Analisis Pengaruh EPS, PER dan M/B terhadap Return Saham pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH EPS, PER, DAN M/B TERHADAP

RETURN

SAHAM PADA PERUSAHAAN PROPERTI

DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

Barbara Bonita 100503066

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh EPS, PER dan M/B terhadap Return Saham pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau ditulis sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 17 Maret 2014

NIM: 100503066 Barbara Bonita


(3)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH EPS, PER DAN M/B TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan Market-to-Book Ratio (M/B) terhadap return saham. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh inkonsistensi dalam hasil penelitian sebelumnya. Fenomena yang terjadi pada bulan Mei tahun 2012 yang menyebabkan return saham menurun akibat buruknya performa bursa saham juga menjadi motivasi peneliti dalam melakukan penelitian ini.

Populasi penelitian ini terdiri dari 44 perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010-2012, dengan 27 perusahaan yang digunakan sebagai sampel dengan metode purposive sampling. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan dari masing-masing sampel yang dipublikasikan di www.idx.co.id

Hasil analisis menunjukkan bahwa secara simultan Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan Market-to-Book Ratio (M/B) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Secara parsial, Earning Per Share (EPS) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Price Earning Ratio (PER) dan Market-to-Book Ratio (M/B) juga memiliki hasil yang sama dengan EPS dimana secara parsial PER dan M/B tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.

. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis regresi linear berganda, setelah terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik. Variabel independen yang digunakan adalah Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan Market-to-Book Ratio (M/B) dengan return saham sebagai variabel dependen.

Kata kunci: Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Market-to-Book Ratio (M/B), Return Saham


(4)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF EPS, PER AND M/B ON STOCK RETURN OF PROPERTY AND REAL ESTATE COMPANIES LISTED IN INDONESIA

STOCK EXCHANGE

This study aims to examine the influence of Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) and Market-to-Book Ratio (M/B), either partially or simultaneously, on stock return. This research is done based on the inconsistency in the previous research result. The phenomenon that occured in May 2012 that has caused stock return to decrease as the result of the poor performance of stock exchange also has motivated researcher in doing this research.

Population of this research consists of 44 property and real estate companies listed in Indonesia Stock Exchange during 2010-2012, with 27 companies taken as sample by purposive sampling method. Data used in this study is secondary data in the form of financial statements of each sample, which is published in www.idx.co.id. The analytical method used is multiple linear regression, after the classic assumption test has been done previously. Independent variables used are Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) and Market-to-Book Ratio (M/B) with stock return as the dependent variable.

The result shows that simultaneously, Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) and Market-to-Book Ratio (M/B) have no significant influence on stock return. Partially, variables of Earning Per Share (EPS) has no significant influence on stock return. Price Earning Ratio (PER) and Market-to-Book Ratio (M/B) also have the same result as EPS which partially they have no significant influence on stock return.

Keywords: Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Market-to-Book Ratio (M/B), Stock Return


(5)

KATA PENGANTAR

Dengan kerendahan hati, peneliti menyampaikan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, anugerah, dan karuniaNya yang menyertai, membimbing dan memberikan kekuatan kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, peneliti menemui berbagai macam kesulitan, kendala dan hambatan, akan tetapi berkat bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikannya. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak. selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih yang sebesar-besarnya atas waktu, bimbingan, dan arahan yang diberikan selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. 2. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak. selaku Dosen Penguji yang selalu

memberikan masukan atas penulisan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak. selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak., CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Drs. Syafruddin Ginting, MAFIS, Ak. selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak. selaku Sekretaris


(6)

Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 6. Kedua orangtua penulis, Bapak Bujung Jus dan Ibu Triwarni, atas kasih

sayang, dukungan, nasehat, dan motivasi yang tiada hentinya kepada penulis.

Penulis menyadari banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 17 Maret 2014

NIM: 100503066 Barbara Bonita


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 8

2.1.1 Pasar Modal ... 8

2.1.2 Investasi ... 11

2.1.2 Laporan Keuangan ... 14

2.1.4 Analisis Laporan Keuangan ... 16

2.1.5 Return Saham ... 20


(8)

2.1.7 Market Based Ratio (Rasio Penilaian Pasar) ... 25

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 27

2.3 Kerangka Konseptual ... 29

2.4 Hipotesis Penelitian ... 32

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 33

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 33

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 34

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 37

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 37

3.5.1 Variabel Bebas (Independent Variable) ... 38

3.5.1.1 Earning Per Share (EPS) ... 38

3.5.1.2 Price Earning Ratio (PER) ... 38

3.5.1.3 Market-to-Book Ratio (M/B) ... 39

3.5.2 Variabel Terikat (Dependent Variable) ... 40

3.6 Metode Analisis Data ... 42

3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 42

3.6.1.1 Uji Normalitas Data ... 43

3.6.1.2 Uji Multikolinearitas ... 44

3.6.1.3 Uji Heterokedastisitas ... 45

3.6.1.4 Uji Autokorelasi ... 46

3.6.2 Pengujian Hipotesis ... 47

3.6.2.1 Uji Koefisien Determinasi (R2 3.6.2.2 Uji Signifikansi Simultan (F-test) ... 48


(9)

3.6.2.3 Uji Signifikansi Parsial (t-test) ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 51

4.1.1 Statistik Deskriptif ... 51

4.1.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 55

4.1.2.1 Uji Normalitas Data ... 56

4.1.2.2 Uji Multikolinearitas ... 60

4.1.2.3 Uji Heterokedastisitas ... 62

4.1.2.4 Uji Autokorelasi ... 63

4.1.3 Pengujian Hipotesis ... 65

4.1.3.1 Analisis Regresi Berganda ... 65

4.1.3.2 Uji Koefisien Determinasi (R2 4.1.3.3 Uji Signifikansi Simultan (F-test) ... 68

) ... 67

4.1.3.4 Uji Signifikansi Parsial (t-test) ... 70

4.1.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 77

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 77

5.3 Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 80


(10)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu ... 27

3.1 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian ... 35

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 41

4.1 Descriptive Statistics 1 ... 52

4.2 Descriptive Statistics 2 ... 54

4.3 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 1 ... 57

4.4 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 2 ... 58

4.5 Hasil Uji Multikolinearitas ... 61

4.6 Hasil Uji Autokorelasi ... 64

4.7 Hasil Analisis Regresi ... 65

4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2 4.9 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 69

) ... 68


(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Risiko Investasi ... 13

2.2 Kerangka Konseptual ... 30

4.1 Grafik Histogram ... 59

4.2 Grafik Normal P-P Plot ... 60


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Data Variabel Penelitian (Earning Per Share) ... 82

2 Data Variabel Penelitian (Price Earning Ratio) ... 84

3 Data Variabel Penelitian (Market-to-Book Ratio) ... 86

4 Data Variabel Penelitian (Return Saham) ... 88

5 Hasil Output SPSS dengan Data Asli ... 90

6 Data Variabel Penelitian Setelah Trimming Data ... 93


(13)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH EPS, PER DAN M/B TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan Market-to-Book Ratio (M/B) terhadap return saham. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh inkonsistensi dalam hasil penelitian sebelumnya. Fenomena yang terjadi pada bulan Mei tahun 2012 yang menyebabkan return saham menurun akibat buruknya performa bursa saham juga menjadi motivasi peneliti dalam melakukan penelitian ini.

Populasi penelitian ini terdiri dari 44 perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010-2012, dengan 27 perusahaan yang digunakan sebagai sampel dengan metode purposive sampling. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan dari masing-masing sampel yang dipublikasikan di www.idx.co.id

Hasil analisis menunjukkan bahwa secara simultan Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan Market-to-Book Ratio (M/B) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Secara parsial, Earning Per Share (EPS) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Price Earning Ratio (PER) dan Market-to-Book Ratio (M/B) juga memiliki hasil yang sama dengan EPS dimana secara parsial PER dan M/B tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.

. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis regresi linear berganda, setelah terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik. Variabel independen yang digunakan adalah Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan Market-to-Book Ratio (M/B) dengan return saham sebagai variabel dependen.

Kata kunci: Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Market-to-Book Ratio (M/B), Return Saham


(14)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF EPS, PER AND M/B ON STOCK RETURN OF PROPERTY AND REAL ESTATE COMPANIES LISTED IN INDONESIA

STOCK EXCHANGE

This study aims to examine the influence of Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) and Market-to-Book Ratio (M/B), either partially or simultaneously, on stock return. This research is done based on the inconsistency in the previous research result. The phenomenon that occured in May 2012 that has caused stock return to decrease as the result of the poor performance of stock exchange also has motivated researcher in doing this research.

