VARIABEL YANG DIAMATI ANALISIS CAPAIAN SPESIFIKASI ANTENA

selain dari antena yang ingin diukur dan harus memiliki frekuensi kerja yang sama. Antena yang ingin diukur dihubungkan dengan port 2 dan antena lain tersebut dihubungkan dengan port 1. Konfigurasi pengukuran port ganda diperlihatkan pada Gambar 3.7. port-1 port-2 Tx Rx R Gambar 3.7 Konfigurasi pengukuran port ganda

3.5 VARIABEL YANG DIAMATI

Variabel yang akan diamati dari penelitian ini adalah ukuran patch dan aperture, jarak gap udara, dan ukuran ground plane. Hasil yang optimal dari variabel-variabel tersebut diperoleh berdasarkan pencapaian parameter kinerja antena berupa VSWR ≤ 2 dan return loss ≤ -9,54 dB dengan bandwidth yang paling lebar, pola radiasi dan gain yang paling maksimum. Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL SIMULASI

Berdasarkan rancangan antena mikrostrip yang telah dilakukan pada Subbab 3.3, selanjutnya dilakukan pemodelan dan simulasi dengan menggunakan simulator AWR. Pada subbab ini akan dibahas hasil simulasi yang telah dilakukan.

4.1.1 Hasil Simulasi Antena Mikrostrip Patch Segiempat Konvensional

Gambar 4.1 menunjukkan grafik VSWR hasil simulasi rancangan awal yang merupakan hasil rancangan berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan pada Subbab 3.3.1. Untuk penyesuaian grid pada simulator, dilakukan pembulatan menjadi L = 28 mm dan W = 38 mm. Gambar 4.1 Hasil Simulasi Rancangan Awal Antena Mikrostrip Patch Segiempat Konvensional Universitas Sumatera Utara Dari hasil simulasi tersebut dapat dilihat bahwa frekuensi tengah dari resonansi yang dihasilkan adalah 2,52 GHz dengan VSWR sebesar 3,519. Sedangkan pada frekuensi resonansi yang diharapkan yaitu pada 2,4 GHz, diperoleh VSWR sebesar 8,19. Hal ini masih jauh dari spesifikasi yang diharapkan yaitu VSWR ≤ 2. Untuk mendapatkan rancangan yang optimal maka dilakukan iterasi dengan mengubah beberapa nilai parameter hasil perhitungan. Proses iterasi ini dapat digambarkan dengan sebuah diagram alir seperti diperlihatkan pada Gambar 4.2. Mulai Rancangan awal hasil perhitungan Simulasi dengan AWR simulator Apakah hasil telah optimal ? Selesai tidak ya Analisis dan optimasi dengan mengatur ukuran patch, letak saluran pencatu, dan penggunaan stub Rancangan antena yang optimal Gambar 4.2 Diagram Alir Proses Iterasi untuk Mendapatkan Rancangan Antena Mikrostrip Patch Segiempat Konvensional Universitas Sumatera Utara Proses iterasi yang dilakukan dengan menggunakan simulator AWR bertujuan untuk mendapatkan parameter kinerja yang optimal dari rancangan yaitu nilai VSWR yang paling mendekati 1 pada frekuensi resonansi yang diharapkan yaitu 2,4 GHz. Hal yang dapat dilakukan untuk mendapatkan rancangan optimal adalah dengan kombinasi pengaturan antara ukuran patch, letak titik pencatuan dan penggunaan stub