C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis
1. Kerangka Konseptual
Suatu kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antar variabel penelitian yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel adalah
konsep yang diberi lebih dari satu nilai. Sedangkan dalam penelitian ini, Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan Sugiyono, 2003. Variabel
bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain Umar, 2003. Variabel terikat merupakan variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhi
oleh variabel independen Umar, 2003. Kerangka konseptual yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antara variabel yang diteliti Sugiyono,
2007. Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Debt to Equity Ratio X
1
Net Profit Margin X
2
Return Saham Y Earning Per Share X
3
Return On Investment X
4
Return On Equity X
5
Berdasarkan kerangka konseptual di atas, di tentukan bahwa variabel DER, NPM, EPS, ROI, ROE sebagai variabel independen dan variabel return
saham sebagai variabel dependennya. Pemilihan variable ini disesuaikan terhadap kriteria dari perusahaan property dan real estate itu sendiri, yaitu
memiliki karekteristik cepat berubah volatile, persaingan yang ketat, persisten dan kompleks. Semakin tinggi nilai debt to equity ratio, maka
semakin kecil return saham yang akan diperoleh pemegang saham karena jumlah utang yang semakin besar menunjukkan semakin besar resiko yang
harus ditanggung oleh investor. Net Profit Margin menjadi bahan pertimbangan investor dalam
penilaian kondisi perusahaan, karena semakin besar kemampuan perusahaaan dalam menghasilkan laba bersih setelah pajak, harga sahamnya juga akan
meningkat, dan dengan meningkatnya harga saham semakin meningkat pula return saham yang diperoleh. Earning Per Share digunakan untuk mengukur
seberapa besar laba bersih yang dapat diperoleh dari setiap lembar saham yang beredar. Semakin besar tingkat kemampuan dalam menghasilkan keuntunngan
per lembar saham bagi pemilkinya, maka semakin menguntungkan investasi pada perusahaan tersebut. Hal ini akan memberikan efek positif pada return
saham yang diperoleh. Return on Equity mengukur kemampuan perusahaan dalam
memperoleh return bagi investasi yang dilakukan oleh investor sehingga semakin tinggi ROE, maka semakin besar pula return saham yang akan
diperoleh karena ROE yang semakin besar menunjukkan semakin efektif perusahaan tersebut dalam mengelola modalnya. Secara keseluruhan, semakin
baik kinerja keuangan suatu perusahaan maka semakin besar return saham yang akan doperoleh pemegang saham karena kinerja keuangan yang baik
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar dividen semakin tinggi dan harga sahamnya semakin meningkat.
Secara keseluruhan, semakin baik kinerja keuangan suatu perusahaan, maka semakin besar return saham yang akan diperoleh pemegang saham
karena kinerja keuangan yang baik menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar dividen semakin tinggi dan harga saham semakin tinggi.
B. Hipotesis Penelitian