Flipping Activity ANOMALI INITIAL PUBLIC OFFERING DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi kasus pada perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia dan Daftar Efek Syariah periode 2010 – 2014)

22 underprice, semua orang mau membelinya dan penjamin tidak akan mempunyai cukup saham untuk diputar. Karena itu investor cenderung hanya mendapatkan sedikit saham dari emisi yang menggairahkan ini. Jika dihargai lebih tinggi dari seharusnya overpricing, dan penjamin akan sangat senang menjualnya pada investor. Fenomena ini dikenal dengan kutukan pemenang winner’s curse Brealey et, al, 2008 :417. c. Signalings Theory Kepercayaan pada tekanan harga ini menyiratkan bahwa emisi baru menekan harga saham untuk sementara di bawah nilai sebenarnya. Akan tetapi, pandangan ini sepertinya tidak sepenuhnya cocok dengan paham efisiensi pasar. Jika harga saham turun hanya karena naiknya penawaran, maka saham itu akan menawarkan pengembalian yang lebih tinggi daripada saham yang setara dan investor akan tertarik padanya seperti semut melihat gula Brealey et, al, 2008 :423

5. Flipping Activity

Bayley 2006 mendefinisikan aktivitas flipping sebagai volume saham yang sedang dijual dan dibeli oleh investor pada hari pertama IPO atau total saham yang diinvestasikan oleh investor sebelum daftar IPO, diukur dengan perdagangan aftermarket. Lee dan Walter 2006 mendefinisikan flipping sebagai menjual kembali saham IPO selama tiga 23 hari pertama perdagangan. Tujuannya adalah untuk melikuidasi alokasi IPO dan dari sana, penjamin emisi dan investor institusional berusaha untuk menciptakan hasil yang lebih baik dari IPO pada hari pertama perdagangan untuk menarik investor ritel Boehmer Fishe, 2000. Flipping adalah istilah yang digunakan ketika saham langsung dijual di aftermarket oleh investor yang menerima alokasi awal di harga penawaran dan tidak termasuk pembelian di aftermarket. Underwriter tidak mengungkapkan proporsi saham yang dialokasikan untuk lembagainstitusi dan individu Aggarwal,2003 Dalam keadaan normal, saham yang awalnya dialokasikan untuk investor sebelum listing dan mereka cenderung untuk melikuidasi saham itu pada hari pertama perdagangan. Investor yang membeli saham baru dan menjualnya bahkan pada peningkatan titik harga saham tertinggi IPO dikatakan sebagai flipper. Dengan kata lain, memiliki kinerja harga pasar yang buruk atau harga yang tinggi dari IPO akan melambung pada hari pertama perdagangan di akhiri dengan aktivitas flipping. Terlepas dari itu, adanya flipper tidak hanya menciptakan masalah di pasar, sebaliknya, itu juga memberikan kontribusi untuk kelancaran kenaikan likuiditas pasar sekunder untuk IPO. Misalnya, jika investor saat IPO hanya menjadi investor jangka panjang, maka tidak akan ada perdagangan aftermarket dan karenanya harga saham tidak akan berubah dari harga penawaran, hal ini menyebabkan tidak ada peran penjamin emisi dalam Leow Hon Wei,2015. 24 Arosio 2001 Karena pendapatan awal dapat berhubungan dengan kegiatan flipping yaitu investor menjual saham IPO dalam rangka untuk mengambil keuntungan dari underpricing awal, kami juga dapat berhipotesis bahwa beberapa investor memiliki informasi superior dari pasar, dan mampu untuk menunjukkan IPO terburuk. Karena itu mereka divestasi secepatnya saham mereka dalam rangka untuk memanfaatkan keuntungan apapun, dan likuiditas saham secara negatif dipengaruhi. Ellis 2006 menemukan bahwa hubungan antara return awal dan komposisi dari volume perdagangan berpengaruh secara signifikan positif terhadap kegiatan flipping. Penelitian lain yang melaporkan hubungan positif antara return awal dan aktivitas flipping di aftermarket yaitu Miller dan Reilly 1987 dan Schultz dan Zaman 1994. Selain initial return, reputasi underwriter dan revisi harga dari harga pengajuan untuk harga penawaran juga menjelaskan aktivitas flipping IPO di perdagangan aftermarket. Dampak buruk aktivitas flipping yang berlebihan yaitu pada awal penawaran harga saham IPO melambung tinggi dan biasanya setelah melewati 20 hari pertama perdagangan harga saham mulai menurun diikuti dengan kinerja saham jangka panjang yang terus menurun. Aktivitas flipping ini di anggap buruk bagi perusahaan karena penjamin emisi menjual saham ke investor jangka pendek, tidak ke investor jangka panjang. Maka penyimpangan aktivitas flipping ini rentan sekali 25 dilakukan oleh investor yang bekerja sama dengan penjamin emisi. Aktivitas flipping ini memiliki kekurangan dan kelebihan. Aktivitas flipping ini menjadi efisien jika dapat di kendalikan, salah satu tugas penjamin emisi untuk mengendalikan aktivitas flipping tersebut. Semuanya baik selama kegiatan flipping tidak tidak terlalu panas di pasar primer secara keseluruhan. Selanjutnya, kegiatan flipping dapat diselesaikan dengan menawarkan saham kepada berbagai investor hal ini di lakukan untuk mencegah kecenderungan beberapa investor institusi untuk monopoli saham IPO di satu sisi dan volatilitas dari IPO pada hari pertama perdagangan. Oleh karena itu, dapat diatasi dalam kekuatan penjamin emisi. Kegiatan flipping memiliki peran yang signifikan dalam memprediksi aktivitas perdagangan berikutnya.

6. Kinerja Jangka Panjang Menurun underperformance