Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi uraian tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah

Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Masa remaja ditandai dengan adanya berbagai macam perubahan, baik fisik maupun psikis yang mungkin saja dapat menimbulkan problem pada dirinya terutama dalam rangka penyesuaian diri terhadap lingkungannya. Pada saat remaja memasuki lingkungan baru, dia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang bersangkutan, agar ia tumbuh dan berkembang serta dapat melangsungkan hidupnya. Demikian pula siswa yang memasuki lingkungan sekolah yang baru, siswa akan dihadapkan pada berbagai keadaan yang berbeda dengan sekolah yang sebelumnya. Siswa akan dituntut untuk mampu menyesuaiakan diri dengan baik. Bagi seorang siswa, memasuki dunia sekolah merupakan pengalaman yang menyenangkan, namun sekaligus mendebarkan, penuh tekanan dan bahkan bisa menimbulkan kecemasan. Bagi banyak siswa, pengalaman masuk sekolah merupakan saat-saat dimana mereka harus menyesuaikan diri dengan mata pelajaran baru, guru-guru baru, teman-teman baru, lingkungan sekolah yang baru Desmita, 2009. Pada saat seorang siswa memasuki lingkungan sekolah yang baru, dia harus mengenal dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah tersebut. Maka setiap tahun ajaran baru sekolah selalu mengadakan program pengenalan sekolah atau biasanya disebut masa orientasi sekolah kepada siswa baru. Dengan adanya masa orientasi sekolah, siswa diharapkan bisa atau mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah yang baru. Oleh karena itu penyesuaian diri sangat dibutuhkan ketika seorang siswa memasuki lingkungan sekolah yang baru, karena dengan menyesuaikan dirilah siswa bisa saling mengenal lebih dekat satu sama lain, memiliki banyak teman untuk saling berbagi, mengetahui karakter dari masing-masing siswa, dan juga siswa bisa saling bertukar pikiran dan berbagi satu sama lain. Dengan begitu siswa merasa bahwa dia diterima dengan baik di lingkungan sekolah yang baru. Ada empat aspek penyesuaian diri siswa di sekolah: aspek emosional, aspek intelektual, aspek sosial, dan aspek moral Desmita, 2009. Aspek emosional mencakup kemantapan suasana kehidupan bersama dengan orang lain, kemampuan untuk santai, gembira, dan menyatakan kejengkelan, serta menerima kelebihan dan kelemahan dalam diri sendiri. Aspek intelektual mencakup kemampuan mencapai wawasan diri sendiri, kemampuan memahami orang lain dan keragamannya, kemampuan mengambil keputusan, dan keterbukaan dalam mengenal lingkungan sekolah. Aspek sosial mancakup keterlibatan dalam partisipasi sosial di sekolah dan lingkungan sekitar, kesediaan kerja sama, sikap toleransi, dan juga mampu menjalin keakraban dalam pergaulan di lingkungan sekolah. Aspek tanggung jawab yang mencakup sikap produktif dalam mengembangkan diri, melakukan perencanaan dan melaksanakannya secara fleksibel, sikap empati, bersahabat dalam hubungan interpersonal, kesadaran akan etika dan hidup jujur serta kemampuan bertindak independen. Apabila siswa berkembang berdasarkan keempat aspek tersebut, maka siswa akan merasa puas, senang dan menganggap dirinya berhasil menyesuaikan diri dengan baik di lingkungan sekolah. Begitu juga sebaliknya jika siswa tidak berkembang dalam keempat aspek diatas, maka dia akan kesulitan dalam menikmati proses penyesuaian diri yang ada di sekolah. Setiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan barunya, ada siswa yang dapat dengan cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah yang baru, tetapi ada pula yang lambat dalam menyesuaikan diri. Siswa yang cepat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dapat dengan mudah melakukan aktivitas belajar dengan