Penilaian Kinerja Terkait Profil Konsumen

32 Tabel 8 Penilaian tingkat kinerja atribut AMDK AM Atribut Kinerja TB C B SB Manfaat 2 12 25 16 Kualitas Air 6 14 24 11 Kemasan 8 19 28 Label 49 2 4 Merek 21 25 7 2 Jumlah 31.27 26.18 30.54 12.01

4.4.1 Penilaian Kinerja Terkait Profil Konsumen

Penilaian konsumen tentunya dipengaruhi oleh profil demografi dan pengalaman serta pengetahuan konsumen terhadap produk tertentu. Dalam penelitian ini konsumen dikelompokan berdasarkan usia, pendidikan,pendapatan, lama konsumsi, frekuensi pembelian dan ukuran kemasan yang biasa di beli. Tabel 9 Penilaian kinerja air terkait usia konsumen Umur Thn Kinerja Air TB C B SB Total 15-20 3.6 1.8 20.0 21.8 47.3 21-25 0.0 0.0 29.1 0.0 29.1 26-30 0.0 1.8 1.8 0.0 3.6 31 1.8 5.5 7.3 5.5 20.0 Total 5.5 9.1 58.2 27.3 100.0 Penilaian kinerja air diduga dipengaruhi oleh profil konsumen, yaitu usia konsumen. Manusia yang berusia dewasa memiliki keinginan yang berbeda dengan yang masih berusia remaja atau anak-anak. Semakin tinggi usia seseorang maka semakin bervariasi keinginannya dalam memenuhi kebutuhan. Hasil penilaian menunjukan lebih dari setengah konsumen memberikan penilaian kinerja air baik, namun penilaian kinerja air sangat baik tertinggi ada pada kategori umur 15-20 tahun, sedangkan dikategori usia 21 sampai 30 tahun tidak ada yang menilai kinerja air AMDK AM ini sangat baik Tabel 9. Usia 21 sampai 25 menilai kinerja kualitas air baik 29.1 dan tidak menilai tidak baik ataupun 33 sangat baik, hal ini dapat disimpulkan bahwa usia 21 sampai 30 tahun cenderung lebih kritis terhadap penilaian karena usia yang dewasa memiliki tingkat keinginan yang berbeda dengan remaja atau anak-anak. Hasil uji crosstab menunjukan bahwa nilai asym sign kinerja air tekait usia adalah 0.02 kurang dari nilai α = 0.05, hal ini menunjukan adanya hubungan yang significant antara penilaian kinerja kualitas air terkait usia. Kondisi ini selaras dengan teori Kotler 2001 yang menyatakan usia adalah salah satu faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen. Tabel 10 Penilaian kinerja kemasan terkait usia konsumen Umur Thn Kinerja Kemasan TB C B SB Total 15-20 7.3 5.5 20.0 14.5 47.3 21-25 0.0 12.7 14.5 1.8 29.1 26-30 0.0 3.6 0.0 0.0 3.6 31 3.6 9.1 3.6 3.6 20.0 Total 10.9 30.9 38.2 20.0 100.00 Penilaian kinerja kemasan diduga dipengaruhi oleh profil konsumen, yaitu usia konsumen. Hasil penilaian kinerja menunjukan bahwa di usia 15 sampai 20 lebih beragam dalam penilaian kinerja kemasan, sementara di usia 26 sampai 30 tahun hanya menilai pada kategori cukup saja sebesar 3.6 yang ditunjukan pada Tabel 10, hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan penilaian konsumen terkait usia konsumen, semakin tua usia konsumen maka penilaian semakin tinggi Usia remaja menilai kemasan mempunyai daya tarik sendiri terhadap minat beli konsumen, dari saran konsumen kemasan yang berwarna-warni dan bermotif dapat menarik minat konsumen. Hasil uji crosstab menunjukan bahwa nilai asym sign kinerja kemasan tekait usia adal ah 0.051 kurang dari nilai α = 0.1, hal ini menunjukan adanya hubungan