Teknik Analisis Data 1. Analisis Statistika Deskriptif
52
BAB IV
GAMBARAN UMUM TAMAN WISATA CANDI BOROBUDUR
A. Gambaran Umum Taman Wisata Candi Borobudur
1. Sejarah Candi Borobudur
Borobudur dibangun sekitar tahun 800 Masehi atau abad ke-9. Candi Borobudur dibangun oleh para penganut agama Buddha Mahayana pada
masa pemerintahan Wangsa Syailendra. Candi ini dibangun pada masa kejayaan dinasti Syailendra. Pendiri Candi Borobudur yaitu Raja
Samaratungga yang berasal dari wangsa atau dinasti Syailendra. Candi Borobudur ini dibangun sekitar tahun 824 M dan selesai sekitar menjelang
tahun 900-an Masehi pada masa pemerintahan Ratu Pramudawardhani yang adalah putri dari Samaratungga. Sedangkan arsitek yang berjasa
membangun candi ini menurut kisah turun-temurun bernama Gunadharma.
Satu-satunya dokumen tertua yang menunjukkan keberadaan candi ini adalah kitab Nagarakretagama, yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun
1365. Di kitab tersebut ditulis bahwa candi ini digunakan sebagai tempat meditasi penganut Buddha.
Candi Borobudur memiliki 10 tingkat yang terdiri dari 6 tingkat berbentuk bujur sangkar, 3 tingkat berbentuk bundar
melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Di setiap tingkat terdapat beberapa stupa. Seluruhnya terdapat 72 stupa selain stupa utama,
dengan rincian 1 buah stupa induk, 32 stupa pada teras lingkar pertama, 24 stupa pada teras lingkar kedua, dan 16 stupa pada teras lingkar ketiga dan
53
Candi Borobudur memiliki 2670 relief yang berbeda, yang dapat dibaca searah putaran jarum jam.
Arti nama Borobudur yaitu biara di perbukitan, yang berasal dari kata bara candi atau biara dan beduhur perbukitan atau tempat tinggi
dalam bahasa Sansekerta. Karena itu, sesuai dengan arti nama Borobudur,
maka tempat ini sejak dahulu digunakan sebagai tempat ibadat penganut Buddha. Candi ini selama berabad-abad tidak lagi digunakan. Kemudian
karena letusan gunung berapi, sebagian besar bangunan Candi Borobudur tertutup tanah vulkanik. Selain itu, bangunan juga tertutup berbagai
pepohonan dan semak belukar selama berabad-abad. Kemudian bangunan candi ini mulai terlupakan pada zaman Islam masuk ke Indonesia sekitar
abad ke-15. Pada tahun 1814 saat Inggris menduduki Indonesia, Sir Thomas
Stamford Raffles mendengar adanya penemuan benda purbakala berukuran raksasa di desa Bumisegoro daerah Magelang. Karena minatnya
yang besar terhadap sejarah Jawa, maka Raffles segera memerintahkan H.C. Cornelius, seorang insinyur Belanda, untuk menyelidiki lokasi
penemuan yang saat itu berupa bukit yang dipenuhi semak belukar. Karena mempertimbangkan bangunan yang sudah rapuh dan bisa
runtuh, maka Cornelius melaporkan kepada Raffles penemuan tersebut termasuk beberapa gambar. Karena penemuan itu, Raffles mendapat
penghargaan sebagai orang yang memulai pemugaran Candi Borobudur PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
dan mendapat perhatian dunia. Pada tahun 1835, seluruh area candi sudah berhasil digali. Candi ini terus dipugar pada masa penjajahan Belanda.
Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1956, pemerintah Indonesia meminta bantuan UNESCO untuk meneliti kerusakan Borobudur. Lalu
pada tahun 1963, keluar keputusan resmi pemerintah Indonesia untuk melakukan pemugaran Candi Borobudur dengan bantuan dari UNESCO.
Namun pemugaran ini baru benar-benar mulai dilakukan pada tanggal 10 Agustus 1973. Proses pemugaran baru selesai pada tahun 1984. Sejak
tahun 1991, Candi Borobudur ditetapkan sebagai World Heritage
Site atau Warisan Dunia oleh UNESCO.