sebagai penyesuai impedansi. Data hasil iterasi dapat dilihat pada Lampiran A.1. Hasil yang optimal dari rancangan antena mikrostrip patch segiempat konvensional dengan pengaturan terhadap ukuran patch dan letak titik pencatuan tanpa penggunaan stub untuk parameter VSWR diperlihatkan pada Gambar 4.3. Gambar 4.3 Grafik VSWR Hasil Simulasi Antena Mikrostrip Patch Segiempat Konvensional tanpa Stub Dari hasil simulasi tersebut dapat dilihat bahwa VSWR yang terbaik hanya mencapai 1,7187. Frekuensi atas dan bawah untuk nilai VSWR ≤ 2 masing- masing adalah 2,4305 GHz dan 2,3684 GHz. Dari nilai VSWR ini dapat diketahui bahwa bandwidth yang dicapai dari rancangan adalah sebesar : 2, 4305 2,3684 0,0621 62,1 atas bawah bandwidth f f GHz GHz GHz MHz = − = − = = atau 2, 4364 2,3656 100 2,95 2, 4 GHz GHz bandwidth GHz − = × = Universitas Sumatera Utara Hasil ini masih dapat ditingkatkan dengan penggunaan stub sebagai penyesuai impedansi matching impedance. Data hasil iterasi pengaturan stub dapat dilihat pada Lampiran A.2. Grafik VSWR yang dapat dicapai dengan menggunakan sebuah single stub diperlihatkan pada Gambar 4.4. Gambar 4.4 Grafik VSWR Hasil Simulasi Antena Mikrostrip Patch Segiempat Konvensional dengan Single Stub Dari Gambar 4.4 tersebut dapat dilihat bahwa nilai VSWR yang diperoleh pada frekuensi 2,4 GHz adalah 1,086. Frekuensi atas dan bawah untuk nilai VSWR ≤ 2 masing-masing adalah 2,4364 GHz dan 2,3656 GHz. Dari nilai VSWR ini dapat diketahui bahwa bandwidth yang dicapai dari rancangan adalah sebesar : 2, 4364 2,3656 0,0708 70,8 atas bawah bandwidth f f GHz GHz GHz MHz = − = − = = atau 2, 4364 2,3656 100 2,95 2, 4 GHz GHz bandwidth GHz − = × = Untuk parameter return loss dan pola radiasi yang dihasilkan dari rancangan tersebut masing-masing diperlihatkan pada Gambar 4.5 dan 4.6. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.5 Hasil Simulasi Return Loss Antena Mikrostrip Patch Segiempat Konvensional dengan Single Stub Gambar 4.6 Hasil Simulasi Pola Radiasi Antena Mikrostrip Patch Segiempat Konvensional dengan Single Stub Dari Gambar 4.5 dapat dilihat bahwa nilai return loss yang diperoleh pada frekuensi 2,4 GHz adalah -27,66 dB. Frekuensi atas dan bawah untuk nilai return loss ≤ -10 dB masing-masing adalah 2,4347 GHz dan 2,367 GHz. Dan dari Universitas Sumatera Utara Gambar 4.6 dapat dilihat bahwa pola radiasi yang dihasilkan memiliki beamwidth sekitar 78 o dan magnitude tertinggi sebesar 6,179 dB pada sudut 0 o . Adapun geometri hasil rancangan yang memberikan nilai optimum tersebut ditunjukkan pada Gambar 4.7. Patch 29 40 3 57 60 9 17 Saluran mikrostrip Patch FR4 Patch 29 40 3 Stub 70 60 31 27 9 11 4 Saluran mikrostrip Patch FR4 a tanpa Stub b. dengan Single Stub Gambar 4.7 Geometri Hasil Perancangan Optimum Antena Mikrostrip Patch Segiempat Konvensional