baik, hal ini dikarenakan siswa merasa nyaman tinggal di lingkungan sekolah. Lain halnya dengan siswa yang lambat melakukan penyesuaian diri, maka akan mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas belajar di sekolah. Ketidakberhasilan siswa melakukan penyesuaian diri akan mengakibatkan proses belajar siswa terhambat sehingga mendapatkan hasil belajar yang kurang baik. Ketidakberhasilan siswa menyesuaikan diri pada umumnya disebabkan karena ketidaktahuan siswa bagaimana cara menyesuaikan diri dengan baik, tidak tahu cara menjalin relasi dengan teman sebaya, belum mampu mengambil keputusan, dan ada juga yang disebabkan oleh latar belakang budaya yang berbeda, karena kenyataanya di sekolah ini sendiri sekitar 50 siswanya sendiri berasal dari luar daerah, yaitu dari papua, sulawesi, kalimantan, dan beberapa daerah lainnya di sekitar pulau jawa. Penyebab lainnya adalah siswa yang mempunyai latar belakang keluarga yang kurang mampu. Siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu biasanya lebih sering menyendiri dan malu untuk bergaul dengan siswa yang berasal dari kelurga yang mampu. Mengacu pada keempat aspek yang sudah disebutkan yaitu, aspek emosional, aspek intelektual, aspek sosial, dan aspek tanggung jawab maka apabila ada siswa yang mengalami masalah dalam penyesuaian diri maka siswa tersebut berhak dibantu oleh guru pembimbing. Bantuan diberikan melalui kegiatan bimbingan. Kegiatan bimbingan yang diberikan bermaksud untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada siswa dalam mengembangkan kemampuan mengatasi masalah penyesuaian diri. Berdasarkan hasil observasi peneliti dan wawancara kepada guru BK serta beberapa siswa yang dilakukan di SMA Santo Mikael Sleman, diperoleh informasi bahwa siswa kelas X masih kurang mampu dalam menyesuaikan diri dengan situasi baru yang ada di sekolah, gejalanya antara lain: siswa yang berasal dari SMP yang sama lebih sering berkumpul dan kurang mau berinteraksi dengan siswa yang berasal dari SMP yang berbeda, ada beberapa siswa yang dijauhi karena berasal dari SMP yang berbeda. Banyak siswa yang sulit menyesuaikan diri dengan kehidupan di sekolah seperti, sering melanggar tata tertib sekolah , adanya kelompok”geng” antar siswa misalnya dalam memilih teman belajar untuk mengerjakan tugas kelompok, dan juga dalam memilih teman bermain ada yang hanya bermain dengan teman satu daerah atau yang dekat saja, dll. Bertolak dari kenyataan ini timbul pertanyaan tentang bagaimanakah penyesuaian diri siswa kelas X SMA Santo Mikael Sleman Tahun ajaran 20162017? Untuk menjawab pertanyaan inilah diadakan penelitian ini.

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

Identifikasi kesalahan konsep fisika tentang suhu dan kalor (Studi deskriptif pada siswa kelas I5 cawu III SMU Negeri Rambipuji Jember tahun ajaran 2000/2001

0 6 55

Identifikasi miskonsepsi materi biologi kelas II semester 1 pada siswa SMP negeri di kecamatan Kencong tahun ajaran 2003/2004

2 6 94

pengaruh model pembelajaran webbed terhadap keterampilan menulis karangan pada siswa kelas IV SDIT Al-Mubarak Jakarta pusat tahun ajaran 2014/2015

4 24 258

Penerimaan diri dan penyesuaian sosial siswa berbakat pada kelas akselerasi

0 5 148

Hubungan antara persepsi siswa terhadap bimbingan konseling dan intensitas pemanfaatan layanan bimbingan konseling di SMA PGRI 109 Tangerang

2 15 105

Pengaruh motivasi belajar terhadap kemampuan abstraksi siswa di kelas VII SMPN 01 Kalidawir Tulungagung tahun ajaran 20172018

0 0 6

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 10

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 28

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 25

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 29