6
Salah satu hal mendasar yang mempengaruhi seorang wisatawan untuk berkunjung ke destinasi wisata adalah motivasi. Motivasi sangat mempengaruhi
perilaku seseorang dalam mengambil sebuah keputusan, tindakan. Menurut Mc. Donald dalam Sardiman2007:73, motivasi sebagai perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting yaitu: bahwa motivasi mengawali terjadinya perubahan energi
pada diri setiap individu manusia walaupun motivasi muncul dari dalam diri manusia, penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia, motivasi
ditandai dengan munculnya, rasa ”feeling” yang relevan dengan persoalan-
persoalan kejiwaan, efeksi dan emosi serta dapat menentukan tingkah laku manusia, motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan dan tujuan ini akan
menyangkut soal kebutuhan. Motivasi wisatawan untuk mengunjungi sebuah obyek wisata berpengaruh
terhadap minat berkunjung ulang atau loyalitas konsumen. Seorang konsumen dikatakan setia atau loyal apabila menunjukkan perilaku pembelian secara teratur
atau suatu kondisi dimana mewajibkan pelanggan membeli paling sedikit dua kali dalam selang waktu tertentu, dan pada kondisi ini konsumen dapat disebut sebagai
pelanggan Griffin, 1995:30. Menumbuhkan minta berkunjung ulang wisatawan atau menumbuhkan sikap loyal konsumen terhadap suatu produk tidaklah mudah,
karena berhubungan dengan kepuasan wisatawan tersebut terhadap lingkungan wisata, maupun kualitas saran prasana yang ada pada obyek wisata. Oleh sebab
7
itu, perlu memberikan pelayanan yang terbaik, agar nilai yang didapat oleh wisatawan tentang suatu obyek wisata tersebut memuaskan bagi diri wisatawan.
B. Rumusan Masalah
Candi Borobudur telah ditetapkan sebagai peninggalan budaya dunia sehingga mempunyai potensi devisa bagi negara. Dengan demikian perlu adanya
pengembangan sehingga mampu mendatangkan wisatawan baik dari mancanegara maupun wisatwan domestik, maka tantangan bagi manajer pemasaran Taman
Wisata Candi Borobudur adalah bagaimana mempromosikan daya tarik, menjaga kenyamanan, sehingga tercipta loyalitas wisatawan dalam berkunjung kembali ke
Taman Wisata Candi Borobudur. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini mengajukan
pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1.
Apa sajakah motivasi wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Taman Wisata Candi Borobudur?
2. Apakah ada perbedaan sikap terhadap daya tarik wisata Candi Borobudur
dilihat dari jenis motivasi wisatawan? 3.
Apakah sikap terhadap daya tarik Candi Borobudur berpengaruh pada
minat berkunjung ulang?
8
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui motivasi wisatawan mancanegara berkunjung ke
Taman Wisata Candi Borobudur 2.
Untuk mengetahui perbedaan sikap terhadap daya tarik wisatawan Candi Borobudur dilihat dari jenis motivasi wisatawan.
3. Untuk mengetahui sikap terhadap daya tarik wisatawan Candi Borobudur
berpengaruh pada minat berkunjung ulang.
D. Batasan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Taman Wisata Candi Borobudur, karena penulis ingin mengetahui motivasi dan minat berkunjung ulang wisatawan
mancanegara ke Taman Wisata Candi Borobudur.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Peneliti berharap penelitian ini sebagai penambah wawasan dan mengetahui lebih lanjut berkaitan dengan manajemen dalam dunia kerja.
2. Bagi Pengelola Taman Wisata Candi Borobudur
Penelitian ini diharapkan bisa menyumbangkan gagasan baru dan evaluasi dalam mengembangkan potensi Taman Wisata Candi Borobudur.
3. Bagi Wisatawan
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi dalam menetukan destinasi wisata.
9
BAB II
TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. TINJAUAN LITERATUR A.1 Manajemen Pariwisata
A.1.1 Pengertian Manajamen
Manajemem adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang
kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud yang nyata Terry, 2010.