4.1.2 Hasil Simulasi Antena Mikrostrip Patch Segiempat Aperture Coupled

Konvensional Gambar 4.8 menunjukkan grafik VSWR hasil simulasi rancangan awal antena mikrostrip patch segiempat aperture coupled yang merupakan hasil rancangan berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan pada Subbab 3.3.2. Dari hasil simulasi tersebut dapat dilihat bahwa nilai VSWR terendah yang diperoleh sebesar 2,767 pada frekuensi 4,3 GHz. Sedangkan pada frekuensi resonansi yang diharapkan yaitu pada 2,4 GHz, diperoleh VSWR mencapai 20,81. Hal ini masih jauh dari spesifikasi yang diharapkan yaitu ≤ 2. Untuk mendapatkan rancangan yang optimal maka dilakukan iterasi dengan mengubah beberapa nilai parameter hasil perhitungan. Proses iterasi ini dapat digambarkan dengan sebuah diagram alir seperti diperlihatkan pada Gambar 4.9. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.8 Hasil Simulasi Rancangan Awal Antena Mikrostrip Patch Segiempat Aperture Coupled Mulai Rancangan awal hasil perhitungan Simulasi dengan AWR Simulator Apakah hasil telah optimal ? Selesai tidak ya Analisis dan optimasi dengan mengatur ukuran patch, ukuran slot aperture, dan panjang saluran pencatu Rancangan antena yang optimal Gambar 4.9 Diagram Alir Proses Iterasi untuk Mendapatkan Rancangan Antena Mikrostrip Patch Segiempat Aperture Coupled Konvensional Universitas Sumatera Utara Proses iterasi yang dilakukan dengan menggunakan simulator AWR ini bertujuan untuk mendapatkan parameter kinerja yang optimal dari rancangan yaitu nilai VSWR yang paling mendekati 1 pada frekuensi resonansi yang diharapkan yaitu 2,4 GHz. Hal yang dapat dilakukan untuk mendapatkan rancangan optimal adalah dengan kombinasi pengaturan antara ukuran patch, slot aperture dan panjang saluran pencatu. Data hasil iterasi dapat dilihat pada Lampiran A.3. Hasil VSWR yang optimal dari rancangan antena mikrostrip patch segiempat aperture coupled konvensional diperlihatkan pada Gambar 4.10. Gambar 4.10 Hasil Simulasi VSWR Antena Mikrostrip Patch Segiempat Aperture Coupled konvensional Dari Gambar 4.10 dapat dilihat bahwa nilai VSWR yang diperoleh pada frekuensi 2,4 GHz adalah 1,146. Frekuensi atas dan bawah untuk nilai VSWR ≤ 2 masing-masing adalah 2,4429 GHz dan 2,359 GHz. Dari nilai VSWR ini dapat diketahui bahwa bandwidth yang dicapai dari rancangan adalah sebesar : 2, 4429 2,359 0,0839 83,9 atas bawah bandwidth f f GHz GHz GHz MHz = − = − = = atau 2, 4429 2,359 100 3, 496 2, 4 GHz GHz bandwidth GHz − = × = Untuk parameter return loss dan pola radiasi yang dihasilkan dari rancangan tersebut masing-masing diperlihatkan pada Gambar 4.11 dan 4.12. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.11 Hasil Simulasi Return Loss Antena Mikrostrip Patch Segiempat Aperture Coupled Konvensional Dari Gambar 4.11 dapat dilihat bahwa nilai return loss yang diperoleh pada frekuensi 2,4 GHz adalah -23,36 dB. Frekuensi atas dan bawah untuk nilai return loss ≤ -10 dB masing-masing adalah 2,4405 GHz dan 2,3612 GHz. Dan dari Gambar 4.12 dapat dilihat bahwa pola radiasi yang dihasilkan memiliki beamwidth sekitar 82,21 o dan magnitude tertinggi gain sebesar 5,691 dB pada sudut 0 o . Adapun geometri hasil rancangan yang memberikan nilai optimum tersebut ditunjukkan pada Gambar 4.13. Gambar 4.12 Hasil Simulasi Pola radiasi Antena Mikrostrip Patch Segiempat Aperture Coupled Universitas Sumatera Utara a. Tampilan atas 34 mm 25 mm W f = 3 mm L a = 14 mm Patch W a = 2 mm FR4 47 mm 54 mm b. Tampilan samping FR4 FR4 Patch 1,6 mm 1,6 mm 32 mm Gambar 4.13 Geometri Hasil Perancangan Optimum Antena Mikrostrip Patch Segiempat Pencatuan Aperture Coupled Konvensional