Population of this research consists of 44 property and real estate companies listed in Indonesia Stock Exchange during 2010-2012, with 27 companies taken as sample by purposive sampling method. Data used in this study is secondary data in the form of financial statements of each sample, which is published in www.idx.co.id. The analytical method used is multiple linear regression, after the classic assumption test has been done previously. Independent variables used are Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) and Market-to-Book Ratio (M/B) with stock return as the dependent variable.

The result shows that simultaneously, Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) and Market-to-Book Ratio (M/B) have no significant influence on stock return. Partially, variables of Earning Per Share (EPS) has no significant influence on stock return. Price Earning Ratio (PER) and Market-to-Book Ratio (M/B) also have the same result as EPS which partially they have no significant influence on stock return.

Keywords: Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Market-to-Book Ratio (M/B), Stock Return


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lainnya yang go public (disebut juga sebagai emiten) dan sarana bagi kegiatan berinvestasi para pemodal (investor) berupa berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya yang umumnya berjangka waktu lebih dari 1 (satu) tahun. Pasar modal juga merupakan salah satu indikator penting pertumbuhan ekonomi suatu negara. Semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi suatu negara akan ditandai dengan semakin banyak pula dana investor internasional yang mengalir ke negara tersebut.

Para investor dan calon investor tentunya mempunyai tujuan dan mengharapkan keuntungan atau return (tingkat pengembalian) semaksimal mungkin dari investasi yang ditanamkannya di dalam pasar modal. Menurut Jogiyanto (2003), “return saham dibedakan mejadi dua yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return)”. Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi dianggap penting karena dapat digunakan sebagai salah satu indikator pengukuran kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan risiko di masa yang akan datang,


(16)

sedangkan return ekspektasi adalah return yang diharapkan di masa yang akan datang dan berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi dan pasti, return ekspektasi bersifat tidak pasti.

Dalam pasar modal, return yang diterima oleh investor dibedakan menjadi dua jenis yaitu current income (pendapatan lancar) yang merupakan keuntungan yang didapat melalui pembayaran yang bersifat periodik seperti dividen dan capital gain (keuntungan selisih harga) dimana keuntungan diperoleh dari selisih harga jual saham sekarang yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan harga beli saham sebelumnya.

Para investor dihadapkan pada berbagai risiko investasi dengan melakukan investasi di pasar modal seperti kerugian penurunan kurs saham dan kurs obligasi, gagal menerima dividen tunai dan kupon obligasi, gagal menerima kembali pokok obligasi karena emiten dinyatakan pailit atau sahamnya tidak laku dijual karena emiten bersangkutan telah dikeluarkan dari pencatatan di Bursa Efek. Oleh karena itu, untuk meminimalkan segala risiko investasi yang mungkin dihadapi, para investor dan calon investor dituntut untuk dapat menganalisis dan memahami laporan keuangan perusahaan dimana para investor dan calon investor akan menanamkan modalnya. Cara yang dinilai efektif dalam menganalisis laporan keuangan adalah dengan menghitung rasio keuangan perusahaan. Rasio keuangan merupakan suatu instrumen dalam menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan dan dapat menjadi indikator dalam menggambarkan kondisi keuangan perusahaan tersebut.


(17)

Melalui analisis ini investor akan dapat menilai kemampuan profitabilitas perusahaan, kualitas kinerja manajemen, serta prospek perusahaan dimasa depan.

Fluktuasi return saham dipengaruhi oleh harga saham karena return saham yang diterima investor pada umumnya adalah dividen dan capital gain, jika harga saham tinggi, hal tersebut menandakan kinerja perusahaan yang baik sehingga menghasilkan laba yang tinggi dan investor menerima return berupa dividen yang juga tinggi. Sama halnya apabila harga saham tinggi, maka investor dapat memperoleh return dari selisih antara harga jual dan harga beli saham (capital gain). Naik turunnya harga saham dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang dimaksud adalah berupa kenaikan laba bersih perusahaan, dimana apabila laba bersih perusahaan meningkat, maka dividen yang dibagikan juga tinggi sehingga menyebabkan permintaan terhadap saham tersebut meningkat dan harga saham naik yang juga mengakibatkan return saham yang diterima naik. Sebaliknya apabila perusahaan mengalami penurunan dalam laba ataupun rugi usaha, maka permintaan terhadap saham tersebut akan menurun yang menyebabkan harga saham turun dan return yang diterima juga turun. Faktor eksternal terbagi menjadi 2 yaitu faktor eksternal yang datang dari dalam negeri dan dari luar negeri. Faktor eksternal yang datang dari dalam negeri dapat berupa kebijakan pemerintah, tingkat suku bunga dan lain sebagainya, sedangkan faktor eksternal yang berasal dari luar negeri dapat berupa kebijakan yang


(18)

diambil pemerintah luar negeri, gejolak dalam bursa saham internasional dan lain sebagainya.

Pada bulan Mei tahun 2012, performa buruk melanda bursa saham Indonesia yang menyebabkan return saham menurun dan investor merugi. Performa saham yang menurun tajam mengakibatkan harga saham turun secara drastis sehingga return saham juga diperoleh juga menurun, bahkan merugi. Penurunan performa saham diakibatkan oleh beberapa fenomena yang terjadi saat itu antara lain:

1. penyelesaian krisis Eropa yang berlarut-larut menjadi pemicu utama anjloknya bursa,

2. dukungan terhadap partai Yunani yang menolak bailout terus meningkat,

3. lembaga pemeringkat Internasional yang menurunkan peringkat utang Spanyol,

4. selama bulan Mei tahun 2012, net sell asing mencapai Rp 7,69 triliun, dan

5. terjadi gejolak di pasar valuta, Rupiah melemah atas USD.

Fenomena-fenomena tersebutlah yang menjadi pemicu utama anjloknya bursa saham pada saat itu sehingga menyebabkan harga saham menurun tajam yang mengakibatkan return saham yang diperoleh juga turun dan investor merugi. Banyak hal dan fenomena yang dapat mempengaruhi naik turunnya return saham yang diperoleh investor. Oleh


(19)

karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti hal yang dapat mempengaruhi return saham yang diperoleh investor dengan menggunakan rasio berbasis penilaian pasar.

Penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh Marisa (2010) menunjukkan bahwa Price Earning Ratio (PER) berpengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan Earning Per Share (EPS) tidak berpengaruh terhadap return saham. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Harianja (2013) yang menyatakan bahwa variabel Price Earning Ratio (PER) dan Earning Per Share (EPS) tidak berpengaruh terhadap return saham, akan tetapi variabel Price to Book Value (PBV) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Rosdiana (2008) menunjukkan bahwa Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif terhadap return saham. Perbedaan lainnya dalam penelitian juga ditunjukkan oleh Nandika (2010) yang menyatakan bahwa Price to Book Value (PBV) mempunyai hubungan yang tidak signifikan dan negatif terhadap return saham. Inkonsistensi dalam hasil penelitian lainnya ditunjukkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Girsang (2013) yang menunjukkan bahwa Earning Per Share (EPS) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham, sedangkan PBV memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya meliputi periode tahun penelitian dan jenis perusahaan yang digunakan dalam


(20)

penelitian. Oleh karena hasil penelitian yang masih sangat beragam, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh EPS, PER dan M/B Terhadap Return Saham pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: Apakah Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Market to Book Ratio (M/B) berpengaruh signifikan baik secara simultan maupun parsial terhadap return saham pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dengan adanya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui apakah Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Market to Book Ratio (M/B) berpengaruh signifikan baik secara simultan maupun parsial terhadap return saham pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian


(21)

1. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan peneliti untuk memahami pasar modal dan return saham khususnya terhadap perusahaan properti dan real estate.

2. Bagi investor, sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan-keputusan keuangan yang menyangkut investasi di dalam pasar modal.

3. Bagi pihak lain, untuk menjadi bahan masukan dalam memahami return saham dan sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian-penelitian berikutnya yang sejenis.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal

Secara umum, pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan yang umumnya berjangka waktu lebih dari 1 (satu) tahun. Tandelilin (2001:13) menyatakan “pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjuabelikan sekuritas”. Bentuk instrumen di pasar modal disebut efek, yaitu surat berharga yang berupa saham, obligasi, right, dan waran.

1. Saham

Saham adalah tanda bukti kepemilikan seseorang atas bagian di dalam sebuah perusahaan di mana ia menanamkan modalnya dan pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham (shareholder atau stockholder). Pemegang saham dianggap sah apabila namanya tercatat sebagai pemegang saham dalam buku yang disebut Daftar Pemegang Saham (DPS). Bukti bahwa seseorang adalah pemegang saham juga dapat dilihat pada halaman belakang lembar saham apakah


(23)

namanya sudah diregistrasi oleh perusahaan (emiten) atau belum.

