Uji Outlier Uji Asumsi Klasik

Berdasarkan hasil uji normalitas dengan melakukan transformasi menunjukkan bahwa variabel Price Earning Ratio X 2 yang hanya berdistribusi normal karena tingat signifikansi nya diatas 0,05 5, dan variabel Dividend Yield X 1 , variabel Investment Opportunity Set X 3 , variabel moderasi Dividend Yield dan Investment Opportunity Set X 4 , dan variabel moderasi Price Earning Ratio dan Investment Opportunity Set X 5 menunjukkan tidak berdistibusi normal, karena nilai Kolmogorov-Smirnov yang dihasilkan dibawah 0,05 sig 5.

4.3.2. Uji Outlier

Evaluasi erhadap multivariate outliers perlu dilakukan sebab walaupun data yang dianalisis menunjukkan tidak ada outlier pada tingkat univariate, tetapi observasi itu dapat menjadi outlier bila sudah dikombinasikan. Multivariate outliers diuji menggunakan uji Mahalanobis Distance pada tingkat p 0,001. Jarak Mahalanobis Distance itu dievaluasi dengan menggunakan χ 2 pada derajat bebas sebesar jumlah indicator yang digunakan dalm setiap variabel Hair, 1995 dalm Ferdinand 2002 ; 102-103. Berikut ini hasil uji outlier multivariate : Tabel 8 : Hasil Nilai Mahalanobis Distance Residuals Statistics a 3,56 29,27 20,50 5,830 40 -2,906 1,505 ,000 1,000 40 2,338 11,016 4,308 1,657 40 -39,71 30,06 19,24 11,191 40 -18,555 17,448 ,000 10,133 40 -1,684 1,584 ,000 ,920 40 -1,784 1,720 -,001 ,975 40 -20,818 51,713 1,264 14,029 40 -1,848 1,775 -,001 ,992 40 ,782 38,025 5,850 6,524 40 ,000 3,148 ,095 ,495 40 ,020 ,975 ,150 ,167 40 Predicted Value Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual Std. Residual Stud. Residual Deleted Residual Stud. Deleted Residual Mahal. Distance Cooks Distance Centered Leverage Value Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Dependent Variable: no a. Sumber : Lampiran 2 Penelitian ini terdapat 6 variabel, oleh karena itu nilai chi kuadrat χ 2 0,001;6 = 22,457. Berdasarkan hasil uji outlier multivariate tersebut diatas menunjukkan bahwa nilai maksimum Mahalanobis yang di hasilkan adalah 38,025 22,457, berarti terdapat multivariate outlier karena nilai Mahalanobis Distance yang lebih besar dari 22,457. Berarti terdapat outlier pada data tersebut, oleh karena itu data yang memiliki nilai mahalanobis distance yang tinggi yaitu data no 12 harus di eliminasi agar data dalam penelitian ini mempunyai kualitas yang baik dan dapat dilanjutkan untuk diolah lebih lanjut.

4.3.3. Uji Asumsi Klasik

Tujuan utama menggunakan uji asumsi klasik adalah untuk mendapatkan koefisien yang terbaik linier dan tidak bias BLUE : Best Linier Unbiased Estimator. Uji asumsi klasik meliputi asumsi mulikolonieritas, autokorelasi dan heteroskedastisitas.

1. Uji Multikolonieritas

Tolerance mengukur variabilitas variable bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variable bebas lainnya jadi nilai tolerance sama dengan nilai VIF yang tinggi karena VIF = 1tolerance dan menunjukkan adanya kolonieritas yang tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10. Adapun besaran VIF dari masing-masing variable adalah sebagai berikut : Table 9 : Hasil Uji Multikolonieritas Coefficients a -,923 ,522 -1,769 ,086 -,134 ,127 -,202 -1,056 ,299 -,120 -,178 -,175 ,753 1,328 ,057 ,297 ,058 ,192 ,849 -,075 ,033 ,032 ,301 3,322 ,138 ,202 ,839 ,681 ,500 ,140 ,116 ,113 ,018 55,261 ,010 ,036 ,069 ,276 ,784 ,086 ,047 ,046 ,443 2,259 -,110 ,197 -,718 -,561 ,579 ,108 -,096 -,093 ,017 59,654 Constant LogX1 LogX2 LogX3 LogX4 LogX5 Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Zero-order Partial Part Correlations Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: LogY a. Sumber : Lampiran 3 Berdasarkan diatas dapat disimpulkan bahwa model regresi terjadi multikolonieritas, karena besaran VIF yang dihasilkan oleh variabel ukuran perusahaan X 3 , dan moderasi PERIOS X 5 lebih besar dari 10. Untuk mengatasi terjadinya masalah multikolonier pada model regresi tersebut terdapat beberapa alternatif cara untuk mengatasi masalah multikolinearitas adalah sebagai berikut:  Mengganti atau mengeluarkan variabel yang mempunyai korelasi yang tinggi. Table 10 : Hasil Uji Multikolonieritas Setelah Eliminasi Coefficients a -,831 ,490 -1,695 ,099 -,124 ,125 -,187 -,998 ,325 -,120 -,166 -,164 ,767 1,303 -,081 ,166 -,082 -,487 ,629 -,075 -,082 -,080 ,950 1,053 ,026 ,038 ,161 ,698 ,490 ,140 ,117 ,115 ,510 1,962 ,010 ,036 ,068 ,277 ,784 ,086 ,047 ,045 ,443 2,259 Constant LogX1 LogX2 LogX3 LogX4 Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Zero-order Partial Part Correlations Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: LogY a. Sumber : Lampiran 3 Berdasarkan diatas dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi multikolonieritas, karena salah satu variabel telah dikeluarkan. Variabel yang dikeluarkan adalah moderasi PERIOS X 5 dan besaran VIF yang dihasilkan oleh variabel dividend yield X 1 , Price Earning Ratio X 2 , investment opportunity set IOS X 3 , dan moderasii DYIOS X 4 lebih kecil dari 10.

