TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini terdiri atas 4 empat tahapan. Tahapan pertama adalah studi literatur, yaitu mempelajari berbagai sumber informasi yang terkait dengan penelitian berupa buku teks, tulisan atau jurnal publikasi dan laporan penelitian. Hal ini dilakukan di perpustakaanruang baca dan Sebagian besar sumber informasi tersebut diperoleh melalui jaringan Internet. Tahapan kedua merupakan simulasi yaitu melakukan pemodelan dan analisis dengan menggunakan komputer. Simulator yang digunakan adalah Simulator AWR versi 2004 dengan spesifikasi umum dapat dilihat pada Lampiran C. Tahapan ketiga adalah fabrikasi yaitu pencetakan antena yang dilakukan dengan menggunakan jasa perusahaan pembuat rangkaian PCB di Bandung. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan cetakan yang lebih presisi karena menggunakan sistem komputer. Sedangkan tahapan keempat yaitu pengukuran yang dilakukan di Laboratorium Telekomunikasi Departemen Teknik Elektro FT USU dengan alat ukur Network Analizer. Waktu yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah 12 dua belas bulan yaitu Oktober 2012 – September 2013.

3.2 ALAT DAN BAHAN

Peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk tahap studi literatur, bahan yang dibutuhkan adalah buku dan jurnal referensi. Dalam hal ini, jaringan Internet sangatlah berperan untuk Universitas Sumatera Utara mendapatkan jurnal-jurnal publikasi yang up to date yang terkait dengan penelitian. 2. Untuk tahap simulasi : perangkat keras personal computer dengan prosesor quad-core RAM 2 GB, perangkat lunak Simulator AWR, Microsoft Office Excel dan Microsoft Office Visio 2003. 3. Untuk tahap fabrikasi : substrate FR4 double side, substrate FR4 single side, busa foam dan spacer plastic yang kecil dan tipis. 4. Untuk tahap pengukuran : solder, timah putih, SMA conector female dan Network Analyzer yang memiliki 2 buah port.

3.3 PERANCANGAN

Secara garis besar, terdapat 3 tiga rancangan yang digunakan pada penelitian ini, yaitu rancangan antena mikrostrip patch segiempat konvensional yaitu dengan pencatuan langsung berupa saluran mikrostrip, antena mikrostrip patch segiempat dengan pencatu aperture coupled dan antena mikrostrip patch segiempat pencatuan aperture coupled dengan gap udara di antara substrat patch dan ground plane. Rancangan-rancangan tersebut digunakan untuk mengetahui karakteristik-karakteristik yang telah dicapai dan membandingkannya.

3.3.1 Antena Mikrostrip Patch Segiempat Konvensional

Parameter-parameter yang diperlukan untuk rancangan antena mikrostrip dengan patch yang berbentuk segiempat konvensional ini adalah lebar dan panjang patch serta lebar saluran pencatu. Proses yang dilakukan untuk mendapatkan rancangan antena mikrostrip dengan pencatuan saluran mikrostrip dapat digambarkan dengan sebuah diagram alir seperti diperlihatkan pada Gambar 3.1. Universitas Sumatera Utara Mulai Menentukan frekuensi kerja dan jenis substrate Selesai Menghitung panjang dan lebar patch Menghitung lebar saluran pencatu W f Rancangan antena patch segiempat konvensional Gambar 3.1 Diagram Alir Rancangan Antena Mikrostrip Patch Segiempat Konvensional Berdasarkan diagram alir tersebut, tahapan perancangan antena patch segiempat dengan pencatu saluran mikrostrip ini dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Menentukan jenis substrat dan frekuensi kerja Pada rancangan ini, frekuensi yang digunakan adalah frekuensi yang umum untuk komunikasi broadband wireless yaitu 2,4 GHz. Adapun jenis substrat yang digunakan adalah FR4 evoksi dengan konstanta dielektrik ε r 2. Perhitungan dimensi patch sebesar 4,4 dan ketebalan 1,6 mm. Dengan menggunakan Persamaan 2.14 hingga 2.18 dimana nilai parameter c = 3 x 10 8 mdet, f r = 2,4 GHz, h = 1,6 mm, dan ε r = 4,4 diperoleh panjang L dan lebar W patch masing-masing adalah 28,44 mm dan 38,04 mm. Untuk penyederhanaan dan penyesuaian grid pada simulator, ukuran panjang dan lebar patch dibulatkan menjadi 28 mm dan 38 mm. Universitas Sumatera Utara 3. Perhitungan lebar saluran pencatu Saluran pencatu yang digunakan pada perancangan merupakan saluran transmisi mikrostrip yang memiliki nilai impedansi karakteristik sebesar 50 Ω. Dengan menggunakan Persamaan 2.36 diperoleh lebar saluran pencatu untuk impedansi tersebut adalah 3,058816 mm yang dibulatkan menjadi 3 mm. Dengan pembulatan tersebut nilai impedansi dari saluran pencatu menjadi 50,59 Ohm. Kelebihan 0,59 Ω ini masih dapat ditolerir. Berdasarkan perhitungan-perhitungan tersebut maka diperoleh sebuah rancangan antena mikrostrip patch segiempat dengan pencatuan langsung berupa saluran mikrostrip seperti diperlihatkan pada Gambar 3.2. Patch 28 mm 38 mm Saluran mikrostrip W l = 3 mm a. Tampilan Atas 1,6 mm FR4 Patch Saluran mikrostrip b. Tampilan Samping FR4 Gambar 3.2 Rancangan Antena Mikrostrip Patch Segiempat Konvensional Universitas Sumatera Utara

