pekerja di pabrik untuk memproduksi puding, icings, dan kue-kue mewah, dan membuat resep baru. Selain itu juga memberikan tugas-tugas tertentu
dan mengarahkan pekerja dalam pelaksanaan tugas. Bartender adalah seseorang atau beberapa orang yang bertanggung jawab dalam segala
urusan minuman, tugasnya antara lain bertanggungjawab terhadap segala urusan minuman yang dibuatnya dan mengkoordinasi penyetokan barang
yang dibuat untuk minuman. Cook helper adalah sekelompok orang yang bertugas untuk menyiapkan segala keperluan makanan yang akan dimasak
serta membantu para koki dalam melakukan tugasnya, seperti membantu koki dalam menyiapkan segala macam keperluan untuk memasak salah satu
makanan yang dipesan oleh tamu.
D. Penelitian Yang Relevan
Pada sub bab kajian materi ini akan dikemukakan beberapa hasil penelitian terdahulu yang dipandang sesuai dan mendukung pelaksanaan serta
penulisan penelitian ini, beberapa penelitan tersebut adalah : 1. Nuvia Voluntari 2009 dalam penelitiannya yang digunakan untuk
mengetahui kompetensi apa saja yang diajarkan program keahlian patiseri dan kompetensi yang dibutuhkan industri Bakery di kota Yogyakarta studi
kasus di SMK Negeri 4 Yogyakarta. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa : a kompetensi yang diajarkan Program Keahlian Patiseri di SMK
Negeri 4 Yogyakarta dalam penelitian ini berupa mata pelajaran produktif dan pendidikan kecakapan hidup. Mata pelajaran produktif mencakup
Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan sedangkan
pendidikan kecakapan hidup mencakup kecakapan personal dan kecakapan sosial. Adapun kompetensi yang diajarkan berdasar kurikulum Produktif
SMK Program Keahlian Patiseri adalah sebanyak 92,52 dan kompetensi yang diajarkan tersebut termasuk dalam katagori “Baik” dan kompetensi
yang tidak diajarkan sebanyak 7,48. b Kompetensi yang diajarkan Program Keahlian Patiseri di SMK Negeri 4 Yogyakarta memiliki
kesesuaian dengan kompetensi yang dibutuhkan industri bakery di kota Yogyakarta dengan rerata sebesar 89.2 katagori “Tinggi” atau dengan
kata lain kompetensi yang diajarkan di SMK Negeri 4 Yogyakarta Dibutuhkan dan mampu memenuhi tuntutan kompetensi bidang pekerjaan
yang ada di industri Bakery. Adapun bagian yang ada di industri adalah bagian cookies, rotibread, pastry, cake, menghias kue oriental dan
continental, pudding, kue Indonesia dan bagian candy. 2. Suharti Sumitro 1998 dalam penelitiannya yang digunakan untuk
mengetahui relevansi mata pelajaran kontinental dengan materi yang ada di industri jasa boga hotel berbintang menunjukkan bahwa kurikulum materi
mata pelajaran kontinental sangat relevan dengan yang dibutuhkan industri jasa boga hotel berbintang dan tidak ada perbedaan antara materi mata
pelajaran kontinental dengan materi yang digunakan di industri. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa semakin tinggi katagori hotel berbintang
menunjukkan semakin
tinggi pula
nilai relevansinya,
dengan demikianpenelitian ini menolak issue yang mengatakan bahwa kurikulum
di SMK Prodi Tata Boga tidak sesuai dengan kebutuhan dunia industri.
3. Nurdin Fauzi Zaman 2010 dalam penelitiannya yang digunakan untuk mengetahui relevansi standar kompetensi-kompetensi dasar kurikulum
SMK YPPI Gunungkidul Program Keahlian Teknik instalasi tenaga listrik menurut standar kinerja teknisi biro teknik listrik menunjukkan bahwa
rerata relevansi Standar Kompetensi-Kompetensi Dasar YPPI Gunungkidul menurut standar kinerja teknis Biro Teknik Listrik sebesar
83,77 termasuk dalam katagori relevan. Sebanyak 83,33 atau 25 responden
menyatakan bahwa Standar Kompetensi-Kompetensi Dasar Kurikulum SMK YPPI Gunungkidul relevan menurut standar kinerja teknisi Biro
Teknik Listrik. 4. Kartika Indradewi 2010 dalam penelitiannya yang digunakan untuk
mengetahui 1 Tingkat relevansi peralatan praktik patiseri di SMK N 4 Yogyakarta dengan standar minimal peralatan praktik patiseri. 2 Tingkat
relevansi peralatan praktik patiseri di SMK N 4 Yogyakarta dengan peralatan yang digunakan di industri bakery di kota Yogyakarta. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa 1 Tingkat relevansi peralatan praktik patiseri dengan standar minimal menurut jenisnya mencapai 100 dengan
kriteria tingkat relevansi sangat tinggi sedangkan menurut jumlahnya yang memenuhi jumlah standar minimal peralatan praktik sebesar 29 pada
peralatan utama dan 72 pada peralatan pendukung. 2 Tingkat relevansi peralatan praktik terhadap peralatan yang dibutuhkan kompetensi kejuruan
patiseri menurut jenisnya mencapai 93 dengan criteria sangat tinggi, sedangkan menurut jumlahnya baru mencapai 77,5 yang telah memenuhi
kebutuhan siswa. 3 Tingkat kepemilikan peralatan patiseri menurut persepsi industri mencapai 78 dari seluruh peralatan praktik patiseri yang
dimiliki SMK N 4 Yogyakarta dengan criteria tinggi, sedangkan tingkat relevansi peralatan praktik patiseri di SMK N 4 Yogyakarta menurut
persepsi industri mencapai 77 dengan kriteria tinggi.
E. Kerangka Berfikir