2. Struktur Narasi
Menurut Keraf 2001: 150-154, struktur narasi dibagi menjadi tiga bagian.
a. Bagian Pendahuluan
Bagian ini merupakan rangkaian awal dari narasi. Bagian ini berisi situasi, situasi ini harus mengandung unsur-unsur yang mampu menghasilkan perubahan
yang dapat membawa akibat atau perkembangan lebih lanjut di masa depan. Bagian ini tidak perlu terdiri dari materi-materi penjelas dan berdiri sendiri, atau berbentuk
ikhtisar yang tidak menarik mengenai situasi awal dari seluruh cerita. Bagian pendahuluan dapat juga berbentuk episode atau fragmen dari kejadian.
b. Bagian Perkembangan
Bagian tengah ini adalah batang tubuh yang utama dari seluruh tindak-tanduk tokoh. Bagian ini mencakup adegan-adegan yang berusaha meningkatkan
ketegangan, atau menggawatkan komplikasi yang berkembang dari situasi asli. Bagian ini sudah melepaskan diri dari situasi awal atau situasi umum, dan sudah
memasuki tahap konkritisasi. Konkritisasi diungkapkan dengan menguraikan secara terperinci peranan semua unsur narasi: perbuatan tokoh, interelasi antara tokoh-tokoh
dengan tindak-tanduk mereka yang menumbulkan perbenturan kepentingan, perbenturan-perbenturan kepentingan yang menimbulkan konflik baik yang terbuka
maupun yang tertutup, bagaimana pertikaian-pertikaian antartokoh yang dikisahkan berangsur-angsur memuncak melalui perumitan permasalahan.
c. Bagian Penutup
Bagian penutup merupakan akhir dari perbuatan atau tindakan yang merupakan titik di mana tindakan tersebut menemukan pemecahannya. Bagian ini
disebut peleraian atau denouement. Knapp dan Watkins 2005: 225 mengemukakan bahwa struktur narasi antara
lain sebagai berikut.
a. Orientasi
Pada tahap orientasi, tentu saja kita tidak akan menceritakan suatu cerita kecuali kita melihat bahwa ada beberapa karakter yang terbentuk terutama pada
waktu dan tempat, walaupun beberapa narasi posmodern bermain dengan ketentuan ini. Jadi pada tahap ini berisi karakter, waktu, dan tempat.
b. Urutan atau rangkaian peristiwa