2. Obligasi (bonds)

Menurut Samsul (2006:45), “obligasi adalah tanda bukti perusahaan memiliki utang jangka panjang kepada masyarakat yaitu di atas 3 tahun di mana pihak yang membeli obligasi disebut sebagai pemegang obligasi (bondholder).” Pendapatan yang didapat dari investasi obligasi berupa kupon yang dibayarkan setiap 3 atau 6 bulan sekali dan pada saat pelunasan obligasi oleh perusahaan, pemegang obligasi akan menerima kupon dan pokok obligasi.

3. Right

Right adalah hak untuk membeli saham pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu dan hak membeli tersebut hanya dimiliki oleh pemegang saham lama. Harga tertentu berarti bahwa harganya telah ditetapkan terlebih dahulu dan disebut sebagai harga pelaksanaan atau harga tebusan (strike price atau exercise price). Strike price dari right berada di bawah harga pasar pada saat diterbitkan dan jangka waktu tertentu berarti bahwa kurang dari 6 bulan sejak diterbitkan right tersebut sudah harus digunakan. Right dapat dijual di Bursa Efek melalui broker efek dalam kurun waktu di mana right tersebut masih berlaku.


(24)

4. Waran

Waran adalah hak untuk membeli saham pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Waran tidak hanya diberikan kepada pemegang saham lama, tetapi juga sering diberikan kepada pemegang obligasi sebagai pemanis (sweetener) pada saat penerbitan obligasi perusahaan. Waran hampir mirip dengan right, hanya saja dalam jangka waktu tertentu dalam waran berbeda dengan right yang harus dilaksanakan kurang dari 6 bulan sejak diterbitkan, waran dapat digunakan setelah 6 bulan, atau setelah 3 tahun, 5 tahun, atau 10 tahun.

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:3), pasar modal memberikan banyak manfaat, di antaranya:

a) menyediakan sumber pendanaan atau pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal,

b) memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya diversifikasi,

c) menyediakan indikator utama (leading indicator) bagi tren ekonomi negara,

d) memungkinkan penyebaran kepemilkikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah,

e) menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik,

f) memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dengan prospek yang baik,

g) alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan risiko yang bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi investasi,

h) membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha dan memberikan akses kontrol sosial,

i) mendorong pengelolaan perusahaan dengan iklim terbuka, pemanfaatan manajemen profesional, dan penciptaan iklim berusaha yang sehat.


(25)

2.1.2 Investasi

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang (Tandelilin, 2001:3). Orang melakukan investasi umumnya untuk memperoleh sejumlah keuntungan atau return yang semaksimal mungkin yang dapat dihasilkan dari investasi tersebut, akan tetapi dalam proses untuk memperoleh return tersebut, investor juga tidak selamanya selalu mendapatkan apa yang diharapkannya, terkadang para investor juga dihadapkan pada risiko-risiko yang timbul dari penanaman investasi tersebut sehingga para investor dituntut untuk jeli dan teliti dalam menanamkan modalnya dan memahami kondisi pasar modal. Kita sering mendengar istilah “High Risk, High Gain“ yang memiliki arti jika kita mengharapkan return yang besar, tentu kita akan dihadapkan pada risiko yang besar pula.

Menurut Samsul (2006:285), “jenis risiko investasi dikelompokkan dalam dua kelompok besar, yaitu risiko sistematis atau disebut systematic risk atau undiversifiable risk, dan risiko tidak sistematis atau disebut unsystematic risk atau specific risk atau diversifiable risk”. Risiko sistematis muncul ketika ada kenaikan inflasi yang tajam, kenaikan tingkat bunga atau siklus ekonomi yang menyebabkan semua investasi dalam bentuk saham terkena dampaknya dan walaupun investor telah melakukan strategi dengan


(26)

menanamkan investasinya di beberapa jenis saham dengan harapan dapat mengurangi kerugian, strategi ini tidak tepat digunakan karena risiko sistematis memberikan dampak secara global dan bukan hanya pada satu jenis saham saja.

Menurut Samsul (2006:285), “investor dapat menerapkan strategi untuk mengurangi risiko sistematis dengan memahami perilaku siklus ekonomi dan tanda-tanda awal (leading indicator) pergantian siklus ekonomi”. Berbeda dengan risiko sistematis yang mempunyai dampak global terhadap semua jenis saham, risiko tidak sistematis hanya berdampak terhadap satu jenis saham saja, misalnya terdapat perubahan peraturan pemerintah mengenai larangan ekspor impor semen, sehingga menyebabkan perubahan harga saham pada emiten yang menghasilkan produk semen atau produk lain yang menggunakan bahan semen. Strategi seperti menanamkan investasi pada beberapa jenis saham tepat digunakan dalam mengurangi risiko tidak sistematis, karena apabila terdapat satu jenis saham yang merugi, masih ada investasi dalam saham lainnya yang dapat memberikan keuntungan kepada investor.


(27)

Gambar 2.1 Risiko Investasi Sumber: Samsul (2006:286)

Menurut Widoatmodjo (2009:144), “risiko investasi dikelompokkan menjadi dua yaitu risiko domestik (domestic risk) dan risiko internasional (international risk)”. Risiko domestik merupakan risiko yang ditimbulkan oleh isu-isu dalam negeri seperti inflasi dan kenaikan suku bunga oleh pemerintah, sedangkan risiko internasional ditimbulkan oleh hubungan ekonomi nasional dengan ekonomi internasional seperti kenaikan harga minyak dunia yang menyebabkan naiknya harga BBM dalam negeri, perubahan ekonomi Amerika Serikat yang juga menyebabkan perubahan ekonomi dalam negeri dan lain sebagainya.

Risiko

Risiko Tidak Sistematis

Risiko Sistematis

Jumlah Jenis Saham 0


(28)

2.1.3 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan gambaran atas kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu dan merupakan daftar ikhtisar dari hasil akhir proses akuntansi yang disusun dan disajikan sedemikian rupa untuk kepentingan manajemen perusahaan dan publik (untuk perusahaan yang go public) yang terdiri dari laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan biasanya disajikan per akhir tahun aktivitas perusahaan. Menurut Djarwanto (2004:5), “laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil refleksi dari sekian banyak transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan”. Fess (2006:24) menyatakan, “laporan keuangan merupakan laporan akuntansi yang menghasilkan informasi bagi pemakai yang diperoleh dari transaksi yang dicatat dan diikhtisarkan”.

Menurut Harahap (2013:7), pengguna laporan keuangan terdiri dari pemilik perusahaan, manajemen perusahaan, investor, kreditur atau banker, pemerintahan dan regulator, dan analis, akademis, pusat data bisnis.

1. Pemilik perusahaan

Bagi pemilik perusahaan, laporan keuangan dimaksudkan untuk:

a) menilai prestasi atau hasil yang diperoleh manajemen, b) mengetahui hasil dividen yang akan diterima,

c) menilai posisi keuangan perusahaan dan pertumbuhannya,

d) mengetahui nilai saham dan laba perlembar saham, e) sebagai dasar untuk memprediksi kondisi perusahaan di


(29)

f) sebagai dasar untuk mempertimbangkan menambah atau mengurangi investasi.

2. Manajemen perusahaan

Bagi manajemen perusahaan, laporan keuangan ini digunakan untuk:

a) alat untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik,

b) mengukur tingkat biaya dari setiap kegiatan operasi perusahaan, divisi, bagian, atau segmen tertentu,

c) mengukur tingkat efisiensi dan tingkat keuntungan perusahaan, divisi,bagian, atau segmen,

d) menilai hasil kerja individu yang diberi tugas dan tanggung jawab,

e) menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan perlu tidaknya diambil kebijaksanaan baru,

f) memenuhi ketentuan dalam UU, peraturan, AD (Anggaran Dasar), Pasar Modal, dan lembaga regulator lainnya.

3. Investor

Bagi investor, laporan keuangan dimaksudkan untuk: a) menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan, b) menilai kemungkinan menanamkan dana dalam

perusahaan,

c) menilai kemungkinan menanamkan divestasi (menarik investasi) dari perusahaan,

d) menjadi dasar memprediksi kondisi perusahaan di masa datang.

4. Kreditur atau banker

Bagi kreditur, banker, atau supplier laporan keuangan digunakan untuk:

a) menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang,

b) menilai kualitas jaminan kredit/investasi untuk menopang kredit yang akan diberikan,

c) melihat dan memprediksi prospek keuntungan yang mungkin diperoleh dari perusahaan atau menilai rate of return perusahaan,

d) menilai kemampuan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas perusahaan sebagai dasar dalam pertimbangan keputusan kredit,

e) menilai sejauhmana perusahaan mengikuti perjanjian kredit yang sudah disepakati.