yang significant antara penilaian kinerja kualitas air terkait usia. Kondisi ini selaras dengan teori Kotler 2001 yang menyatakan usia adalah salah satu faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen. Penilaian kinerja terhadap atribut kinerja air diduga dipengaruhi oleh profil konsumen, yaitu pendapatan konsumen. Keadaan ekonomi seseorang dapat dilihat dari jumlah pendapatan setiap bulannya. Pendapatan merupakan sumber daya penting dalam upaya pemenuhan kebutuhan. Selain itu, pola pembelian suatu 34 produk dapat dipengaruhi oleh pendapatan konsumen. Semakin tinggi pendapatan dapat dimungkinkan mempunyai kemampuan untuk melakukan pembelian yang tinggi pula sesuai dengan kemampuan. Dalam penelitian ini dasar penetapan pendapatan dilihat dari pekerjaan mayoritas penduduk Rancaekek yang terbagi menjadi tiga segmen pendapatan. Dalam Sensus Penduduk Daerah 2011, penduduk Rancaekek mayoritas bermata pencaharian sebagai buruh pabrik dengan penghasilan per bulan sebesar upah minimum rata-rata, kemudian dibawah buruh pabrik penduduk Rancaekek banyak menjadi buruh kasar yang berpenghasilan lebih rendah dari upah minimum rata-rata. Di atas buruh ada segmen menengah ke atas yang berpenghasilan melebihi upah minimum rata-rata Tabel 11 Penilaian kinerja air terkait tingkat pendapatan Pendapatan Rp Kinerja Air TB C B SB Total 500 000 0.0 1.8 12.7 18.2 32.7 500 001-1 000 000 1.8 0.0 9.1 3.6 14.5 1 000 001-1 500 000 0.0 0.0 12.7 0.0 12.7 1 500 001-2 000 000 1.8 0.0 12.7 1.8 16.4 2 000 001-2 500 000 0.0 3.6 5.5 0.0 9.1 2 500 001 1.8 3.6 5.5 3.6 14.5 Total 5.5 9.1 58.2 27.3 100.0 Penilaian kinerja sangat baik tidak ada pada konsumen berpenghasilan antara Rp 2 000 001 sampai dengan Rp 2 500 000 Tabel 11. Hal ini menandakan bahwa untuk konsumen yang berpenghasilan tinggi lebih kritis dalam menilai kualitas kinerja air, karena konsumen berpenghasilan tinggi mempunyai daya beli terhadap AMDK yang menawarkan kualitas yang lebih tinggi pula. Sedangkan penilaian kinerja sangat baik 18.20 terbesar ada pada konsumen yang berpendapatan kurang dari Rp 500 000. Hal ini menandakan bahwa konsumen berpenghasilan rendah sudah puas hanya dengan atribut yang ada sekarang, karena mereka cenderung menyesuaikan dengan daya beli terhadap AMDK. Hasil uji crosstab menunjukan bahwa asym sign kinerja air terkait usia sebesar 0.025 dan kurang dari nilai α = 0.05 , hal ini menunjukan ada keterkaitan antara profil konsumen yaitu pendapatan dengan penilaian kinerja kualitas air pada taraf α = 35 0.05. Kondisi ekonomi sangat mempengaruhi jenis kebutuhan dan cara memenuhi kebutuhan seseorang. Tabel 12 Penilaian kinerja label terkait lama konsumsi Lama Konsumsi Thn Kinerja Label TB C B SB Total 1 1.8 9.1 5.5 7.3 23.6 1.1-2 5.5 1.8 1.8 0.0 9.1 2.1-3 0.0 0.0 5.5 1.8 7.3 3.1-4 1.8 5.5 5.5 12.7 25.5 5 3.6 3.6 10.9 16.4 34.5 Total 12.7 20.0 29.1 38.2 100.0 Penilaian kinerja label diduga dipengaruhi oleh profil konsumen, yaitu lama komsumsi. Lama komsumsi seseorang terhadap suatu produk dapat membuat penilaian kinerja berbeda dari sebelumnya karena konsumen sudah terbiasa atau