2. Letak Taman Wisata Candi Borobudur
Candi Borobudur terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah. Secara astronomis terletak di
7° 36′ 28” LS dan 110° 12′ 13” BT. Lingkungan geografis Candi
Borobudur dikelilingi oleh Gunung Merapi dan Merbabu di sebelah Timur, Gunung Sindoro dan Sumbing di sebelah Utara, dan pegunungan Menoreh
di sebelah Selatan, serta terletak di antara Sungai Progo dan Elo. Candi Borobudur didirikan di atas bukit yang telah dimodifikasi, dengan
ketinggian 265 dpl. Denah Candi Borobudur sendiri memiliki ukuran panjang sebesar 121,66 meter dan lebar sebesar 121,38 meter dengan ke
tinggi bangunan mencapai 35,40 meter. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
B. Daya Tarik Taman Wisata Candi Borobudur
1. Tri Suci Waisak
Gambar IV.1 Pelepasan Lampion pada puncak Tri Suci Waisak
Waisak dirayakan sekali setiap tahunnya, yaitu setiap bulan purnama di bulan Mei atau Purnama Sidhi. Waisak memperingati tiga peristiwa paling
penting dalam kehidupan Buddha Gautama Siddharta dan dikenal sebagai Tri Suci Waisak. Peristiwa penting pertama adalah kelahiran Pangeran
Siddharta di Taman Lumbini tahun 623 SM. Peristiwa penting kedua adalah pencerahan dimana Pangeran Siddharta menjadi Buddha di Bodhgaya pada
usia 35 pada tahun 588 SM. Ketiga adalah wafatnya Buddha Gautama di Kusinara pada usia 80 tahun 543 SM.
Upacara sakral didahului sejumlah ritual beberapa hari sebelumnya, seperti mengambil air suci dari mata air murni di Jumprit, Kabupaten
Temanggung. Air suci yang dikemas dalam sekira sepuluh ribu botol dan 70 kendi kemudian akan disimpan di Candi Mendut yang terletak tak jauh dari
56
Borobudur. Umat Buddha percaya bahwa air adalah unsur alam penting untuk prosesi Waisak. Air digunakan untuk mengalirkan kebaikan.
Hari berikutnya adalah ritual menyalakan obor Waisak, yang sumber apinya diambil dari api abadi di Mrapen. Mrapen tepatnya berada di Desa
Grobogan, Purwodadi, Jawa Tengah. Seperti halnya air suci, api ini pun terlebih dulu disimpan di Candi Mendut sebelum tiba puncak perayaan
Waisak di Borobudur. Bagi umat Buddha, api adalah perlambang cahaya. Sejatinya cahaya dapat menghapuskan kesuraman dan membawa terang
atau dapat pula diibaratkan sebagai cahaya pengetahuan di gelapnya kehidupan. Dengan api pula, umat Buddha ingin membersihkan segala jenis
kotoran batin dengan cara membakarnya.
Ritual pindapatta juga akan dilakukan sebagai bagian dari ritual Waisak. Berasal dari kata ‘panda’ yang berarti sepotong makanan dan ‘patta’ patra
yang berarti mangkuk. Pindapatta adalah ritual dimana biarawan Buddha Bikku dan Bikkhuni menerima persembahan makanan dari jemaat
Buddha. Biarawan Buddha akan berjalan dengan kepala tertunduk sambil memegang mangkuk dan jemaat secara sukarela akan mengisi mangkuk
mereka dengan makanan. Filosofi dibalik ritual ini adalah tindakan memberi dan menerima sebagai latihan moral baik bagi biarawan dan pengikut
Buddha, sesuai dengan ajaran Buddha. Bagi para bhikkhu, pindapatta adalah salah satu cara melatih diri hidup sederhana dan belajar menghargai
pemberian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Pada hari puncak perayaan Waisak, Biksu dan jemaat Buddha akan berkumpul di Candi Mendut sejak pagi hari. Dari Mendut, mereka akan
memulai perjalanan dengan berjalan kaki menuju Candi Borobudur melewati Candi Pawon, Sungai Elo dan Sungai Progo. Dalam prosesi ini
obor Waisak, air suci, dan simbol-simbol Buddha lainnya akan dibawa ke altar utama di halaman sisi barat Candi Borobudur yang menjadi lokasi
perayaan Waisak. Selama prosesi, paritta atau bacaan ayat-ayat suci dari kitab suci Buddha dilantunkan para biarawan. Setelah menyalakan lilin,
Ghata Visaka Puja akan dibacakan oleh para jemaat. Cahaya bulan yang bersinar lembut di langit Candi Borobudur menjadi saksi kekhusukan jemaat
yang membacakan doa suci. Ritual dilanjutkan dengan pradaksina atau ritual mengelilingi Candi Borobudur sebanyak tiga kali dimulai dari sisi
timur dan bergerak searah jarum jam.