2. Uji Autokorelasi

Adanya Autokorelasi dalam model regresi yang artinya ada korelasi antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu. Uji statistic yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi adalah uji Durbin Watson. Berikut ini hasil uji Durbin Watson : Table 11 : Hasil Uji Durbin Watson Model Summary b ,239 a ,057 -,051 1,29910 ,057 ,529 4 35 ,715 2,141 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change Change Statistics Durbin- Watson Predictors: Constant, LogX4, LogX2, LogX1, LogX3 a. Dependent Variable: LogY b. Sumber : Lampiran 3 Dari tabel Durbin Watson untuk n= 40 dan k= 4 banyaknya variable bebas diketahui nilai dU sebesar 1,72 dan 4-dU sebesar 2,38. Nilai dL sebesar 1,29 dan 4-dL sebesar 2,71. Dari hasil perhitungan regresi diperoleh nilai uji Durbin Watson sebesar 2,141 dimana nilai tersebut berada di antara batas atas d u 1,72 dan 4-d u 2,38 berarti tidak terdapat gejala auto korelasi.

3. Uji Heteroskedastisitas

Pada regresi linier nilai residual tidak boleh ada hubungan dengan variabel bebas. Hal ini bisa diidentifikasi dengan cara menghitung korelasi rank spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas. Hasil perhitungan adalah sebagai berikut : Table 12 : Hasil Uji Heteroskedastisitas Correlations 1,000 -,042 ,204 ,828 ,064 . ,799 ,207 ,000 ,693 40 40 40 40 40 -,042 1,000 ,204 ,027 ,106 ,799 . ,207 ,867 ,517 40 40 40 40 40 ,204 ,204 1,000 ,527 -,066 ,207 ,207 . ,000 ,685 40 40 40 40 40 ,828 ,027 ,527 1,000 -,055 ,000 ,867 ,000 . ,738 40 40 40 40 40 ,064 ,106 -,066 -,055 1,000 ,693 ,517 ,685 ,738 . 40 40 40 40 40 Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N Dividend Yield Price Earning Ratio Investment Opportunity Set Moderasi DY IOS Unstandardized Residua Spearmans rho Dividend Yield Price Earning Ratio Investment Opportunity Set Moderasi DY IOS Unstandardiz ed Residual Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. . Sumber : Lampiran 3 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai untuk variabel bebas yaitu lebih besar dari 5 , ini berarti bahwa tidak ada hubungan variabel bebas dengan nilai residunya, maka penelitian ini tidak terdapat gejala heterokedastisitas.

4.3.4. Analisis Regresi Linier Berganda

Dokumen yang terkait

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Momentum dan Price Earning Ratio Terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 37 85

Pengaruh Investment Opportunity Set, Return on Investment, dan Net Profit Margin Terhadap Devidend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

0 34 89

Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham Dengan Price Earning Ratio Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 40 121

Pengaruh Leverage, Return On Asset, Investment Opportunity Set, dan Dividend Payout Ratio terhadap Nilai Perusahaan. (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat pada Tahun 2009-2013)

1 8 99

Pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR), Debt To Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Nilai Perusahaan

0 3 131

PENGARUH DIVIDEND YIELD, PRICE EARNINGS RATIO DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERBADAP RETURN SAHAM DENGAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET SEBAGAI VARIABEL MODERATING

0 3 16

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN PRICE EARNING RATIO (PER) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

2 16 103

RELEVANSI NILAI DIVIDEND YIELD DAN PRICE EARNINGS RATIO DENGAN MODERASI INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) DALAM PENILAIAN HARGA SAHAM

0 0 1

ANALISIS PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN DENGAN STRUKTUR MODAL SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI

0 0 13

PENGARUH DIVIDEND YIELD DAN PRICE EARNING RATIO TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO PUBLIK DI BEI USULAN PENELITIAN

0 0 12