Keraf 2001: 138 dan 139 menyebutkan terdapat beberapa perbedaan pokok antara narasi ekspositoris dengan narasi sugestif. Berikut perbedaannya.
Tabel 1: Perbedaan narasi ekspositoris dengan narasi sugestif
Aspek Narasi Ekspositoris
Narasi Sugestif Isi
Menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian. Didasarkan pada
penalaran untuk
mencapai kesepakatan rasional.
Karangan yang
imajinatif. Penalaran hanya berfungsi sebagai
alat untuk menyampaikan makna, sehingga kalau perlu penalaran
dapat dilanggar. Gaya
Bahasa Bahasanya lebih condong ke bahasa
informatif sehingga dengan titik berat pada penggunaan kata-kata denotatif.
Bahasanya lebih condong ke bahasa figuratif dengan menitik-beratkan
penggunaan kata-kata konotatif. Tujuan
Memperluas pengetahuan. Menyampaikan suatu makna atau
amanat yang tersirat.
Keraf 2001: 145 mengemukakan bahwa komponen pembentuk narasi antara lain perbuatan, penokohan, sudut pandang, alut plot, dan latar.
a. Perbuatan
Ciri utama yang membedakan deskripsi dari sebuah narasi adalah aksi atau tindak-tanduk. Tanpa rangkaian tindak-tanduk, maka narasi akan berubah menjadi
sebuah deskripsi karena semua dilihat dalam keadaan yang statis. Rangkaian
perbuaan atau tindakan menjadi landasan utama untuk menciptakan sifat dinamis sebuah narasi. Rangkaian tindakan membuat kisah itu hidup Keraf, 2001: 156.
b. Tokoh dan Penokohan
Tokoh adalah pelaku-pelaku dalam sebuah narasi, sedangkan Penokohan adalah cara seorang penulis narasi menggambarkan tokoh-tokohnya. Penokohan
dalam pengisahan dapat diperoleh dengan usaha memberi gambaran mengenai tindak-tanduk dan ucapan-ucapan para tokoh, sejalan tidaknya kata dan perbuatan.
Gambaran mengenai tokoh dapat juga dicapai melalui tokoh atau karakter lain yang berinteraksi dalam pengisah. Keraf, 2001: 164.
c. Sudut Pandang
Sudut pandang dalam narasi menyatakan bagaimana fungsi seorang pengisah narator dalam sebuah narasi, apakah ia mengambil bagian langsung dalam seluruh
rangkaian kejadian yaitu sebagai partisipan, atau sebagai pengamat observer terhadap obyek dari seluruh aksi atau tindak-tanduk dalam narasi. Sudut pandang
dalam narasi dapat dibagi menjadi dua pola utama sebagai berikut.
1 Sudut Pandang Orang Pertama
Sudut pandang ini disebut demikian karena penulis secara sadar membatasi diri pada apa yang dilihat atau apa yang dialami sendiri sebagai
pengisah atau narator.
2 Sudut Pandang Orang Ketiga
Sudut pandang orang ketiga ini secara eksplisit dinyatakan dengan mempergunakan kata ganti dia. Dalam tipe ini, penulis menyampaikan secara
impersonal pengalaman tokoh-tokoh yang terlibat dalam interaksi. Pengarang tidak tampil sebagai pengisah, tetapi seolah-olah ia bertindak sebagai penonton
yang menyaksikan berlangsungnya gerak dan tindak-tanduk dalam narasi.
d. Alut Plot
Alur merupakan kerangka dasar yang sangat penting dalam kisah. Alur mengatur bagaimana tindakan-tindakan harus bertalian satu sama lain, bagaimana
suatu insiden mempunyai hubungan dengan insiden lain, bagaimana tokoh-tokoh harus digambarkan dan berperan dalam tindakan-tindakan itu, serta bagaimana situasi
dan perasaan karakter tokoh yang telibat dalam tindakan-tindakan itu yang terikat dalam suatu kesatuan waktu. Keraf, 2001: 148.
e. Latar