4.1.3 Hasil Simulasi Antena Mikrostrip Patch Segiempat Aperture Coupled

dengan Gap Udara Gambar 4.14 menunjukkan grafik VSWR hasil simulasi rancangan awal yang merupakan hasil rancangan berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan pada Subbab 3.3.3. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.14 VSWR Hasil Simulasi Rancangan Awal Antena Mikrostrip Patch Segiempat Aperture Coupled dengan Gap Udara Dari hasil simulasi tersebut dapat dilihat bahwa nilai VSWR terendah yang diperoleh adalah 1,141 pada frekuensi 3,15 GHz. Sedangkan pada frekuensi resonansi yang diharapkan yaitu pada 2,4 GHz diperoleh VSWR sebesar 5,276. Hal ini masih jauh dari spesifikasi yang diharapkan yaitu ≤ 2. Untuk mendapatkan rancangan yang optimal maka dilakukan iterasi dengan mengubah beberapa parameter hasil perhitungan. Proses iterasi ini dapat digambarkan dengan sebuah diagram alir seperti diperlihatkan pada Gambar 4.15. Proses iterasi yang dilakukan dengan menggunakan simulator AWR bertujuan untuk mendapatkan parameter kinerja antena yang optimal dari rancangan yaitu nilai VSWR yang paling mendekati 1 pada frekuensi resonansi yang diharapkan yaitu 2,4 GHz. Hal yang dapat dilakukan untuk mendapatkan rancangan optimal adalah dengan kombinasi pengaturan antara ukuran patch, slot aperture, panjang saluran pencatu dan ketinggian gap udara. Data hasil iterasi dapat dilihat pada Lampiran A.4. Hasil VSWR yang optimal dari rancangan antena mikrostrip patch segiempat aperture coupled dengan gap udara diperlihatkan pada Gambar 4.16. Universitas Sumatera Utara Mulai Rancangan awal hasil perhitungan Simulasi dengan AWR simulator Apakah hasil telah optimal ? Selesai tidak ya Analisis dan optimasi dengan mengatur ukuran patch, ukuran slot aperture, panjang saluran pencatu dan ketinggian gap udara. Rancangan antena yang optimal Gambar 4.15 Diagram Alir Proses Iterasi untuk Mendapatkan Rancangan Optimal Antena Mikrostrip Patch Segiempat Aperture Coupled dengan Gap udara Gambar 4.16 Hasil Simulasi VSWR Antena Mikrostrip Patch Segiempat Aperture Coupled dengan Gap Udara Universitas Sumatera Utara Dari Gambar 4.16 tersebut dapat dilihat bahwa nilai VSWR yang diperoleh pada frekuensi 2,4 GHz adalah 1,02. Frekuensi atas dan bawah untuk nilai VSWR ≤ 2 masing-masing adalah 2,5598 GHz dan 2,2453 GHz. Dari nilai VSWR ini dapat diketahui bahwa bandwidth yang dicapai dari rancangan adalah sebesar : 2,5598 2, 2453 0,3145 314,5 atas bawah bandwidth f f GHz GHz GHz MHz = − = − = = atau 2,5598 2, 2453 100 13,1 2, 4 GHz GHz bandwidth GHz − = × = Untuk parameter return loss dan pola radiasi yang dihasilkan dari rancangan tersebut masing-masing diperlihatkan pada Gambar 4.17 dan 4.18. Gambar 4.17 Hasil Simulasi Return Loss Antena Mikrostrip Patch Segiempat Aperture Coupled dengan Gap Udara Dari Gambar 4.17 dapat dilihat bahwa nilai return loss yang diperoleh pada frekuensi 2,4 GHz adalah -40,21 dB. Frekuensi atas dan bawah untuk nilai return loss ≤ -10 dB masing-masing adalah 2,5517 GHz dan 2,2526 GHz. Dan dari Gambar 4.18 dapat dilihat bahwa pola radiasi yang dihasilkan memiliki beamwidth sebesar 76,79 o dan magnitude tertinggi gain sebesar 6,383 dB pada sudut 0 o . Adapun geometri hasil rancangan yang memberikan nilai optimum tersebut ditunjukkan pada Gambar 4.19. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.18 Hasil Simulasi Pola Radiasi Antena Mikrostrip Patch Segiempat Aperture Coupled dengan Gap Udara Patch Substrat 65 x 70 mm 4 mm 22 mm 3 mm 50 m m 40 mm a . Tampilan atas 44 mm b . Tampilan samping 1,6mm FR4 udara FR4 1,6mm 3 mm Gambar 4.19 Geometri Hasil Perancangan Optimum Antena Mikrostrip Patch Segiempat Pencatuan Aperture Coupled dengan Gap Udara Universitas Sumatera Utara

4.2 HASIL PENGUKURAN

Rancangan-rancangan optimal yang telah dicapai berdasarkan hasil simulasi selanjutnya difabrikasi dan diukur. Fabrikasi dilakukan dengan menggunakan sistem komputerisasi untuk mendapatkan hasil yang lebih presisi. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Vector Analyzer merk Anritsu MS2034B pada Laboratorium Telekomunikasi Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Adapun parameter yang diukur adalah VSWR, return loss, pola radiasi dan gain.