5. Pemerintahan dan regulator

Bagi pemerintahan dan regulator laporan keuangan dimaksudkan untuk:


(30)

a) menghitung dan menetapkan jumlah pajak yang harus dibayar,

b) sebagai dasar dalam penetapan-penetapan kebijaksanaan baru,

c) menilai apakah perusahaan memerlukan bantuan atau tindakan lain,

d) menilai kepatuhan perusahaan terhadap aturan yang ditetapkan,

e) bagi lembaga pemerintahan lainnya bisa menjadi bahan penyusunan data dan statistik.

6. Analis, akademis, pusat data bisnis

Bagi para analis, akademis, dan juga lembaga-lembaga pengumpulan data bisnis seperti PDBI, Moody’s, Brunstreet, Standard & Poor, Perfindo, laporan keuangan ini penting sebagai bahan atau sumber informasi primer yang akan diolah sehingga menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi analisis, ilmu pengetahuan, dan komoditi informasi.

2.1.4 Analisis Laporan Keuangan

Sebelum menanamkan investasinya, seorang investor hendaknya menganalisis laporan keuangan perusahaan dimana ia akan menanamkan modalnya agar mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut agar dapat meminimalkan risiko-risiko investasi yang mungkin timbul dan dapat memperhitungkan return semaksimal mungkin yang akan diperoleh dengan investasi tersebut. Analisis laporan keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan dan kecenderungan atau trend untuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha, dan kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak memuaskan (Djarwanto, 2004:59). Harahap (2013:190) menyatakan analisis laporan keuangan adalah

penguraian pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan


(31)

yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.

Menurut Bernstein (1983:3), “analisis laporan keuangan mencakup penerapan metode dan teknik analitis atas laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan”.

Harahap (2013:195) mengemukakan, kegunaan analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:

1. dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa,

2. dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit),

3. dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan,

4. dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan,

5. mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peningkatan (rating),

6. dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan yang dengan perkataan lain apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga antara lain:

a) dapat menilai prestasi perusahaan,

b) dapat memproyeksi keuangan perusahaan,

c) dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu:

i. posisi keuangan (Aset, Neraca, dan Modal), ii. hasil usaha perusahaan (Hasil dan Biaya), iii. likuiditas,


(32)

v. aktivitas,

vi. rentabilitas atau profitabilitas, vii. indikator pasar modal.

d) menilai perkembangan dari waktu ke waktu, e) melihat komposisi struktur keuangan, aris dana.

7. dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis,

8. dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal,

9. dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan, dan sebagainya,

10. bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang.

Di dalam melakukan analisis laporan keuangan, alat yang paling populer dan banyak digunakan adalah analisis rasio keuangan. Rasio keuangan merupakan angka-angka yang diperoleh dari hasil perhitungan dan perbandingan dari pos-pos yang mempunyai hubungan relevan dan signifikan di dalam laporan keuangan.

Djarwanto (2004:146) mengelompokkan rasio menjadi 3 kelompok berdasarkan sumber datanya, yaitu rasio-rasio neraca, rasio-rasio laporan laba rugi, dan rasio-rasio antarlaporan.

1. Rasio-rasio neraca (balance sheet ratios)

Rasio-rasio neraca yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca, misalnya rasio lancar (current ratio), rasio tunai (quick ratio), rasio modal sendiri dengan total aktiva, rasio aktiva tetap dengan utang jangka panjang, dan lain sebagainya.

2. Rasio-rasio laporan laba-rugi (income statement ratios)

Rasio-rasio laporan laba-rugi yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan perhitungan laba-rugi, misalnya rasio laba bruto dengan penjualan neto, rasio laba usaha dengan penjualan neto, operationg ratio, dan lain sebagainya.


(33)

Rasio-rasio antarlaporan yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan laporan laba-rugi, misalnya rasio penjualan neto dengan aktiva usaha, rasio penjualan kredit dengan piutang rata-rata, rasio harga pokok penjualan dengan persediaan rata-rata, dan lain sebagainya.

Menurut Harahap (2013:301), adapun rasio keuangan yang sering digunakan adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas/rentabilitas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio pertumbuhan, market based, dan rasio produktivitas.

1. Rasio likuiditas

Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.

2. Rasio solvabilitas

Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi.

3. Rasio profitabilitas/rentabilitas

Rasio profitabilitas/rentabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya.

4. Rasio leverage

Rasio leverage menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun aset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity).

5. Rasio aktivitas

Rasio aktivitas menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya.

6. Rasio pertumbuhan

Rasio pertumbuhan menggambarkan persentase pertumbuhan pos-pos perusahaan dari tahun ke tahun,

7. Market based (Penilaian Pasar)

Market based ratio merupakan rasio yang lazim dan yang khusus dipergunakan di pasar modal yang menggambarkan situasi/keadaan prestasi perusahaan di pasar modal.


(34)

Rasio produktivitas menunjukkan tingkat produktivitas dari unit atau kegiatan yang dinilai.

2.1.5 Return Saham

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:7), ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, maka saham terbagi atas saham biasa dan saham preferen.

1. Saham biasa (common stock)

Saham biasa adalah saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi paling junior dalam pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.

2. Saham preferen (preferred stock)

Saham preferen adalah saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.

Saham biasa merupakan jenis saham yang akan menerima laba setelah laba bagian saham preferen dibayarkan. Apabila perusahaan mengalami kerugian, maka pemegang saham biasa juga tidak akan menerima laba di tahun tersebut dan laba yang tidak diterima tersebut juga tidak akan diakumulasikan ke tahun perusahaan mengalami keuntungan, sedangkan saham preferen merupakan jenis saham yang memiliki hak terlebih dahulu untuk menerima laba sebelum perusahaan membagikan labanya kepada pemegang saham biasa. Pemilik saham preferen juga memiliki hak laba kumulatif, yaitu hak untuk mendapatkan laba yang tidak dibagikan pada tahun perusahaan mengalami kerugian, tetapi laba yang tidak dibagikan


(35)

tersebut akan dibayar pada tahun perusahaan mengalami keuntungan, sehingga saham preferen akan menerima laba dua kali (kumulatif dari laba tahun perusahaan mengalami kerugian).

Darmadji dan Fakhruddin (2006:8) menyatakan bahwa dilihat dari cara pengalihannya, saham dapat dibedakan atas saham atas unjuk dan saham atas nama.

1. Saham atas unjuk (bearer stock)

Saham atas unjuk artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain. Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah yang diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.

2. Saham atas nama (registered stock)

Saham atas nama merupakan saham dengan nama pemilik yang ditulis secara jelas dan cara pengalihannya harus melalui prosedur tertentu.

Dalam pasar modal, para investor tentunya mengharapkan return yang semaksimal mungkin dari investasi yang ditanamkannya. Jogiyanto (2003) menyatakan, “return adalah hasil yang diperoleh dari investasi”. Jogiyanto (2003) membagi return menjadi dua, yaitu return realisasi dan return ekspektasi.

1. Return realisasi (realized return)

Return realisasi adalah return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis dan bisa digunakan sebagai pengukur kinerja perusahaan serta sebagai penentuan return ekspektasi dan resiko masa datang.

2. Return ekspektasi (expected return)

Return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa yang akan datang.


(36)

Di dalam melakukan investasi dalam bentuk saham, umumnya investor akan menerima return saham (keuntungan) dalam 2 bentuk, yaitu dividen dan capital gain.

1. Dividen

Dividen adalah pembagian keuntungan atas laba tahun berjalan yang diperoleh perusahaan penerbit saham kepada para pemegang sahamnya. Umumnya pemegang saham yang mengharapkan dividen memiliki orientasi jangka panjang karena untuk menerima dividen, pemegang saham tersebut diharuskan memegang saham dalam kurun waktu tertentu hingga dinyatakan berhak untuk mendapatkan dividen. Perusahaan dapat membagikan dividen dalam 2 bentuk yaitu dividen tunai (cash dividend) atau dividen saham (stock dividend). Dividen tunai adalah pemberian keuntungan berupa uang tunai untuk per lembar saham yang dimiliki oleh pemegang saham, sedangkan dividen saham merupakan pemberian keuntungan dalam bentuk penambahan jumlah lembar saham kepada pemegang sahamnya, jadi pemegang saham tidak akan menerima keuntungan dalam bentuk uang tunai melainkan dalam bentuk penambahan lembar saham sehingga jumlah saham yang dimilikinya bertambah.


