Pasar Sekunder Secondary Market Initial Public Offering IPO

14 a. Sarana untuk menghimpun dana-dana masyarakat untuk disalurkan ke dalam kegiatan-kegiatan yang produktif b. Sumber pembiayaan yang mudah, murah, dan cepat bagi dunia usaha dan pembangunan nasional c. Mendorong terciptanya kesempatan berusaha dan sekaligus menciptakan kesempatan kerja d. Mempertinggi efisiensi alokasi sumber produksi e. Memperkokoh beroperasinya mekanisme market dalam menata sistem moneter, karena pasar modal dapat menjadi sarana “open market operation ” sewaktu-waktu oleh Bank sentral f. Menekan tingginya ti ngkat bunga menuju suatu “rate” yang reasonable g. Sebagai alternatif investasi bagi para pemodal.

2. Pasar Sekunder Secondary Market

Pasar sekunder adalah pasar untuk sekuritas yang telah ada telah dibeli sebelumnya, bukan untuk emisi saham baru Van Horne dan Wachowicz, 2007 : 322. Sedangkan menurut Brealey et, all 2008 : 37 pasar sekunder merupakan pasar tempat sekuritas yang diterbitkan sebelumnya diperdagangkan diantara investor. Brigham dan Houston 2009:150 mengungkapkan pasar sekunder secondary market adalah pasar dimana sekuritas yang telah ada dan beredar diperdagangkan diantara para investor. 15 Senada dengan Brigham dan Houston, Weston dan Copeland 1995:98 menambahkan bahwa pasar sekunder merupakan pasar di mana saham dan obligasi yang telah dijual di pasar perdana kemudian diperdagangkan. Pasar sekunder merupakan transaksi surat berharga oleh penjamin yang terjadi di pasar modal yang tidak akan mempengaruhi posisi keuangan perusahaan, dan pengaruhnya hanya pada komposisi kepemilikan saham perusahaan Dermawan Sjahrial 2006: 15. Kemudian Bodie, et. al 2006: 86 menambahkan bahwa pasar sekunder secondary market merupakan tempat terjadinya pembelian dan penjualan antar investor atas sekuritas yang telah diterbitkan. Sekuritas yang dibeli di pasar primer dijual kembali kepada publik di pasar sekundersecondary market. Dengan demikian, fungsi pasar sekunder adalah membuat sekuritas menjadi likuid. Selain itu, kondisi pasar sekunder sangat relevan untuk menentukan harga perdanainitial public offering, IPO di pasar primer. Contoh pasar sekunder adalah pasar valuta asing foreign exchange market, dan pasar keuangan derivatif, seperti future market, dan option market Ktut Silvanita, 2009:4.