4.2.1 Hasil Pengukuran Antena Mikrostrip Patch Segiempat Konvensional

Gambar 4.20 dan Gambar 4.21 masing-masing menunjukkan grafik VSWR dan return loas hasil pengukuran antena mikrostrip patch segiempat konvensional dengan single stub. Gambar 4.20 Grafik VSWR Antena Mikrostrip patch Segiempat Konvensional dengan Single Stub Universitas Sumatera Utara Gambar 4.21 Grafik Return Loss Antena Mikrostrip patch Segiempat Konvensional dengan Single Stub Dari Gambar 4.20 dan 4.21 tersebut dapat dilihat bahwa nilai VSWR yang terendah mencapai nilai 1 pada frekuensi 2,380 GHz. Frekuensi atas dan bawah untuk nilai VSWR ≤ 2 masing-masing adalah 2,432 GHz dan 2,326 GHz. Nilai return loss yang paling rendah adalah -45,61 dB. Dari nilai VSWR tersebut dapat diketahui bahwa bandwidth yang dicapai dari antena mikrostrip patch segiempat konvensional dengan single stub adalah sebesar : 2, 432 2,326 0,106 106 atas bawah bandwidth f f GHz GHz GHz MHz = − = − = = atau 2, 432 2,326 100 4, 45 2,380 GHz GHz bandwidth GHz − = × = Gambar 4.22 memperlihatkan karakteristik pola radiasi antena mikrostrip patch segiempat dengan single stub. Data hasil pengukuran pola radiasi ini dapat dilihat pada Lampiran B.1. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.22 Hasil Pengukuran Pola Radiasi Antena Mikrostrip Patch Segiempat dengan Single Stub Pada Gambar 4.21 tersebut dapat dilihat bahwa berkas maksimum berada pada sudut 0 o dengan lebar berkas beamwidth sekitar 80 o . Gain maksimum pada sudut 0 o tersebut adalah 5,5808 dB.

4.2.2 Hasil Pengukuran Antena Mikrostrip Patch Segiempat Aperture

Coupled Konvensional Gambar 4.23 dan Gambar 4.24 masing-masing menunjukkan grafik VSWR dan return loas hasil pengukuran antena mikrostrip patch segiempat aperture coupled konvensional. -3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260 270 280 290 300 310 320 330 340 350 Radiation Pattern Universitas Sumatera Utara Gambar 4.23 Grafik VSWR Antena Mikrostrip patch Segiempat Aperture Coupled Konvensional Gambar 4.24 Grafik Return Loss Antena Mikrostrip patch Segiempat Aperture Coupled Konvensional Dari Gambar 4.23 dan 4.24 tersebut dapat dilihat bahwa nilai VSWR yang terendah adalah 1,04 pada frekuensi 2,386 GHz. Frekuensi atas dan bawah untuk nilai VSWR ≤ 2 masing-masing adalah 2,442 GHz dan 2,329 GHz. Nilai return loss yang paling rendah adalah -35,60 dB. Dari nilai VSWR tersebut dapat Universitas Sumatera Utara diketahui bahwa bandwidth yang dicapai dari antena mikrostrip patch segiempat aperture coupled konvensional adalah sebesar : 2, 442 2,329 0,113 113 atas bawah bandwidth f f GHz GHz GHz MHz = − = − = = atau 2, 442 2,329 100 4, 74 2,386 GHz GHz bandwidth GHz − = × = Gambar 4.25 memperlihatkan karakteristik pola radiasi antena mikrostrip patch segiempat aperture coupled konvensional. Data hasil pengukuran pola radiasi ini dapat dilihat pada Lampiran B.2. Gambar 4.25 Hasil Pengukuran Pola Radiasi Antena Mikrostrip Patch Segiempat Aperture Coupled Konvensional Pada Gambar 4.25 tersebut dapat dilihat bahwa berkas maksimum berada pada sudut 0 o dengan lebar berkas beamwidth sekitar 90 o . Gain maksimum yang dicapai pada sudut 0 o tersebut adalah 4,1208 dB. -3 -2 -1 1 2 3 4 5 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260 270 280 290 300 310 320 330 340 350 Radiation Pattern Universitas Sumatera Utara

4.2.3 Hasil Pengukuran Antena Mikrostrip Patch Segiempat Aperture

Coupled dengan Gap Udara Gambar 4.26 dan Gambar 4.27 masing-masing menunjukkan grafik VSWR dan return loas hasil pengukuran antena mikrostrip patch segiempat aperture coupled dengan gap udara. Gambar 4.26 Grafik VSWR Antena Mikrostrip patch Segiempat Aperture Coupled dengan Gap Udara Gambar 4.27 Grafik Return Loss Antena Mikrostrip Patch Segiempat Aperture Coupled dengan Gap Udara Universitas Sumatera Utara Dari Gambar 4.26 dan 4.27 tersebut dapat dilihat bahwa nilai VSWR yang terendah adalah 1,02 pada frekuensi 2,419 GHz. Frekuensi atas dan bawah untuk nilai VSWR ≤ 2 masing-masing adalah 2,556 GHz dan 2,044 GHz. Nilai return loss yang paling rendah adalah -42,65 dB. Dari nilai VSWR tersebut dapat diketahui bahwa bandwidth yang dicapai dari antena mikrostrip patch segiempat aperture coupled dengan gap udara adalah sebesar : 2,556 2,044 0,512 512 atas bawah bandwidth f f GHz GHz GHz MHz = − = − = = atau 2, 556 2, 044 100 21,17 2, 419 GHz GHz bandwidth GHz − = × = Gambar 4.28 memperlihatkan karakteristik pola radiasi antena mikrostrip patch segiempat aperture coupled dengan gap udara. Berkas maksimum berada pada sudut 0 o dengan lebar berkas beamwidth sekitar 75 o . Gain maksimum yang dicapai pada sudut 0 o tersebut adalah 5,8458 dB. Data hasil pengukuran pola radiasi ini dapat dilihat pada Lampiran B.3. Gambar 4.28 Hasil Pengukuran Pola Radiasi Antena Mikrostrip Patch Segiempat Aperture Coupled dengan Gap Udara -3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260 270 280 290 300 310 320 330 340 350 Radiation Pattern Universitas Sumatera Utara

