Undang Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
Implementasi adalah pelaksanaan atau penerapan, tindakan mempraktekkan suatu ketentuan terhadap suatu perbuatan, dalam tulisan ini merupakan pelaksanaan
atau penerapan aturan undang-undang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang terhadap kejahatan trafficking.
G. Metode Penelitian
1. Jenis dan Sifat Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif.
30
Penelitian hukum normatif yaitu difokuskan untuk mengkaji penerapan kaidah-kaidah atau norma-norma dalam hukum positif yang berkaitan dengan
Penanggulangan Kejahatan Trafficking melalui Undang-Undang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
2. Pendekatan Masalah
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan perundang-undangan statute approach, pendekatan konseptual conceptual
approach.
30
Johnny Ibrahim, “Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif”, Jakarta: Banyumedia, 2007, hal. 295, bahwa penelitian yuridis normatif adalah penelitian yang difokuskan
untuk mengkaji penerapan kaidah-kaidah atau norma-norma dalam hukum positif.
Universitas Sumatera Utara
Pendekatan perundang-undangan merupakan pendekatan utama dalam penelitian ini, karena yang menjadi pusat dalam penelitian ini adalah kejahatan
trafficking perdagangan orang dan pemakaian Undang-Undang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang guna menekan peningkatan kejahatan
trafficking tersebut. Dengan demikian penelitian ini menitikberatkan pada peraturan perundang-undangan yang berkaitan kejahatan trafficking dan mengenai penerapan
undang-undang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang sebagai sarana untuk menanggulangi kejahatan trafficking tersebut.
Pendekatan konseptual digunakan dalam rangka untuk lebih memahami tentang kejahatan trafficking dan tindak pidana pencucian uang.
3. Sumber Bahan Hukum
Bahan yang dipakai untuk menganalisis permasalahan dalam penelitian ini terdiri dari bahan hukum primer,
31
bahan hukum sekunder,
32
dan bahan hukum tersier.
33
Ketiga bahan hukum ini merupakan data sekunder. Bahan hukum primer berupa perundang-undangan yang berkaitan dengan
tindak pidana pencucian uang money laundering yaitu Undang-Undang Nomor 8
31
Peter Mahmud Marzuki, “Penelitian Hukum”, Jakarta: Kencana, 2009, hal. 142, bahan hukum primer yang berupa perundang-undangan, yang memiliki otoritas tertinggi adalah Undang-
Undang Dasar karena semua peraturan dibawahnya baik isi maupun jiwanya tidak boleh bertentangan dengan UUD tersebut.
32
Ibid, bahan hukum sekunder yang terutama adalah buku teks karena buku teks berisi prinsip-prinsip dasar ilmu hukum dan pandangan-pandangan klasik para sarjana yang mempunyai
kualifikasi tinggi.
33
Ibid, hal. 143. Disamping sumber-sumber penelitian yang berupa bahan-bahan hukum, peneliti hukum juga dapat menggunakan bahan-bahan non-hukum apabila dipandang perlu.
Universitas Sumatera Utara
Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP, Peraturan Bank Indonesia Nomor
521PBI2003 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 310PBI2001 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah Know Your Customer
Principles, kemudian undang-undang yang berkaitan dengan tindak pidana trafficking perdagangan orang yaitu Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, Undang-undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan dan Konvensi International Labour Organization ILO, Undang- Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Azasi Manusia.
Bahan hukum sekunder yang merupakan bahan yang akan memberi penjelasan mengenai bahan hukum primer, yaitu terdiri dari buku-buku teks, jurnal,
laporan penelitian, artikel, majalah, surat kabar, dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan tindak pidana pencucian uang money laundering dan kejahatan
trafficking perdagangan orang. Bahan hukum tersier atau bahan hukum penunjang yaitu yang mencakup bahan
hukum yang memberi petunjuk-petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus umum, kamus hukum, majalah,
serta bahan-bahan dari bidang ilmu lain diluar bidang hukum yang dianggap relevan dan berguna untuk melengkapi data yang diperlukan dalam penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
4. Metode Pengumpulan Bahan Hukum