20
lenting, 6 bermain dengan udara, 7 melakukan percobaan sederhana, dan lain sebagainya.
Anak di Taman Kanak-Kanak berada dalam fase pra operasional. Suatu fase perkembangan kognitif yang ditandai dengan berfungsinya kemampuan
simbolis, kemampuan berpikir secara intuitif dan berpusat pada cara pandang anak itu sendiri atau egosentris. Fase ini juga meletakkan dasar bagi kemampuan
matematika dan pengetahuan alam atau sains. Kemampuan bahasa pada fase ini sudah cukup baik. Untuk mengembangkan kemampuan sains anak perlu adanya
respon positif dan stimulasi dari orang-orang yang ada disekitar anak. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan
sains anak usia dini khususnya TK B meliputi kemampuan mengamati, mengklasifikasikan,
menarik kesimpulan,
mengomunikasikan dan
mengaplikasikannya berdasarkan
pengalaman sains
yang diperolehnya. Pembelajaran sains di TK B tidak hanya diharapkan dapat
membantu anak untuk memperoleh sejumlah informasi, ide-ide, keterampilan, nilai-nilai
dan cara
berpikir tetapi
juga cara
mengekspresi dan
mengomunikasikannya.
C. Pembelajaran Sains di Taman Kanak-kanak
Kurikulum 1984 menghendaki siswa terlibat dalam eksplorasi, mengungkapkan, menemukan, selain itu juga merasakan dan menghayati sebagian
dari perasaan dan kepuasan ilmuwan, sambil mengembangkan keterampilan-
21
keterampilan proses yang sesuai dengan bidangnya Soetarjo dan Soejitno, 1998: 16.
Slamet Suyanto 2005: 84-85 mengemukakan pengenalan sains lebih menekankan pada proses dari pada produk. Sains memungkinkan anak untuk
melakukan eksplorasi terhadap berbagai benda. Anak memperoleh pengetahuan baru hasil interaksinya dengan berbagai benda yang ada di sekitarnya. Anak dapat
melakukan percobaan
sederhana. Percobaan
tersebut melatih
anak menghubungkan sebab dan akibat dari suatu perlakuan sehingga melatih anak
berfikir logis. Kegiatan pembelajaran sains hendaknya disesuaikan dengan tingkat
perkembangan anak dan sesuai dengan kriteria pembelajaran sains. Guru hendaknya memberikan kegiatan yang pembelajaran yang memungkinkan anak
untuk menemukan sendiri fakta dan konsep sederhana. Ada beberapa kriteria pembelajaran sains menurut Slamet Suyanto 2005: 86-93, yaitu:
a. Bersifat konkret
Kegiatan pembelajaran dilakukan sambil bermain dengan benda-benda yang nyata. Guru dapat memfasilitasi dan menyediakan berbagai benda yang
diperlukan anak agar anak dapat menemukan sendiri konsep tersebut. b.
Hubungan sebab akibat terlihat secara langsung Kegiatan pembelajaran hendaknya dapat memperlihatkan hubungan sebab
akibat secara langsung, dikarenakan anak masih sulit menghubungkan sebab akibat.
c. Memungkinkan anak melakukan eksplorasi
22
Kegiatan sains hendaknya memungkinkan anak untuk melakukan eksplorasi terhadap berbagai benda sekitarnya. Anak dapat menggunakan panca
indranya untuk melakukan eksplorasi atau penyelidikan. d.
Memungkinkan anak mengkontruksi pengetahuannya sendiri Sains melatih anak untuk mengkontruksi pengetahuannya berdasarkan objek
tersebut. Kegiatan pengenalan sains tidak cukup memberi tahu definisi atau nama-nama objek, tetapi memungkinkan anak berinteraksi langsung dengan
objek dan memperoleh pengetahuan dengan berbagai inderanya. Eksplorasi terhadap objek secara langsung akan memberikan pengertian, apa adanya, dan
tidak pernah terlupakan oleh anak. e.
Memungkinkan anak menjawab persoalan “apa” dari pada “mengapa” Keterbatasan anak menghubungkan sebab-akibat menyebabkan ia sulit
menjawab pertanyaan “mengapa”. Pertanyaan tersebut hasrus dijawab dengan logika berpikir sebab akibat.
f. Lebih menekankan pada proses dari pada produk
Kegiatan eksplorasi dengan benda-benda lebih menyenangkan bagi anak. Anak tidak akan memikirkan apa hasilnya, oleh karena itu guru tidak perlu
mengajarkan anak berbagai konsep, karena anak akan belajar dengan sendirinya dari interaksinya bermain dengan berbagai benda.
g. Memungkinkan anak menggunakan bahasa dan matematika
Pengenalan sains hendaknya terpadu dengan disiplin ilmu yang lain. Anak dapat menceritakan hasil eksplorasinya kepada temannya bahasa. Anak
melakukan pengukuran, menggunakan bilangan, dan membaca angka
23
matematika. Anak dapat juga menggambarkan objek yang diamati, dan mewarnai gambarnya seni.
h. Menyajikan kegiatan yang menarik the wonder of science
Sains menyajikan kegiatan percobaan yang menarik seperti sulap. Anak TK yang masih memiliki pikiran magis magical reasoning akan tertarik dengan
kejaiban tersebut. Jurnal yang berjudul Communication Practices and the Construction of
Meaning: Science Activities in the Kindergarten Poimenidou Christidou, 2010: 90 menjelaskan bahwa guru yang memberikan kesempatan pada anak
untuk berperan aktif dan berkontribusi dalam percobaan secara berkelompok menjadikan anak tidak hanya berfokus pada percobaan namun juga perhatian dan
minat mereka dalam berkontribusi dalam teman kelompoknya. Mereka mengemukakan hasil pengamatan dan saling bertukar pendapat dan anak-anak
terlibat dalam tatangan kognitif. Model pembelajaran dengan komunikasi ini menyadari prinsip dasar komunikasi terkait dengan pemahaman.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sains hendaknya dilakukan dengan eksplorasi dan eksperimen agar anak terlibat secara langsung
dan mengetauhi secara konkret apa yang dipelajarinya. Pembelajaran sains tidak
hanya diharapkan dapat membantu anak untuk memperoleh sejumlah informasi, ide-ide, keterampilan, nilai-nilai dan cara berpikir juga cara mengekspresi dan
mengomunikasikannya
24
D. Kajian Media grafis