4.3 ANALISIS HASIL SIMULASI DAN PENGUKURAN

Berdasarkan hasil simulasi yang telah diperoleh pada Subbab 4.1 dan hasil pengukuran pada Subbab 4.2, diperoleh sebuah analisis perbandingan antara keduanya.

4.3.1 Analisis Antena Mikrostrip Patch Segiempat Konvensional

Gambar 4.29 dan Gambar 4.30 masing-masing menunjukkan grafik VSWR dan return loss dari hasil simulasi dan hasil pengukuran antena mikrostrip patch segiempat konvensional dengan single stub. Gambar 4.29 Perbandingan Grafik VSWR antara Hasil Simulasi dan Pengukuran Antena Mikrostrip Patch Segiempat Konvensional dengan Single Stub Gambar 4.30 Perbandingan Grafik Return Loss antara Hasil Simulasi dan Pengukuran Antena Mikrostrip Patch Segiempat Konvensional dengan Single Stub 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 2.2 2.25 2.3 2.35 2.4 2.45 2.5 2.55 2.6 VSW R Frekuensi GHz VSWR Pengukuran Simulasi -50 -45 -40 -35 -30 -25 -20 -15 -10 -5 2.2 2.25 2.3 2.35 2.4 2.45 2.5 2.55 2.6 M a g n it u d e d B Frekuensi GHz Return Loss Pengukuran Simulasi Universitas Sumatera Utara Dari Gambar 4.29 dan 4.30 dapat dilihat bahwa terdapat pergeseran bandwidth dan frekuensi tengah antara hasil simulasi dan hasil pengukuran. bandwidth pada VSWR ≤ 2 hasil simulasi adalah 2,4364 - 2,3656 GHz 70,8 MHz. Sedangkan bandwidth pada VSWR ≤ 2 hasil pengukuran adalah 2,432 - 2,326 GHz 106 MHz. Frekuensi tengah pada simulasi adalah 2,4 GHz dengan nilai return loss dan VSWR minimum masing-masing adalah -27,66 dB dan 1,086. Sedangkan frekuensi tengah hasil pengukuran adalah 2,38 GHz dengan return loss dan VSWR minimum masing-masing adalah -45,61 dB dan 1. Dari perbedaan frekuensi tengah ini dapat dihitung kesalahan galat relatifnya sebagai berikut: frek. tengah hasil pengukuran - frek. tengah hasil simulasi galat = 100 frek. tengah hasil simulasi 2, 38 2, 4 100 0,83 2, 4 × − = × =

