2. Diabetes mellitus tipe dua
3. Hipertensi. Hasil penelitian menemukan bahwa mengurangi BB setelah
berhenti dari obat hipertensi dapat efektif menjaga tekanan darah Indriati, 2010
4. Abnormalitas profil lipid darah. Penurunan BB menaikkan High Density
Lipoprotein HDL dan menurunkan Low Density Lipoprotein LDL serta
trigliserid Indriati, 2010.
2.2 Konsumsi Minuman Beralkohol
2.2.1 Minuman Beralkohol
Alkohol adalah zat yang diperoleh dari hasil peragian atau fermentasi madu, gula, sari buah dan umbi-umbian. Dari peragian tersebut dapat diperoleh
alkohol mencapai 15, tetapi melalui proses penyulingan atau destilasi akan dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi bahkan bisa mencapai 100. Alkohol
merupakan zat yang mempunyai sifat mudah menguap, berwarna kuning, dan berbau khas. Alkohol juga mempunyai sifat beracun, artinya apabila dikonsumsi
dalam batas yang tidak normal atau berlebihan mempunyai dampak terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Dampak seperti ini tidak berbeda antara
minuman beralkohol yang pengolahannya oleh perusahaan maupun tradisional. Sifat alkohol larut sempurna dalam air, tetapi dalam tubuh manusia dapat
menekan saraf pusat dan gangguan pada organ lainnya Gaol, 2013. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 86MenkesPerIV77
tentang minuman keras, minuman beralkohol termasuk kategori minuman keras dan dibagi menjadi tiga golongan berdasarkan persentase kandungan etanol per
volume pada suhu 20 C. Minuman dengan kadar etanol 1-5 dikategorikan
sebagai minuman keras golongan A, minuman dengan kadar etanol diatas 5 sampai dengan 20 tergolong minuman keras golongan B, dan minuman keras
golongan C mengandung etanol lebih dari 20 sampai 55. Substansi alkohol yang biasa diminum adalah golongan etanol atau etil alkohol dengan rumus kimia
CH3CH2OH. Etanol merupakan cairan jernih tidak berwarna dan terasa membakar mulut serta tenggorokan bila ditelan. Etanol mudah sekali larut dalam
air dan sangat potensial untuk menghambat sistem saraf pusat Putra, 2010. Etanol merupakan bentuk molekul sederhana dari alkohol yang mudah
diserap dalam saluran pencernaan mulai dari mulut, esofagus, lambung, sampai usus halus. Saluran pencernaan yang paling banyak menyerap alkohol adalah
bagian proksimal usus halus, disini juga diserap vitamin B yang larut dalam air kemudian dengan cepat beredar dalam darah. Mengkonsumsi minuman
beralkohol berarti mengkonsumsi antara 10-12 gram etanol Sholikah, 2010. Mengkonsumsi alkohol dalam jumlah yang banyak akan menyebabkan
ketergantungan dan toleransi terhadap jumlah alkohol yang dikonsumsi. Konsumsi alkohol dalam jangka yang lama dalam jumlah yang berlebihan dapat
merusak berbagai organ tubuh terutama hati, ginjal, otak, dan jantung. Alkohol dapat menyebabkan toleransi, orang yang teratur mengkonsumsi lebih dari dua
gelas alkohol per hari bisa mengkonsumsi alkohol lebih banyak dari non- alkoholik tanpa mengalami intoksikasi Birck, 2004.
2.2.2 Metabolisme Alkohol