Menandai akhir seri ritual Waisak, ribuan lentera Puja akan dilepaskan ke langit sebagai perlambang pencerahan bagi seluruh alam semesta. Sebelum
melepaskan lampion ke angkasa, jemaat akan menghaturkan doa dan harapannya kepada Tuhan. Para bhiksu akan memimpin tiap kelompok
untuk mulai menyalakan sumbu di dalam lampion sebelum melepaskan lampion-lampion hingga memenuhi langit di pelataran Candi Borobudur.
58
2. Borobudur International Festival
Gambar IV.2 Borobudur International Festival
Borobudur Internastional Festival BIF, merupakan festival yang diadakan oleh Indonesia untuk mempromosikan kebudayaan dan pariwisata
Indonesia yang diadakan di Candi borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Dalam festival ini di tampilkan para pelaku seni dari komunitas global untuk
menampilkan bakat mereka dalam suatu pagelaran berupa musik tradisional kerajinan tangan, dan pertunjukan seni tepat di kaki Candi Borobudur.
Selain pentas seni pada pelaksanaan festival juga akan diadakan seminar internasional tentang warisan budaya dan pariwisata. Pameran lainnya selain
dari pagelaran seni dan seminar internasional, festival ini juga menyuguhkan pameran pariwisata dan perdagangan yang di ikuti oleh
pengusaha lokal Indonesia yang menawarkan keunikan dan kekhasan produk serta layanan jasa mereka.
Borobudur internasional Festival BIF biasanya mengundang berbagai negara bagian untuk ikut serta meramaikan acara tersebut. Dengan adanya
Borobudur Internasional Festival BIF diharapkan dapat menghadirkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
wisatawan dari dalam maupun luar negeri, selain itu diharapkan dapat mempromosikan pariwisata dan budaya dari Jawa Tengah.
3. Sendratari Mahakarya Borobudur
Gambar IV.3 Sendratari Mahakarya Borobudur
Pementasan Sendratari Mahakarya Borobudur ini bertujuan untuk mengangkat kisah bersejarah tentang Candi Borobudur melalui seni dan
budaya, dengan mengangkat kisah pembangunan Candi peninggalan Dinasti Syailendra pada abad ke-8.
Melalui pementasan ini, masyarakat diharapkan bisa mengenali asal- usul Candi Borobudur yang terkenal hingga mancanegara, sebagai hasil
kreativitas para nenek moyang kita pada masa lalu. Sehingga ke depan masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia umumnya ikut menjaga serta
melestarikan peninggalan bersejarah ini. Sebanyak 150 penari dan 60 pengrawit dari seniman lokal Kabupaten Magelang dan Institut Seni
Indonesia ISI Surakarta selalu ikut serta dalam memeriahkan penampilan Sendratari Mahakrya Borobudur.
60
4. Sunrise dari atas Candi Borobudur
Gambar IV.4 Sunrise dari atas Candi Borobudur
Menyaksikan matahari terbit adalah aktivitas favorit para wisatawan mancanegara, selain berwisata sejarah wisatawan juga dapat memanjakan
indra pengelihatan mereka dengan pemandangan terbitnya matahari di antara stupa Candi Borobudur. Sunrise dari atas Candi Borobudur sangat
menarik karena berdiri diatas ketinggian 235 mdpl merupakan tempat sempurna untuk menikmati sunrise. Saat matahari mulai terbit, mulai
tampak gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Slamet, Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Kelima gunung tersebut tampak sangat
menawan bila dilihat dari asat Candi Borobudur, selain itu suasana Candi Borobudur yang masih sepi dan diselimuti kabut tipis memberikan
ketenangan serta kesejukan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
BAB V
ANALISIS DATA dan PEMBAHASAN
Pada bab ini dibahas hasil dari pengumpulan data dan pengolahan data serta pembahasan. Pada penelitian yang dilakukan sebanyak dua kali tahap
pencarian data. Penelitian pertama, penggalian data dilakukan dengan metode wawancara, sedangkan penelitian tahap kedua dilakukan melalui kuesioner. Hasil
pada penelitian tahap pertama akan membahas mengenai hasil wawancara dari para praktisi pariwisata dan pemerintah di bidang Pariwisata. Dan hasil pada
penelitian tahap kedua merupakan hasil-hasil dari pengolahan data, analisis data dan pengujian hipotesis.