4.3.2 Analisis Antena Mikrostrip Patch Segiempat Aperture Coupled

Konvensional Gambar 4.31 dan Gambar 4.32 masing-masing menunjukkan grafik VSWR dan return loss dari hasil simulasi dan hasil pengukuran antena mikrostrip patch segiempat aperture coupled konvensional. Gambar 4.31 Perbandingan Grafik VSWR antara Hasil Simulasi dan Pengukuran Antena Mikrostrip Patch Segiempat Aperture Coupled Konvensional 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 2.2 2.25 2.3 2.35 2.4 2.45 2.5 2.55 2.6 VSW R Frekuensi GHz VSWR Pengukuran Simulasi Universitas Sumatera Utara Gambar 4.32 Perbandingan Grafik Return Loss antara Hasil Simulasi dan Pengukuran Antena Mikrostrip Patch Segiempat Apeture Coupled Konvensional Dari Gambar 4.31 dan 4.32 dapat dilihat bahwa terdapat pergeseran bandwidth dan frekuensi kerja antara hasil simulasi dan hasil pengukuran. bandwidth pada VSWR ≤ 2 hasil simulasi adalah 2,4429 - 2,359 GHz 83,9 MHz. Sedangkan impedance bandwidth pada VSWR ≤ 2 hasil pengukuran adalah 2,442 - 2,329 GHz 113 MHz. Frekuensi tengah pada simulasi adalah 2,4 GHz dengan nilai return loss dan VSWR minimum masing-masing adalah -23,36 dB dan 1,146. Sedangkan frekuensi tengah hasil pengukuran adalah 2,386 GHz dengan return loss dan VSWR minimum masing-masing adalah -35,60 dB dan 1,04. Dari perbedaan frekuensi tengah ini dapat dihitung kesalahan galat relatifnya sebagai berikut: frek. tengah hasil pengukuran - frek. tengah hasil simulasi galat = 100 frek. tengah hasil simulasi 2, 386 2, 4 100 0, 58 2, 4 × − = × =

4.3.3 Analisis Antena Mikrostrip Patch Segiempat Aperture Coupled dengan

Gap Udara Gambar 4.33 dan Gambar 4.34 masing-masing menunjukkan grafik VSWR dan return loss dari hasil simulasi dan hasil pengukuran antena mikrostrip patch segiempat aperture coupled dengan gap udara. -40 -35 -30 -25 -20 -15 -10 -5 2.2 2.25 2.3 2.35 2.4 2.45 2.5 2.55 2.6 M a g n it u d e d B Frekuensi GHz Return Loss Pengukuran Simulasi Universitas Sumatera Utara Gambar 4.33 Perbandingan Grafik VSWR antara Hasil Simulasi dan Pengukuran Antena Mikrostrip Patch Segiempat Aperture Coupled dengan Gap Udara Gambar 4.34 Perbandingan Grafik Return Loss antara Hasil Simulasi dan Pengukuran Antena Mikrostrip Patch Segiempat Aperture Coupled dengan Gap Udara Dari Gambar 4.33 dan 4.34 dapat dilihat bahwa terdapat pergeseran bandwidth dan frekuensi kerja antena hasil simulasi dan hasil pengukuran. bandwidth pada VSWR ≤ 2 hasil simulasi adalah 2,5598 - 2,2453 GHz 314,5 MHz. Sedangkan bandwidth pada VSWR ≤ 2 hasil pengukuran adalah 2,585 - 1.00 1.25 1.50 1.75 2.00 2.25 2.50 2.75 3.00 2.2 2.25 2.3 2.35 2.4 2.45 2.5 2.55 2.6 VSW R Frekuensi GHz VSWR Pengukuran Simulasi -43 -38 -33 -28 -23 -18 -13 -8 -3 2 2.2 2.25 2.3 2.35 2.4 2.45 2.5 2.55 2.6 M a g n it u d e d B Frekuensi GHz Return Loss Pengukuran Simulasi Universitas Sumatera Utara 2,142 GHz 443 MHz. Frekuensi tengah pada simulasi adalah 2,4 GHz dengan nilai return loss dan VSWR minimum masing-masing adalah -40,21 dB dan 1,02. Sedangkan frekuensi tengah hasil pengukuran adalah 2,419 GHz dengan return loss dan VSWR minimum masing-masing adalah -42,65 dB dan 1,02. Dari perbedaan frekuensi tengah ini dapat dihitung kesalahan galat relatifnya sebagai berikut: frek. tengah hasil pengukuran - frek. tengah hasil simulasi galat = 100 frek. tengah hasil simulasi 2, 419 2, 4 100 0, 79 2, 4 × − = × =

4.3.4 Analisis Kesalahan Umum

Secara garis besar ada beberapa penyebab yang menyebabkan hasil pengukuran parameter antena tidak akurat. Penyebab-penyebab itu antara lain : 1. Perancangan dengan Simulator AWR tidak memperhitungkan tebal tembaga dari substrat yang dipakai, tetapi kenyataannya tembaga pada substrat memiliki ketebalan walaupun kecil 2. Bahan substrat memiliki nilai toleransi konstanta dielektrik substrat yaitu sekitar 4, 4 0,02 = ± r ε . 3. Simulasi tidak memperhitungkan tingkat temperatur dan kelembapan udara, tetapi pada saat pengukuran temperatur dan tingkat kelembapan berpengaruh pada propagasi gelombang dan resistansi udara. 4. Proses penyolderan konektor SMA dengan saluran pencatu mikrostrip yang kurang baik 5. Adanya pengaruh frekuensi-frekuensi dan benda-benda yang ada di sekitar pengukuran antena yang dapat menyebabkan interferensi dan refleksi gelombang yang dipancarkan antena. 6. Adanya rugi-rugi pada kabel penghubung, port SMA, tembagakonduktor pada substrat, dan konektor pada network analyzer. Universitas Sumatera Utara

