Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

B. Rumusan Masalah

1. Apakah daun Keji Beling Strobilanthes crispa Bl. memiliki potensi untuk menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi? 2. Bagaimana pengaruh nilai konsentrasi ekstrak daun Keji Beling terhadap zona hambat yang dihasilkan? 3. Berapa nilai Kadar Hambat Minimun KHM dalam menghambat pertumbuhan Salmonella typhi?

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Uji Kadar Hambat Minimal KHM dan uji Kadar Bunuh Minimal KBM menggunakan metode dilusi padat dengan parameter media yang telah diinkubasi tidak ditumbuhi oleh bakteri. 2. Daun yang digunakan daun tua berwarna hijau tua dan segar 3. Teknik ekstraksi menggunakan aquades steril sebagai pelarut dan merebus daun Keji Beling yang sudah dipotong kecil-kecil dalam erlenmeyer. 4. Bakteri uji yang digunakan adalah kultur murni Salmonella typhi yang didapatkan dari Balai Kesehatan Lingkungan DIY, dengan usia rekultur 24 jam. 5. Metode yang digunakan untuk mengetahui adanya daya hambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi yang terbentuk pada media adalah metode Kirby-Bauer yang menggunakan paper disc.

D. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui adanya potensi ekstrak daun Keji Beling Strobilanthes crispa Bl. dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi. 2. Mengetahui nilai konsentrasi ekstrak daun Keji Beling yang menghasilkan zona hambat paling lebar. 3. Mengetahui nilai Kadar Hambat Minimal KHM yang mampu menghambat pertumbuhan Salmonella typhi.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti Dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti khususnya untuk mengetahui manfaat tumbuhan Keji Beling pada bagian daun dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi. 2. Bagi Dunia Pendidikan Memberikan informasi ilmiah dan dapat diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran mengenai penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri Salmonella typhi pada materi Archaebacteria dan Eubacteria kelas X semester 1, kurikulum 2013. 3. Bagi Masyarakat Setelah mendapatkan hasil penelitian, tanaman Keji Beling dapat lebih dimaksimalkan kegunaannya sebagai salah satu tanaman obat yang dapat menyembuhkan penyakit tipus. 8

BAB II DASAR TEORI

A. Keji Beling Strobilanthes crispa Bl.

Tanaman Keji Beling memiliki ciri khas di antaranya sebagai berikut : 1. Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Class : Magnoliopsida Ordo : Scrophulariales Family : Acanthaceae Genus : Strobilanthes Spesies : Strobilanthes crispa Bl. Jaka, 2013 Gambar 2.1. Tumbuhan Keji Beling Strobilanthes crispa Bl. Anonim, 2011 2. Nama Daerah Keji Beling Strobilanthes crispa Bl., yang memiliki nama daerah berbeda-beda di antaranya picah beling Sunda, enyoh kelo Jawa, remek daging Pasundan, dan lire Ternate Jaka, 2013. 3. Morfologi Tumbuhan Keji Beling Strobilanthes crispa Bl. tergolong tumbuhan semak, biasanya menggerombol, tinggi 1-2 meter pada tumbuhan dewasa. Morfologi dari tumbuhan Keji Beling yaitu memiliki batang beruas, bentuk batangnya bulat dengan diameter antara 0,1-0,7 cm, berbulu kasar. Percabangan monopodial batang pokok selalu tampak jelas karena lebih cepat pertumbuhannya daripada pertumbuhan cabang. Kulit batang berwarna ungu dengan bintik-bintik hijau pada waktu muda dan berubah jadi coklat setelah tua. Jenis daun tunggal, berhadapan, bentuk daunnya bulat telur sampai lonjong, permukaan daunnya memiliki bulu halus, tepi daunnya beringgit, ujung daun meruncing, pangkal daun meruncing, panjang helaian daun berkisar 5-8 cm, lebar 2-5 cm, bertangkai pendek, tulang daun menyirip dan warna permukaan daun bagian atas hijau tua sedangkan bagian bawah hijau muda. Bunganya tergolong majemuk, bentuk bulir, mahkota bunga bentuk corong, benang sari empat, dan warna bunga putih agak kekuningan. Keji Beling memiliki buah berbentuk bulat, buahnya jika masih muda berwarna hijau dan setelah masak atau tua berwarna hitam. Untuk bijinya berbentuk