(37)

2. Capital gain

Capital gain merupakan keuntungan atas selisih antara harga beli per lembar saham sebelumnya yang lebih rendah dengan harga jual per lembar saham sekarang. Berbeda dengan dividen yang pemegang sahamnya memiliki orientasi jangka panjang, pemegang saham yang mengharapkan capital gain umumnya berorientasi jangka pendek karena mungkin saja saham yang dibeli hari ini akan dijual keesokan harinya ketika terjadi kenaikan harga saham tersebut, jadi pemegang saham yang mengejar keuntungan melalui capital gain umumnya tidak akan memegang saham dalam kurun waktu yang lama.

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:12), “pemegang saham juga dimungkinkan untuk mendapatkan saham bonus (jika ada), yaitu saham yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham yang diambil dari agio saham”. Pada saat perusahaan melakukan penawaran umum saham yang diterbitkannya di pasar perdana, perusahaan akan memperoleh keuntungan dari selisih antara harga jual per lembar saham dengan harga nominalnya, inilah yang dimaksud dengan agio saham.

Return saham dihitung dengan membandingkan selisih harga saham periode berjalan dengan periode sebelumnya dengan mangabaikan dividen karena sebagian dari perusahaan properti dan


(38)

real estate yang terdaftar di BEI selama periode penelitian tidak menerbitkan nilai dividennya. Rumus untuk menghitung return sahammenurut Ross et al. (2003:238) antara lain:

�� = ��− ��−1 �−1 Di mana:

�� = return saham

�� = harga saham pada periode t

��−1 = harga saham pada periode t-1 2.1.6 Earning Per Share (EPS)

Earning per share (EPS) merupakan salah satu ukuran yang penting digunakan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan yang menunjukkan porsi keuntungan yang diperoleh perusahaan yang dapat dibagikan kepada para pemegang sahamnya. Rasio EPS diukur dengan membandingkan laba bersih setelah pajak tahun berjalan dengan jumlah saham yang beredar sehingga menghasilkan laba per lembar saham perusahaan. Earning per share suatu perusahaan berbanding lurus dengan kinerja perusahaannya, semakin baik kinerja perusahaan tersebut maka semakin tinggi pula earning per share yang dihasilkan. Para investor dan calon investor yang pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan return yang semaksimal


(39)

mungkin pastilah menanamkan modalnya pada perusahaan dengan earning per share yang tinggi.

Rumus yang digunakan untuk menghitung earning per share (EPS):

EPS = Laba bersih setelah pajak Jumlah lembar saham yang beredar

2.1.7 Market Based Ratio (Rasio Penilaian Pasar)

Market Based Ratio merupakan rasio yang lazim dan yang khusus dipergunakan di pasar modal yang menggambarkan situasi/keadaan prestasi perusahaan di pasar modal. Rasio ini terdiri atas 2 rasio lainnya yaitu price earning ratio (PER) dan market-to-book ratio (M/B).

1. Price Earning Ratio (PER)

Rasio PER merupakan perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan laba bersih per lembar saham perusahaan yang menunjukkan kemampuan laba yang dihasilkan perusahaan dibandingkan dengan harga pasar sahamnya. Darmadji dan Fakhruddin (2006:198) menyatakan, “Price Earning Ratio (PER) menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba”. PER perusahaan yang lebih rendah terlihat lebih menarik bagi para investor karena laba bersih per saham yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan


(40)

harga pasarnya sehingga menghasilkan payback-period (periode pengembalian pokok modal) yang lebih singkat. Menurut Subramanyam dan Wild (2012:45), rumus untuk menghitung price earning ratio (PER) adalah:

PER =harga pasar per lembar saham laba per saham

2. Market-to-Book Ratio (M/B)

Market-to-Book Ratio (M/B) atau yang lebih dikenal dengan istilah Price-to-Book Value (PBV) merupakan rasio perbandingan harga pasar saham dengan nilai buku per lembar saham perusahaan. “The price-to-book ratio, or P/B ratio, is a current market price to its known as a Market-to-Book ratio” (http://en.wikipedia.org/wiki/P/B_ratio). Ang (1997) menyatakan, “rasio ini menunjukkan seberapa jauh sebuah perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan”. Semakin tinggi Market-to-Book Ratio (M/B), maka semakin berhasil pula perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang sahamnya. Rumus untuk menghitung market-to-book ratio (M/B) yaitu:

M/B =harga pasar per lembar saham nilai buku per lembar saham


(41)

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu akan digunakan sebagai bahan referensi dan perbandingan dalam penelitian ini, seperti disajikan pada tabel berikut.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama

Peneliti

Variabel yang Digunakan

Hasil Penelitian

1 Marisa (2010) Variabel Independen: DER,ROE, EPS, PER, OCF Variabel Dependen: Return Saham

DER, ROE, EPS, dan OCF tidak berpengaruh terhadap return

saham, sementara PER berpengaruh signifikan terhadap

return saham.

2 Harianja (2013)

Variabel Independen: PER, PBV, EPS Variabel Dependen: Return Saham

PER dan EPS tidak berpengaruh terhadap return saham, sementara PBV memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.

3 Rosdiana (2008)

Variabel Independen:

Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi,

Arus Kas Pendanaan, EPS

Variabel Dependen: Return Saham

Arus Kas Operasi dan EPS berpengaruh positif terhadap return saham.

4 Nandika (2010) Variabel Independen: PBV, ROE Variabel Dependen: Return Saham

PBV dan ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.


(42)

No Nama Peneliti

Variabel yang Digunakan

Hasil Penelitian

5 Girsang (2013)

Variabel Independen:

LDR, ROE, DER, PBV, EPS

Variabel Dependen: Return Saham

Hanya PBV yang berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.

Sumber: Penelitian Terdahulu (diolah penulis, 2014)

Penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh Marisa (2010) menunjukkan bahwa Price Earning Ratio (PER) berpengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan Earning Per Share (EPS) tidak berpengaruh terhadap return saham. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Harianja (2013) yang menyatakan bahwa variabel Price Earning Ratio (PER) dan Earning Per Share (EPS) tidak berpengaruh terhadap return saham, akan tetapi variabel Price to Book Value (PBV) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Rosdiana (2008) menunjukkan bahwa Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif terhadap return saham. Perbedaan lainnya dalam penelitian juga ditunjukkan oleh Nandika (2010) yang menyatakan bahwa Price to Book Value (PBV) mempunyai hubungan yang tidak signifikan dan negatif terhadap return saham. Inkonsistensi dalam hasil penelitian lainnya ditunjukkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Girsang (2013) yang menunjukkan bahwa Earning Per Share (EPS) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return


(43)

saham, sedangkan PBV memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.

Hasil penelitian yang masih sangat beragam dan inkonsisten mengenai pengaruh Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Price to Book Value (PBV) terhadap return saham sehingga belum dapat disimpulkan apakah variabel-variabel independen tersebut berpengaruh secara positif atau negatif terhadap return saham mendorong peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh EPS, PER, dan M/B terhadap return saham. Hasil penelitian yang berbeda-beda tersebut mungkin disebabkan oleh perbedaan kriteria sampel penelitian, periode tahun penelitian ataupun jenis perusahaan yang digunakan dalam penelitian sehingga peneliti menggunakan jenis perusahaan dan periode tahun penelitian yang berbeda untuk melihat perbedaan hasil penelitian yang mungkin diperoleh sehingga dapat disimpulkan apakah EPS, PER, dan M/B berpengaruh terhadap return saham.

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengam faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu (Erlina, 2012:33). Kerangka konseptual menghubungkan secara teoritis antar variabel penelitian, yaitu variabel independen (bebas) dengan variabel dependen (terikat). Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan menyebabkan terjadinya variasi (hubungan positif


(44)

maupun negatif) dalam variabel dependen. Sementara variabel dependen merupakan fokus utama dalam sebuah penelitian, di mana variabel dependen dipengaruhi oleh dan merupakan konsekuensi dari adanya variabel independen. Berikut merupakan gambaran kerangka konseptual dari penelitian ini:

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

Berdasarkan kerangka konseptual di atas, dapat dilihat bahwa di dalam penelitian ini Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan Market-to-Book Ratio (M/B) merupakan variabel independen, yang akan mempengaruhi Return Saham sebagai variabel dependennya.

1. Earning Per Share (EPS) berpengaruh secara positif terhadap Return Saham.

Earning Per Share (EPS) digunakan untuk mengukur seberapa besar laba bersih yang dapat diperoleh dari setiap lembar saham yang beredar. Semakin besar tingkat kemampuan dalam menghasilkan keuntungan per lembar saham bagi pemiliknya, Earning Per Share (EPS)

X1

Price Earning Ratio (PER) X2

Market-to-Book Ratio (M/B) X3

Return Saham Y


(45)

maka semakin menguntungkan investasi pada perusahaan tersebut. Semakin tinggi EPS, semakin tinggi pula return saham sehingga dapat dikatakan bahwa EPS berpengaruh secara positif terhadap return saham.