sudah mendapatkan pengetahuan terhadap barang tersebut. Hasil penilaian kinerja menunjukan bahwa penilaian tertinggi dan penilaian yang beragam ada pada konsumen yang sudah mengonsumsi AMDK AM lebih dari lima tahun, hal ini mengindikasikan , semakin lama maka penilaian terhadap label atau informasi yang dicantumkan semakin kritis penilaiannya, semakin lama konsumen semakin mengerti kualitas yang harus dimilikinya. Hasil uji crosstab dengan chi square menunjukan terdapat hubungan antara penilaian kinerja label atau info dengan karakteristik lama konsumsi Tabel 14, menunjukan bahwa asym sign lebih rendah dibandingkan dengan nilai α=0,05 pada tingkat lama konsumsi konsumen, sehingga dapat disimpulkan penilaian kinerja label dipengaruhi oleh lama konsumsi, hal ini bertentangan dengan harapan konsumen yang cenderung tidak memperhatikan atau tidak terlalu peduli akan kelengkapan label atau informasi yang di berikan. Penilaian konsumen terhadap kinerja atribut kualitas dipengaruhi pengelompokan konsumen oleh karakteristik tertentu. Konsumen dikelompokan berdasarkan konsumsi AMDK konsumen itu sendiri. Pada penelitian ini konsumsi AMDK didapatkan dari frekuensi pembelian AMDK dan ukuran yang paling sering dibeli oleh konsumen itu sendiri, hal ini dilakukan untuk mengetahui besarnya konsumsi AMDK pada konsumen yang bersangkutan. Kategori terbagi 36 menjadi empat kelas, yaitu kelas Sangat Sering SS, kelas Sering S, Tidak Sering TS dan kelas Cukup Sering CS. Pengelompokan ditentukan dari jumlah hasil dari frekuensi pembelian dan kemasan yang sering dibeli. Tabel 13 Penilaian kinerja kemasan terkait konsumsi AMDK Konsumsi Kinerja Kemasan TB C B SB Total SS 7.3 16.4 30.9 18.2 72.7 S 3.6 3.6 5.5 1.8 14.5 CS 0.0 10.9 0.0 0.0 10.9 TS 0.0 0.0 1.8 0.0 1.8 Total 10.9 30.9 38.2 20.0 100.0 Penilaian kinerja kemasan diduga dipengaruhi oleh tingkat konsumsi konsumsi konsumen. Tingkat konsumsi konsumen di dapat dari frekuensi pembelian dikali dengan ukuran kemasan yang sering di beli dalam satu bulan. tase tertinggi konsumen yang tidak sering megonsumsi AMDK, mayoritas memberikan penilaian pada kategori baik sebesar 1.8 . Sedangkan tase konsumen yang sangat sering mengonsumsi AMDK mayoritas memberikan penilaian pada kategori sangat baik sebesar 18.2 . Hal ini menunjukan bahwa semakin sering seseorang mengonsumsi suatu produk, maka semakin baik penilaian terhadap produk tersebut. Hasil uji crosstab menunjukan nilai asym sign kualitas kemasan sebesar 0.03 lebih kecil dari nilai α= 0.05, hal ini membuktikan adanya hubungan antara konsumsi konsumen dengan penilaian kinerja kualitas kemasan. Semakin sering konsumen mengonsumsi menunjukan bahwa konsumen merasa bahwa kinerja yang diberikan baik. Penilaian kinerja terhadap atribut manfaat dan merek tidak terkait profil konsumen. Hasil uji cross tab dengan uji chi square menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan nyata antara penilaian kinerja terhadap atribut manfaat dan atribut merek dengan profil konsumen. Hal ini dibuktikan dengan nilai x hitung lebih besar dari nilai α = 0.05 dan nilai α= 