3.3.2 Antena Mikrostrip Patch Segiempat dengan Pencatuan Aperture

Coupled Parameter-parameter yang diperlukan untuk rancangan antena mikrostrip dengan patch yang berbentuk segiempat dengan pencatuan aperture coupled adalah lebar dan panjang patch, lebar dan panjang slot aperture, serta lebar saluran pencatu. Proses yang dilakukan untuk mendapatkan rancangan antena mikrostrip dengan pencatuan aperture coupled dapat digambarkan dengan sebuah diagram alir seperti diperlihatkan pada Gambar 3.3. Mulai Menentukan frekuensi kerja dan jenis substrate Selesai Menghitung panjang dan lebar patch Menghitung lebar saluran pencatu W f Rancangan antena patch segiempat konvensional Menghitung panjang dan lebar slot aperture Gambar 3.3 Diagram Alir Rancangan Antena Mikrostrip Patch Segiempat Pencatuan Aperture Coupled Universitas Sumatera Utara Tahapan perancangan antena patch segiempat dengan pencatuan aperture coupled ini dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Menentukan jenis substrat dan frekuensi kerja. Penentuan ini sama seperti pada rancangan antena mikrostrip patch segiempat konvensional, yaitu jenis substrat yang digunakan adalah FR4 evoksi dengan konstanta dielektrik ε r 2. Perhitungan dimensi patch sama seperti pada rancangan antena mikrostrip patch segiempat konvensional, yaitu diperoleh panjang L dan lebar W patch masing-masing adalah 28 mm dan 38 mm. sebesar 4,4 dan ketebalan 1,6 mm serta frekuensi kerja 2,4 GHz. 3. Perhitungan lebar saluran pencatu, sama juga seperti pada rancangan antena mikrostrip patch segiempat konvensional dimana lebar saluran pencatu hasil pembulatan yang digunakan adalah 3 mm. 4. Perhitungan dimensi slot aperture. Slot aperture yang digunakan adalah berbentuk persegi panjang yang diletakkan tepat di tengah bawah dari patch. Dimensinya diperoleh dengan menggunakan Persamaan 2.24 dan 2.25 dimana λ = 0,125 meter yang merupakan panjang gelombang frekuensi kerja yang diinginkan dari antena yaitu sebesar 2,4 GHz. Sehingga panjang slot L a adalah 0,2 x 0,125 x 1000 = 25 mm dan lebar slot W a Berdasarkan perhitungan-perhitungan tersebut maka diperoleh sebuah rancangan antena mikrostrip patch segiempat pencatuan aperture coupled seperti diperlihatkan pada Gambar 3.4. adalah 0,1 x 25 = 2,5 mm dibulatkan menjadi 3 mm untuk menyesuaikan grid pada simulator. Universitas Sumatera Utara a. Tampilan atas 38 mm 28 mm W f = 3 mm L a = 25 mm Patch W a = 3 mm FR4 b. Tampilan samping FR4 FR4 Patch 1,6 mm 1,6 mm Gambar 3.4 Rancangan Antena Mikrostrip Patch Segiempat Pencatuan Aperture Coupled

