Metabolisme Alkohol Konsumsi Minuman Beralkohol

2.2.2 Metabolisme Alkohol

Proses metabolisme alkohol terjadi di dalam hati. Apabila alkohol dikonsumsi dalam dosis rendah akan dipecah oleh enzim alkohol dehidrogenase menjadi asetaldehida. Enzim ini membutuhkan seng sebagai katalisator. Asetildehida kemudian diubah menjadi asetil KoA oleh enzim dehdrogenase asetaldehida . Kedua proses reaksi ini membutuhkan koenzim NAD. Ion H yang terbentuk diikat oleh NAD dan membentuk NADH. Asetil KoA akan memasuki siklus menghasilkan NADH, FADH2 dan GTP yang digunakan membentuk ATP. Metabolisme alkohol menyerupai metabolisme lemak karena langsung diubah menjadi asetil KoA. Apabila alkohol yang diminum cukup banyak, enzim dehidrogenase tidak cukup untuk memetabolisme alkohol menjadi asetil dehida. Pada keadaan ini hati menggunakan sistem enzim lain yang dinamakan Microsomal Ethanol Oxidizing System MEOS. MEOS juga digunakan hati untuk memetabolisme obat-obatan dan senyawa asing lain. Penggunaan MEOS pada metabolisme alkohol menurunkan kemampuan hati untuk memetabolisme obat- obatan seperti obat penenang. Alkohol dalam jumlah banyak bersifat racun, bila dicampur obat penenang tingkat racunnya akan berlipat ganda Almatsier, 2010. Efek mengkonsumsi satu gelas kecil alkohol 200 cc setara dengan dua kali jumlah kalori per gram dari karbohidrat dan protein. komponen kalori dalam beberapa minuman beralkohol per sajian bisa mencapai 120 kalori. Metabolisme alkohol dilakukan di hati sehingga alkohol dapat meningkatkan kadar trigliserida, akumulasi trigliserida di hati dan di otot mengakibatkan resistensi insulin. Jaringan lemak mengeluarkan beberapa hormon secara kolektif yang disebut adipokin . Hormon ini berperanan penting dalam kesimbangan energi dan metabolisme. Salah satu adipokin adalah resistin yang dibebaskan terutama pada obesitas sehingga dapat menyebabkan resistensi insulin Mandagi, 2012. Asupan makanan berlebihan dan pemanfaatan energi yang kurang akan menimbulkan keseimbangan energi positif. Keseimbangan energi positif yang terjadi dari asupan makanan berlebihan terutama berasal dari kelebihan asupan energi dan sumber karbohidrat. Asupan sumber energi yang berlebihan juga disebabkan kandungan glukosa dalam bentuk sukrosa yang terkandung dalam tuak. Energi yang tidak dimanfaatkan disimpan dalam bentuk lemak sehingga terjadi akumulasi lemak berlebihan di jaringan adiposa abdominal Soegondo, 2005.

2.2.3 Pencernaan dan Absorbsi Alkohol