A.1.2 Pengertian Pariwisata
Pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan oleh sementara waktu dari tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan
alasan bukan untuk menetap atau mencari nafkah melainkan hanya untuk memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang atau
libur serta tujuan-tujuan lainnya Meyers, 2009. Pariwisata terdiri dari ide-ide dan pendapat orang yang membentuk
keputusan mereka tentang pergi pada perjalanan, tentang ke mana harus pergi dan tidak pergi ke mana dan apa yang harus dilakukan,
tentang bagaimana berhubungan dengan wisata lain, penduduk setempat dan tenaga pelayanan dan itu semua manifestasi perilaku
10
ide-ide dan pendapat Leiper, 1995 dalam Richardson Flicker, 2004:6.
Kepariwisataan menurut UU no 10 tahun 2009 adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi
serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat
sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah dan pengusaha. Adapun jenis-jenis pariwisata berdasarkan motif tujuan perjalanan
dibedakan menjadi jenis pariwisata khusus Spillane, 1987:29, yaitu : 1. Pariwisata untuk menikmati perjalanan Pleasure Tourism
Jenis pariwisata ini dilakukakan orang-orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, mencari udara
segar, memenuhi kehendak ingin tahunya, mengendorkan ketegangan syaraf, melihat sesuatu yang baru, menikmati
keindahan alam, mengetahui hikayat rakyat setempat, mendapatkan ketenangan.
2. Pariwisata untuk rekreasi Recreation Tourism Pariwisata ini dilakukan untuk pemanfaatan hari-hari libur
untuk beristirahat, memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohaninya, dan menyegarkan diri dari keletihan dan kelelahannya.
Dapat dilakukan pada tempat yang menjamin tujuan-tujuan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
rekreasi yang menawarkan kenikmatan yang diperlukan pada tempat yang menjamin tujuan-tujuan rekreasi yang menawarkan
kenikmatan yang diperlukan seperti tepi pantai, pegunungan, pusat-pusat peristirahatan dan pusat-pusat kesehatan.
3. Pariwisata untuk Kebudayaan Culture Tourism Jenis ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi, seperti
keinginan untuk belajar di pusat-pusat pangajaran riset, mempelajari adat-istiadat, kelembagaan dan cara hidup masyarakat
yang berbeda-beda,
mengunjungi monumen
bersejarah, peninggalan masa lalu, pusat-pusat kesenian dan keagamaan,
festival seni musik, teater, tarian rakyat dan lain-lain. 4. Pariwisata untuk Olahraga Sports Tourism
Pariwisata ini dapat dibagi lagi menjadi dua kategori: a. Big sports events, yaitu peristiwa-peristiwa olahraga besar
seperti Olympiade Games, kejuaraan ski dunia, kejuaraan tinju dunia, dan lain-lain yang menarik perhatian bagi penonton atau
penggemarnya. b. Sporting tourism of the Practitioners, yaitu pariwisata olahraga
bagi mereka yang ingin berlatih dan mempraktekkan sendiri seperti pendakian gunung, olahraga naik kuda, berburu,
memancing dan lain-lain. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
5. Pariwisata untuk urusan usaha dagang Business Tourism Menurut para ahli teori, perjalanan pariwisata ini adalah
bentuk profesional travel atau perjalanan karena ada kaitannya dengan pekerjaan atau jabatan yang tidak memberikan kepada
seseorang untuk memilih tujuan maupun waktu perjalanan. 6. Pariwisata untuk berkonvensi Convention Tourism
Pariwisata ini banyak diminati oleh negara-negara karena ketika diadakan suatu konvensi atau pertemuan maka akan banyak
peserta yang hadir untuk tinggal dalam jangka waktu tertentu di negara
yang mengadakan
konvensi. Negara yang
sering mengadakan konvensi akan mendirikan bangunan-bangunan yang
menunjang diadakannya pariwisata konvensi.
A.2 Perilaku konsumen
Definisi perilaku kosumen adalah : “The term consumer refers to
the behavior that consumer display in searching for, purchashing, using, and disposing of product and service that they expect will
satisfy their needs”Schiffman dan Kanuk 2010:7. Dari definisi di atas menjelaskan bahwa sebagai perilaku yang
diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka
harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. Menurut The American Marketing Association yang dikutip oleh
Setiadi 2003, perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku dan lingkungannya dimana manusia