Persamaan Regresi Analisis koefisien determinasi

Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best Linear Unbiased Estimator BLUE dan layak dilakukan analisis regresi. Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 18, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Persamaan Regresi

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linier, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh DER, NPM, EPS, ROI dan ROE terhadap RS. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS Versi 18, maka diperoleh hasil sebagai berikut: Sumber : data diolah oleh penulis, 2011 Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .535 .482 1.111 .273 DER .072 .344 .054 .210 .835 NPM -.078 .110 -.115 -.715 .479 EPS -.001 .009 -.032 -.136 .893 ROI 12.038 25.675 .219 .469 .642 ROE -8.637 11.773 -.363 -.734 .468 a. Dependent Variable: RS Berdasarkan tabel diatas didapatlah persamaan regresi sebagai berikut RS = 0,535 + 0,72 DER - 0,78 NPM - 0,01 EPS + 12,038 ROI – 8,637 ROE + µ Keterangan : 1. Konstanta sebesar 0,535 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen DER, NPM, EPS, ROI, ROE maka tingkat return saham sebesar 0.535. 2. β1 sebesar 0,72 menunjukkan bahwa setiap kenaikan DER sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan harga return sebesar 0,72 dengan asumsi variabel lain tetap, 3. β2 sebesar -0,78 menunjukkan bahwa setiap kenaikan NPM sebesar 1 akan diikuti oleh penurunan return saham sebesar 0,78 dengan asumsi variabel lain tetap, 4. β3 sebesar -0,01 menunjukkan bahwa setiap kenaikan EPS sebesar 1 akan diikuti oleh penurunan return saham sebesar 0,01 dengan asumsi variabel lain tetap, 5. β4 sebesar 12,038 menunjukkan bahwa setiap kenaikan ROI sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan return saham sebesar 12,038 dengan asumsi variabel lain tetap, 6. β5 sebesar -8,637 menunjukkan bahwa setiap kenaikan ROE sebesar 1 akan diikuti oleh penurunan return saham sebesar 8,637 dengan asumsi variabel lain tetap,

b. Analisis koefisien determinasi

Nilai koefisien korelasi R menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila data nilai R berada diantara 0,5 dan mendekati 1. Koefisien determinasi R Square menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R Square adalah 0 sampai dengan 1. Apabila nilai R Square semakin mendekati 1, maka variabel-variabel independen mendekati semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R Square maka kemampuan variabel-variabel independen untuk menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R Square memiliki kelemahan yaitu nilai R Square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel dependen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Dalam kenyataannya nilai adjusted R Square dapat bernilai negatif, walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif. Jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R Square negatif, maka nilai adjusted R Square dianggap Nol. Tabel 4.6 Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate dimension0 1 .225 a .050 -.074 1.23045 Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate dimension0 1 .225 a .050 -.074 1.23045 a. Predictors: Constant, ROE, NPM, DER, EPS, ROI Sumber: Data Diolah oleh Penulis, 2011 Model Summary pada tabel diatas menunjukkan nilai koefisien r sebesar 0,225 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara return saham RS dengan variabel independennya DER, NPM, EPS, ROI dan ROE lemah karena kurang dari 0,5. Angka adjusted R Square atau koefisien determinasi adalah -0,074. Angka ini sama dengan nol karena bernilai negatif. Hal ini berarti tidak ada variasi atau perubahan dalam return saham dapat dijelaskan oleh DER, NPM, EPS, ROI dan ROE, sedangkan sisanya 100 dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam persamaan. Standar Error of Estimate SEE adalah 1,23045, yang mana semakin besar SEE akan membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen.

c. Pengujian hipotesis

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh EPS, PER dan M/B terhadap Return Saham pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 98 114

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 102 103

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2008-2011

0 43 88

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR PROPERTI DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2012-2015

0 52 70

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 11 109

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE YANG LISTING DI BEI PERIODE 2005-2009.

0 0 6

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PROPERTI, REAL ESTATE, DAN KONSTRUKSI BANGUNAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2012.

0 0 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perusahaan Real Estate dan Properti - Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 23

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE PROPERTY YANG TERDAFTAR DALAM BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2012 SKRIPSI

0 0 15