3. Initial Public Offering IPO

Initial Public Offering IPO atau penawaran umum perdana secara umum didefinisikan sebagai kegiatan penawaran saham ke publik untuk pertama kali. Penawaram perdana biasa juga dikenal dengan istilah kegiatan go public. UU RI No 8 tahun 1995 tentang pasar modal 16 mendifinisikan penawaran umum sebagai kegiatan penawaran yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat. Efek dalam hal ini berupa surat berharga yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan, kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek dari setiap derivatif dari efek. Dalam proses go public perusahaan membutuhkan peran lembaga penunjang pasar modal, yang akan membantu perusahaan mulai dari penyediaan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pendaftaran ke Bapepam sampai pendaftaran sahamnya ke bursa efek. Adapun langkah langkah go public tersebut adalah sebagai berikut Sutrisno, 2001:327 : a. Persiapan : Langkah awal yang perlu ditempuh oleh perusahaan yang akan melakukan emisi adalah persiapan internal perusahaan, yakni melakukan rapat umum pemegang saham RUPS yang menyetujui perusahaan akan melakukan go public. Persetujuan RUPS ini diperlukan karena akan mengakibatkan perubahan pada anggaran dasar perseroan. b. Setelah persiapan ditingkat internal perusahaan selesai dan mendapatkan persetujuan, maka langkah selanjutnya perusahaan harus menyampaikan pernyataan maksud atau letter of intent kepada BAPEPAM. Setelah menyampaikan letter of intent ke Bapepam, segera menghubungi penjamin emisi atau underwriter yang akan membantu perusahaan dalam proses emisi efek. Underwriter dan 17 emiten segera menyiapkan dokumen-dokumen dan persyaratan lainnya yang diperlukan untuk go public. c. Underwriter atas nama emiten menyampaikan pernyataan pendaftaran emisi efek kepada BAPEPAM dengan menyerahkan berbagai persyaratan yang diperlukan. d. Setelah pernyataan pendaftaran, BAPEPAM melakukan evaluasi terhadap permintaan emiten untuk go public. e. Bila dalam evaluasi dianggap cukup dan memenuhi persyaratan, maka BAPEPAM akan memberikan izin kepada emiten untuk menawarkan sahamnya ke pasar perdana. f. Setelah mendapat izin, perusahaan segera memasuki pasar perdana yakni melakukan penawaran efek langsung kepada masyarakat. Untuk itu perusahaan segera menerbitkan prospektus ringkas yang isinya antara lain: 1 Tujuan perusahaan, tujuan emisi, sejarah perusahaan, pengurus perusahaan direksi dan dewan komisaris. 2 Tanggal masa penawaran, tanggal penjatahan, tanggal refund, tanggal penyerahan efek, dan tanggal pendaftaran di bursa. 3 Jumlah saham yang ditawarkan, jenis saham, harga nominal, dan harga penawaran. 4 Ikhtisar laporan keuangan dan rasio-rasio penting yang menunjukkan kinerja perusaahan, maupun prospek dan risiko usaha. 18 5 Nama-nama penjamin emisi dan agen penjual g. Penjatahan saham : Apabila jumlah permintaan efek oleh investor lebih besar dibanding dengan jumlah efek yang ditawarkan, perlu dilakukan penjatahan supaya adil. h. Pengembalian dana, bila terjadi kelebihan permintaan berarti juga terjadi kelebihan bayar oleh investor. Oleh karena itu setelah penjatahan kelebihan setor tersebut segera dikembalikan refund. i. Penyerahan efek kepada pemesan sesuai dengan jatah yang diterima oleh masing-masing investor. j. Pencatatan efek ke bursa, agar efek yang telah dibeli oleh investor bisa segera diperjualbelikan di bursa. Ada beberapa keuntungan dari going public diantaranya adalah sebagai berikut Jogiyanto, 2008: b. Kemudahan meningkatkan modal di masa mendatang Untuk perusahaan yang tertutup, calon investor biasanya enggan untuk menanamkan modalnya disebabkan kurangnya keterbukaan informasi keuangan antara pemilik dan investor. Sedang perusahaan yang sudah going public, informasi keuangan harus dilaporkan ke publik secara regular yang kelayakannya sudah diperiksa oleh akuntan publik. c. Meningkatkan likuiditas bagi pemegang saham. Untuk perusahaan yang masih tertutup yang belum mempunyai pasar untuk sahamnya, pemegang saham akan lebih sulit untuk menjual 19 sahamnya dibandingkan jika perusahaan sudah going public. d. Nilai pasar perusahaan diketahui. Untuk alasan-alasn tertentu, nilai pasar perusahaan perlu untuk diketahui. Misalnya jika perusahaan ingin memberikan insentif dalam bentuk opsi saham stock option kepada manajer-manajernya, maka nilai sebenarnya dari opsi tersebut perlu diketahui. Jika perusahaan masih tertutup, nilai dari opsi sulit ditentukan. Disamping keuntungan dari going public, beberapa kerugiannya adalah sebagai berikut : a. Biaya laporan yang meningkat b. Untuk perusahaan yang sudah going public, setiap kuartal dan tahunnya harus menyerahkan laporan – laporan kepada regulator. Laporan – laporan ini sangat mahal terutama untuk perusahaan yang ukurannya kecil. c. Pengungkapan disclosure. d. Beberapa pihak di dalam perusahaan umumnya keberatan dengan ide pengungkapan. Manajer enggan mengungkapkan semua informasi yang dimiliki karena dapat digunakan oleh pesaing. Sedang pemilik enggan mengungkapkan informasi tentang saham yang dimilikinya karena publik akan mengetahui besarnya kekayaan yang dipunyai. e. Ketakutan untuk diambil alih. f. Manajer perusahaan yang hanya mempunyai hak veto kecil akan khawatir jika perusahaan going public. Manajer perusahaan publik 20 dengan hak veto yang rendah umumnya diganti dengan manajer baru jika perusahaan diambil alih.

4. Underpricing