2. Price Earning Ratio (PER) berpengaruh secara positif terhadap Return Saham.

Price Earning Ratio (PER) merupakan perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan laba bersih per lembar saham perusahaan yang menunjukkan kemampuan laba yang dihasilkan perusahaan dibandingkan dengan harga pasar sahamnya. Semakin tinggi PER suatu perusahaan berarti semakin tinggi pasar menghargai nilai saham perusahaan tersebut sehingga semakin tinggi pula return yang diperoleh oleh investor. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa PER berpengaruh secara positif terhadap return saham.

3. Market-to-Book Ratio (M/B) berpengaruh secara positif terhadap Return Saham.

Market-to-Book Ratio (M/B) merupakan rasio perbandingan harga pasar saham dengan nilai buku per lembar saham perusahaan. Semakin tinggi market-to-book ratio (M/B), maka semakin berhasil pula perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang sahamnya sehingga dapat dikatakan bahwa semakin


(46)

tinggi M/B maka semakin tinggi pula return yang dihasilkan (M/B berpengaruh secara positif terhadap return saham).

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang, perumusan masalah dan kerangka konseptual seperti yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis penelitian yang diajukan adalah Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Market-to-Book Ratio (M/B) berpengaruh secara simultan maupun parsial terhadap Return Saham.


(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Menurut Erlina (2012:75), “desain penelitian merupakan rencana induk yang berisi metode dan prosedur untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi yang dibutuhkan, menetapkan sumber-sumber informasi, teknik yang akan digunakan, metode sampling sampai dengan analisis data untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian.”

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian kausal yang berfungsi untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, yang ditekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.

Tujuan dari penelitian adalah untuk menjelaskan pengaruh variabel independen Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Market to Book Ratio (M/B) terhadap return saham pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data adalah segala keterangan (informasi) mengenai semua hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian (Idrus, 2009:61). Jenis data yang


(48)

digunakan dalam penelitian merupakan data kuantitatif berupa angka-angka dari laporan keuangan perusahaan yang menjadi objek penelitian dalam kurun waktu 2010 hingga 2012.

Sumber data berasal dari data sekunder yaitu data yang telah diolah dan siap digunakan yang diperoleh dari IDX Fact Book dan website Bursa

Efek Indonesia

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Kuncoro, 2003). Erlina (2012:81) menyatakan, “populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu, yang berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian”. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 44 emiten yang bergerak di bidang properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010 hingga 2012.

Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil dan digunakan untuk memperkirakan karakteristik dari populasi tersebut. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling dimana sampel diambil berdasarkan kriteria tertentu yang bertujuan untuk menghasilkan sampel yang representatif dan


(49)

diperoleh sampel sebanyak 27 perusahaan dari total populasi berjumlah 44 perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI.

Kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah:

1. Perusahaan properti dan real estate yang memperoleh laba positif selama tahun 2010, 2011 dan 2012.

2. Perusahaan memiliki laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen yang telah dipublikasikan pada tahun 2009, 2010, 2011 dan 2012.

3. Perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI dan tidak delisting pada tahun 2010, 2011 dan 2012.

Tabel 3.1

Daftar Populasi Dan Sampel Penelitian

No. Kode Perusahaan Kriteria No.

Sampel 1 2 3

1 APLN PT Agung Podomoro Land Tbk √ - √ - 2 ASRI PT Alam Sutera Realty Tbk √ √ √ 1 3 BAPA PT Bekasi Asri Pemula Tbk √ √ √ 2 4 BCIP PT Bumi Citra Permai Tbk √ √ √ 3 5 BEST PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk - - - - 6 BIPP PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk - √ √ - 7 BKDP PT Bukit Darmo Property Tbk - √ √ -

8 BKSL PT Sentul City Tbk √ √ √ 4

9 BSDE PT Bumi Serpong Damai Tbk √ √ √ 5 10 COWL PT Cowell Development Tbk √ √ √ 6 11 CTRA PT Ciputra Development Tbk √ √ √ 7 12 CTRP PT Ciputra Property Tbk √ √ √ 8

13 CTRS PT Ciputra Surya Tbk √ √ √ 9


(50)

No. Kode Perusahaan Kriteria No. Sampel 1 2 3

15 DILD PT Intiland Development Tbk √ √ √ 11

16 DUTI PT Duta Pertiwi Tbk √ √ √ 12

17 ELTY Bakrieland Development Tbk - √ √ - 18 EMDE PT Megapolitan Developments Tbk √ √ - - 19 FMII PT Fortune Mate Indonesia Tbk - √ √ - 20 GMTD PT Gowa Makassar Tourism

Development Tbk √ √ √ 13

21 GPRA PT Perdana Gapuraprima Tbk √ √ √ 14 22 GWSA PT Greenwood Sejahtera Tbk - - - - 23 JIHD PT Jakarta International Hotel &

Development Tbk √ √ √ 15

24 JRPT PT Jaya Real Property Tbk √ √ √ 16 25 KIJA PT Kawasan Industri Jababeka Tbk √ √ √ 17

26 KPIG MNC Land Tbk √ √ √ 18

27 LAMI PT Lamicitra Nusantara Tbk √ √ 19 28 LCGP PT Laguna Cipta Griya Tbk - √ √ - 29 LPCK PT Lippo Cikarang Tbk √ √ √ 20 30 LPKR PT Lippo Karawaci Tbk √ √ √ 21 31 MDLN PT Modernland Realty Tbk √ √ √ 22 32 MKPI PT Metropolitan Kentjana Tbk √ √ √ 23 33 MTLA PT Metropolitan Land Tbk - - - -

34 MTSM PT Metro Realty Tbk - -

35 OMRE PT Indonesia Prima Property Tbk √ √ √ 24

36 PWON PT Pakuwon Jati Tbk √ √ √ 25

37 RBMS PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk - √ √ -

38 RDTX PT Roda Vivatex Tbk √ - √ -

39 SCBD PT Danayasa Arthatama Tbk √ √ √ 26 40 SMDM PT Suryamas Dutamakmur Tbk - √ √ -


(51)

No. Kode Perusahaan Kriteria No. Sampel 1 2 3

41 SMRA PT Summarecon Agung Tbk √ √ √ 27 42 GAMA PT Gading Development Tbk - - - - 43 NIRO PT Nirvana Develpment Tbk - - - - 44 PLIN PT Plaza Indonesia Tbk - - - - Sumber: Data diolah penulis (2014)

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data berupa laporan keuangan perusahaan properti dan real estate yang terpilih sebagai sampel yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2012.

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Jogiyanto, 2003:31). Erlina (2012:36) menyatakan, “variabel adalah sesuatu yang dapat membedakan atau mengubah nilai, dimana nilai dapat berbeda pada waktu yang berbeda untuk obyek atau orang yang sama, atau nilai dapat berbeda dalam waktu yang sama untuk orang atau obyek yang berbeda”. Jenis variabel yang digunakan di dalam penelitian ini adalah variabel independen dan variabel dependen.


(52)

3.5.1 Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel terikat (Erlina, 2012:79). Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah EPS, PER dan M/B.

3.5.1.1 Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share (EPS) merupakan rasio penting yang menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang menunjukkan porsi keuntungan yang diperoleh perusahaan yang dapat dibagikan kepada para pemegang sahamnya. Rasio EPS diukur dengan membandingkan laba bersih setelah pajak tahun berjalan dengan jumlah saham yang beredar sehingga menghasilkan laba per lembar saham perusahaan.

Rumus yang digunakan untuk menghitung earning per share (EPS) adalah:

EPS = Laba bersih setelah pajak Jumlah lembar saham yang beredar

3.5.1.2 Price Earning Ratio (PER)

Price Earning Ratio (PER) merupakan rasio perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan laba bersih per lembar saham perusahaan yang menunjukkan kemampuan laba yang dihasilkan perusahaan


(53)

dibandingkan dengan harga pasar sahamnya. Rasio PER menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. PER perusahaan yang lebih rendah terlihat lebih menarik bagi para investor karena laba bersih per saham yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan harga pasarnya sehingga menghasilkan payback-period (periode pengembalian pokok modal) yang lebih singkat.

