7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN
KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Tinjauan Pustaka
Dalam sistematika taksonomi tumbuhan, kedudukan tanaman jagung diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L
Tanaman jagung termasuk jenis tumbuhan semusim. Susunan tubuh tanaman
jagung terdiri atas akar, batang, daun, bunga dan buah. Buah jagung terdiri atas tongkol, biji dan daun pembungkus. Biji jagung mempunyai bentuk, warna. Pada
umumnya biji jagung tersusun dalam barisan yang melekat secara lurus atau berkelok-kelok dan berjumlah antara 8-20 baris biji. Dimana biji jagung terdiri
dari tiga bagian utama yaitu kulit biji, endosperm dan embrio Rukmana, 1997. Sistem agribisnis melingkupi kegiatan kompleks yang dimulai dari
pengadaan dan penyaluran sarana produksi sampai pemasaran produk usahatani danatau agroindustri yang saling berkaitan satu sama lain. Dalam agribisnis
terdapat beberapa subsistem: a subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi, teknologi dan
pengembangan sumberdaya pertanian, b subsistem produksi pertanian atau usahatani,
c subsistem pengolahan hasil hasil pertanian atau agroindustri d subsistem pemasaran hasil pertanian
Universitas Sumatera Utara
8 e subsistem penunjang.
Penyediaan dan penyaluran sarana produksi mencakup semua kegiatan yang meliputi perencanaan, pengolahan, pengadaan dan penyaluran sarana produksi
untuk memperlancar penerapan teknologi dalam usahatani dan memanfaatkan sumberdaya pertanian secara optimal. Teknologi yang dimaksud adalah teknik
bercocok tanam, penggunaan bibit baru yang lebih baik, penggunaan pupuk dan pestisida. Untuk mendorong terciptanya sistem agribisnis yang dinamis, khusus-
nya yang menunjang terlaksananya usahatani yang baik dan menjamin pemasaran hasil pertanian serta pengolahan hasil pertanian, diperlukan jasa dari pemerintah
seperti jasa transportasi, jasa keuangan, jasa penyaluran dan perdagangan serta jasa penyuluhan W.David Downey and Steven P.Erickson, 1992.
Ciri khas dari kehidupan petani adalah perbedaan pola penerimaan, pendapatan, dan pengeluarannya. Hasil produksi hanya diterima petani setiap
musim sedangkan pengeluaran harus diadakan setiap hari, setiap minggu atau kadang-kadang dalam waktu yang sangat mendesak seperti kematian, pesta
perkawinan dan selamatan lain. Petani kaya dapat menyimpan hasil panen untuk kemudian dijual sedikit demi sedikit pada waktu diperlukan sedangkan petani
gurem tidak berlahan dan penguasaan lahan sempit masih kesulitan untuk menyimpan hasil Mubiyarto, 1973.
Pedesaan memegang peranan penting dalam kegiatan ekonomi dan produksi, kegiatan ini berupa usaha pertanian dan sebagian kecil kegiatan
pengolahan hasil pertanian. Semua kegiatan ini umumnya melibatkan kegiatan pembiayaan dan kredit untuk produksi disamping juga terdapat banyak kegiatan
perkreditan untuk tujuan konsumsi terutama karena tingkat pendapatan petani di
Universitas Sumatera Utara
9 daerah pedesaan rendah. Menghadapi situasi ini salah satu kebijakan yang selama
ini diambil adalah menyediakan kredit guna mendorong pembangunan masyarakat pedesaan. Kebijakan tersebut menyangkut dua kelompok lembaga keuangan yang
ada di pedesaan yaitu lembaga formal dan in-formal Wijaya F.,1996. Bentuk skim kredit tradisional merupakan kredit peminjaman input
produksi usahatani jagung dan uang oleh petani kepada avalis yang dibayar kembali setelah panen. Fleksibelitas merupakan kekuatan untuk mengenakan
tingkat suku bunga lebih tinggi dibandingkan dengan lembaga kredit formal. Kemudahan ini sangat terasa manfaatnya terutama bagi mereka yang
membutuhkan, namun tidak bisa memenuhi syarat permohonan kredit pada lembaga formal. Karakteristik kredit informal adalah prosedurnya cukup luwes
dan tidak formal. Pelaksanan tidak terikat waktu dan tempat tertentu. Tak ada formulir rumit yang harus diisi dan ditandatangani, hanya merupakan transakasi
pribadi saling mempercayai serta dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Dalam kasus di mana peminjam berada dalam keadaan mendesak maka transaksi bersifat
hubungan pribadi dan dipandang sebagai pertolongan disertai rasa terima kasih Wijaya F., 1996.
Skim kredit tradisional merupakan mekanisme dan bentuk perkreditan yang tidak berasal dari lembaga resmi tetapi dari usaha perorangan berupa
pelepasan uang dan input produksi kepada petani. Sumber modal berasal dari modal sendiri, disamping juga ada pinjaman dari pihak lain. Mengenai prosedur
peminjaman dan pengembalian kredit sangat mudah dan sederhana, berbeda dengan Bank Umum yang mengharuskan peminjam menyerahkan jaminan kredit
di samping prosedur yang jauh lebih rumit Wijaya F., 1996.
Universitas Sumatera Utara
10 . Ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.
Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki sebaik-baiknya. Dikatakan efisien bila pemanfaatan
sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran atau output yang melebihi masukan atau input Soekartawi, 1989.
2.2 Landasan Teori