4.4 ANALISIS CAPAIAN SPESIFIKASI ANTENA

Berdasarkan hasil simulasi dan pengukuran yang telah dicapai dari rancangan antena mikrostrip patch segiempat konvensional, antena mikrostrip patch segiempat aperture coupled konvensional dan antena mikrostrip patch segiempat aperture coupled dengan gap udara, dapat diperoleh sebuah tabel perbandingan antara ketiganya seperti diperlihatkan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Perbandingan Kinerja Antena Parameter antena mikrostrip patch segiempat konvensional antena mikrostrip patch segiempat aperture coupled konvensional antena mikrostrip patch segiempat aperture coupled dengan gap udara Simulasi Pengukuran Simulasi Pengukuran Simulasi Pengukuran Bandwidth pada VSWR ≤ 2 70,8 MHz 106 MHz 83,9 MHz 113 MHz 314,5 MHz 512 MHz VSWR minimum 1,086 1,0 1,146 1,04 1,02 1,02 Return Loss min. dB -27,66 -45,61 -23,36 -35,60 -40,21 -42,65 Beamwidth 78 80 o 82,21 o 90 o 76,79 o 75 o Gain o 6,179 5,58 5,691 4,12 6,383 5,85 Ukuran patch 40 x 29 mm 34 x 25 mm 2 50 x 40 mm 2 2 Dari Tabel 4.1 tersebut dapat dilihat bahwa diperoleh peningkatan bandwidth yang cukup signifikan diperoleh dari rancangan antena mikrostrip patch segiempat aperture coupled dengan gap udara. Berdasarkan hasil simulasi, peningkatan bandwidth yang diperoleh oleh antena mikrostrip aperture coupled konvensional mencapai 18,5 terhadap antena mikrostrip patch segiempat konvensional, sedangkan berdasarkan pengukuran hanya mencapai 6,6 . Peningkatan bandwidth yang dicapai oleh antena mikrostrip patch segiempat aperture coupled dengan gap udara berdasarkan simulasi adalah 344,2 Universitas Sumatera Utara terhadap antena mikrostrip patch segiempat konvensional, sedangkan berdasarkan pengukuran mencapai sekitar 383 . Peningkatan bandwidth yang dicapai oleh antena mikrostrip patch segiempat aperture coupled dengan gap udara berdasarkan simulasi adalah 274,9 terhadap antena mikrostrip patch segiempat aperture coupled konvensional, sedangkan berdasarkan pengukuran mencapai sekitar 353 . Pada perolehan gain dapat terlihat bahwa gain antena mikrostrip patch segiempat aperture coupled konvensional lebih rendah dibandingkan dengan kedua antena lainnya. Hal ini disebabkan karena luas permukaan fisik dari antena tersebut lebih kecil, dimana berdasarkan Persamaan 2.22, gain akan sebanding dengan luas permukaan patch antena. Beberapa perbandingan perolehan bandwidth dari modifikasi antena mikrostrip patch segiempat dengan pencatuan aperture coupled dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tanda minus - berarti parameter tersebut tidak ada pembahasannya. Tabel 4.2 Perolehan bandwidth dari hasil modifikasi antena mikrostrip patch segiempat dengan pencatuan aperture coupled No Jenis Modifikasi Frekuensi Resonansi Bandwidth Peningkatan Bandwidth 1 Aperture coupled dengan konfigurasi patch yang berlapis stacked Marg dan Jacob, 1995 1,8 Ghz - 90 2 Aperture coupled dengan refflectarray ground plane ganda Venneri et al, 2008 20 GHz - 16,5 3 Aperture coupled dengan slot aperture berbentuk H Hemrajani et al, 2012 2,21 GHz 3,73 35,63 4 Aperture coupled dengan patch ganda dual band Kaur et al, 2013 2 GHz dan 5,8 GHz 21,57 dan 9,77 - 5 Aperture coupled dengan gap udara diantara substrate patch dan ground plane 2,4 GHz 21,17 353 Universitas Sumatera Utara

4.5 ANALISIS PENGARUH GAP UDARA TERHADAP BANDWIDTH