0.10. Dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang nyata antara profil konsumen dengan penilaian kinerja konsumen terhadap atribut manfaat dan atribut merek. Sementara atribut kualitas air, kemasan, dan label info menunjukan adanya hubungan yang nyata antara penilaian kinerja dengan profil konsumen yaitu usia, pendapatan, lama konsumsi 37 dan konsumsi konsumen, sementara pendidikan tidak terkait dengan penilaian kinerja konsumen karena hasil uji menunjukan nilai yang melebihi nilai α.. Tabel 14 Penilaian kinerja manfaat terkait pendidikan Pendidikan Kinerja Manfaat TB C B SB Total SLTP 0.0 0.0 0.0 1.8 1.8 SMU 3.6 7.3 29.1 12.7 52.7 AKADEMI 1.8 3.6 20.0 9.1 34.5 SARJANA 3.6 1.8 1.8 3.6 10.9 Total 9.1 12.7 50.9 27.3 100.0 Penilaian kinerja manfaat diduga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan konsumen. Setengah responden yang memberikan penilaian kinerja manfaat berdasarkan usia berkategori baik, dan mayoritas berpendidikan SMU. Hasil uji crosstab menunjukan nilai asym sign manfaat sebesar 0.43 lebih besar dari nilai α= 0.05 dan α=0.10, hal ini membuktikan tidak adanya hubungan antara tingkat pendidikan dengan penilaian kinerja manfaat. Profil konsumen tidak terkait dengan penilaian konsumen itu sendiri dikarenakan bahwa responden mayoritas berpendidikan SMA dan merupakan konsumen AMDK AM yaitu sebesar 52.7 , maka dari itu penilaian kinerja tidak dipengaruhi oleh pendidikan responden. Tabel 15 Rekapitulasi hasil uji cross tab Profil Manfaat Kualitas Air Kemasan Label Merek Usia Ts Ts Ts Pendidikan Ts Ts Ts Ts Ts Pendapatan Ts Ts Ts Ts Lama Konsumsi Ts Ts Ts Ts FrekSize Ts Ts Ts Ts signifikan pada α = 5 signifikan pada α = 10 Ts tidak significant di α= 5 dan α= 10 Hasil uji chi square menunjukan terdapat hubungan antara penilaian kinerja kualitas air dengan karakteristik usia dan pendapatan konsumen. Setelah melakukan penelitian mengenai penilaian kinerja konsumen terhadap atribut kualitas menunjukan penilaian yang berbeda untuk atribut kualitas air, kemasan, 38 dan label kemasan. Hal ini sejalan dengan penelitian Sukaris yang menyatakan bahwa sikap seseorang terhadap suatu produk tergantung pada pandangannya terhadap suatu produk dan proses belajar baik dari pengalaman, kepribadian, ataupun dari pengaruh lingkungan. Dalam penelitian ini perbedaan penilaian terhadap suatu produk di terjadi karena adanya perbedaan profil konsumen. Profil konsumen mempengaruhi penilaian persepsi terhadap suatu produk. Profil konsumen yang berpengaruh pada penilaian kinerja produk AM ini adalah usia, pendapatan, lama konsumsi, dan frekuensi pembelian. Sedangkan untuk atribut manfaat dan merek konsumen memiliki persepsi yang sama terhadap penilaian kinerja dari AMDK AM. Dalam penelitian ini untuk atribut manfaat konsumen menilai kinerja manfaat AMDK rendah dan masih di bawah standar yang dinginkan konsumen, sementara penilaian kinerja pada merek tidak ada perbedaan penilaian karena konsumen setuju bahwa merek dianggap sebagai atribut pelengkap sehingga tidak mempengaruhi penilaian kinerja terhadap AMDK AM .

4.5. Analisis Kesenjangan Gap