Subramanyam dan Wild (2012:45) menuliskan rumus untuk menghitung price earning ratio (PER) sebagai berikut:

PER =harga pasar per lembar saham laba per saham

3.5.1.3 Market-to-Book Ratio (M/B)

Market-to-Book Ratio (M/B) atau yang lebih dikenal dengan istilah Price-to-Book Value (PBV), merupakan rasio perbandingan harga pasar saham dengan nilai buku per lembar saham perusahaan. Rasio M/B menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Semakin tinggi rasio M/B, maka semakin berhasil pula perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang sahamnya dan pasar semakin percaya akan prospek


(54)

perusahaan tersebut. Rumus untuk menghitung market-to-book ratio (M/B) yaitu:

M/B =harga pasar per lembar saham nilai buku per lembar saham

3.5.2 Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas, yang menjadikan variabel dependen sebagai konsekuensi dari variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah return saham, yaitu tingkat pengembalian hasil (keuntungan) yang diperoleh investor dari sejumlah dana yang diinvestasikan dalam bentuk saham pada suatu periode tertentu. Return saham terdiri atas dividen dan capital gain/loss. Return saham dihitung dengan membandingkan selisih harga saham periode berjalan dengan periode sebelumnya dengan mangabaikan dividen karena sebagian dari perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI selama periode penelitian tidak menerbitkan nilai dividennya.

Rumus untuk menghitung return saham menurut Ross et al. (2003:238) antara lain:


(55)

�� =��− ��−1 �−1 Di mana:

�� = return saham

�� = harga saham pada periode t

��−1 = harga saham pada periode t-1 Tabel 3.2

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Definisi

Operasional

Pengukuran Skala

Earning Per Share (EPS) X1 Perbandingan antara laba bersih setelah pajak tahun berjalan dengan jumlah saham yang beredar.

Laba bersih setelah pajak

Jumlah lembar saham yang beredar Rasio

Price Earning Ratio (PER) X2 Perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan laba bersih per lembar saham.

harga pasar per lembar saham

laba per saham Rasio

Market-to-Book Ratio (M/B) X3 Perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan nilai buku per lembar saham.

harga pasar per lembar saham


(56)

Variabel Definisi Operasional

Pengukuran Skala

Return Saham

Y

Perbandingan antara selisih harga saham periode

berjalan dengan periode sebelumnya dengan mengabaikan dividen.

�� = ��− ��−1 �−1

Rasio

Sumber: Data diolah penulis (2014)

3.6 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan persamaan regresi linear berganda. Analisis data dilakukan dengan bantuan program SPSS 19 (Statistical Package for Social Science). Sebelum melakukan pengujian terhadap hipotesis, akan dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu untuk memastikan persamaan regresi berganda yang digunakan bebas dari pelanggaran asumsi klasik.

3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui kondisi data yang digunakan dalam penelitian, apakah hasil analisis regresi linear berganda yang digunakan dalam penelitian terbebas dari penyimpangan asumsi klasik yang meliputi uji normalitas data, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.


(57)

3.6.1.1 Uji Normalitas Data

Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal (Erlina, 2012:101). Penelitian ini menggunakan dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan melakukan analisis statistik dan analisis grafik.

1. Analisis Statistik

Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik Kolmogorov Smirnov (K-S). Menurut Ghozali (2005:115), pedoman pengambilan keputusan rentang data mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat dari:

a. nilai sig. atau signifikan atau probabilitas <0,05, maka distribusi data adalah tidak normal,

b. nilai sig. atau signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah normal.

2. Analisis Grafik

Untuk melihat normalitas data dapat dilakukan dengan melihat histogram atau pola distribusi data. Normalitas data dapat dideteksi melalui penyebaran


(58)

data (titik) pada normal P Plot of Regression Standardized Residual variabel independen, dimana: a. jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan

mengikut arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,

b. jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.

3.6.1.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya (Erlina, 2012:103). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Batasan yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya mutikolineritas adalah nilai Tolerence < 0,10 atau VIF > 10 (Ghozali, 2005).


(59)

3.6.1.3 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Erlina (2012:106) menyatakan, “jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heterokedastisitas. Uji heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot antar nilai prediksi variabel independen dengan nilai residualnya. Dasar analisis yang dapat digunakan untuk menentukan heterokedastisistas, antara lain:

1. jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan heterokedastisitas,

2. jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2005:105).


(60)

3.6.1.4 Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya (Erlina, 20t-12:t-107). Masalah timbul karena residual atau kesalahan pengganggu tidak bebas dari observasi ke observasi lainnya. Hal ini paling sering ditemukan pada data runtut waktu atau time series karena “gangguan” pada seorang individu/kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokolerasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan sama lain. Untuk menguji ada tidaknya gejala autokorelasi maka dapat dideteksi dengan uji Durbin-Waston (DW test).

Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi mengacu kepada pendapat Sunyoto (2009:91), yaitu sebagai berikut:

a) angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif, b) angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada

autokorelasi,


(61)

3.6.2 Pengujian Hipotesis

Peneliti menggunakan metode analisis regresi linear berganda dalam menguji hipotesis dalam penelitian ini secara keseluruhan dengan model sebagai berikut:

Y = а + b1X1+ b2X2 + b3X3 + e Y = return saham

а = konstanta

X1 = earning per share (EPS) X2 = price earning ratio (PER) X3 = market-to-book ratio (M/B) b1, b2, b3 = koefisien regresi

e = variabel pengganggu

Beberapa pengujian terhadap hipotesis yang diajukan di dalam penelitian ini adalah uji koefisien determinasi, uji signifikansi simultan dan uji signifikansi parsial.

3.6.2.1 Uji Koefisien Determinasi (��)

Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel dependen atau dengan kata lain untuk menguji goodness-fit dari model regresi. Nilai R2 koefisien determinasi berkisar antara 0 sampai 1 (0 ≤ R2≤ 1). Nilai R2 dikatakan baik jika


(62)

di atas 0,5 karena nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1. Nilai R2 sama dengan nol (R2=0) menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Bila R2 semakin besar mendekati 1 menunjukkan semakin kuat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila R2 semakin kecil mendekati nol menunjukkan semakin kecil pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

3.6.2.2 Uji Signifikansi Simultan (F-test)

Uji F digunakan untuk untuk menguji hubungan linear dari seluruh variabel bebas secara bersama (simultan) terhadap variabel dependen. Uji F digunakan untuk mengetahui signifikansi dari model persamaan regresi, apakah terdapat hubungan signifikan antara X dan Y. Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:

Ho : b1 = b2 = b3 = 0, artinya EPS, PER, dan M/B secara simultan tidak berpengaruh terhadap Return Saham.

Ha : b1b2b3≠ 0, artinya EPS, PER, dan M/B secara simultan berpengaruh terhadap Return Saham.

Signifikan atau tidaknya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dilihat dari nilai


(63)

probabilitas (nilai Sig.) dari F rasio seluruh variabel

independen pada taraf uji α = 5% (0,05). Kesimpulan dapat diterima atau tidaknya Ha dapat diketahui dengan pembuktian sebagai berikut:

1. jika probabilitas < 0,05 maka Ha dapat diterima, 2. jika probabilitas > 0,05 maka Ha tidak dapat diterima.

Signifikansi juga dapat dilihat dengan membandingkan Fhitung , dengan ketentuan:

1. Bila F hitung < F tabel

2. Bila F

atau Sig. > 0,05 maka Ho diterima.

hitung > F tabel atau Sig. < 0,05 maka Ha diterima.

3.6.2.3 Uji Signifikansi Parsial (t-test)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen.

Bentuk pengujian hipotesisnya adalah sebagai berikut: Ho : b1, b2, b3 = 0, artinya EPS, PER, dan M/B secara parsial tidak berpengaruh terhadap Return Saham.


(64)

Ha : b1, b2, b3 0, artinya EPS, PER, dan M/B secara parsial berpengaruh terhadap Return Saham.

Signifikan atau tidaknya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dilihat dari nilai probabilitas (nilai Sig.) dari t rasio masing-masing variabel

independen pada taraf uji α = 5% (0,05). Kesimpulan dapat

diterima atau tidaknya Ha sebagai pembuktian adalah: 1. jika probabilitas < 0,05 maka Ha dapat diterima,

2. jika probabilitas > 0,05 maka Ha tidak dapat diterima.

Signifikansi juga dapat dilihat dengan membandingkan dengan thitung , dengan ketentuan:

1. jika thitung > ttabel (α = 5%) maka Ha dapat diterima, 2. jika thitung < ttabel (α = 5%) maka Ha tidak dapat


(65)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, dan nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel dependen. Data yang digunakan dalam penelitian merupakan data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id berupa laporan keuangan sampel perusahaan properti dan real estate dari tahun 2009 sampai tahun 2012. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah earning per share, price earning ratio dan market-to-book ratio sebagai variabel bebas (independent variable) dan return saham sebagai variabel terikat (dependent variable). Statistik deskriptif dari variabel-variabel di dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.


