah suatu dorongan yang mengakibatkan terikatnya perhatian individu pada objek tertentu seperti pekerjaan, pelajaran, benda dan orang. Minat berhubungan dengan aspek kognitif, aktif dan motorik yang merupakan sumber motivasi untuk melakukan apa yang diinginkan Jahja, 2011:63. Sikap wisatawan yang menimbulkan motivasi maka akan berpengaruh terhadap loyalitas wisatawan, dimana mereka wisatawan mempunyai keinginan untuk berkunjung ulang ke suatu daya tarik wisata. Berdasarkan argumen di atas, maka peneliti mengajukan H2 sebagai berikut : H2 : Sikap terhadap daya tarik wisata Candi Borobudur berpengaruh positif pada minat berkunjung ulang. 33

C. Kerangka Penelitian

Berdasarkan kedua hipotesis tersebut, maka secara sderhana peneliti dapat menggambarkan model penelitian sebagai berikut: Motivasi Sikap Minat berkunjung ulang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian menurut Sugiyono 2011:3 mengatakan bahwa pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan mixed method atau penggabungan dua metode penelitian, yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif. Menurut Sugiyono 2014:475, metode penelitian kombinasi adalah ssuatu metode penelitian yang mengkombinasikan atau menggabungkan antara metode kuantitatif dan metode kualitatif untuk digunakan secara bersema-sama dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komperhensif, valid, reliabel, dan objektif. Penelitian tahap pertama berfungsi untuk mencari atribut- atribut tentang apa sajakah motivasi wisatawan mancanegara berkunjung ke Taman Wisata Candi Borobudur. Atribut-atribut tersebut nantinya akan digunakan dalam pengembangan data kuisioner untuk penelitian tahap ke dua. Sedangkan penelitian tahap ke dua digunakan untuk meneliti dan menjelaskan rumusan masalah dua dan tiga. Pada penelitian kedua menggunakan penelitian kuantitatif, dengan menggunakan metode survei melalui kuisioner yang diukur dengan menggunakan modifikasi skala likert. 35

B. Penelitian Tahap 1

1. Tujuan Penelitian Penelitian tahap pertama dilakukan peneliti dengan tujuan untuk mendapatkan atribut-atribut yang relevan motivasi wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Taman Wisata Candi Borobudur, nantinya akan digunakan penelitian selanjutnya penelitian tahap II. 2. Jenis Penelitian Penelitian tahap pertama menggunakan metode kualitatif yang nantinya menjelaskan mengenai hal-hal yang akan berkaitan dengan motivasi wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Taman Wisata Candi Borobudur. 3. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian tahap pertama akan dilakukan oleh peneliti pada bulan Januari 2016 – Maret 2016, dengan lokasi penelitian tahap pertama adalah Kantor Kasie Taman Wisata Candi Borobudur. 4. Metode Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk penelitian tahap I yaitu wawancara. Wawancara dimaksudkan untuk mencari informasi yang relevan yang berkaitan dengan tujuan penelitian dan dijadikan sebuah pedoman bagi peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Komunikasi akan dilakukan secara informal, yaitu pewawancara hanya mengingat pertanyaan kunci yang digunakan untuk menggali informasi. Kelebihan metode wawancara yaitu peneliti dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 menggali informasi sebanyak-banyaknya dan sedalam mungkin seputar penelitian yang sedang diteliti. 5. Narasumber Pada tahap pertama, penggunan narasumber bertujuan untuk membantu peneliti dalam menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan ”Apa sajakah motivasi wisatwan mancanegara berkunjung ke Taman Wisata Candi Borobudur” dengan harapan memperoleh informasi yang relevan untuk melakukan penelitian tahap selanjutnya. Peneliti merencanakan yang akan dijadikan narasumber dalam penelitian adalah sebagai berikut: a. Staff Operasional Taman Wisata Candi Borobudur. Peneliti memilih Staff Operasional Taman Wisata Candi Borobudur sebagai narasumber pertama karena beliau yang mengatur dan memberikan kebijakan peraturan bagi para wisatawan. b. Kasie Umum Taman Wisata Candi Borobudur. Peneliti memilih Kasie Umum Taman Wisata Candi Borobudur sebagai narasumber kedua karena beliau mengatur dan memberikan kebijakan fasilitas bagi para wisatawan c. Tour Guide Taman Wisata Candi Borobudur. Peneliti memilih Tour Guide Taman Wisata Candi Borobudur sebagai narasumber ketiga karena guide sering dipakai jasanya oleh wisatawan untuk memberikan informasi berkaitan dengan Candi Borobudur. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI