KCl Kg 5800 80 Za Kg 1600 Amophos Kg 5000 14000 6.59 696000 7.97 Penyemprotan Herbisida I Penyemprotan Herbisioda II 140677.97 Penyemprotan fungisida Pembubunan HKO 46231.88 329633.3 298500.00 298500.00 Skim Kredit Tradisional dan Bank Umum

43 Tabel 12. Analis Usahatani Jagung di daerah penelitian Luas lahan Per petani Per Ha No . Uraian Kegiatan Volume Jumlah Satuan Satuan Biaya Rp Volume Jumlah Rp Rp I INPUT A. Penggunaan Sarana Produksi 1. Benih Kg 45000 31.77 1429500 17.95 807711.86

2. Pupuk Anorganik a. Urea

Kg 2000 406 813333.3 229.38 458757.06 b. SP-36 Kg 3700 176.67 653666.7 99.81 369310.17

c. KCl Kg 5800 80

464000 45.20 262146.89

d. Za Kg 1600

153.33 245333.3 86.63 138603.39 e. NPK Kg 7700 11.67 89833.33 6.59 50767.80

f. Amophos Kg 5000

41.67 208333.3 23.54

117711.86 g. Phonska Kg 2000 95 190000 53.67 107344.63 3. Pupuk organik Kg 2000 43.33 86666.67 24.48 48960.45

4. Dolomit Kg 1200

11.67 14000 6.59

7911.86 Jumlah Pupuk 2765167 1562241.06 5..Insektisida ml 250 313.13 78333.33 176.91 44227.40 6. Fungisida ml 600 177.16 106300 100.09 60054.24 7. Herbisida Sistemik liter 50000 3.47 173333.3

1.96 98022.60

8. Herbisida kontak liter 50000 5.15

257500 2.91 145480.23 Jumlah Pestisida 615466.7 347721.28

B. Penggunaan Tenaga

Kerja

1. Pengolahan Lahan 700000Ha

Traktor 1178333 Traktor 700000.00

2. Penanaman HKO 49361.7

14.1 696000 7.97

393220.32 3. Pemeliharaan

a. Penyemprotan Herbisida I

HKO 60499.26 2.27 137333.3 1.28 77589.45

b. Penyemprotan Herbisioda II

HKO 84982.94 2.93 249000

1.66 140677.97

c. Penyemprotan fungisida

HKO 31218.80 2.27 70866.67 1.28 40037.67

d. Pembubunan HKO 46231.88

7.13 329633.3

4.03 186233.52

4. Pemupukan I HKO 89639.64

3.33 298500.00

1.88 168644.07

5. Pemupukan II HKO 89639.64

3.33 298500.00

1.88 168644.07

6. Panen HKO 61735.83

27.23 1681067 15.38

949755.18 7. Pemipilan Kg 80 13990 1119235 7904.20 632335.82 Jumlah Tenaga Kerja 4640733 2621883.24 C. Penyusutan dan Transportasi

1. Penyusutan alat- alat

381194.4 215364.09

2. Transportasi 1780567

1005969.87 Jumlah 2161761 1221333.96

D. Bunga Pinjaman

736666.7 416195.859 Total Biaya 16327929 9224818.71 II OUT PUT 1. Produksi Kg 13990.43 7904.20 2. Harga Jual Rpkg 2200 2200.00 3. Nilai Total Produksi Rpkg 30778953 17389235.03 III PENDAPATAN BERSIH 14451024 13198296.55

IV. RC 1.88

1.88 Sumber: Pengolahan data Lampiran 4-13 Universitas Sumatera Utara 44 Analisis kelayakan usahatani jagung dilakukan untuk mengetahui apakah usahatani jagung yang dijalankan oleh petani di daerah penelitian layak atau tidak. Untuk mengetahui kelayakan digunakan kriteria Return Of Cost RC ratio. Untuk RC ratio diketahui sebesar 1,88 artinya setiap biaya Rp.1 yang dikeluarkan petani jagung akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp.1.88. Beradasarkan kriteria investasi yang menyatakan usaha dapat dikatakan layak untuk diusahakan apabila memiliki nilai RC ≥ 1, maka usahatani jagung di daerah penelitian menggunakan kredit dari avails layak untuk diusahakan. Dengan demikian hipotesis 2 yang menyatakan usahatani jagung dengan menggunakan skim kredit tradisional di daerah penelitian layak diusahakan dapat diterima.

5.4 Skim Kredit Tradisional dan Bank Umum

Sifat masyarakat dan kelembagaan di pedesaan adalah informal, demikian pula sifat lembaga- lembaga perkreditan di situ, meskipun ada juga lembaga- lembaga formal. Lembaga-lembaga kredit formal yang ada di Kecamatan Tigabinanga adalah BRI, Bank Sumut, Bank Danamon dan BPR yang umumnya berkaitan dengan birokrasi. Sesuai dengan sifat kebutuhannya masyarakat di daerah penelitian memerlukan sumber pembiayaan yang mudah dan cepat. Mudah dan cepat tanpa persyaratan surat-surat, dapat segera diambil tanpa menunggu lama. Untuk lembaga keuangan seperti Bank umum tentu saja tentu persyaratan seperti yagn dikemukakan di atas tidak akan dijumpai. Sebagai contoh BRI, apabila ingin meminjam kredit harus terlebih dahulu melengkapi persyaratan sebagai berikut: 1. Surat bukti pemilik agunan 1 lembar Universitas Sumatera Utara 45 2. Photo copy KTP suamiistri 2 lembar 3. Photo copy kartu keluarga 1 lembar 4. Pas photo suamiistri 1 lembar 5. Surat keterangan berusaha 1 lembar 6. Surat keterangan berkelakuan baik ditandatangani Kepala Desa 1 lembar 7. Proses peminjaman kurang lebih 2 minggu. Sementara pada Skim Kredit Tradisional persyaratan seperti pada Bank Umum di atas tidak ada sama sekali. Adanya agunan merupakan persyaratan yang paling tidak disukai oleh masyarakat pedesaan petani sendiri. Selanjutnya hasil wawancara dari petani sampel mengatakan bahwa dasar pertimbangan system pinjaman pada Skim Kredit Tradisional adalah hubungan kekerabatan dan integrasi sosial antara avalis dengan petani, prosesnya sebagai berikut: 1. Tidaka ada Agunan 2. Pinjaman berupa sarana produksi dan uang tunai besarnya sesuai dengan permintaan petani 3. Prosesnya tidak lama, langsung diterima pada waktu mengajukan permintaan pinjaman 4. Pinjaman sarana produksi tepat pada saat dibutuhkan 5. Pembayaran setelah hasil panen jagung terjual. Kemudahan inilah yang menyebabkan petani selalu menggunakan jasa Skim Kredit Tradisional, Walaupun bunga pinjaman lebih tinggi dari pada bunga yagn berlaku di Bank Umum. Bunga pinjaman pada Skim Kredit Tradisional adalah 3- 5 per bulan atau 12-20 permusim tanam. Namun hal lain yang paling menyenangkan bagi petani saat petani butuh biaya untuk hal-hal mendadak biaya Universitas Sumatera Utara 46 sekolah anak, sakit dan lain-lain petani dapat megajukan pinjaman lagi kepada avails walau pinjaman sebelumnya belum lunas. Avalis mau memberi pinjaman selanjutnya dengan catatan jumlah pinjaman disesuaikan dengan jumlah produksi jagung peinjam. Walaupun Bank Umum seperti BRI, Bank Sumut, Bank Danamaon, BPR telah ada di daerah penelitian dan bunga pinjaman rendah, petani tetap cenderung meminjam melalui Skim Kredit Tradisional ini. Di samping Skim Kredit Tradisional sudah lama beroperasi di daerah penelitian dan kemudahan- kemudahan lain. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya pada umumnya avalis bertempat tinggal di areal pemipilan jagung sehingga mudah ditemui oleh petani bila membutuhkan pinjaman dan punya lahan yang luas untuk menampung produksi jagung tongkol petani dengan volume besar yang siap untuk dipipil. Avalis rata- rata mempunyai 2 mesin pipil dengan kapasitas 16.5 HP yang diopersikan oleh tenaga kerja7-10 orang permesin dengan upah Rp 30kg. Keadaan inilah yang membuat petani tetap memilih meminjam melalui Skim Krdit Tradisional dari pada Bank Umum walaupun bunga pinjaman lebih tinggi dari Bank umum. Hal ini juga terlihat dari jumlah petani mitra avalis terus bertambah setiap tahunseperti tertera paada Tabel 13 berikut ini: Tabel 13. Perkembangan Jumlah Petani Mitra Avalis Sampel 5tahun Terakhir 2006-2010 Tahun Avalis I Avalis II Avalis III Jumlah Pertambahan 2006 2007 2008 2009 2010 250 250 300 350 370 150 200 260 310 350 100 135 170 200 240 500 585 730 860 960 17.00 24.79 17.81 11.63 Sumber: Data diolah dari lapangan Universitas Sumatera Utara 47 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemudahan inilah yang menjadi ciri khas Skim Kredit Tradisional menyebabkan petani banyak mengunakan jasa lembaga informal ini dalam pembiayaan usahatani jagung. Penerimaan Avalis Permusim Tanam Penerimaan Avalis di daerah penelitian berasal dari jasa mesin pipil jagung, bunga dari pinjaman sarana produksi dan uang tunai. Jumlah Penerimaan avalis sampel dalam musim tanam dapat dilihat pada Tabel 14 di bawah ini: Tabel 14. Penerimaan Avalis Per musim Tanam Uraian Avais I Avalis II Avalis II Jumlah Rataan Persen tase Jumlah Kredit 52985000 74241500 92718500 219945000 73315000 Penerimaan 16266920 20450540 31272100 67989560 22663187 30.91 Sumber: Pengolahan data lampiran 13 Dari Tabel 14 diketahui bahwa penerimaan avalis dari petani mitra rata-rata sebesar Rp 22.663.187 atau sekitar 30,9 dari jumlah kredit yang dikucurkan kepada petani sampel. 5.5 Masalah-masalah yang Dihadapi dalam Pembiayaan Usahatani Jagung Menggunakan Skim Kredit Tradisional di Daerah Penelitian Masalah-masalah yang dihadapi petani dari pembiayaan skim kredit tradisional ini mengatakan bunga pinjaman cukup tinggi dibanding dengan di banding bunga yang berlaku di Bank Umum. Ada 10 KK 33,3 sampel petani yang mengatakan bahwa bunga pinjamannya 5 per bulan 20 per musim tanam sementara 20 KK 66,7 mengatakan tidak menjadi masalah karena kemudahan-kemudahan yang diterima lebih banyak menguntungkan petani. Bagi petani yang mengatakan bunga pinjaman cukup tinggi maka upaya yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah adalah dengan mengurangi jumlah pinjaman pada musim tanam berikutnya. Universitas Sumatera Utara 48 Bagi avalis hampir tidak ada masalah, karena pinjaman petani jagung selalu disesuaikan dengan hasil produksi petani dan pembayaran pinjaman selalu berkaitan dengan saat penjualan produksi jagung milik petani, dimana uang hasil penjualan produksi jagung milik petani mitra di serahkan pedagang kepada avalis, kemudian avalis menghitung pinjaman bersama-sama dengan petani dan memotong utang-utang petani beserta bunganya sebelum menyerahkannya kepada petani. Keterlambatan pembayaran oleh petani peminjam bisa saja terjadi apabila hasil penjualan lebih kecil dari pinjaman petani. Karena kemarau panjang, serangan penyakit hawar daun, atau karena harga jual yang rendah, hasil jual produksi jagung bisa saja lebih rendah dari jumlah pinjaman petani, apabila hal ini terjadi petani tidak harus melunasi utang-utangnya dari hasil usaha yang lain, akan tetapi menjadi beban petani pada musim tanam berikutnya tanpa dikenakan bunga lagi. Avalis tetap mendukung keberlanjutan usahatani jagung dengan tetap memberi kredit kepada petani tetapi jumlahnya tidak melebihi jumlah hasil produksi keadaan normal usahatani jagung milik peminjam. Universitas Sumatera Utara 49

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Kinerja Skim Kredit Tradisional dalam pembiayaan usahatani jagung di daerah penelitian termasuk dalam kategori baik, karena skor kemitraan adalah 1745 92.76 dari skor harapan 1881 2. Petani jagung berminat menggunakan pembiayaan melalui skim ktredit tradisional karena mekanisme pinjaman tanpa agunan, pinjaman yang ditawarkan dalam bentuk sarana produksi dan uang tunai, prosedur informal, dan pengembalian pinjaman setelah hasil panen terjual. 3. Usahatani jagung menggunakan pembiayaan dari avalis layak di kembangkan karena: a. Skim kredit tradisional sesuai dengan kebutuhan petani jagung di daerah penelitian, baik dari kebutuhan jenis pinjaman , jumlah pinjaman , syarat peminjaman, waktu peminjaman, prosedur peminjaman dan pengembalian sesuai dengan sifat informal masyarakat pedesaan b. Nilai RC pada usahatani jagung di daerah penelitan dengan menggunakan kredit dari avalis sebesar 1,88. Dimana RC 1. 4. Masalah yang dihadapi dalam pembiayaan usahatani menggunakan skim kredit tradisional adalah: Bunga yang harus dibayar petani cukup tinggi antara 12-20 setiap musim maka upaya yang perlu dilakukan petani adalah dengan mengurangi jumlah pinjaman pada musim tanam berikutnya. Universitas Sumatera Utara