(66)

Tabel 4.1 Descriptive Statistics 1

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

RS 81 .4334 .77671 -.70 3.53

EPS 81 82.5877 129.27506 1.67 634.00

PER 81 21.6432 40.88976 .61 371.05

MB Valid N (listwise)

81 81

1.6032 1.16368 .13 6.32

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2014)

Dari data pada tabel 4.1, maka dapat dijelaskan bahwa:

a. Variabel Return Saham (RS) dengan jumlah sampel sebanyak 81, memiliki nilai rata-rata sebesar 0,4334. Nilai maksimum sebesar 3,53 dan nilai minimum sebesar -0,70 serta standar deviasi sebesar 0,77671.

b. Variabel Earning Per Share (EPS) dengan jumlah sampel sebanyak 81, memiliki nilai rata-rata sebesar 82,5877. Nilai maksimum sebesar 634 dan nilai minimum sebesar 1,67 serta standar deviasi sebesar 129,27506.

c. Variabel Price Earning Ratio (PER) dengan jumlah sampel sebanyak 81, memiliki nilai rata-rata sebesar 21,6432. Nilai maksimum sebesar 371,05 dan nilai minimum sebesar 0,61 serta standar deviasi sebesar 40,88976.

d. Variabel Market-to-Book Ratio (MB) dengan jumlah sampel sebanyak 81, memiliki nilai rata-rata sebesar 1,6032. Nilai maksimum sebesar 6,32 dan nilai minimum sebesar 0,13 serta standar deviasi sebesar 1,16368.


(67)

Standar deviasi (σ) menunjukkan seberapa jauh kemungkinan

nilai yang diperoleh menyimpang dari nilai yang diharapkan (dalam hal ini variabel EPS, PER dan M/B). Semakin besar nilai standar deviasi maka semakin besar kemungkinan nilai riil menyimpang dari yang diharapkan. Dalam kasus seperti ini, dimana nilai mean masing-masing variabel lebih kecil dari pada standar deviasinya, biasanya didalam data terdapat outlier (data yang terlalu ekstrim). Data outlier adalah data yang mempunyai nilai yang sangat menyimpang dari data lainnya (Erlina, 2012). Beberapa penyebab terjadinya data outlier adalah sebagai berikut:

1. kesalahan dalam pemasukan data, 2. kesalahan dalam pengambilan sampel,

3. memang ada data ekstrim yang tidak bisa dihindari keberadaanya.

Ada beberapa cara untuk mengatasi data outlier: 1. lakukan transformasi data ke bentuk lainnya, 2. lakukan trimming, yaitu membuang data outlier,

3. lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu.

Data-data outlier tersebut biasanya akan mengakibatkan tidak normalnya distribusi data (hal ini dibuktikan pada subbab berikutnya dimana data terbukti tidak normal pada tahap uji normalitas). Langkah perbaikan yang dilakukan agar distribusi data


(68)

menjadi normal, salah satunya adalah dengan melakukan transformasi data. Namun dalam penelitian ini setelah dilakukan transformasi ke bentuk logaritma natural (ln) dan square roots atau fungsi akar (sqrt) distribusi data masih tidak normal karena terdapat nilai ekstrim. Nilai ekstrim tersebut memang tidak dapat dihindari keberadaannya karena terdapat beberapa sampel yang memiliki rentang nilai yang sangat jauh dengan data sampel lainnya. Cara yang dilakukan untuk mengatasi data outlier tersebut adalah dengan langkah kedua yaitu dengan melakukan trimming atau membuang sebagian data yang nilainya sangat jauh berbeda atau ekstrim. Adapun data setelah dilakukan trimming seperti yang disajikan pada tabel berikut.

Tabel 4.2 Descriptive Statistics 2

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

RS 80 .3946 .69847 -.70 3.00

EPS 78 63.9383 87.73504 1.67 383.00

PER 80 17.2756 11.33307 .61 60.95

MB 81 1.6032 1.16368 .13 6.32

Valid N (listwise)

76

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2014)

a. Variabel Return Saham (RS) dengan jumlah sampel sebanyak 80, memiliki nilai rata-rata sebesar 0,3946. Nilai maksimum sebesar 3 dan nilai minimum sebesar -0,70 serta standar deviasi sebesar 0,69847.


(69)

b. Variabel Earning Per Share (EPS) dengan jumlah sampel sebanyak 78, memiliki nilai rata-rata sebesar 63,9383. Nilai maksimum sebesar 383 dan nilai minimum sebesar 1,67 serta standar deviasi sebesar 87,73504.

c. Variabel Price Earning Ratio (PER) dengan jumlah sampel sebanyak 80, memiliki nilai rata-rata sebesar 17,2756. Nilai maksimum sebesar 60,95 dan nilai minimum sebesar 0,61 serta standar deviasi sebesar 11,33307.

d. Variabel Market-to-Book Ratio (MB) dengan jumlah sampel sebanyak 81, memiliki nilai rata-rata sebesar 1,6032. Nilai maksimum sebesar 6,32 dan nilai minimum sebesar 0,13 serta standar deviasi sebesar 1,16368.

Hasil pengolahan data setelah trimmimg menghasilkan jumlah data yang valid atau jumlah N menjadi 76.

4.1.2 Pengujian Asumsi Klasik

Analisa dilakukan dengan metode analisa regresi berganda. Sebelum dilakukan uji hipotesis, peneliti akan melakukan uji asumsi klasik. Pengujian ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data yang digunakan dalam penelitian sudah normal, serta bebas dari gejala multikolinearitas, heteroskesdastisitas serta autokorelasi. Menurut Ghozali (2005:123) asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah:


(1)

No

Y

(

Return

Saham)

X1

(EPS)

X2

(PER)

X3

(M/B)

76

1.54

42.00

17.28

1.79

77

.35

383.00

10.26

2.30

78

.26

23.00

17.95

1.11

79

-.70

16.00

13.78

3.73

80

.66

21.00

37.58

1.04


(2)

Lampiran 7

Hasil Output SPSS Setelah

Trimming

Data

1.

Statistik Deskriptif

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

RS 80 .3946 .69847 -.70 3.00

EPS 78 63.9383 87.73504 1.67 383.00 PER 80 17.2756 11.33307 .61 60.95

MB 81 1.6032 1.16368 .13 6.32

Valid N (listwise)

76

2.

Hasil Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 76

Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation .61687076 Most Extreme Differences Absolute .122

Positive .122

Negative -.079

Kolmogorov-Smirnov Z 1.067

Asymp. Sig. (2-tailed) .205

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(3)

(4)

3.

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .035 .179 .198 .844

EPS .001 .001 .121 .966 .337 .845 1.184

PER .010 .007 .171 1.325 .189 .797 1.255

MB .049 .069 .088 .719 .474 .893 1.120

a. Dependent Variable: RS


(5)

5.

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .217a .047 .008 .62959 1.689

a. Predictors: (Constant), MB, EPS, PER b. Dependent Variable: RS

6.

Hasil Analisis Regresi

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta

1 (Constant) .035 .179

EPS .001 .001 .121

PER .010 .007 .171

MB .049 .069 .088

a. Dependent Variable: RS

7.

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R

2

Model Summary

)

b

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .217a .047 .008 .62959

a. Predictors: (Constant), MB, EPS, PER b. Dependent Variable: RS


(6)

8.

Hasil Uji Signifikansi Simultan (F-

test

)

ANOVA Model

b

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.415 3 .472 1.190 .320a

Residual 28.540 72 .396

Total 29.954 75

a. Predictors: (Constant), MB, EPS, PER b. Dependent Variable: RS

9.

Hasil Uji Signifikansi Parsial (t-

test

)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .035 .179 .198 .844

EPS .001 .001 .121 .966 .337

PER .010 .007 .171 1.325 .189

MB .049 .069 .088 .719 .474


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh EPS, PER dan M/B terhadap Return Saham pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 98 114

Analisis Pengaruh Economic Value Added, Profitabilitas, dan Independensi Dewan Komisaris terhadap Return Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 70 117

Analisis Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 52 93

Pengaruh Informasi Arus Kas dan Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 51 89

Pengaruh Laba Bersih dan Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Sektor Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014)

0 3 1

Pengaruh Rasio Harga Saham Per Laba dan Nilai Perusahaan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2011-2014

0 10 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal - Analisis Pengaruh EPS, PER dan M/B terhadap Return Saham pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 25

Analisis Pengaruh EPS, PER dan M/B terhadap Return Saham pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Analisis Pengaruh Economic Value Added, Profitabilitas, dan Independensi Dewan Komisaris terhadap Return Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 9

Analisis Pengaruh Economic Value Added, Profitabilitas, dan Independensi Dewan Komisaris terhadap Return Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11