3.3.3 Antena Mikrostrip Patch Segiempat Pencatuan Aperture Coupled

dengan Gap Udara di Antara Substrat patch dan Ground plane Parameter-parameter yang diperlukan untuk rancangan antena mikrostrip dengan patch segiempat pencatuan aperture coupled dengan gap udara adalah sama seperti pada pencatuan aperture coupled yaitu lebar dan panjang patch, lebar dan panjang slot aperture, serta lebar saluran pencatu. Perbedaannya adalah pada rancangan ini terdapat gap udara di antara substrat patch dan ground plane seperti diperlihatkan pada Gambar 3.5. Universitas Sumatera Utara a. Tampilan atas 38 mm 28 mm W f = 3 mm L a = 25 mm Patch W a = 3 mm FR4 b. Tampilan samping FR4 FR4 Patch 1,6 mm 1,6 mm Udara Gambar 3.5 Rancangan Antena Mikrostrip Patch Segiempat Pencatuan Aperture Coupled dengan Gap Udara

3.4 PELAKSANAAN PENELITIAN

Kegiatan penelitian ini merupakan sebuah studi analisis tentang antena mikrostrip patch segiempat pencatuan aperture coupled dengan penambahan gap udara di antara substrat atas dan bawah. Pencatuan aperture coupled dikenal sebagai salah satu teknik untuk memperlebar bandwidth. Dengan penambahan gap udara akan diperoleh peningkatan bandwidth yang lebih lebar. Analisis yang dilakukan terhadap rancangan berupa simulasi, fabrikasi dan pengukuran, serta pembuatan model metematis dengan pendekatan model saluran transmisi. Pada perancangan awal, ukuran fisik antena ditentukan berdasarkan persamaan teoritis. Rancangan teoritis tersebut selanjutnya disimulasikan dengan Universitas Sumatera Utara menggunakan simulator AWR. Pada simulasi ini dilakukan beberapa iterasi untuk mendapatkan rancangan yang optimal dari antena mikrostrip. Rancangan yang optimal adalah rancangan yang memberikan nilai VSWR ≤ 2 dengan nilai VSWR minimum tepat berada pada frekuensi resonansi yang diinginkan yaitu 2,4 GHz serta memiliki nilai parameter bandwidth dan gain yang terbaik. Rancangan antena yang memberikan hasil yang optimal selanjutnya difabrikasi. Untuk mendapatkan hasil yang lebih presisi, fabrikasi dilakukan secara komputerisasi pada sebuah perusahaan pencetakan papan PCB di Bandung. Setelah difabrikasi, antena yang telah dihasilkan diukur menggunakan Vector Network Analyzer VNA merk Anritsu MS 2034B yang memiliki 2 buah port di Laboratorium Telekomunikasi Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Medan. Paramater antena yang akan diukur pada laboratorium tersebut adalah return loss, VSWR, pola radiasi, dan gain. keempat parameter antena yang akan diukur ini dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu pengukuran port tunggal untuk mengukur VSWR dan return loss, pengukuran port ganda untuk mengukur pola radiasi dan gain. Pengukuran port tunggal merupakan pengukuran parameter sebuah antena tanpa melibatkan antena lain sebagai pemancar atau penerima. Konfigurasi pengukuran port tunggal terlihat pada Gambar 3.6. Port 2 Antena dipasang pada port 1 Network Analyzer Gambar 3.6 Konfigurasi pengukuran port tunggal Pada pengukuran port ganda digunakan dua buah port yaitu port-1 dan port-2 dari Network Analyzer. Pengukuran ini membutuhkan sebuah antena lain Universitas Sumatera Utara selain dari antena yang ingin diukur dan harus memiliki frekuensi kerja yang sama. Antena yang ingin diukur dihubungkan dengan port 2 dan antena lain tersebut dihubungkan dengan port 1. Konfigurasi pengukuran port ganda diperlihatkan pada Gambar 3.7. port-1 port-2 Tx Rx R Gambar 3.7 Konfigurasi pengukuran port ganda

3.5 VARIABEL YANG DIAMATI